Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase “Keperawatan Maternitas”

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Indah Permata Sari (J.0105.23.018)

Latifah Nur Hasanah (J.0105.23.039)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Antenatal care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan

kesehatan rutin bagi ibu hamil untuk deteksi dini komplikasi dan

pemberian informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan

(Backe, et al, 2015). Pelayanan ANC bertujuan untuk memenuhi hak

setiap ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan yang berkualitas sehingga

mampu menjalani kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat dan

melahirkan bayi yang sehat (Kemenkes RI, 2014).

Pelayanan ANC memiliki manfaat agar ibu mendapatkan

pelayanan terkait dengan upaya memastikan tidak adanya halhal yang

dapat menyulitkan selama kehamilan dan persalinan (Prawirahardjo,

2013). Kunjungan ANC yang dianjurkan adalah minimal 4 kali selama

masa kehamilan, yaitu satu kali selama trimester I, satu kali selama

trimester II dan dua kali selama trimester III (Kemenkes RI, 2014).

Pada tahun 2016 World Health Organization (WHO)

merekomendasikan standar pelayanan ANC yang diberikan kepada ibu

hamil, meliputi (1) intervensi nutrisi seperti pengaturan diet, pemberian

suplemen besi, asam folat, vitamin A, kalsium dan zinc, (2) Penilaian

kondisi ibu dan janin, yaitu menilai faktor risiko pada ibu dan pemeriksaan

kesejahteraan janin, (3) Tindakan pencegahan dengan pemberian vaksin,

(4) Intervensi untuk gejala psikologis umum dan penanganan mual

muntah, kram kaki, nyeri pinggang serta keluhan dalam kehamilan

lainnya, dan (5) Intervensi sistem kesehatan dalam meningkatkan kualitas

pelayanan ANC.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan Antenatal?

2. Apa saja Tanda dan gejala Antenatal ?

3. Apa saja perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan

4. Bagaimana patofisiologi dari Antenatal ?

5. Apa saja komplikasi dari GGK?

6. Bagaimana Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan pada Antenatal ?

C. TUJUAN

a. Tujuan umum

Untuk mengetahui laporan pendahuluan Antenatal

b. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui Definisi Antenatal

2. Untuk mengetahui tanda dan gejala Antenatal

3. Untuk mengetahui perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa

Kehamilan

4. Untuk mengetahui patofisiologi Antenatal

5. Untuk mengetahui Komplikasi Antenatal

6. Untuk mengetahui mengenai pemeriksaan diagnostik GGK

7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan pada

Antenatal
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Menurut Wignjosastro (2012) Antenatal care (ANC) merupakan

pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan

menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan dan nifas.

Antenatal Care merupakan suatu pelayan yang diberikan perawat

kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantau kesehatan secara

fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta

mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap

menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016)

Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Antenatal

care atau pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada

wanita hamil dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan

untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga

mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu

(ASI) dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wibowo, 2013).

B. Tanda dan Gejala Antenatal

Tanda dan Gejala Kehamilan

1. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan

a. Amenore (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan

Folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting

karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama


kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir untuk

menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.

b. Mual muntah

Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada

pagi hari. Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual

muntah.

c. Ngidam

Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada

bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya

kehamilan.

d. Sinkop atau pingsan

Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia

susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan

menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.

e. Payudara tegang

Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara

menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.

f. Anoreksia nervousa

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),

tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.

g. Sering kencing

Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan

pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

Pada trieulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus

yang membesar keluar rogga panggul.


h. Konstipasi/obstipasi

Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh

pengaruh hormon esterogen.

i. Epulis

Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.

j. Pigmentasi

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.

1) Pipi : Cloasma Gravidarum

Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior

menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.

2) Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin

menghitam, payudara hiperpigmentasi areola mamae.

3) Varises atau penampakan pembuluh vena

Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka

yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu

terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta

payudara.

2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)

a. Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

b. Tanda hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.

c. Tanda goodel

Pelunakan serviks.
d. Tanda chadwiks

Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa

vagina termasuk juga porsio dan serviks.

e. Tanda piskacek

Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum

berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah

tersebut berkembang lebih dulu.

f. Kontraksi baxton hicks

Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di

dalam otot uterus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,

biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.

g. Teraba ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak

dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

h. Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang

diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini

disekresi di peredaran darah Ibu (pada plasma darah) dan

diekskresi pada urine Ibu.

