OLEH
Dinda Rizki Amelia, S.Kep
2214901022
A. Definisi Antenatal
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada
wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan
dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai orang tua (Wagiyo & Putrono,
2016). Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care(ANC) merupakan pengawasan wanita
hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan menurut
Depkes RI (2012) mengatakan pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa antenatal care adalah
perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah
ditetapkan.
Trodubilla, Posika
Ansietas
Embriogesis
Kurang
Oronogesis pengetahuan
Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT
Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK
Distensi
gastrointest Ketidakseimbangan Resiko
inal nutrisi kurang dari kekurangan
kebutuhan volume
cairan
Konstipasi
4) Menurut leopold
a) Leopold I
i. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
ii. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
iii. Rahim dibawa ke tengah
iv. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
b) Leopold II
i. Keadaan tangan pindah ke samping
ii. Tentukan dimama punggung janin.
iii. Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
c) Leopold III
i. Dipergunakan satu tangan saja.
ii. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
iii. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
d) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.Jika kita rapatkan ke dua
tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih
teraba diluar :
i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul
c. Auskultasi
1) DJJ terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2).
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh(D.0083)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036)
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Konstipasi Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen konstipasi (I.04155)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala
kelemahan otot selama … diharapkan masalah konstipasi
abdomen (D.0049) konstipasi dapat teratasi 2. Monitor bising usus
dengan kriteria hasil : 3. Dorong pasien meningkatakan
1. Keluhan defekasi lama dan asupan cairan
sulit menurun 4. Anjurkan pasien untuk diet
2. Tidak mengejan saat BAB tinggi serat
3. Mengidentifikasi indikator 5. Kolaborasi pemberian laksatif
untuk mencegah konstipasi
4. Bebas dari
ketidaknyamanan dan
konstipasi
Gangguan eliminasi Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi urin (I.04165)
urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau penggunaan obat dengan
dengan penurunan selama … diharapkan masalah sifat antikolinergik
kapasitas kandung gangguan eliminasi urine dapat 2. Monitor efek dari obat
kemih (D.0040) teratasi dengan kriteria hasil : 3. Pantau asupan dan keluaran
1. Desakan berkemih menurun 4. Anjurkan pasien untuk merekam
2. Tidak ada distensi kandung output urine
kemih
3. Tidak ada spasme bladder
4. Balance cairan seimbang
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukanoleh perawat
maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalamproses penyembuhan dan
perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam
rencana keperawatan.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan
sampai dengan tujuan tercapai
2. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP
7. Evaluasi
Diagnosa Kepeawatan Evaluasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan S = klien mengatakan mengetahui
ketidakmampuan mencerna makanan kebutuhan nutrisinya
O = tidak terdapattanda-tanda
malnutrisi
A = masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan teratasai
P = hentikan intervensi
Konstipasi berhubungan dengan S = klien mengatakan BAB lancar dan
kelemahan otot abdomen teratur
Klien mengatakan feses lunak
O = klien tampak lebih rileks
A = masalah konstipasi teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine berhubungan S = -
dengan penurunan kapasitas kandung O = tidak terdapat ISK, balance cairan
kemih seimbang
A = masalah gangguan eliminasi urin
dapat teratasi
P = hentikan intervensi
Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition. Missouri: Elsevier
Mosby.
Hadi, RA. 2014. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo Publisher.
Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : EGC.
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis : Definition and
Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Manuaba. 2015. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.
Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition. Missouri: Elsevier
Mosby.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
INTRA NATAL CARE
A. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. (Saifuddin, 2014)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Manuaba membagi
persalinan menjadi 3 yaitu : persalinan spontan bila perssalinan berlangsung
dengan tenaga sendiri, persalinan buatan bila persalinan dengan rangsangan
sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan dan persalinan anjuran. (Manuaba,
2014)
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kelahiran aterm ( bukan
premature atau post matur), mempunyai onset yyang spontan (tidak diinduksi),
selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak awitannya, mempunyai janin tunggal
dengan presentasi verteks dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa
bantuan artifisial (seperti forsep), tidak mencakup komplikasi dan mencakup
pelahiran plasenta yang normal. (Farrer, 2014)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin.
B. Etiologi
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks. Faktor-
faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
syaraf dan nutrisi mengakibatkan partus mulai. Perubahan dalam biokimia dan
biofisika seperti penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron mengungkapkan
mulai dan berlangsungnya partus. Keadaan uterus yang terus membesar dan
menjadi tegang mengakibatkan ischemic otot uterus. Hal ini mungkin merupakan
faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplacenter sehingga plasenta
mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka konsepsi akan segera
dikeluarkan. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser yang
terletak dibelakang serviks dapat membangkitkan kontraksi uterus. (Wiknjosastro,
2015).
Adapun teori yang menerangkan proses persalinan :
1. Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin
menurun dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot rahim mudah
dirangsang.
2. Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat untuk
merangsang persalinan.
3. Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan
kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat
menyebabkan kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung.
5. Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan dengan
anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus. Pemberian kortikosteroid yang menyebabkan maturitas janin
merupakan induksi persalinan. Glandula suprarenalis merupakan pemicu
terjadinya persalinan (Manuaba, 2013).
1) Kala I
a. Diagnosis
a. Diagnosis
b. Penanganan
Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi
ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
Menjaga kebersihan diri
Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
Mengatur posisi ibu
Menjaga kandung kemih tetap kosong
Memberikan cukup minum
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala
II :
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan
tahap kedua
Tidak turunnya janin dijalan lahir
Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
e. Kelahiran kepala Bayi
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala
bayi lahir
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
Periksa tali pusat:
Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali
pusat melalui kepala bayi
Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
3) Kala III
b. Penanganan
4) Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi
ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa –
sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari
dalam perut ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai
menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh
darah untuk menghentikan perdarahan.
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan,
teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai
didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak
di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat
sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia,
sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
• Kaji mengenai tonus otot, terdapat edema atau tidak, terdapat varises
atau tidak.
Menurun
Berikan teknik
Nyeri dengan nonfarmakologis untuk
kontraksi
mengurangi rasa nyeri
menurun
Fasilitas istirahat dan tidur
Frekuensi
kontraksi Edukasi
uterus
membaik Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakpersaan nyeri
Ajarkan teknik
nofarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Obesrvasi
Identifikasi gejala tidak
menyenangkan (mis : nyeri, gatal,
sesak)
Identifikasi pemahaman tentang
kondisi, situasi dan perasaan
Terapeutik
Berikan posisi yang nyaman
Berikan kompres dingin atau hangat
Berikan pemijatan
Dukung keluarga dan pengasuh
terlibat dalam terapi/pengobatan
Edukasi
Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan. Ajarkan teknik
relaksasi
Kolaborasi
kolaborasi pemberian analgetik
3 Keletihan b/d Setelah dilakukan Manajemen energi
kondisi tindakan keperawatan
..x.. jam maka tingkat (I.05178) Observasi
fisiologis keletihan
(kehamilan) menurun, dengan Monitor kelelahan fisik dan
kriteria hasil:
emosional
Tenaga meningkat
Kemampuan Monitor pola dan jam tidur
melakukan Terapeutik
aktivitas rutin Sediakan lingkungan yang
meningkat nyaman dan rendah stimulus
Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan
makanan
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
3. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan
sampai dengan tujuan tercapai
4. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP