Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE (ANC)

DISUSUN OLEH:

ANITA SISWANDINI P07120121043

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

TAHUN 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Depkes RI, 1996). Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan
sebagai suatu manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang di maksud dengan antenatal care ( ANC )

2. Apa tanda dan gejala yang terjadi pada masa kehamilan

3. Apa saja perubahan dan adaptasi fisiologis pada kehamilan

4. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan

5. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Antenatal Care

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui Apakah yang di maksud dengan antenatal care ( ANC )

2. Untuk mengetahui Apa tanda dan gejala yang terjadi pada masa kehamilan

3. Untuk mengetahui Apa saja perubahan dan adaptasi fisiologis pada kehamilan

4. Uuntuk mengetahui Apa komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan

5. Untuk mengetahui Bagaimana konsep asuhan keperawatan Antenatal Care

D. MANFAAT PENULISAN

Makalah ini disusun untuk membantu pembaca untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal
terkait dengan apa yang dimaksud dengan kehamilan dan bagaimana perawatannya,
susunannya hingga bagaimana cara pemeriksaannya sehingga dapat diimplementasikan
dengan baik di kehidupan sehari-hari
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep teori Antenatal Care ( ANC )

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya


janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-
14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan
trimester ketiga mulai 28-42 minggu. Kehamilan adalah suatu proses yang natural
bagi perempuan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan rentang
waktu 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari). (Kemenkes, 2011 dan Ronalen, dkk.
2020).

2. Definisi Ante Natal Care (ANC)

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan ANC adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan ANC
adalah pelayanan yang bersifat preventif untuk memantau kesehatan ibu dan
mencegah komplikasi bagi ibu dan janin (Bartini, 2012).

B.Etiologi

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :

a. Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak
cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
(Mochtar, 2011).

C. Tanda dan Gejala


Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Secara
tradisional, tanda dan gejala kehamilan dikelompokkan menjadi 3 tanda
kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), kemungkinan
(perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa), dan positif hamil (table 5.1) (Irene
M Bobak, 2005) (Ricci, 2017)
1. Tanda presumtif (perubahan yang dirasakan wanita)
a. Amenore (terhentinya menstruasi)
Amonere atau tidak datang bulan terjadi karena mengalami konsepsi dan
nidasi yang mengakibatkan folikel de graff dan ovulasi tidak terjadi
(Saifuddin, 2008). Hal ini tidak dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena
amenore dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor hipofise,
perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi dan yang paling sering adalah
gangguan emosional (Prawirohardjo, 2010)
b. Fatique (keletihan) Terjadi pergeseran pada kecepatan metabolisme tubuh ibu
dan adanya tuntutan baru terhadap pasokan energi pada ibu, menyebabkan
keletihan tidak biasa dan ibu membutuhkan tidur lebih banyak (Simkin, 2007).
c. Perubahan payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya
dan vena- vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih
besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama satu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal ini
berasal dari kelenjar- kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat di produksi karena hormon prolaktin ditekan
oleh prolactin inhibiting hormone (Prawirohardjo, 2010).
d. Morning sicknes (mual dan muntah di pagi hari)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan menyebabkan mual dan muntah. Mual dan muntah
merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang
berkepanjangan. Dalam kedokteran sering di kenal morning sickness karena
munculnya seringkali pagi hari. Keluhan dapat hilang pada beberapa jam
tetapi kadang- kadang keluhan ini menetap lebih lama dan dapat timbul pada
waktu yang berbeda. Gejala yang mengganggu ini. Dimulai biasanya dimulai
sekitar 6 minggu setelah hari pertama menstruasi.
Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan
juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita
perlu di beri makan- makanan yang ringan, mudah di cerna dan jangan lupa
menerangkan bahwa keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila
berlebihan dapat pula diberikan obat- obat anti muntah.
e. Quickening (persepsi gerakan janin) Pada usia kehamilan antara 16 dan 20
minggu (sejak hari pertama menstruasi berakhir), wanita hamil mulai
menyadari adanya gerakan berdenyut ringan di perutnya, dan intensitas
gerakan ini semakin meningkat secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh
gerakan janin, dan hari ketika gerakan tersebut disadari oleh wanita hamil
disebut quickening atau munculnya persepsi kehidupan. Namun, hanya
merupakan bukti penunjang kehamilan, dan apabila berdiri kurang kurang
bernilai diagnostik (Cuningham,2006).
f. Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan.
g. Ngidam: Keinginan untuk makan tertentu
h. Mastodinia
Adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar.
Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh
estrogen dan progesteron dan somatomammotropi
i. Hiperpigmentasi kulit
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit di sekitar pipi. Dinding perit mengalami striae lividae, striae
nigra, linea alba atau nigra. Hiperpigmentasi areola mammae, puting susu
makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah manifes
sekitar putting. Terjadi varises atau penumpukkan pembuluh darah karena
pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena.
j. Konstipasi
Pengaruh peregangan dapat mengahbat peristaltic usus dan dapat
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
k. Perubahan berat Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat
badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan
selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.