3. Tanda Pasti (Positive Sign)

a. Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.

Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20

minggu.

b. Denyut jantung janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal

(elektrocardiograf) misalnya doppler.


c. Bagian-bagian janin

Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin

(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan

lebih tua (trimester akhir).

d. Kerangka janin

Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun

USG. (Marjati dkk, 2010).

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan

1. Uterus

Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram,

pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.

2. Vagina

a. Elastisitas vagina bertambah

b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6.

c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput

lendirnya berwarna kebiru-biruan (tanda chadwick).

3. Ovarium

Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai

terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan

progesteron.

4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila

normal dan linea alba.

5. Dinding perut

Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan

menyebabkan perobekan selaput elastis di bawah kulit sehingga timbul

strie gravidarum.

6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari

aveoli putting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola

mamae melebar dan lebih tua warnanya.

7. Sistem respirasi

Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering

ditemukan pada kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh

usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.

Kapasitas pasru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga Ibu

akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%.

8. Sistem urinaria

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh

uterus yang membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

D. Patofisiologi

Proses Kehamilan

1. Fertilisasi

Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya

didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3

fase yaitu:

a. Tahap penembusan korona radiata

Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang

bisa menembus korona radiata karena sudah megalami proses

kapisitasi.

b. Penembusan zona pellusida

Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi

hanya satu yang terlihat ampu menembus oosit.

c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma


Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai

kromososm diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk

jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki).

2. Pembelahan

Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,

8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk

sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut

akan memperoleh membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula

masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke

dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur

ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah

rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel bagian

dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona

pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa masuk

endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk

blastokista tingkat lanjut.

3. Nidasi / Implantasi

Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium

blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya

terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada

saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase

sekretonik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimdan

pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung

banyak cairan (Marjati dkk, 2010).

4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio

a. Masa pre embrionic


Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi

proses pembelahan sampai dengan nidasi.

b. Masa embrionic

Berlangsung sejak 2-6 minggu.

c. Masa fetat

Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.

Minggu ke 12 panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi

tubuh berfungsi. Minggu ke 16 panjang janin 16 cm, berat 20 gram,

kulit transparan, rambut mulai tumbuh. Minggu ke 20 kepala tegak

separuh PB, wajah nyata, telinga, pada tempatnya kelopak mata, alis,

kuku sempurna. Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi gelap

dengan vernix meningkat. Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu

mata berkembang dengan baik, rambut menutupi kelapa, deposit

lembak subkutan, testis turun ke skrotum. Minggu ke 32 lanugo

berkurang, tubuh bulat, testis turun. Minggu ke 36 lanugo sebagian

besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx kareosa. Minggu ke 40

osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini

memudahkan fetus melalui jalan lahir (Marjati dkk, 2010).


E. Pathway

Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis

Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan pada Perubahan


fisiologis ibu hamil psikologis

Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT

Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK

Peristaltik Mual, Gangguan citra


menururn muntah, tubuh Gangguan
anoreksia eliminasi urin

Distensi
gastrointest
inal Defisit Nutrisi Resiko
Hipovolemia

Konstipasi

(Marjati dkk, 2010 & Nanda, 2008).


F. Komplikasi Kehamilan

1. Hipertensi

Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi

dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri,

memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.

Biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.

2. Pre eklamsia

Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,

proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini

umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat

terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.

3. Perdarahan

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah

kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya

daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan

terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau

fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan

tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan

terjadi.

4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)

a. Letak lintang

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira

tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang

adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada

sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi
dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas

panggul.

b. Letak sungsang

Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim

pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan

bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir,

karena kepala lahir terakhir.

5. Hidramnion

Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan

ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan

atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½

sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ

tubuh sekitarnya.

6. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37

minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.

G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

1. Penatalaksanaan medis

a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.

b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.

c. Vitamin untuk ibu hamil.

d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.

2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Nausea

1) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam


2) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi

hari.

