2. Obstruksi : sumbatan, rintangan (cairan yang tidak dapat mengalir atau bergerak dalam saluran) 3. Auskultasi : metode pemeriksaan untuk mendengarkan bunyi dari dalam tubuh dengan menempelkan stetoskop di area tertentu 4. Snoring : mendengkur adalah cara yang dihasilkan dari adanya turbulensi aliran udara yang menyebabkan getaran pada dinidng hidung dan tenggorokan pada saat tidur 5. Gurgling : adanya sumbatan saluran napas bawah akibat adanya cairan 6. Stridor : suara pernapasan bernada tinggi yang disebabkan oleh sumbatan di tenggorokan atau kotak suara (laring) 7. Inspeksi : proses pemeriksaan dengan metode pengamatan atau observasi menggunakan panca indra untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien 8. Apneu : suatu kondisi berhentinya proses pernapasan dalam waktu singkat tetapi dapat juga terjadi dalam jangka panjang 9. Dypsnea : istilah medis untuk sesak napas. Kondisi ini terjadi akibat tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi cepat, pendek, dan dangkal 10. Bradypnea : kondisi yang menandakan kecepatan bernapas menjadi berkurang dan melambat sehingga total napas per menit jauh di bawah angka rata-rata normal 11. Tachipnea : pernapasan cepat yang tidak normal. 12. Ortopnea : suatu gejala kesulitan bernapas yang terjadi ketika seseorang berbaring telentang 13. Kussmaul : pola pernapasan yang sangat dalam dengan frekuensi yang normal atau semakin kecil., dan sering ditemukan pada penderita asidosis 14. Cheyne stokes : pola pernapasan tak normal yang ditandai dengan osilasi dari ventilasi antara apnea dan hiperapnea, untuk mengompensasi perubahan tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida di dalam serum. 15. Barrelchest : Bentuk dada burung merupakan suatu bentuk kelainan dada yang menonjol dan membulat 16. Fanel chest : suatu gangguan kongenital pada tulang, di mana tulang dada akan mengalami cekung ke dalam 17. Pigeont chest : kelainan kongenital berupa tulang dada menonjol karena gangguan pembentukan tulang dada saat kehamilan 18. Skoliosis : kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang 19. Kifosis : kelainan di lengkungan tulang belakang yang membuat punggung bagian atas terlihat membulat atau bengkok tidak normal 20. Lordosis : gangguan tulang belakang pada punggung bawah yang memiliki kelengkungan berlebihan, tulang melengkung ke belakang secara berlebihan sehingga seolah-olah tulang tertarik ke depan. Kondisi ini merupakan kebalikan dari kifosis (bungkuk) 21. Palpasi : metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran, kekuatan, atau letak sesuatu (dari bagian tubuh di mana penguji ialah praktisi kesehatan). 22. Vocal fremitus : vibrasi yang dirasakan ketika pita suara menciptakan getaran 23. Perkusi : pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dengan cara memukul atau mengetuk bagian tubuh pasien dengan menggunakan jari atau tangan. 24. Resonan : bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru normal. 25. Hiperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara. 26. Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. 27. Auskultasi : adalah sebuah istilah kedokteran, di mana seorang dokter mendengarkan suara di dalam tubuh pasien 28. Vesikuler : Suara pernapasan normal 29. Wheezing : Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan sehingga ekspirasi dan inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar saat ekspirasi 30. Ronkhi : Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen saluran pernafasan karena penyempitan : ada sekret kental/lengket 31. Rales : Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan terdengar pada saat inspirasi 32. Krekels : dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi 33. Sirkulasi : peredaran 34. Akral : ujung ekstremitas 35. Sianosis : kondisi warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir karena kekurangan oksigen dalam darah 36. CRT : capillary refill time adalah tes yang dilakukan cepat pada daerah kuku untuk memonitor dehidrasi dan aliran darah ke jaringan (perfusi) 37. Femur dextra : patah tulang bagian paha sebelah kanan 38. Turgor : tingkat kelenturan kulit untuk menentukan apakah seseorang kurang cairan atau tidak 39. Composmentis : kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. 40. Delirium : keadaan yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara mendadak, di mana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berfikir secara jernih. 41. Somnolen : kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal 42. Sopor : kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat 43. Koma : tingkatan paling dalam ketika seseorang tidak sadarkan diri. Penderita yang mengalami koma tidak dapat merespons terhadap lingkungannya sama sekali 44. GCS : Glasgow Coma Scale adalah skala yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesadaran seseorang 45. Pupil : pusat daerah transparan (warna hitam) 46. Isokor : keadaan dimana kedua pupil sama besar dan bentuknya. 47. Unisokor : keadaan dimana kedua pupil tidak sama besar dan bentuknya. 48. Medriasis : keadaan di mana pupil yang dilatasi, misalnya pada kerusakan saraf otak III 49. Muskuloskeletal : suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian 50. Perfusi jaringan : adalah aliran cairan melalui sistem peredaran darah atau sistem limfatik ke organ atau jaringan 51. Cardiac ouput : jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel ke dalam sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit 52. Deformitas : kelainan bawaan pada sistem muskuloskeletal yang tidak terlihat pada usia dini namun dapat berkembang di kemudian hari 53. Contusio : suatu jenis cedera pada jaringan tubuh, yang menyebabkan aliran darah dari sistem kardiovaskular mengendap pada jaringan sekitarnya, disebut hematoma, dan tidak disertai robeknya lapisan kulit. 54. Penetrasi : suatu penembusan, penerobosan, atau perembesan 55. Laserasi : luka terbuka yang umumnya disebabkan oleh benda tumpul, daripada benda tajam, yang menyebabkan robeknya jaringan atau disintegritas jaringan 56. Edema : pembengkakan pada anggota tubuh yang terjadi karena penimbunan cairan di dalam jaringan 57. Mobilitas fisik : pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah 58. Konjungtiva : lapisan tipis yang berada di mata yang berguna melindungi sklera (area putih dari mata) 59. Anemis : pucat 60. Sklera : selaput keras atau selaput putih (berasal dari bahasa Yunani skleros artinya keras) adalah lapisan luar mata yang berwarna putih, berserat, tidak tembus cahaya, elastis dan mengandung kolagen 61. Ikterus : membran mukosa dan kulit menjadi kuning diakibatkan akumulasi bilirubin di dalam jaringan atau cairan interstitial 62. Otore : sekret atau cairan yang keluar dari liang telinga 63. Rinorhea : suatu keadaan adanya hubungan yang tidak normal antara ruang subarachnoid dengan rongga hidung 64. Epistaksis : mimisan adalah satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung 65. Candidiasis : infeksi akibat jamur Candida 66. Kaku kuduk : suatu kondisi kekakuan pada leher akibat perangsangan pada selaput otak, dan kondisi ini dapat ditemukan pada Meningitis 67. Thorax : bagian tubuh yang tersusun dari tulang dada, ruas tulang belakang, dan tulang rusuk 68. Hematome : kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah 69. Krepitasi : serapan dari bahasa Latin, yakni crepitus yang berarti gemeretak. Bunyi ini dapat muncul berupa derik akibat gesekan ujung-ujung tulang patah, juga dari pergerakan sendi 70. Hemothorax : kondisi yang terjadi ketika ada darah pada rongga pleura, yang terletak di antara dinding dada dan paru 71. Sonor : suara paru normal 72. Bronkhial : Suara napas bronkial bernada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama daripada inspirasi dan terputus 73. Bronkhovesikuler : suara nafas yang kualitasnya seperti suara nafas normal namun dengan nada yang sedikit lebih tinggi, sedikit lebih keras 74. Gallop : yakni ketika bunyi jantung menyerupai bunyi derap langkah kuda, kerap berkaitan dengan kondisi gagal jantung 75. Iktus kordis : denyut apeks jantung 76. Medioclavicularis : garis yang melintas melalui tengah os clavicula 77. sinistra : bagian kiri 78. Peristaltik : gerakan meremas-remas pada dinding kerongkongan 79. Defans muscular : nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya rangsanganperitoneum parietale 80. Hepar : hati 81. Timpani : perkusi dilakukan di atas organ yang berisi udara 82. Shifting dullness : suara pekak yang berpindah-pindah pada saat perkusi akibat adanya cairan bebas didalam rongga perut 83. Abdomen : perut 84. Vertebra : Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan 85. Kontraktur : kelainan atau “pemendekan permanen” dari otot atau sendi yang terjadi saat jaringan lunak di bawah kulit berkurang kelenturannya dan tidak dapat meregang 86. Mukosa : adalah lapisan kulit dalam, yang tertutup pada epitelium, dan terlibat dalam proses absorpsi dan proses sekresi