Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN BINA HUBUNGAN SALING

PERCAYA (BHSP) KELUARGA BINAAN

Kunjungan : Rabu, 29 Oktober 2014


Pertemuan :I
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua

orang atau lebih tinggal bersama dalam satu atap yang saling berinteraksi dan

memiliki hubungan yang dibentuk melalui hubungan darah, perkawinan,

adopsi dan kesepakatan yang dibuat. Keluarga merupakan unit pelayanan

kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas.

Apabila setiap keluarga sehat, maka akan tercipta komunitas yang sehat, oleh

karena itu perawat perlu melakukan pengkajian yang tepat pada keluarga

(Sudiharto, 2007).
Pengkajian pada keluarga dapat dilakukan dengan baik apabila

terjalin hubungan yang baik antara perawat dan keluarga. Hubungan perawat

dan keluarga bersifat lebih dari hubungan mutual. Hubungan tersebut

merupakan proses dimana penolong diminta campur tangan dalam kehidupan

keluarga untuk membantu keluarga menetapkan tingkah laku yang lebih

efektif. Hubungan perawat dan keluarga adalah suatu proses yang dinamis

yang meliputi usaha kolaborasi perawat dan keluarga untuk mengatasi

masalah dan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan adaptasi.


Perawat menggunakan kemampuan komunikasi interpersonal untuk

mengembangkan hubungan dengan keluarga yang dapat meningkatkan

pemahaman mereka sebagai manusia seutuhnya. Hubungan yang membantu

ini adalah terapeutik, yang meningkatkan iklim psikologis yang membawa

perubahan dan pertumbuhan keluarga yang positif. Meskipun perawat akan

mendapat banyak kepuasan dari hubungan, keluarga harus menjadi penerima

utama dan penentu keuntungan (Potter & Perry, 2005).


Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui pentingnya membina

hubungan saling percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga. Apabila

hubungan ini terjalin dengan baik, maka dapat dipastikan perawat akan

mendapatkan data-data yang valid, sehingga perawat dapat menemukan

masalah yang ada serta melakukan intervensi yang tepat bagi keluarga. Hal

tersebut dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
BHSP antara mahasiswi dan klien serta keluarga terjalin
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswi memperkenalkan diri
b. Mahasiswi menjelaskan tujuan kunjungan pada klien dan keluarga

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik
Menjalin BHSP
2. Metode
a) Wawancara
b) Observasi
3. Waktu dan tempat
Waktu BHSP dilakukan di rumah kediaman Ny. M di RT 5 RW 2

Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai Pekanbaru pada hari Rabu, 29

Oktober 2014.
4. Strategi Pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Menjelaskan tujuan
3) Memvalidasi keadaan keluarga
b. Fase kerja
1) Memperkenalkan diri kepada keluarga
2) Membangun hubungan saling percaya dengan keluarga
c. Fase terminasi
1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2) Mengucapkan salam

5. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
1) Menyiapkan laporan pendahuluan
2) Menyiapkan alat bantu atau media
3) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b. Kriteria proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2) Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Kriteria hasil
1) Keluarga mau menerima mahasiswa dan BHSP terjalin

Anda mungkin juga menyukai