3) Tingkatkan istirahat.

4) Hindari sikat gigi setelah makan.

b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II

1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih

2) Banyak minum di siang hari

3) Kurangi minum di malam hari.

c. Sakit punggung atas dan bawah

1) Isitirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen

eksternal.

d. Edema dependen

1) Hindari menggunakan pakaian ketat

2) Elevasi kaki setiap hari

e. Nyeri ulu hati

1) Distraksi / nafas dalam

2) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu

pencernaan.

f. Kesemutan jari-jari

1) Menjelaskan penyebab kesemutan

2) Berbaring rileks

H. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil

1. Pengkajian

a. Identitas

1) Nama suami dan istri

Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga

dapat terjalin komunikasi dengan baik.


2) Usia

Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur

20 sampai 30 tahun.

3) Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi

bila diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya

alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal

pasien/klien dan lingkungannya.

4) Pekerjaan

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh

pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien.

5) Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya

terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien.

6) Pendidikan

Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat

pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

7) Status perkawinan

Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui

kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah

kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa

kalinya.

8) Lama Perkawinan

Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar

sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak

mahal)
2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong

pasien/klien datang mencari pertolongan.

b. Riwayat keluhan utama

P : Provokasi / palatif (penyebab)

Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan

R : Region / dimana gejala dirasakan

S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien

T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan

c. Riwayat kesehatan sekarang

Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak,

umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT

didapatkan, teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang

didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan

masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau

kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala,

perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.

d. Riwayat kesehatan dahulu

1) Riwayat kesehatan klien

Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid

berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan,

terdapat sakit waktu haid atau tidak.

2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu

Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia,

sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.

3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi


Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti

KB. Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang

direncanakan atau tidak.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit

menular yang dapat mempengaruhi persalinan.

3. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional

a. Inspeksi

1) Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata

pucat atau merah adakah oedema pada muka,bagaimana

keadaan lidah, gigi.

2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada

pembesaran kelenjar gondok dan limpe.

3) Dada : bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan

gelanggang susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum.

4) Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas

operasi apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan

(pembesaran hepar), epigastrik (gastritis), hipokondria kiri

(pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus,

iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).

5) Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke

samping, keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah

gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah strie gravidarum

atau bekas luka.

6) Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,

condyloma akuminata, flour albus.


7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada

lipat paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui

kemungkinan dehidrasi.

b. Palpasi

1) Tujuan :

a) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan

usia kehamilan.

b) Menentukan letaknya anak dalam rahim

2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald

Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara

simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi

3 ½ cm.

3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara

internasional

a) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas

simpisis.

b) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.

c) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat

d) 24 minggu – setinggi pusat

e) 28 minggu – 3 jari diatas pusat

f) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px

g) 36 minggu – 3 jari dibawah px

h) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)

4) Menurut leopold

a) Leopold I

i. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan

paha
ii. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan

melihat ke arah muka penderita.

iii. Rahim dibawa ke tengah

iv. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa

dari anak yang terdapat dalam fundus

b) Leopold II

i. Keadaan tangan pindah ke samping

ii. Tentukan dimama punggung janin.

iii. Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong

ialah letak lintang.

c) Leopold III

i. Dipergunakan satu tangan saja.

ii. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari

lainya

iii. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat

digoyangkan.

d) Leopold IV

Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam

pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah.

Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari

bagian terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :

i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun

ke rongga panggul

ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam

rongga panggul

iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk

kedalam rongga panggul


c. Auskultasi

1) DJJ terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik

berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.

2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari

160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan

asphyxial (kekurangan O2).

I. Analisa Data

No Data senjang Etiologi Masalah

Keperawatan

1 Ds : cepat kenyang setelah makan, Perubahan pada Deficit nutrisi

kram/nyeri abdomen, nafsu makan ibu hamil

menurun. ↓

Perubahan
Do :
fisiologis
- Berat badan menurun minimal 10%

dibawah rentang ideal
OIT
- Bising usus hiperaktif

- Otot menelan lemah
Progesterone &
- Membrane mukosa pucat
HC6
- Sariawan

- Serum albumin turun
Peningkatan
- Rambut rontok berlebihan
asam lambung
- Diare

Mual, muntah,

anoreksia


Deficit nutrisi

2 Ds : Perubahan Konstipasi

- Defekasi kurang dari 2 kali dalam fisiologis

seminggu ↓

- Pengeluaran feses lama dan sulit OIT

- Mengejan saat defekasi ↓

Do : Esterogen

- Feses keras meningkat

- Peristaltik usus menurun ↓

- Distensi abdomen Penurunan

- Kelemahan umum kekuatan otot

- Teraba massa pada rektal ↓

Peristaltic

menurun

Distensi

gastrointestinal

konstipasi

3 Ds : Perubahan pada Gangguan

- Desakan berkemih (urgensi) ibu hamil eliminasi urin

- Urin menetes (dribbling) ↓

- Sering buang air kecil System urinaria

- Nocturia ↓

- Mengompol Uterus

- Enuresis membesar
Do : ↓

- Distensi kandung kemih Tekanan pada

- Berkemih tidak tuntas (hesitancy) vesicula urinaria

- Volume residu urin meningkat ↓

Meningkat

frekuensi BAK

Gangguan

eliminasi urin

4 Ds : Trodubilla, Ansietas

- Merasa bingung posika

- Merasa khawatir dengan akibat dari ↓

kondisi yang dihadapi Embriogesis

- Sulit berkonsentrasi ↓

- Mengeluh pusing Oronogesis

- Anoreksia ↓

- Palpitasi Perubahan pada

- Merasa tidak berdaya ibu hamil

Do : ↓

- Tampak gelisah Perubahan

- Tampak tegang psikologis

- Sulit tidur ↓

- Frekuensi napas meningkat Kurang

- Frekuensi nadi meningkat pengetahuan

- Tekanan darah meningkat ↓


- Diaphoresis Ansietas

- Tremor

- Muka tampak pucat

- Suara bergetar

- Kontak mata buruk

- Sering berkemih

- Berorientasi pada masa lalu

5 Ds : Perubahan pada Gangguan

- Mengungkapkan ibu hamil citra tubuh

kecacatan/kehilangan bagian tubuh ↓

- Tidak mau mengungkapkan System

kecacatan /kehilangan bagian tubuh integument

- Mengungkapkan perasaan negative ↓

tentang perubahan tubuh Esterogen

- Mengungkapkan kekhawatiran pada meningkat

penolakan/reaksi orang lain ↓

- Mengungkapkan perubahan gaya Hiperpigmentasi

hidup ↓

Do : Strie

- Kehilangan bagian tubuh gravidarum

- Fungsi/struktur tubuh ↓

berubah/hilang Gangguan

- Menyembunyikan/menunjukkan citra tubuh

bagian tubuh secara berlebihan

- Menghindari melihat dan/atau

menyentuh bagian tubuh


- Focus berlebihan pada perubahan

tubuh

- Respon nonverbal pada perubahan

dan persepsi tubuh

- Focus pada penampilan dan

kekuatan masa lalu

- Hubungan social berubah

6 Faktor risiko : Progesterone & Risiko

- Kehilangan cairan secara aktif Hc6 meningkat Hipovolemia

- Gangguan absorbs cairan ↓

- Usia lanjut Peningkatan

- Kelebihan berat badan asam lambung

- Status hipermetabolik ↓

- Kegagalan mekanisme regulasi Mual, Muntah,

- Evaporasi anoreksia

- Kekurangan intake cairan ↓

- Efek agen farmakologis Risiko

Hipovolemia

J. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit nutrisi b.d anoreksia.

2. Konstipasi b.d kelemahan otot abdomen


3. Gangguan eliminasi urine b.d tekanan pada vesika urinaria.

4. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan

5. Gangguan citra tubuh b.d proses kehamilan.

6. Resiko Hipovolemia b.d mual muntah

K. Perencanaan Keperawatan

No Dx Tujuan Intervensi

keperawatan

1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nutrisi

keperawatan maka status


Observasi
nutrisi membaik dengan
1. Identifikasi status
kriteria hasil :
nutrisi
1. Porsi makanan yang
2. Identifikasi alergi
dihabiskan
dan intoleransi
meningkat
makanan
2. Kekuatan otot
3. Identifikasi
mengunyah
makanan yang
meningkat
disukai
3. Kekuatan otot
4. Identifikasi
menelan meningkat
kebutuhan kalori
4. Serum albumin
dan jenis nutrient
meningkat
5. Identifikasi perlunya
5. Verbalisasi keinginan
penggunaan selang
untuk meningkatkan
nasogastric
nutrisi meningkat
6. Monitor asupan
6. Pengetahuan tentang
makanan
pemilihan makanan
Kesehatan meninkat 7. Monitor berat badan

7. Pengetahuan tentang 8. Monitor hasil

pemilihan minuman pemeriksaan

yang sehat meningkat laboratorium

8. Pengetahuan tentang

standar asupan nutrisi


Terapeutik
yang tepat meningkat
1. Lakukan oral
9. Penyiapanan dan
hygiene sebelum
penyimpanan
makan, jika perlu
makanan yang aman
Fasilitasi
meningkat
menentukan
10. Penyiapan dan
pedoman diet (mis.
penyimpanan
Piramida makanan)
minuman yang aman
2. Sajikan makanan
meningkat
secara menarik dan
11. Sikap terhadap
suhu yang sesuai
makanan/minuman
3. Berikan makanan
sesuai dengan tujuan
tinggi serat untuk
Kesehatan meningkat
mencegah
12. Perasaan cepat
konstipasi
kenyang menurun
4. Berikan makanan
13. Nyeri abdomen
tinggi kalori dan
menurun
tinggi protein
14. Sariawan menurun
5. Berikan suplemen
15. Rambut rontok
makanan, jika perlu
menurun
16. Diare menurun 6. Hentikan pemberian

17. Berat badan membaik makanan melalui

18. Indeks masa tubuh selang nasogatrik,

(IMT) membaik jika asupan oral

19. Frekuensi makan dapat ditoleransi

membaik

20. Nafsu makan


Edukasi
membaik
1. Anjurkan posisi
21. Bising usu membaik
duduk, jika perlu
22. Tebal lipatan kulit
2. Ajarkan diet yang
trisep membaik
dprogramkan

Kolaborasi

1. Kolaborasi

pemberian medikasi

sebelum makan

(mis. Pereda nyeri,

antiemetik), jika

perlu

7. Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan jumlah

kalori dan jenis

nutrien yang
dibutuhkan

2 Konstipasi Setelah dilakukan Tindakan Manajamen konstipasi

keperawatan maka eliminasi

fekal membaik dengan Observasi

kriteria hasil :

1. Control pengeluaran 1. Periksa tand adna

feses membaik gejal konstipasi

2. Keluhan defekasi 2. Periksa pergerakan

lama dan sulit usus, karakteristik

menurun feses

3. Mengejan saat 3. Identifikasi faktor

defekasi menurun risiko konstipasi

4. Distensi abdomen 4. Monitor tanda dna

menurun gejala rupture usu

5. Teraba massa pada dan /atau peritonitis

rektal menurun

6. Urgency menurun Terapeutik

7. Nyeri abdomen 1. Anjurkan diet tinggi

menurun serat

8. Kram abdomen 2. Lakukan masase

menurun abdomen, jika perlu

9. Konsistensi feses 3. Lakukan evakuasi

membaik feses secara manual,

10. Frekuensi BAB jika perlu

membaik 4. Berikan
11. Peristaltic usus enema/irigasi, jika

membaik perlu

Edukasi

1. Jelaskan etiologi

masalah dan alas an

Tindakan

2. Anjurkan

peningkatan asupan

cairan, jika tidak

ada kontraindikasi

3. Latih bunag air

besar secara beratur

4. Ajarkan cara

mengatasi

konstipasi/impaksi

Kolaborasi

1. Konsultasi dengan

tim medis tentang

penurunan atau

peningkatan

frekuensi suara usus

2. Kolaborasi

penggunaan
obatpencahar, jika

perlu

3 Gangguan Setelah dilakukan Tindakan Manajemen eliminasi urin

eliminasi urin keperawatan maka eliminasi

urin membaik dengan Observasi

kriteria hasil : 1. Identifikasi tanda

1. Sensasi berkemih dna gejala retensi

meningkat atau inkontinensia

2. Desakan berkemih urin

menurun 2. Identifikasi faktor

3. Distensi kandung yang menyebabkan

kemih menurun retensi atau

4. Berkemih tidak inkontinensia urin

tuntas menurun 3. Monitor eliminasi

5. Volume residu urine urin

menurun

6. Urin menetes Terapeutik

menurun

7. Nocturia menurun 1. Catat waktu-waktu

8. Mengompol menurun dan haluaran

9. Enuresis menurun berkemih

10. Dysuria menurun 2. Batasi asupan cairan

11. Anuria menurun jika perlu

12. Frekuensi BAK 3. Ambil sampel urin

membaik Tengah (midstream)


13. Karakteristik urin atau kultur

membaik

Edukasi

1. Ajarkan tanda dan

gejala infeksi

saluran kemih

2. Ajarkan mengukur

asupan cairan dan

haluaran urin

3. Ajarkan mengambil

specimen urin

midstream

4. Ajarkan mengenali

tanda berkemih dan

waktu yang tepat

untuk berkemih

5. Ajarkan terapi

modalitas penguatan

otot-otot

panggul/berkemih

6. Anjurkan minum

yang cukup, jika

tidak ada

kontraindikasi

7. Anjurkan
mengurangi minum

menjelang tidur

Kolaborasi

1. Kolaborasi

pemberian obat

supositoria uretra

jika perlu

4 Ansietas Setelah dilakukan Tindakan Terapi relaksasi

keperawatan maka tingkat

ansietas menurun dengan Observasi

kriteria hasil :

1. Identifikasi

1. Verbalisasi penurunan tingkat

kebingungan energi,

menurun ketidakmampuan

2. Verbalisasi khawatir berkonsentrasi atau

akibat kondisi yang gejala lain yang

dihadapi menurun mengganggu

3. Perilaku gelisah kemampuan kognitif

menurun 2. Identifikasi teknik

4. Perilaku tegang relaksasi yang

menurun pernah efektif


5. Keluhan pusing digunakan

menurun 3. Identifikasi

6. Anoreksia menurun kesediaan,

7. Palpitasi menurun kemampuan, dan

8. Diaphoresis menurun pengunaan teknik

9. Tremor menurun sebelumnya

10. Pucat menurun 4. Periksa ketegangan

11. Konsentrasi membaik otot, frekuensi nadi,

12. Pola tidur membaik tekanan darah, dan

13. Frekuensi pernafasan suhu sebelum dan

membaik sesudah Latihan

14. Frekuensi nadi 5. Monitor respons

membaik terhadap terapi

15. Tekanan darah relaksasi

membaik Terapeutik

16. Kontak mata

membaik 1. Ciptakan

17. Pola berkemih lingkungan tenang

membaik dantanpa gangguan

18. Orientasi membaik dengan pencahayaan

dan suhu ruang

nyaman, jika

memungkinkan

2. Berikan informasi

tertulis tentang

persiapan dan
prosedur teknik

relaksasi

3. Gunakan pakaian

longgar

4. Gunakan nada suara

lembut dengan

irama lembut dna

berirama

5. Gunakan relaksasi

sebagai strategi

penunjang dengan

analgetic atau

tindskan medis lain,

jika sesuai

Edukasi

1. Jelaskan tujuan,

mafaat, batasa, dan

jenis relaksasi yang

tersedia

2. Jelaskan secara rinci

intervensi relaksasi

yang dipilih

3. Anjurkan

mengambil posisi
nyaman

4. Anjurkan rileks dan

merasakan sensasi

relaksasi

5. Anjurkan sering

mengulangi atau

melatih teknik yang

dipilih

6. Demonstrasikan dan

latih teknik relaksasi

5 Gangguan Setelah dilakukan Tindakan Promosi citra tubuh

citra tubuh keperawatan maka Citra

tubuh meningkat dengan Observasi

kriteria hasil :

1. Verbalisasi perasaan 1. Identifikasi harapan

negative tentang citra tubuh

perubahn tubuh berdasarkan tahap

menurun perkembangan

2. Verbalisasi 2. Identifikasi budaya,

kekhawatiran pada agama, jenis

penolakan/reaksi kelamaindan umur

orang lain menurun terkait citra tubuh

3. Verbalisasi 3. Identifikasi

perubahan gaya perubahan citra

hidup menurun tubuh yang

4. Menyembunyikan mengakibatkan
bagian tubuh isolasi social

berlebihan menurun\ 4. Monitor frekuensi

5. Focus pada bagian pernyataaan kritik

tubuh menurun terhadap diri sendiri

6. Focus pada 5. Monitor apakah

penampilan masa lalu pasien bisa melihat

menurun\ bagian tubuh yang

7. Focus pada kekuatan berubah

masa lalu menurun

8. Melihat bagian tubuh Terapeutik

membaik

9. Menyentuh bagian 1. Diskusikan

tubuh membaik perubahn tubuh dan

10. Verbalisasi kecacatan fungsinya

bagian tubuh 2. Diskusikan

membaik perbedaan

11. Verbalisasi penampilan fisik

kehilangan bagian terhadap harga diri

tubuh membaik 3. Diskusikan

12. Repon ninverbal pada perubahan akibat

perubahan tubuh pubertas, kehamilan

membaik dan penuaan

13. Hubungan sosila 4. Diskusikan

membaik pengaruh stress

yang mempengaruhi

citra tubuh
5. Diskusikan cara

mengembangkan

harapan citra tubuh

secara realistis

6. Diskusikan persepsi

pasien dan keluarga

tentang perubahan

citra tubuh

Edukasi

1. Jelaskan kepada

keluarga tentang

perawatan

perubahan citra

tubuh

2. Anjurkan

mengungkapkan

gambaran diri

terhadap itra tubuh

3. Anjurkan

menggunakan alat

bantu

4. Anjurkan mengikuti

keompok

pendukung
5. Latih fungsi tubuh

yang dimiliki

6. Latih peningkatan

penampilan diri

7. Latih

mengungkapakan

kemampuan diri

kepada orang lain

maupun kelompok

6 Risiko Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Hipovolemia

Hopovolemia keperawatan maka status

cairan membaik dengan observasi

kriteria hasil :

1. Kekuatan nadi 1. periksa tanda dan

meningkat gejala hypovolemia

2. Output urin 2. monitor intake dan

meningkat output cairan

3. Membrane mukosa

lembab meningkat Terapeutik

4. Pengisian vena

meningkat 1. hitung kebutuhan

5. Ortopnea menurun cairan

6. Dispnea menurun 2. berikan posisi

7. PND menurun modified

8. Edema anasarca Trendelenburg

menurun 3. berikan asupan


9. Edema perifer cairan oral

menurun

10. Distensi vena Edukasi

jugularis menurun

11. Suara napas 1. anjurkan

tambahan menurun memperbanyakn

12. Kongesti paru asupan cairan oral

menurun 2. anjurkan

13. Perasaan lemah menghindari

menurun perubahan posisi

14. Rasa haus menurn mendadak

15. Konsentrasi urin

menurun kolaborasi

16. Frekuensi nadi

membaik 1. kolaborasi

17. Tekanan darah pemberian cairan IV

membaik isotonis

18. Tekanan nadi 2. kolaborasi

membaik pemberiam cairan

19. Turgor kulit IV hipotonis

membaik 3. kolaborasi

20. JVP membaik pemberian cairan

21. Hemoglobin koloid

membaik 4. kolaborasi

22. hematokrit membaik pemberian produk

23. cental venous darah


pressure membaik

24. refluks hepatojugular

membaik

25. berat badan membaik

26. hepatomegaly

membaik

27. ologuria membaik

28. intake cairan

membaik

29. status mental

membaik

30. suhu tubuh membaik


DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2008. Nursing Intervention Classification Fifth Edition.


Missouri: Elsevier Mosby.

Hadi, RA. 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo
Publisher.

Hamilton, Persis Mary. 2005. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.


Jakarta : EGC.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnosis :


Definition and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Manuaba. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.


Jakarta : EGC.

Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Moorhead, S. et al. 2008. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition.


Missouri: Elsevier Mosby.

Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk


Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai