Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Beberapa pengertian dari kehamilan adalah sebagai berikut:
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan
nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni dan Wahyu, 2013). Kehamilan
merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini
dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu,
kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester
ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
b. Proses Kehamilan
1) Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan
sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya
bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
a) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
b) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya
satu terlihat mampu menembus oosit.
c) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru
(XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
2) Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5
hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas.
Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
3) Nidasi
Umumnya nidasi terjadi di dinding depat atau belakang uterus, dekat pada
fundus uteri. Jika nidasi ini terjdi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Bila nidasi telah terjadi, mulailah terjadi diferensiasi zigot menjadi morula
kemudian blastula (Sukarni dan Wahyu, 2013). Blastula akan membelah
menjadi glastula dan akhirnya menjadi embrio sampai menjadi janin yang
sempurna di trimester ketiga (Saiffullah, 2015).
c. Perubahan Fisiologi Kehamilan
Terhadap Sistem Tubuh Menurut Sukarni dan Margareth (2013), Fauziah dan
Sutejo (2012), dan Yuli (2017), menuliskan bahwa perubahan-perubahan
fisiologi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1) Sistem reproduksi
a) Uterus Tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat pertumbuhan
isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hyperplasia jaringan,
progesteron berperan untuk elastisitas/ kelenturan uterus.
b) Vulva/ vagina Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, menyababkan warna menjadi merah kebiruan (tanda
Chadwick).
c) Ovarium Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan esterogen. Selama kehamilan
ovarium tenang/ beristirahat.
d) Payudara Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem duktus dan
jaringan interstisial payudara. Mammae membesar dan tengang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama
daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanotor. Puting susu
membesar dan menonjol.
2) Peningkatan berat badan.
Normal berat badan meningkat sekitar sampai 16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ/ cairan intrauerin.
3) Perubahan pada organ-organ sistem tubuh lainnya:
a) Sistem respirasi; kebutuhan oksigen menigkat sampai 20%, selain itu
diafragma juga terdorok naik ke kranial terjadi hiperventilasi dangkal
akibat kompensasi dada menurun. Volume tidal meningkat, volume
residu paru dan kapasitas vital menurun.
b) Sistem gastrointestinal; estrogen dan HCG meningkat dengan efek
samping mual dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik
dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/ perasaan
ingin makan terus.
c) Sistem sirkulasi/ kardiovaskuler; tekanan darah selama pertengahan
pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diatolik menurun 5-10 mmHg.
Selama trimester ketiga tekanan darah ibu hamil harus kembali kenilai
tekanan pada trimester pertama.
d) Sistem integumen; Striae gravidarum, Linea nigra, dan Chloasma.
e) Sistem mukuluskeletal; kram otot, sendi-sendi melemah dan karies gigi.
f) Sistem perkemihan; sering berkemih.
g) Sistem hematologic
Menurut Gant (2010), perubahan yang terjadi pada sistem hematologi
terkadi pada volume darah, dimana volume darah pada atau mendekati akhir
kehamilan rata-rata adalah sekitar 45% di atas volume pada keadaan tidak
hamil. Derajat peningkatan volume sangat bervariasi. Peningkatan terjadi
pada trimester pertama, meningkat paling cepat selama trimester kedua,
kemudian peningkatan dengan kecepatan lebih lambat selama trimester
ketiga. Selain itu terjadi peningkatan peptida natriuretik atrium terjadi
sebagai respons terhdap diet tinggi natrium. Perubahan hematokrit dan
hemoglobin sedikit menurun selama kehamilan normal. Akibatnya
viskositas darah berkurang.
4) Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil
Menurut Yuli (2017), Kehamilan merupakan saat terjadinya krisis bila
keseimbangan hidup ternggangu.
a) Teori krisis. Tahap syok dan menyangkal, bingung dan preoccupation,
tindakan dan belajar dari pengalaman, intervensi memudahkan kembali
keadaan keseimbangan.
b) Awal penyesuaian terhadap kehamilan baik ibu maupun bapak
mengalami syok.
(1) Persepsi terhadap peristiwa bervariasi menurut individu.
(2) Dukungan situsional penting untuk memberikan bantuan dan
perhatian.
(3) Mekanisme koping; kekuatan dan keterampilan dipelajari untuk
mengatasi stress.
c) Lanjutan penyesuaian terhadap kehamilan
(1) Trimester pertama (bulan 1-3 atau 0 sampai 12 minggu).
Ditandai dengan adanya penyesuaian terhadap ide-ide menjadi orang
tua, tingkat hormon yang tinggi, mual dan muntah serta lebih.
(2) Trimester kedua (bulan 4-6 atau antara > 12 sampai 28 minggu)
Waktu yang menyenangkan, respons seksual meningkat, quickening
memberikan dorongan psikologis.
(3) Trimester ketiga (bulan 7-9 atau antara > 28 sampai 40 minggu)
Letih, tubuh menjadi besar dan terlihat aneh, kegembiraan yang
menyusut dengan kelahiran bayi.
d. Tanda dan gejala kehamilan
1) Pasti kehamilan
a) Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian
janin.
b) Denyut jantung janin
(1) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
(2) Dicatat dan didengar alat Doppler.
(3) Dicatat dengan feto elektrokardiogram.
(4) Dilihat pada ultrasonografi (USG).
a) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
2) Tidak pasti (persumptive)
a) Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT + 7) dan (bulan HT +3).
b) Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning
sickness.
c) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
e) Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu
makan timbul kembali.
f) Fatigue
g) Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
h) Kelenjar montgomery terlihat membesar.
i) Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
j) Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
k) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai
di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut
(linea nigra=grisea).
l) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
m) Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
3) Tanda kemungkin hamil
a) Perut membesar.
b) Uterus membesar.
c) Tanda Hegar. Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya
uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d) Tanda Chadwick Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina
menjadi kebirubiruan.
e) Tanda Piscaseck Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus
karena embrio biasanya terletak disebelah atas, dengan bimanual akan
terasa benjolan yang asimetris.
f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
g) Teraba ballotement.
h) Reaksi kehamilan positif.
B. Konsep Antenatal Care (Anc)
1. Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2. Tujuan ANC
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan
kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
3. Kebijakan program
a. Standart minimal asuhan antenatal (7T)
i. Timbang berat badan
ii. Ukur tekanan darah
iii. Ukur tinggi fundus uteri
iv. Imunisasi TT
v. Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai
usia kehamilan 20 minggu)
vi. Test terhadap PMS
vii. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
b. Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan ,
yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu sbb:
i. 1 kali pada trimester I
ii. 1 kali pada trimester II
iii. 2 kali pada trimester III
4. Penapisan Ibu Hamil
Ibu hamil dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KKR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko
Kemungkinan besar: persalinan normal,tetap waspada komplikasi persalinan
Ibu dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapat
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan /
kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau
janinnya yang dapat menyebabkan
- lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
- lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi
C. ANEMIA
Anemia merupakan suatu keadaan saat jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin (Hb) tidak mencukupi
untuk seluruh kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes RI, 2013).
Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan jumlah kadar
hemoglobin dalam darah <11g% pada trimester 1 yaitu 3 bulan awal kehamilan
atau kadar Hb <10,5 g% pada trimester 2 yaitu 4-6 bulan usia kehamilan
(Aritonang, 2015). Menurut Irianto (2014) selama kehamilan, ibu hamil
mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb
hanya bertambah 19%. Sehingga berakibat, frekuensi anemia pada ibu hamil
cukup tinggi.
1. Etiologi anemia pada ibu hamil
Menurut Irianto (2014) etiologi anemia pada kehamilan merupakan gangguan
pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, yang dapat menyebabkan terjadinya
pengenceran darah, kebutuhan zat besi meningkat, dan kurangnya zat besi dalam
makanan, serta pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
2. Fisiologi anemia pada ibu hamil
Anemia Fisiologi pada Ibu Hamil Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama
kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah merah normal pada kehamilan,
peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan
akibat peningkatana sel darah merah, walaupun ada peningkatan jumlah sel darah
merah dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang dengan peningkatan
volume plasma, ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan kadar
hemoglobin (Hb). Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi
dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-
30% dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi membantu meringankan
kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
maksimum pada usia kehamilan 24 minggu atau trimester II dan terus meningkat
hingga usia kehamilan di trimester ke III (Reeder, dkk, 2014).
3. Tanda dan gejala anemia
Pada umumnya tanda-tanda anemia akan tampak jelas apabila kadar hemoglobin
(Hb) <7gr/dl. Gejala anemia dapat berupa kepala pusing, perubahan jaringan epitel
kuku, palpitasi, berkunang-kunang, pucat, perubahan jaringan epitel kuku, lesu,
lemah, gangguan sistem neuromuskular, lelah, disphagia, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh, dan gangguan penyembuhan luka, serta pembesaran
kelenjar limpa (Irianto, 2014). Menurut Syaftrudin (2011) tanda dan gejala anemia
bermula dengan berkurangnya konsentrasi Hb selama masa kehamilan
mengakibatkan suplai oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga
menimbulkan tanda dan gejala anemia. Pada umumnya gejala yang dialami oleh ibu
hamil anemia antara lain, ibu mengeluh merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga
berkurang, pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk.
Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil
seperti, pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak
pucat. Bahkan pada penderita anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak
napas atau pun bisa menyebabkan lemah jantung.
4. Klasifikasi anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menunjukkan status anemia pada ibu
hamil didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 yang telah ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-9 gr/dl) dan anemia berat (<8
gr/dl) (Irianto, 2014).
5. Untuk menentukan apakah seseorang ibu hamil menderita anemia atau tidak,
umumnya digunakan nilai-nilai normal yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.736a/Menkes/XI/1989, yaitu nilai batas normal hemoglobin bagi
ibu hamil yaitu ≥11 g/dl. Jika kadar hemoglobin (Hb) turun di batas nilai normal,
maka akan menimbulkan anemia. Ibu hamil dikatakan anemia apabila kadar
hemoglobin (Hb) bernilai dibawah 11,0 g/dl (Kemenkes RI, 2013).
6. Pengaruh anemia pada kehamilan
Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani ibu hamil karena sel-sel
tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan proses persalinan. Risiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi saat lahir rendah, dan
angka kematian perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan antepartum dan
postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering
berakibat fatal sebab wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah
pada saat persalinan.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dimulai dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur,
gangguan proses persalinan (perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap
infeksi dan stres kurang produksi ASI rendah sehinggabayi kurang asi), dan
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto, 2014).
7. Cara pencegahan anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat ibu
sedang dalam masa kehamilan. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi. Zat besi juga dapat ditemukan
pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong, serta kacang- kacangan yang mudah di jumpai di pasar. Selain dijelaskan
diatas, dangat perlu diimbangi dengan pola makan sehat dengan mengonsumsi
vitamin serta suplemen penambah zat besi untuk hasil yang maksimal (Irianto,
2014). Menurut Arisman (2010), pencegahan anemia defisiensi zat besi dapat
dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu.
i. Pemberian tablet atau suntikan zat besi, pemberian ini dapat diberikan
kepada remaja yang tengah bersiap untuk menjadi ibu.
ii. Pendidikan kesehatan dan upaya pemberian informasi yang ada
kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan.
iii. Pengawasan penyakit infeksi yang sering diderita masyarakat.
iv. Fortifikasi makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat dengan zat
besi.
8. Penataksanaan ibu hamil dengan anemia
i. Pengobatan
Pengobatan dengan pemberian tablet tambah darah dan kontol setiap
bulan ke pelayanan kesehatan.
ii. Konseling
Konseling memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang
pengertian anemia, penyebab anemia, upaya pencegahan anemi, tanda
dan gejala anemia dan dampak anemia pada kehamilan.
iii. Informasi pola makan yg baik
APola Makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh dalam
mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif
pada kesehatan bayi yang akan lahir. Pola makan sehat pada seorang ibu
hamil adalah memakan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus
memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti
karbohidrat, vitamin, mineral, serat, lemak, protein, dan air (Manuaba,
2012). Menurut Irianto (2014) pola makan meliputi frekuensi makan, jenis
makanan, jumlah makanan, dan pemilihan makanan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
1. Pengkajian
Pengkajian pada kehamilan terdiri atas pengkajian riwayat kehamilan secara
menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium (Reeder,
Martin, Griffin, 2011).
a. Riwayat kehamilan secara menyeluruh pengkajian riwayat klien meliputi
(Reeder, Martin, Griffin, 2011):
ii. Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota
keluarga di rumah, Berat badan, tinggi badan).
iii. Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti
penyakit yang dapat diturunkan secara genetik).
iv. Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid
terakhir (HPHT).
v. Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan,
persalinan, neonatal, dan post partum/nifas.
vi. Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal
kehamilan).
vii. Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan
kafein (minum kopi dan teh).
viii. Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).
ix. Rencana persalinan
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda
sebagai perawat dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV)
meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik pada
ibu hamil yang dilakukan meliputi pemeriksaan (Reeder, Martin, Griffin,
2011):
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk
memberikan data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk
mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin, 2011).
Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan
golongan darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat
proteinuri atau glukosuria), pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan
hematocrit, pemeriksaan eritrosit, dan pemeriksaan trombosit.
d. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menurut SDKI (2017) antara lain:
i. Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan
dengan kurang terpapar informasi.
Menurut SDKI (2017), halaman 246, kode D.0111.
Keterangan :
1. Kategori : Perilaku
2. Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran
3. Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu.
4. Penyebab
a. Keterbatasan kognitif
b. Gangguan fungsi kognitif
c. Kekeliruan mengikuti anjuran
d. Kurang terpapar informasi
e. Kurang minat dalam belajar
f. Kurang mampu mengingat
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
5. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif :
a. Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
b. Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
6. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : -
Objektif :
a. Menjalani pemeriksan yang tidak tepat
b. Menunjukkan perilaku berlebihan
7. Kondisi Klinis Terkat
a. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
b. Penyakit akut
c. Penyakit kronis
ii. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup menurut SDKI
(2017), halaman 128, kode D.0056.
Keterangan :
Toleransi Aktifitas
1. Kategori : Fisiologis
2. Subkategori : Aktifitas/Istirahat
3. Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
4. Penyebab
a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Tirah baring
c. Imobilitas
d. Gaya hidup monoton
5. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : mengeluh lelah
Objektif : frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat.
6. Gejala dan tanda minor
Subjektif :
a. Dispnea saat/setelah aktivitas
b. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
c. Merasa lemah
Objektif :
a) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
b) Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
c) Gambaran EKG menunjukkan iskemia
d) Sianosis.
7. Kondisi Klinis Terkait
a. Anemia
b. Gagal jantung kongestif
c. Penyakit jantung coroner
d. Penyakit katup jantung
e. Aritmia
f. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
g. Gangguan metabolik
h. Gangguan musculoskeletal
iii. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam
kehamilan) Menurut SDKI (2017), halaman 130, kode D.0057.
1. Keterangan :
a. Kategori : Fisiologis
b. Subkategori : Aktifitas/Istirahat
c. Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental
yang tidak pulih dengan istirahat.
2. Penyebab
a. Gangguan tidur
b. Gaya hidup monoton
c. Kondisi fisiologis (mis.penyakit kronis, penyakit terminal,
anemia, malnutrisi, kehamilan)
d. Program perawatan/pengobatan jangka panjang
e. Peristiwa hidup negatif
f. Stress berlebihan
g. Depresi
3. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
a. Merasa energi tidak pulih walaupun sudah tidur
b. Merasa kurang tenaga
c. Mengeluh lelah
Objektif :
a) Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin
b) Tampak lesu
4. Gejala dan Tanda minor
Subjektif :
a. Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung
jawab.
b. Libido menurun
Objektif : Kebutuhan istirahat meningkat
5. Kondisi Klinis Terkait
a. Anemia
b. Kanker
c. Hipotiroidisme/Hipertiroidisme
d. AIDS
e. Depresi
f. Menopause
e. Rencana Keperawatan
Tabel 1. Pencanaan Keperawatan Menurut SDKI,SLKI,SIKI (2017)
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Defisit Setelah dilakukan tindakan O: Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pengetahuan keperawatan diharapkan tingkat menerima informasi
tentang anemia pengetahuan meningkat dengan T:
pada ibu hamil kriteria hasil: 1. Sediakan materi media pendidikan
berhubungan SLKI (2017), kesehatan
dengan kurang halaman 121, kode L.03030. 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
terpapar 1. Verbalisasai minat dalam belajar sesuai kesepakatan
informasi tentang anemia pada ibu hamil 3. Berikan kesempatan
meningkat bertannya
2. Kemampuan menjelaskan tentang E: Jelaskan faktor resiko yang
anemia pada ibu hamil meningkat mempengaruhi kesehatan
3. Perilaku membaik sesuai dengan K:
pendidikan kesehatan yang -
diberikan SIKI (2018), halaman
65, kode I.12383.
Keletihan Setelah dilakukan tindakan O: Identifikasi kesiapan dan
berhubungan keperawatan diharapkan tingkat kemampuan menerima informasi.
dengan kondisi keletihan menurun dengan kriteria T:Sediakan materi dan media
fisiologis hasil: pengaturan aktivitas dan istirahat.
(anemia dalam SLKI (2017), Jadwalkan pemberian pendidikan
kehamilan) halaman 141, kode L.05046. kesehatan.
1. Ferbalisasi kepulihan energi pada E: Anjurkan menyusun jadwal aktivitas
ibu hamil meningkat dan istirahat.
2. Tenaga ibu hamil meningkat Ajarkan cara mengidentifikasi
3. Lesu pada ibu hamil menurun kebutuhan istirahat.
Pola istirahat ibu hamil membaik K: Kolaborasikan dengan ahli gizi
pemenuhan menu seimbang.
SIKI (2017), halaman
50, kode I.12362.
f. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai