RSBT PANGKALPINANG
DISUSUN OLEH
WIDARIANTI
NIM : 11222109
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
ANC (Antenatal Care)
Definisi Antenatal
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan
oleh perawat kepada wanita selam hamil, misalnya dengan
pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses
persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru
sebgai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro
(2012) antenatal care (ANC) merupakan pengawasan wanita hamil
secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI (2012)
mengatakan pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa
antenatal care adalah perawatan kehamilan yang merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang
sudah ditetapkan.
Trodubilla, Posika
Ansietas
Embriogesis
Kurang
Oronogesis pengetahu
an
Sistem urinaria
Sistem
OIT
integumen
Uterus
Progestero Esterogen membesar
Esteroge
n& Hc6
n
Peristaltik
Mual, Gangguan
menururn munt citra
Gangguan
ah,
anore eliminasi
ksia i
Distensi
gastrointe Ketidakseimba Resiko
stinal ngannutrisi kekuran
kurang dari gan
volume
Konstipasi
(Marjati dkk, 2010 & SDKI, 2017)
Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu
sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius
pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki
20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit
ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi
dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.
Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas
pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka
umumnya kematian maternal akan terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin
kira-kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh
ibu.Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada
umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam
rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di
atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang
lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter.
Keadaan ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara
perlahan-lahanatau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah
air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan
menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada
kehamilan premature (Hamilton, Persis Mary., 2012)
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidak cukupan asupan
serat(D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan
kapasitaskandung kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
fungsitubuh(D.0083)
5. Resiko ketidak seimbangan cairan(D.0036)
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Konstipasi
berhubungan Setelah dilakukan
denga tindakanselama …
nkelemahan diharapkan masalah 1. Monitor tanda
otot konstipasi dapat teratasi dangejala konstipasi
abdomen (D.0049) dengankriteria hasil : 2. Monitor bising usus
1. Keluhan defekasi lama 3. Dorong
dansulit menurun pasien
2. Tidak mengejan saat BAB meningkatakan
3. Mengidentifikasi asupan cairan
indikatoruntuk mencegah 4. Anjurkan
konstipasi pasienuntuk diet
4. Bebas dari tinggi serat
ketidaknyamanandan 5. Kolaborasi
konstipasi pemberianlaksatif
Gangguan
eliminasi urine Setelah dilakukan
berhubungan tindakanselama … 1. Pantau penggunaan
dengan penurunan diharapkan masalahgangguan obat dengan sifat
eliminasi urine dapatteratasi antikolinergik
kapasitas kandung
dengan kriteria hasil : 2. Monitor efek dari
kemih (D.0040)
1. Desakan berkemih menurun obat
2. Tidak ada distensi 3. Pantau asupan dan
kandungkemih keluaran
3. Tidak ada spasme bladder 4. Anjurkan
4. Balance cairan seimbang pasien untuk
merekam output
urine
Ansietas
berhubungandengan Setelah dilakukan 1. Gunakan
kuran tindakanselama … pendekatanyang
g diharapkan masalah menenangkan
terpapar kecemasan dapat teratasi 2. Temani pasien
informa dengankriteria hasil : untukmemberikan
si(D.0080) 1. Mampu meminta keamanan
bantuanorang lain danmengurangi rasa
2. Dukungan emosi takut
3. Dengarkan
denganpenuh
perhatian
4. Bantu
pasienmengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
5. Instruksikan pasien
menggunakan
teknikrelaksasi
6. Kolaborasi
pemberian obat
untuk
menguran
gi
kecemasa
n
Gangguan citra
tubuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan
dengan perubahan selama … diharapkan masalah 1. Kaji secara verbal
fungs gangguan citra tubuh dapat dan non verbal
itubuh (D.0083) teratasi dengan kriteria hasil : respon klien
1. Perasaan positif terhadaptubuhnya
tentangperubahan tubuh 2. Monitor frekuensi
2. Mampu mengkritik dirinya
mengidentifikasikekuatan 3. Jelaskan
personal tentangpengibatan,
3. Mendiskripsikan secara
faktual perubahan perawatan,
fungsitubuh kemajuan dan
4. Mempertahankan prognosi
interaks spenyakit
isocial kepada
keluaga
Resiko
ketidakseimbang Setelah
ancairan dilakukan
(D.0036) tindakan 1. Monitor status
kepeawatan selama … hidrasi
diharapkan masalah 2. Monitor vital sign
resikokekurangan 3. Monitor
volume cairan dapatteratasi masukan
dengan kriteria hasil : makanan/cairan
1. Mempertahankan 4. Dorong masukan oral
urineoutput 5. Pertahankan
2. Tekanan darah, nadi, suhu intakedan output
dalam batas normal 6. Kolaborasi
3. Tidak ada pemberiancairan IV
tanda-tandadehidrasi
4. Elastisitas kulit baik,
mukosalembab.
Risiko defisit
nutrisi(D.0032) Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ….
Diharapkan 1. Kaji adanya alergi
masala makanan
h ketidaksimbangan nutrisi 2. Kaji kemampuan
kurang dari kebutuhan dapat pasien
teratasi dengan kriteria hasil : untu
1. Adanya peningkatan nafsu k mendapatkan
makan nutrisi yang
2. Frekuensi makan teratur dibutuhkan
3. Mampu makan/minum 3. Monitor
sesuai dengan tujuan jumlah nutrisi dan
kesehatan kandungankalori
4. Asupan nutrisi yang tepat 4. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
5. Anjurkan
pasien
meningkatkan
protein dan vitamin
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
7. Evaluasi
Diagnosa Kepeawatan Evaluasi
Defisit nutrisi berhubungan S = klien mengatakan mengetahui
denganketidak mampuan kebutuhan nutrisinya
mencerna makanan O = tidak terdapat
tanda-tandamalnutrisi
A = masalah ketidak
seimbangannutrisi kurang dari
kebutuhan teratasai P = hentikan
intervensi
Konstipasi berhubungan dengan S = klien mengatakan BAB lancar
kelemahanotot abdomen danteratur
Klien mengatakan feses
lunak O = klien tampak lebih
rileks A = masalah
konstipasi teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine S=-
berhubungan dengan penurunan O = tidak terdapat ISK, balance
kapasitas kandungkemih cairanseimbang
A = masalah gangguan eliminasi
urindapat teratasi
P = hentikan intervensi
Manuaba. 2010.
Jakarta : EGC.
PPNI (2016).
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016).
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016).
Edisi 1, Jakarta: DP