2. Tanda kemungkinan hamil (yang dapat diobservasi pemeriksa)


a. Tanda Hegar Adalah lembeknya segmen bawah uterus pada perabaan.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran
uterus terutama terbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa
gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir membulat garis tengah uterus rata-
rata 8 cm dicapai pada minggu ke-12. Hal ini disebabkan karena pembuluh
darah dalam serviks bertambah dan karena terjadinya odema dari serviks dan
hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks sehingga serviks menjadi lunak.
Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama kehamilan teraba
liat atau elastis dan kadang- kadang sangat lunak. Pada sekitar 6 sampai 8
minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, tanda hegar mulai tampak.
Tanda hegar dengan melakukan satu tangan pemeriksa diatas abdomen dan
dua jari tangan yang lain dimasukkan kedalam vagina, dapat diraba serviks
yang keras, dengan korpus uterus yang elastis di atas ismus yang lunak bila di
tekan, yang terletak diantara dua bagian tersebut (Cunningham, 2005 &
Rustam, 2005).
b. Tanda Piscasek
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan
implantasi plasenta.
c. Kontraksi Braxton his
Uterus berkontraksi bila dirangsang, tanda ini khas untuk uterus pada masa
kehamilan.
d. Tanda Goodell's (serviks melunak)
Pada minggu ke-6 sampai 8, konsistensi jaringan serviks yang mengelilingi os
eksternus lebih mirip dengan mulut bibir daripada tulang rawan hidung, yang
khas untuk serviks pada wanita tidak hamil. Namun, keadaan- keadaan lain
dapat menyebabkan serviks melunak, misalnya kontrasepsi yang mengandung
estrogen- progestin. Seiring dengan perkembangan kehamilan, kanalis
servikalis dapat menjadi sedemikian melebar sehingga jari tangan dapat
dimasukkan. Pada proses peradangan tertentu, serta karsinoma, serviks akan
tetap keras selama kehamilan dan, bilapun mungkin, hanya membuka saat
persalinan (Cuningham, 2006).
e. Tes kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2008), Terdapat sejumlah perangkat uji kehamilan
yang beredar di pasaran dengan harga terjangkau. Uji kehamilan ini dapat
dibaca dalam 3 sampai 5 menit, dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan
tingkat kecermatan yang tinggi pada tahap tertentu. Sistem yang digunakan
dalam berbagai perangkat berbeda-beda namun, masing-masing berpegang
pada prinsip yang sama (pengenalan HCG dan subunitnya) oleh suatu antibodi
molekul HCG atau epitop subunit ẞ. Hormon ini di ekskresikan ke dalam
sirkulasi wanita hamil dan diekskresikan melalui urin (Cuningham, 2006).

3. Positif hamil
a. Bunyi jantung janin
Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan diagnosis
kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diidentifikasi dengan auskultasi
menggunakan fetoskop khusus, ultrasonografi, dengan prinsip Doppler dan
sonografi. Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan auskultasi dengan
menggunakan stetoskop laenec rata-rata pada usia kehamilan 17 minggu, pada
usia kehamilan 19 minggu, denyut jantung janin dapat dideteksi pada hampir
semua wanita hamil yang tidak kegemukan.
Frekuensi denyut jantung janin pada tahap ini dan sesudahnya berkisar
antara 120 sampai 160 dpm dan terdengar sebagai bunyi ganda mirip detak
jam dibawah bantal. Tidak cukup apabila kita hanya mendengar jantung janin.
Denyut jantung janin harus berbeda dengan ibunya.
b. Sonografi
Pemakaian Sonografi Transvaginal telah menimbulkan revolusi dalam
pencitraan kehamilan tahap awal dan perkembangannya. Dengan sonografi
abdomen, kantung gestasi dapat dilihat hanya setelah usia 4 sampai 5 minggu
sejak menstruasi terakhir. Pada hari ke-35, semua kantung gestasi normal
seyogyanya sudah terlihat, dan setelah 6 minggu, denyut jantung seharusnya
sudah terdeteksi. Pada minggu ke-8, usia gestasi dapat dapat diperkirakan
secara cukup akurat. Sampai minggu ke-12, tiap millimeter panjang puncak.
puncak kepala-bokong merefleksikan pertambahan usia gestasi 4 hari.
c. Pemeriksa melihat dan merasakan gerakan janin
Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan
sekitar 20 minggu. Gerakan janin memperlihatkan intensitas yang bervariasi
dari getaran halus pada awal kehamilan sampai gerakan nyata pada periode
selanjutnya, dapat dilihat selain itu dapat diraba. Sensasi yang agak mirip
dapat ditimbulkan oleh kontraksi otot abdomen atau peristaltik usus
(Cuningham, 2006).

D. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Kehamilan

a. Perubahan Psikologi

 Trimester I
 Merupakan metode penyesuaian terhadap kenyataan.
 Sebagian besar wanita mengalami kebahagiaan.
 Merasa tidak sehat karena morning sickness.
 Pasangan merasa kagum
 Meningkatnya kebutuhan mencintai dan dicintai
 Penurunan Libido.
 Adanya kekhawatiran dan kecemasan.
 Trimester II
 Lebih menyenangkan karena sickness hilang
 Fase batiniah karena kehamilan meningkatkan identitas.
 Sebagai wanita merasa lebih erotis.
 Trimester III
 Ketidaknyamanan karena bayi membesar.
 Rasa ketakutan dan gelisah.
 Memerlukan dukungan.
 Seksualitas menurun karena perut membesar.
 Reaksi persalinan tergantung pada persiapan dan persepsi.
b. Perubahan Fisiologis

1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram,
pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
- Tidak hamil : sebesar telur ayam (+ 30 g)
- Kehamilan 8 minggu :sebesar telur bebek.
- Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa.
- Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis.
- Kehamilan 20 minggu:. Pinggir bawah pusat.
- Kehamilan 24 minggu: Pinggir atas pusat.
- Kehamilan 28 minggu: Sepertiga pusat -xyphoid.
- Kehamilan 32 minggu: Pertengahan pusat -xyphoid.
- Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari dibawah xyphoid.
2. Vaginal
a. Elastisitas vagina bertambah
b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3.5-6.
c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya berwarna kebiru-biruan (tanda chadwick).
3. Ovarium

Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai


terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.

4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal
dan linea alba.
5. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan perobekan selaput elastis di bawah kulit sehingga timbul strie
gravidarum.
6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari
aveoli putting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola mamae
melebar dan lebih tua warnanya.
7. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh usus yang
tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas pasru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga Ibu akan bernafas lebih dalam
sekitar 20-25%.
8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
E. Patofisiologi dan Pathway

Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu:


1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah megalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi
hanya satu yang terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel spermi
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromososm diploid (44 autosom dän 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin
baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki).
2. Pembelalan
Setelah itu zigot akan membelih menjadi tingkat 2 sel (30 am), 4 sel, 8
sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan memperoleh
membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang
ada di massa sel dalam.
Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhimya terbentuklah
sebuah rongga blastokel sehingga disebut blastokista (4-5 hari). bagian dalam
disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas Zona pellasida akhirnya
menghilang sehingga trofoblas bisa masuk endometrium dan siap
berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
3. Nidasi/Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi
pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi
selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretonik (2-3 hari setelah
ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimdan pembuluh nadi menjadi berkelok-
kelok jaringan ini mengandung banyak cairan (Marjati dkk, 2010).
4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi
proses pembelahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu
c. Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.
Minggu ke 12 panjang janin kira-kira 9 cm. berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi. Minggu ke 16 panjang janin 16 cm. berat 20 gram. kulit
transparan, rambut mulai tumbuh. Minggu ke 20 kepala tegak separuh PB,
wajah nyata, telinga, pada tempatnya kelopak mata, alis, kuku sempurna.
Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi gelap dengan vernix
meningkat. Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang
dengan baik, rambut menutupi kelapa, deposit lembak subkutan, testis turun
ke skrotum. Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun.
Minggu ke 36 lanugo sebagian besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx
kareosa. Minggu ke 40 osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna,
tetapi keadaan ini memudahkan fetus melalui jalan lahir (Marjati dkk, 2010).

 Pathway
Trimester I
Konsepsi
c
Fertilisasi

Implantasi

Embryogenesis

Maturase janin

Perubahan pada ibu hamil

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis

Kecemasan akan System


GIT
integumen kehamilan reproduksi
(Gastrointestinal)

Krisis situasi Esterogen dan


Progesteron Hcg
esterogen Progesteron

Kurangnya
Peningkatan asam Hipertropi otot
informasi
Terbentuk striae uterus
lambung pengetahuan
gravidarum

Ketidakmampuan
Pembesaran
Mual,muntah, mengakses
Gangguan citra uterus
anoreksia pelayanan
tubuh
kesehatan

Perubahan
Defisit Nutrisi Resiko
bentuk tubuh
ketidakseimbangan Ansietas
volume cairan

Gangguan rasa
aman nyaman
 Pathway
Trimester II

Perubahan pada ibu hamil Trimester II dan III

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis

Kurang informasi System


Desakan uterus peningkatan hormon
reproduksi
ke diafragma esterogen dan progesteron

Kebiasaan perilaku
System urinaria
Rongga dada Relaksasi pada ligament tidak tepat
sempit dan sendi-sendi

Tidak tau apa yang


harus dilakukan Pembesaran
Komplien paru Peningkatan mobilitas uterus
terbatas dari otot-otot perlvis

Defisit
Menekan vesika
ventilasi pengetahuan
Nyeri pada urinaria
pinggang

Nafas pendek Peningkatan


dan dangkal Sering terbangun karena Nyeri akut frekuensi BAK
nyeri pinggang

Gangguan
Pola nafas tidak Gangguan pola eliminasi urine
efektif tidur
 Pathway
Trimester III

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis

Peningkatan
System
berat badan
reproduksi

Aktifitas otot meningkat


Esterogen dan untuk menopang BB
progesteron meningkat

Hipertrofi otot Kurangnya informasi


uterus pengetahuan

Peningkatan
Uterus membesar
penggunaan energi

Perubahan bentuk
dan postur tubuh Energi menurun

Resiko jatuh keletihan

Intoleransi aktivitas

F. Komplikasi
1. Hipertensi

Hipertensi karena kehamilan yaitu: tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi
yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada
usia kehamilan memasuki 20 minggu.

2. Pre eklamsia

Pre-cklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,


proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya
terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya
misalnya pada mola hidatidosa.

3. Perdarahan

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah


kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada
perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat
yang jauh dan fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya
kematian maternal akan terjadi.

4. Kelainan letak lintang dan sungsing)

a. Letak lintang

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira


tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang adalah
suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala
pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada
umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.

b. Letak sungsang

Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim


pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan
bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir.
karena kepala lahir terakhir.

5. Hidramnion

Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan
ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau
sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter.
Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum


persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Hamilton, Persis
Mary., 2012).

 Masalah lain pada ibu Hamil

1. Trimester I :
a. Perubahan payudara, sensasi baru: nyeri, kesemutan.
b. Ingin berkemih dan peningkatan frekuensi berkemih.
c. Mual muntah, morning sikness,Ptyalism (saliva berlebih) terjadi
mulai 2-3 mg setelah menstruasi berhenti.
d. Psychososial dynamic, tersinggung, perasaan tidak menentu
2. Trimester II :
a. Pigmentasi, jerawat, kulit beminyak .
b. Spider nevi muncul pada trimester ke 2 atu 3 pada leher, dada, muka
dan tangan.
c. Kemerahan pada telapak tangan terjadi pada 50 % ibu hamil;
mungkin bersamaan dengan spider nevy.
d. Pruritus (non inflamantory).
e. Heartburn, Konstipasi.
f. Varices pada kaki, vulva dan anal, Leukore.
g. Rasa Baal dan kesemutan.
h. Nyeri sekitar ligament.
i. Nyeri persendian.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. PPT test/Urine Test


2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urinre digunakan untuk mengetahui kadar urine, protein dan
kadar glukosa
b. Pemeriksaan darah untuk mengetahui factor rhesus, golongan darah, Hb,
dan penyakit rubella
c. Pemeriksaan Rontgen
Digunakan untuk mengetahui kapasitas kehamilan, menentukan hamil
kembar, menentukan kelainan pada anak, menentukan bentuk dan ukuran
panggul. Pemeriksaan rontegen sebaiknya dilakukan pada kehamilan yang
sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke-4 rangka janin belum tampak
dan pada hamil muda pengaruh rontgen terhadap janin lebih besar.
d. Pemeriksaan USG
Digunakan untuk mendiagnosis dan konfirmasi awal kehamilan,
penentuan umur getasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui adanya
IUFD, mengevaluasi pergerakan janin dan detak jantung janin, dll (Hani,
Ummi, dkk, 2010)

H. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Medis
a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
c. Vitamin untuk ibu hamil.
d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.
2) Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea
1. Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam.
2. Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi
hari.
3. Tingkatkan istirahat.
4. Hindari sikat gigi setelah makan.
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM 1 dan TM II
1. Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih
2. Banyak minum di siang hari
3. Kurangi minum di malam hari.
c. Sakit punggung atas dan bawah
1. Isitirahat cukup menggunakan penyokongan abdomen eksternal.
d. Edema dependen
1. Hindari menggunakan pakaian ketat
2. Elevasi kaki setiap hari
e. Nyeri ulu hati
1. Distraksi nafas dalam
2. Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu
pencernaan.
f. Kesemutan jari-jari
1. Menjelaskan penyebab kesemutan
2. Berbaring rileks
I. Pemeriksaan Ante Natal

Pada awal pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu


sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan
pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes
untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari
setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir.
Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari
berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat
dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi.

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


                                       atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT
Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus. kunjungan antenatal
untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali
pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a) Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b) Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c) Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36
dua kali kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor
risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus
lebih sering dan intensif. berdasarkan standar pemeriksaan
kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai
berikut:

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat


haid Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan Dua kali sebulan
sampai umur kehamilan 8 bulan Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan
sampai dengan bersalin. Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:

1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya


kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
 Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
 Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
 Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan
teraba cembung dan resisten.
 Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
 Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin
masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke
sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian
tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke
dalam rongga panggul.

 Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:


 Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
 Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
 Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
 Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
 Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
 Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
 Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan
yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diri terutama pada primipara.

 Ukuran-ukuran luar yang terpenting:


1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan
dan kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan
dan kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis
dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-
20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).
J. Konsep Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC

 Pengkajian ibu Hamil


a) Identitas
1. Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik..

2. Usia

Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20


sampai 30 tahun.

3. Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan/informasi bila


diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkun.gannya.

4. Pekerjaan

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan


terhadap permasalahan kesehatan pasien.

5. Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap


kebiasaan kesehatan pasien/klien.

6. Pendidikan

Ditanyakan untuk mongetahui tingkat intelektualnya tingkat


pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

7. Status perkawinan

Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui


kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila
diperlukan ditanyakan tentang keberapa. kalinya.

8. Lama Perkawinan

Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).

9. Suku Bangsa.

b) Riwayat Keperawatan

1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi

Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit
waktu haid atau tidak.

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas yang lalu

Anak keberapa, kehamilan: umur kehamilan, penyulit,


Persalinan: jenis,penolong,penyulit, komplikasi nifas: laserasi,
infeksi,perdarahan, anak: jenis kelamin, BB, PJ.

c. Genogram

Riwayat kesehatan keluarga Penyakit keturunan dalam


keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang dapat
mempengaruhi persalinan.

d. Kehamilan sekarang

Diagnosa, Yang perlu dikaji sejak kapan ibu merasakan


pergerakan anak. umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi
TT didapatkan, teraphic yang didapatkan, penyuluhan yang
didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan masih
muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan
tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain-lain.

Pengobatan selama hamil, pergerakan janin, rencana perawatan


bayi, kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi: breast care,
perineal, nutrisi, senam nifas, KB, Menyusui.

2. Riwayat Lingkungan

Kebersihan, bahaya, dan lain-lain.

3. Aspek Psikososial

Persepsi ibu setelah bersalin, apakah keadaan ini menimbulkan


perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?bila ya bagaimana, ibu
tinggal dengan siapa, siapa orang terpenting bagi ibu, sikap anggota
keluarga tentang keadan saat ini, kesiapan mental menjadi ibu.

4. Kebutuhan dasar khusus

a. Pola nutrisi
Frekuensi makan dalam sehari, nafsu makan, jenis makanan
rumah, makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan.
b. Pola Eliminasi
BAK (frekuensi, warna, keluhan), BAB (frekuensi, warna,
konsistensi, bau, keluhan)
c. Pola personal hygiene
Mandi (Frekuensi, sabun), oral hygiene (frekuensi,waktu), cuci
rambut (frekuensi, shampoo)
d. Pola istirahat tidur
Lama tidur (jam/hari), kebiasaan sebelum tidur, keluhan.
e. Pola aktivitas dan Latihan
Kegiatan dalam pekerjaan, waktu bekerja, olahraga, frekuensi,
kegiatan waktu luang, keluhan dalam aktivitas.
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok, minuman keras, ketergantungan obat.

5. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum, kesadaran, TD, Respirasi, BB, Nadi, Suhu, TB.

Kepala :
bentuk,keluhan.
 Mata :
Kelopak mata, Gerakan mata, konjungtiva, sclera, akomodasi.
 Hidung :
Reaksi alergi, sinus.
 Mulut dan tenggorokan :
Gigi geligi, kesulitan menelan.
 Dada dan axila :
mammae membesar, areola mammae, papilla mammae, colostrums.
 Pernafasan :
jalan nafas, sura nafas, menggunakan otot bantu nafas.
 Sirkulasi jantung :
kecepatan denyut apical, irama, kelainan bunyi jantung, sakit dada.
 Abdomen :
membesar, linea dan striae, luka bekas operasi, leopold I, leopold II,
leopold III, Leopold IV, denyut jantung janin, kontraksi.
 Genitourinary :
keputihan, Pap smear.
 Ekstremitas (integument / muskuluskoletal) :
Turgor kulit, warna kulit, Kontraktur ekstremitas, kesulitan
pergerakan.
 Data Penunjang :
Laboratorium, USG, rontgen, terapi yang didapat.
 Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a. Inspeksi

1) Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau


merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
3) Dada : bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adakah kolostrum.
4) Abdomen GIT: bentuk abdomen,wama, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria(pembesaran hepar), epigastric
(gastritis),hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri
(ginjal), umbilicus, illiaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri
(scibala).
5) Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi
uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.

b. Palpasi

1) Tujuan:
a. Menentukan besamya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
b. Menentukan letaknya anak dalam rahim

2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald

Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara


simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3½ cm.

3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara


internasional
a. Kurang dari 12 minggu belum dapat diraba di atas simpisis.
b. 12 minggu-1-2 jari di atas sisfisis.
c. 16 minggu pertengahan antara sisfisis dan pusat
d. 24 minggu setinggi pusat
e. 28 minggu-3 jari diatas pusat
f. 32 minggu pertengahan antara pusat dan px
g. 36 minggu 3 jari dibawah px
h. 40 minggu pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)

4) Menurut leopold

a. Leopold I
i. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
ii. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
iii. Rahim dibawa ke tengah
iv. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus.
b. Leopold II
i. Keadaan tangan pindah ke samping
ii. Tentukan dimama punggung janin.
iii. Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
c. Leopold III
i. Dipergunakan satu tangan saja.
ii. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
iii. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
d. Leopold IV

Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam


pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah. Jika kita
rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba diluar :

i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga


panggul
ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul
iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk kedalam
rongga panggul

c. Auskultasi

1. DJJ terdengar dimana, frekwensi, irama, dengan cara 5 detik


berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2. Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan 02).

A. Diagnosa Keperawatan yang Muncul


1. Trimester I
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan progesterone dengan mual
muntah dan anoreksia.
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan integument dengan estrogen
meningkat
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perubahan fisiologi
payudara.
d. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan mual
muntah dan anoreksia.
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan psikologis krisis situasi.
2. Trimester II
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pendesakan diafragma
karena pembesaran uterus.
b. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan Peningkatan hormon estrogen
dan progesteron dengan nyeri punggung.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
d. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan system urinaria
peningkatan frekuensi BAK.
e. Nyeri akut berhubungan dengan Peningkatan hormon estrogen dan
progesteron dengan nyeri punggung.
3. Trimester III
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan berat badan.
b. Resiko jatuh berhubungan dengan estrogen dan progesteron perubahan
bentuk dan postur tubuh
B. Intervensi Keperawatan
TRIMESTER II DAN III
N Hari/ DX TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
O TGL KEPERAW KRITERIA
JAM ATAN HASIL
1. Pola Setelah  Manajemen Manajemen jalan napas
dilakukan jalan nafas
napas tindakan 1. Monitor pola 1. untuk mengetahui monitor
tidak keperawatan nafas pola nafas
selama …x 24 (frekuensi, (frekuensi,kedalaaman,usaha
efektif jam kedalaman, napas )
berhubun diharapakan usaha napas). 2. Untuk mengetahui monitor
Pola napas 2. Monitor bunyi bunyi napas tambahan
gan tidak efektif napas (mis.gurgling,mengi,wheezhing
dengan membaik tambahan (mis. ,ronkhi kering )
dengan kriteria Gurgling, 3. Untuk mengikuti posisikan
pendesak hasil : mengi, semifowler atau fowler
an a. Ventilasi wheezhing,
semenit ronkhi kering).
diafragma meningk 3. Posisikan semi
at. fowler atau
karena
b. Diamete fowler.
pembesar r thoraks
anterior-
an uterus.
posterio
r
meningk
at.
c. Tekanan
ekspirasi
meningk
at.
d. Tekanan
inspirasi
meningk
at.
e. Dispnea
menuru
n
f. Penggun
aan otot
bantu
napas
menuru
n
g. Pernapa
san
cuping
hidung
menuru
n
h. Frekuen
si napas
membai
k
2. Ganggua Setelah  Dukungan 1. untuk memberikan waktu
dilakukan Tidur istrahat yang cukup
n Pola tindakan  Identifikasi 2. Untuk mengidentifikasi pola
tidur keperawatan pola aktivitas aktivitas dan tidur
selama …x 24 dan tidur 3. Untuk mengidentifikasi faktor
berhubun jam  Identifikasi pengganggu tidur
gan diharapakan faktor 4. Untuk memodifikasi
Gangguan pengganggu lingkungan
dengan Pola tidur tidur (fisik dan ( mis,pencahayaan,kebisingan
Peningkat dapat atau ,suhu,matras,dan tempat
membaik psikologis) tidur.
an dengan kriteria  Modifikasi 5. Untuk mengetahui prosedur
hormon hasil : lingkungan agar dapat meningkatlkan
a. Keluhan (mis. kenyamanan
estrogen sulit tidur Pencahayaan, 6. Untuk menganjurkan faktor-
menurun kebisingan, faktor yang berkontribusi
dan
b. Keluhan suhu, matras, terhadapa gangguan pola
progester sering dan tempat tidur
terjaga tidur). Batasi 7. Untuk mengajarkan relaksasi
on
menurun waktu tidur autogenic atau cara
dengan c. Keluhan siang jika nonfarmakologi lainnya
tidak puas perlu.
nyeri  Lakukan
tidur
punggung menurun prosedur
d. Keluhan untuk
. pola tidur meningkatkan
berubah kenyamanan
menurun (mis pijat,
e. Keluhan pengaturan
istirahat posisi, terapi
tidak akupresur).
cukup  Anjurkan
menurun factor-faktor
yang
berkontribusi
terhadap
gangguan pola
tidur (mis.
Psikologis,
gaya hidup,
sering
berubah shift
bekerja).
 Ajarkan
relaksasi otot
autogenic
atau cara
nonfarmakolo
gi lainnya.
3. Defisit Setelah  Edukasi 1. untuk mengidentifikasi kesiapan
dilakukan kesehatan dan kemampuan menerima
pengetah tindakan 1. Identifikasi informasi
uan keperawatan kesiapan dan 2. Untuk memberikan kesempatan
selama …x 24 kemampuan bertanya
berhubun jam menerima 3. untuk menjelaskan factoir resiko
gan diharapakan informasi. yang dapat mempengaruhi
Defisit 2. Berikan kesehatan
dengan pengetahuan kesempatan 4. Untuk mengajarkan perilaku
kurangny dapat untuk hidup bersih dan sehat
membaik bertanya. 5. Untuk mengajarkan strategi yang
a dengan kriteria 3. Jelaskan dapat digunakan untuk
informasi hasil : factor risiko meningkatkan perilaku hidup
a. Kemampua yang dapat bersih dan sehat
. n mempengaru
menjelaska hi kesehatan
n 4. Ajarkan
pengetahua perilaku
n tentang hidup bersih
suatu topik dan sehat.
meningkat. 5. Ajarkan
b. Pertanyaan strategi yang
tentang dapat
masalah digunakan
yang untuk
dihadapi meningkatka
menurun. n perilaku
c. Persepsi hidup bersih
yang keliru dan sehat.
terhadap
masalah
menurun.
4. Ganggua Setelah  Dukungan 1. untuk mengidentifikasi
dilakukan perawatan kebiasaan BAK sesuai usia
n tindakan diri: BAK. 2. Untuk mendukung penggunaan
eliminasi keperawatan 1. Identifikasi toilet/commode/urinal/secara
selama …x 24 kebiasaan konsisten
urine jam BAK sesuai
berhubun diharapakan usia.
Gangguan 2. Dukung
gan eliminasi penggunaa
dengan urine dapat n
membaik toilet/com
system dengan kriteria mode/urina
urinaria hasil : l/ secara
a. Sensasi konsisten.
peningkat berkemih
an meningkat.
frekuensi b. Desakan
berkemih
BAK. (urgensi)
menurun.
c. Distensi
kandung
kemih
menurun.
d. Volume
residu urine
menurun
e. Frekuensi
BAK
membaik
5. Nyeri Setelah  Manajemen 1. untuk mengidentifikasi
dilakukan nyeri karakteristik,durasi,frekuens
akut tindakan 1. Identifikas i,kualitas,intensitas nyeri.
berhubun keperawatan i lokasi, 2. Untuk mengidentifikasi skala
selama …x 24 karakteris nyeri
gan jam tik, durasi, 3. Untuk mengidentifikasi
dengan diharapakan frekuensi, respon nyeri nonferbal
Nyeri akut kualitas, 4. Untuk mengidentifikasi
Peningkat dapat intensitas faktor yang memperberat
an membaik nyeri. dan memperingannyeri
dengan kriteria 2. Identifikas
hormon hasil : i skala 5. untuk mengidentifikasi
estrogen a. Keluha nyeri pengaruh nyeri pada kualitas
n nyeri 3. Identifikas hidup monitor efek samping
dan menur i respons penggunaan analgetik
un nyeri non 6. Untuk memberikan teknik
progester
b. Mering ferbal nonfarmakologis untuk
on is 4. Identifikas mengurangi rasa nyeri
menur i factor 7. Untuk mengontrol
dengan
un yang lingkungan yang
nyeri c. Gelisa memperb memperberat rasa nyeri
h erat dan 8. Untuk memfasilitasi istrahatt
punggung memperin dan tidur
menur
. un gan nyeri 9. Untuk menjelaskan
d. Kesulit 5. Identifikas penyebab,periode,dan
an i pengaruh pemicu nyeri
tidur nyeri pada 10. Untuk menjelaskan strategi
menur kualitas meredakan nyeri
un hidup 11. Untuk menganjurkan
e. Perine monitor memonitor nyeri secara
um efek mandiri
terasa samping 12. Untuk menganjurkan
tertek pengguna menggunakan analgenitik
an an secara tepat
menur analgetic 13. Untuk mengajarkan Teknik
un 6. Berikan nonfamakologis untuk
f. Munta Teknik mengurangi rasa nyeri
h nonfarma
menur kologis
un untuk
g. Mual menguran
menur gi rasa
un nyeri
h. Frekue 7. Kontrol
nsi lingkunga
nadi n yang
memb memperb
aik erat rasa
i. Tekana nyeri (mis.
n Suhu
darah ruangan,
memb pencahay
aik aan,
j. Pola kebisingan
tidur )
memb 8. Fasilitas
aik istirahat
dan tidur
9. Jelaskan
penyebab,
periode,
dan
pemicu
nyeri
10. Jelaskan
strategi
meredaka
n nyeri
11. Anjurkan
memonito
r nyeri
secara
mandiri
12. Anjurkan
mengguna
kan
analgeniti
k secara
tepat
13. Ajarkan
Teknik
nonfamak
ologis
untuk
menguran
gi rasa
nyeri
C. Implementasi Keperawatan
Menurut Setiadi (2012) implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi
merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat memberikan intervensi
keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien (Perry, 2009).
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan
perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil
meningkatkan kondisi klien (Perry, 2009). Adapun macam – macam evaluasi menurut
Setiadi (2012):
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawaatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa
keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data
dengan teori), dan perencanaan.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses
keperawatan seelsai dilakukan. Evalusi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat
digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir
layanan, menanyakan respon klien dan keluarga terkait layanan keperawatan,
mengadakan pertemuan pada akhir layanan. Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi
yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan.Tujuan tercapai jika klien
menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2015). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.


Farrer, H. 2013. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Kusmiyati, et al. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Rohmah, Nikmatur dkk. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-ruzz
Media.
Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition.Missouri:
Elsevier Mosby.
Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : VivoPublisher.
Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : EGC.
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis : Definition
and Classification, 2015-2017.
Oxford : Wiley Blackwell. Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta : EGC.
Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.
Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition.Missouri: Elsevier
Mosby.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai