Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN LOKAKARYA MINI II

MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANGAN INTERNE


RSUD DR RASIDIN PADANG

OLEH KELOMPOK 1 :

1. A.n Juliwirina , S.Kep 6. Neki Retdia Pitri, S.Kep


2. Afikri Rahma Putra, S.Kep 7. Neri Mardayani, S.Kep
3. Dava Millenia Fresha, 8. Pipit Hutria,S.Kep
S.Kep 9. Putra Syaftria, S.Kep
4. Febriola Yuki Nugraha, 10. Sisi Daniati , S.Kep
S.Kep 11. Wilga, S.Kep
5. Isma Dwi Yunita, S.Kep

Dosen Pemimbing : Ns. Sandra Hardini, M.Kep


Pemimbing Klinik : 1. Ns. Dabora Marpaung, S.Kep
2. Ns. Devizar Putri, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA
TAHUN 2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Loka karya mini II yang berjudul laporan “Manajemen Keperawatan


Tentang Laporan Mengidentifikasi Pemberian Obat dan Penatalaksanaan
Pembuangan Sampah Infeksius Rumah sakit RSUD DR.Rasidin Padang Di
Ruangan Interne ” ini telah di berikan dan di setujui oleh pembimbing akademik
program studi Profesi Ners STIKes Syedza Saintika Padang dan pembimbing
klinik penyakit Interne RSUD DR. Rasidin Padang.

Pembimbing Akademik

(Ns. Sandra Hardini, M.Kep

Pembimbing Klinik

(Ns. Dabora Marpaung ,S.Kep) ( Ns. Devizar Putri,S. Kep)


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan Penulisan Loka
Karya Mini II (LOKMIN II) tentang “Laporan Loka Karya Mini Di Ruangan Interne
RSUD dr.Rasidin Padang”.
Maka pada kesempatan ini kelompok ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Ns. Sandra Hardini, M.Kep sebagai Pembimbing akademik yang telah
mengarahkan dan memberikan masukkan sehingga kelompok dapat menyelesaikan
makalah ini.
2. Ibu Ns. Dabora Marpaung, S.Kep selaku pembimbing klinik yang telah memberikan dan
mengarahkan masukkan sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Ibu Ns.Devizar Putri, S. Kep selaku pembimbing klinik yang telah memberikan dan
mengarahkan masukkan sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Seluruh perawat diruangan Interne RSUD dr Rasidin Padang
Kelompok menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu kelompok
sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kelompok berharap semoga makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kelompok dan bagi peneliti
selanjutnya

Padang, Juli 2022

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.....................................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................................
Manfaat ...............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen keperawatan.....................................................................................................
Mengidentifikasi obat..........................................................................................................
Penatalaksaan pembuangan sampah infeksius.....................................................................
BAB III KAJIAN SITUASI DI RUANGAN INTERNE DR RASIDIN PADANG
Profil Dan Kajian Situasi RSUD dr. Rasidin Padang

Kajian Situasi Di Ruangan Interne......................................................................................


Sifat Kekaryaan Ruangan Interne........................................................................................
Model layanan ruang interne dr rasidin padang..................................................................
Letak ruangan interne dr rasidin padang ............................................................................
Struktur organisasi...............................................................................................................
SDM.....................................................................................................................................
Analisa terhadap klien.........................................................................................................
Kapasitas ruangan................................................................................................................
Kajian indikator mutu pelayanan.........................................................................................
Winshield survey.................................................................................................................
Daftar masalah.....................................................................................................................
Validasi data........................................................................................................................
Rumusan masalah................................................................................................................
Prioritas masalah..................................................................................................................
POA.....................................................................................................................................
Fish bone..............................................................................................................................

1
BAB IV IMPLEMENTASI
Demonstrasi dan penempelan poster tentang mengidentifikasi pemberian obat ................
Demonstrasi dan peyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius di troli tindakan
BAB V PEMBAHASAN
Demonstrasi dalam mengidentifikasi pemberian obat ........................................................
Demonstrasi dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius ................................
BAB VI PENTUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................................
Saran....................................................................................................................................

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling ) terhadap staf, sarana,
dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant, 2011). Manajemen juga
diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam
banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia (Grant, 2011).
Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pengkaryaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi, sarana dan prasarana yang tersedia
untuk dapat memberikan 7 asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin
bagi individu, keluarga dan masyarakat. Selain manajemen keperawatan ada
manajemen obat yang merupakan komponen yang penting dalam pengobatan paliatif,
simptomatik preventif dan kuratif terhadap penyakit dan berbgai kondisi dimana
dalam manajemen obat ada pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
Pemberian obat harus memperhatikan prinsip 6 benar yaitu benar pasien saat
pemberian obat kepada pasiennya, tepat obat obat yang diberikan, tepat dosis dalam
memberikan obat kepada pasien, tepat waktu dalam pemberian obat sesuai jam yang
telah ditentukan, tepat cara dalam melakukan nya dan tepat dokumentasi . Dalam
pemberian obat kepada pasien kita harus memperhatikan kemasan obat ada yang botol
dan ampul jadi kemasan nya tidak boleh di buang di tempat sampah biasa. Harus di
buang di safty box atau kotak khusus. Untuk bekas spuit bisa di buang di tempat
4
sampah kuning dan jarum di safty box. Sampah yang sudah terpapar cairan tubuh
pasien di buang di tempat sampah kuning.
Jadi sampah padat infeksius adalah sampah obat- obatan, infus yang sudah
dipakai, jarum suntik yang sudah di pakai dan bahan- bahan yang sudah
terkontaminasi dengan manusia. Sampah non infeksius adalah sampah sisa- sisa
makanan atau sampah dari sisa rumah tangga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat diruangan interne pada tanggal
tanggal 15- 17 Juli 2022 didapatkan hasil wawancara bahwa di ruangan interne ada
SOP pemberian obat yang telah di tetapkan, namun pada pelaksanaannya ditemukan
adanya yang belum optimal yang dilaksanakan perawat misalkan tidak menyebutkan
obat apa yang diberikan kepada pasien dan untuk apa obat tersebut. Untuk pemilihan
sampah infeksius ruangan interne menyediakan tempat sampah bewarna kuning
namun ditemukan di lapangan ruangan interne tidak menyediakan sampah infeksius di
troli tindakan perawat. Karena penting sekali menyediakan tempat sampah infeksius
di troli agar meminimalisir terjadinya penyakit sehingga perawat tidak bolak balik ke
ruangan tindakan untuk membuang sampah infeksius.
Berdasarkan hasil observasi di ruangan rawat inap interne pada tanggal 15
sampai 17 Juli 2022 sudah terlaksananya pemberian obat sesuai SOP namun belum
optimal dilakukan dikarenakan ada 2 perawat yang tidak melakukan doble cek
pemberian obat dan 3 tidak menyebutkan obat apa yang diberikan kepada pasien.
Untuk penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius ditemukan ruangan
menyediakan tempat sampah kuning namun ada pelaksaan yang belum optimal yang
dilakukan oleh perawat karena ditemukan pembuangan handscoon di tempat sampah
bewarna hitam.
Sehubungan dengan permasalahan diatas Praktek Manajemen Keperawatan
Mahasiswa Profesi Ners STIKES Syedza Saintika Padang bermaksud ingin bersama-
sama dengan perawat ruangan lebih optimal dalam mengidentifikasi pasien dalam
pemberian obat dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius. Hal ini akan
sangat membantu dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang sesuai
kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan.
Dari masalah yang timbul tersebut, maka dilakukan observasi untuk
memecahkan masalah. Kelompok merasakan perlu membaca ulang apa SOP dalam
pemberian obat serta melakukan roplay dalam penatalaksaan pembuangan sampah

5
infeksius dengan mengundang kepala ruangan,perawat di ruangan rawat inap interne
RSUD Dr Rasidin Padang, pemimbing klinik dan pemimbing akademik.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pemberian obat dan penatalaksanaan sampah
infeksius. berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara di ruang rawat inap Interne di RSUD Dr Rasidin Padang
2. Tujuan Khusus
Kelompok mahasiswa bersama perawat di ruangan dapat menunjukkan
kemampuan untuk :
a. Merencanakan alternatif penyelesaian masalah dalam mengidentifikasi
pemberian obat dan penatalaksanaan sampah infeksius diruangan Interne
b. Merumuskan prioritas masalah

C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi rumah sakit Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
mengenai beberapa masalah manajemen pelayanan dan manajemen asuhan ruang
rawat inap interne RSUD Dr Rasidin Padang
2. Bagi pasien Dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan
meningkatkan keselamatan pada pasien di ruang rawat interne RSUD Dr Rasidin
Padang
3. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan terkait manajemen layanan di ruang
rawat dan sebagai pemenuhan tugas praktek keperawatan manajemen keperawatan
STIkes Syedza Saintika Padang

6
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya
orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Manajemen keperawatan
merupakan pengalokasian aktivitas Keperawatan yang dilakukan oleh para perawat yang
merupakan dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian
yang integral dari pelayanan kesehatan (Nursalam, 2011).
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
upaya orang lain (Liang Lie, 2018). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus
yang harus dilaksanaakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber yang ada, baik sumber yang
ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Suyanto, 2013)

B. Prinsip Manajemen Keperawatan


1. Perubahan Model Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
Dalam hal ini digambarkan tahapan proses manajemen keperawatan yang
meliputi pengkajian, pengumpulan data, analisis SWOT dan identifikasi masalah.
Model sistem asuhan keperawatan yang dapat dikembangkan yaitu :
a. Tim
b. Primer
c. Kasus
d. Modifikasi tim primer
2. Proses Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian - Pengumpulan Data
Pada tahap ini seorang manajer dituntut mengumpulkan informasi
tentang keadaan pasien, mengenai rumah sakit, tenaga keperawatan,
administrasi dan bagian keuangan yang mempengaruhi fungsi organisasi
keperawatan secara keseluruhan.

7
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses
manajemen dalam mencapai sutu tujuan melalui usaha orang lain. Apabila
memimpin anggota staf, maka manajer harus bertindak secara terencana dan
efektif serta mampu menjalankan pekerjaan bersama dengan para perawat dari
beberapa level hirarki serta didasarkan pada informasi penuh dan akurat
tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan cara dan alasan apa,
tujuan dan sumberdaya apa yang tersedia untuk melaksanakan rencana itu.
Selanjutnya, manajer yang efektif harus mampu mempertahankan suatu level
yang tinggi bagi efisiensi pada salah satu bagian dengan cara menggunakan
ukuran pengawasan untuk mengidentifikasi masalah dengan segera, dan
setelah mereka terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu
diubah atau prestasi karyawan yang perlu dikoreksi.
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Didalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin sebuah
pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi
pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan
maksimal. Didalam proses manajemen keperawatan, bagian akhir adalah
perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua anggota kelompok pasien.
Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat pelayanan
di ruangan atau bagian sebagaimana pendekatan sistem yang disampaikan oleh
Gillies (1989 dalam Nursalam 2008.

8
struktur 2.1
Sistem Manajemen Keperawatan

Data Perawatan Pasien

Personalia Pengembangan Staf

Pengumpulan Perencanaan Pengaturan Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan

Peralatan Pengumpulan Perencanaan Pengaturan Peneiti


Informasi -Tujuan -Tabel organisasi
Persediaan -Sistem -Evaluasi tugas
mengenai unit
-Standar -Deskripsi kerja
kerja, pasien, -Kebijaksanaan -Pembentukan
karyawan, dan -Prosedur kerjasama tim
sumber daya. anggaran

Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan


- Klasifikas pasien - Penggunaan kekuatan - Jaminan keselamatan
- Penentuan kebutuhan staf - Pemecahan masalah - Audit pasien
- Rekrutmen - Pengambilan keputusan - Penilaian prestasi
- Pemilihan orientasi - Memengaruhi perubahan - Disiplin
- Penjadwalan - Menangani konflik - Hubungan pekarya dan
- Penugasan - Komunikasi dan analisis tenaga kerja
- Minimalisasi ketidakhadiran transaksional - Sistem informasi
- Penurunan pergantian komputer
- Pengembangan staf

b. Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan yang strategis dalam
mencapai asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan
yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan
efektivitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk
mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan secara bersama.
c. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan manajemen keperawatan memerlukan kerja sama
dengan orang lain, maka tahap implementasi di dalam proses manajemen adalah
bagaimana manager dapat memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang
telah di rencanakan dan di tetapkan.

9
d. Evaluasi
Tahap evaluasi bertujuan untuk menilai seberapa jauh staff mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah diterapkan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan.

3. Metode Tim Keperawatan


Model tim keperawatan yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh
sekelompok perawat pada sekelompok pasien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang
berijazah dan yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan dibidangnya. Pembagian
tugas didalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok. Selain itu ketua kelompok
yang bertugas melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau
asuhan keperawatan terhadap klien.
a. Kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
b. Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim
yang biasanya membutuhkan waktu yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-
waktu sibuk.

Struktur 2.3
Model Metode Asuhan Keperawatan Tim

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

Perawat pelaksana Perawat Pelaksana

Klien Klien

10
Konsep Metode Tim
a) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d) Peran kepala ruangan penting dalam metode tim
Tanggung Jawab Anggota Tim
a) Memberikan asuhan keperawatan pasien dibawah tanggung jawabnya
b) Kerja sama dalam anggota tim dan antar tim
c) Memberikan laporan
Tanggung Jawab Ketua Tim
a) Membuat perencanaan
b) Membuat penugasan supervise dan evaluasi
c) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
d) Mengembangkan kemampuan angggota
e) Menyelenggarakan konferensi
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
a) Manajemen personalia atau ketenagaan
b) Manajemen operasional meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelayanan keperawatan
c) Manajemen kualitas pelayanan
d) Manajement financial meliputi budget coss control dalam pelayanan keperawatan

Fungsi Kepala Ruangan


Kepala ruangan fungsinya adalah sebagai perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan atau pengendalian terhadap pelayanan keperawatan di
ruang yang menjadi tanggung jawabnya.
Uraian Tugas Kepala Ruangan
a) Perencanaan
1. Menetapkan filosofi, sasaran, tujuan, kebijakan, dan standar prosedur tindakan
2. Menunjukkan perawat yang bertugas sebagai katim

11
3. Mengidentifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat
ketergantungan klien
4. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
5. Membantu mengembangkan staf untuk pendidikan berkelanjutan dan pelatihan
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
8. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
9. Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan
10.Mengadakan diskusi untuk memecahkan masalah
11.Memberikan informasi kepada klien/keluarga yang baru masuk
12.Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
13.Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b) Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2. Merumuskan tujuan sistem metode penugasan
3. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua anggota tim dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
6. Mengatur dan mengedalikan logistik ruangan
7. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
8. Mengendalikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat, kepada
ketua tim
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya
11. Identifikasi masalah dan cara penanganan
c) Pengarahan
1. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2. Memberikan pujian kepada anggota tim melaksanakan tugas dengan baik
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap

12
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien dan pelayanan keperawatan diruangan
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
d) Pengawasan
1. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun melaksanakan mengenai ASKEP yang telah diberikan terhadap
pasien
2. Melalui supervisi
3. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dengan memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga
4. Pengawasaan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta rencana yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
5. Evaluasi bersama katim hasil upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun.
Ketua Tim
a) Fungsi ketua tim
1. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan wewenang yang didelegasi
oleh kepala ruangan
2. Membuat penugasan supervisi dan evaluasi
3. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
4. Mengembangkan kemampuan anggota tim
5. Menyelenggarakan konferens
b) Uraian tugas ketua tim
(1) Perencanaan
a. Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas pada setiap
pergantian dinas
b. Melakukan pembagian tugas atas anggota kelompoknya
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
13
d. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
e. Mengikuti visite dokter
f. Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok dan mendiskusikan masalah
yang ada
g. Menciptakan kerja sama yang harmonis antar anggota tim
h. Memberikan pertolongan segera pada klien dengan kegawatdaruratan
i. Membuat laporan klien
j. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
k. Mengorientasi klien baru
(2) Pengorganisasian
a. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b. Membagi tugas sesuai dengan tingkat ketergantungan klien
c. Membuat rincian anggota tim dalam memberikan Askep
d. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
e. Mendelegasi proses asuhan keperawatan pada anggota tim
f. Membuat rincian tugas anggota tim meliputi pemberian asuhan
keperawatan
(3) Pengarahan
a. Memberikan pengarahan atau bimbingan kepada anggota tim
b. Memberikan informasi yangberhubungan dengan Askep
c. Mengawasi proses asuhan keperawatan
d. Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir kegiatan
e. Memberi pujian, motivasi kepada anggota tim
(4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan pelaksana dalam
pemberian asuhan keperawatan
b. Melalui supervisi
1. Secara langsung melihat atau mengawasi proses asuhan
keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota lain.
2. Secara tidak langsung melihat daftar hadir perawat pelaksana,
membaca dan memeriksa catatan keperawatan, membaca catatan
perawat yang dibuat selama proses keperawatan, mendengarkan
laporan secara lisan dari anggota tim tentang tugas yang dilakukan.
14
c. Mengevaluasi
Pelaksanaan keperawatan bertanggung jawab kepada kepala ruangan
dan mnyelenggarakan asuhan secara optimal kepada klien yang
berbeda di bawah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas perawat Pelaksana :
a) Perencanaan
1. Melakukan pengkajian kepada klien
2. Menentukan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi klien
berdasarkan hasil pengkajian
3. Merumuskan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan rencana
tindakan
4. Melakukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
sehingga tujuan keperawatan tercapai
5. Bersama ketua tim melaksanakn serah terima klien dan tugas setiap
pergantian dinas
6. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakn tindakan keperawatan
7. Mendampingi visite dokter pada klien yang menjadi tanggung jawab
bersama kepala tim untuk menilai kondisi klien dan memungkinkan
penyebabnya, rencana tindakan medis, mengetahui program
pengobatan yang akan dilakukan selanjutnya.
8. Menyiapkan klien secara fisik secara fisik dan secra mental atau
pemeriksaan penunjang
b) Pengorganisasian
1. Menerima pendelegasian askep dari kepala ruangan melalui kepala tim
2. Membuat mekanisme kerja untuk masing-masing klien yang menjadi
tanggung jawab askep yang telah dilakukan kepada kepala ruangan
melalui ketua tim
3. Menghindari pertentangan antara anggota tim
4. Ikut menegakkan peraturan rumah sakit dan kebijakan yang berlaku
5. Mengembangkan kreativitas
6. Mengembangkan kemampuan manajemen dalam memberiakn asuhan
keperawatan kepada klien

15
c) Pengawasan
1. Melakukan dan menciptakan komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga selama memberikan aksep
2. Mengawasi perkembangan dan reaksi klien terhadap tindakan
keperawatan dan pengobatan
3. Menilai hasil tindakan keperawatan yang diberikan, apakah tujuan
telah tercapai bersama kepala tim
d) Pengarahan
1. Memberikan pengarahan kepada keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan, cara minum obat, aktivitas
2. Memberikan petunjuk kepada klien dan keluarga mengenai peraturan
yang berlaku, jam kunjungan, pemeriksaan penunjang dan pengadaan
obat-obatan.
3. Memberikan pujian terhadap kemajuan kesehatan klien dan kerja sama
keluarga dengan petugas

C. Mengidentifikasi dalam pemberian obat

Peran Perawat Dalam Pemberian Obat Perawat harus terampil dan tepat saat
memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi
obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping
obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk
lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien
dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab
dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan
lain.
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang
diberikan harus tepat. eran Perawat Dalam Pemberian Obat Perawat harus terampil
dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral)
atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi
respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek

16
samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong
klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha
membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan
tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan
resep obat yang diberikan harus tepat.

1. Pemberian obat melalui rute penteral


Rute per oral adalah rute yang paling mudah dan paling umum digunakan.
Obat diberikan melalui mulut dan ditelan. Obat oral ini lebih murah daripada
pemberian obat yang lain. Kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih lama.
Namun kebanyakan dari klien lebih menggunakan rute oral. Obat oral ini diabsorpsi
terlebih dahulu di lambung, dan duodenum merupakan jalan masuk utama sirkulasi
sistemik karena permukaan absorpsinya lebih besar. Metabolisme langkah pertama
oleh usus atau hati membatasi efikasi banyak obat ketika diminum per oral.Makanan
dalam lambung memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga obat
dihancurkan oleh asam.Pada usus luas permukaan penyerapan memungkinkan
penyerapan (absorpsi) dapat lebih cepat dan sempurna, karena dicapai melalui lipatan
mukosa, jonjot mukosa, dan kripta mukosa serta mikrovili. Kelebihan dari obat oral
adalah relatif aman, praktis serta ekonomis sedangkan kelemahan dari pemberian obat
per oral adalah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada
keadaan gawat. Obat yang di berikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30
sampai dengan 45 menit sebelum di absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1
sampai dengan 1 ½ jam
2. Pemberian obat secara sublingual
Merupakan pemberian obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah
lidahMetode pemberian obat sublingual adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan obat yg akan digunakan beserta tongspatel (bila perlu) beserta
kasa untuk membungkus tongspatel tersebut
b. Mencuci tangan
c. Memasang tongspatel (jika pasien tidak sadar) jika sadar anjurkan pasien untuk
mengangkat lidahnya
17
d. Meletakkan obat dibawah lidah
e. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat
f. Perhatikan dan catat reaksi pasien setelah pemberian obat
g. Perhatikan respon pasien dan hasil tindakan
h. Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon, hasil
tindakan,nama obat dan dosis ) pada catatan
3. Rute parenteral Rute parenteral
Adalah cara pemberiaan obattanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Keuntungan : – efek timbul lebih
cepat dan teratur – dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar,
atau muntah-muntah – sangat berguna dalam keadaan darurat. Kerugian : dibutuhkan
kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga
medis. Beberapa rute pemberian obat secara parenteal meliputi: Intracutan, intravena
(iv), subcutan (sc), dan intramuscular Subkutan (SC) Pemberian obat yang dilakukan
dengan suntikan(im), dibawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas
sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan daerah
sekitar umbilikus (abdomen).Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui
suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis.
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari
permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan
subkutisdari jaringan otot.
4. Pemberian Obat pada Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau
mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion,
aerosol, dan sprei.
5. Pemberian Obat pada Telinga
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes
telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada
telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
6. Pemberian Obat pada Hidung
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan
ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

18
7. Pemberian Obat pada Mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes
mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara
mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata. 6. Inhalasi
Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. Kelebihan
dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen,
kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan
langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat
yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat bergerak
melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.
8. Prinsip 6 bnar dalam pemberian obat
a. Benar Pasien : Dapat di pastikan dengan melihat nama pada label obat dan
mencocokkan dengan nama, usia, dan jenis kelamin.
b. Benar Obat : Pastikan obat yang diberikan harus sesuai resep  dokter yang
merawat dari nama obat, bentuk dan warna, serta membaca label obat sampai 3
kali yaitu  : saat melihat kemasan obat, saat menuangkan obat sesudah
menuangkan obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke
bagian apotek.
c. Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan instruksi dokter
dan catatan pemberian obat.
d. Benar Waktu Pemberian : Waktu pemberian obat harus sesuai dengan waktu
yang tertera pada  catatan pemberian obat , misalnya obat diberikan 2 kali sehari
maka catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian misalnya jam 6 pagi
dan 6 sore. Perhatikan apakah obat diberikan sebelum atau sesudah makan.
e. Benar Cara Pemberian Obat : Pastikan obat diberikan sesuai dengan cara yang
diintruksikan dan periksa pada label cara pemberian obat. Misalnya oral (melalui
mulut) sublingual (dibawah lidah), inhalasi (semprot aerosol) dll.
f. Benar Kadaluarsa Obat : Harus diperhatikan expire date/masa kadaluarsa obat
yang akan diberikan. Biasanya pada label botol obat tertera kapan obat tersebut
kadaluarsa. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh), tablet
menjadi basah/bentuknya rusak
19
D. Sampah infeksius dan non infeksius

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/dari proses alam yang berbantuk
padat. Sampah merupakan bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau buangan. Sementara
itu, limbah merupakan sisa dari suatu proses produksi yang dibuang, yang dapat berbentuk
padat, cair, atau gas. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah sampah dan limbah tidak perlu
dipermasalahkan (Djohan & Halim, 2013). Sampah dan limbah rumah sakit/Puskesmas
adalah semua yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.
Apabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis
sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks.

Secara umum sampah dan 12 limbah rumah sakit/Puskesmas dibagi kedalam dua
kelompok besar, yautu sampah limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair
(Asmadi, 2013). Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya
pengelolaan yang baik meliputi alat dan sarana, keuangan, dan tatalaksana
pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang
memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan. Pembuangan limbah yang berjumlah cukup
besar paling baik jika dilakukan dengan memilah ke dalam berbagai kategori. Pada tiap
jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Jenis limbah rumah sakit
berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Limbah padat Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri atas limbah medis padat dan
nonmedis (Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/X/2004), yaitu sebagi berikut :

a. Limbah non medis

yaitu limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis
yang berasal dari dapur, perkantoran, serta taman dari halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi

20
b. Limbah medis padat

yaitu limbah padat yang terdiri atas limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah container bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

2. Limbah infeksius

adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin
ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia yang rentan.

3. Limbah sangat infeksius

adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock (sediaan) bahan sangat
infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan lain yang diinokulasi,
terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

4. Limbah cair

Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun, dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Air limbah rumah sakit
adalah seluruh buangan cair yang berassal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah
sakit yang meliputi limbah cair dmestik yakni buangan kamar dari rumah sakit yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif

5. Limbah gas

Limbah gas adalah semua limbah yang berbantuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insenertor, dapur, perlengkapan generator,
anastesi, dan pembuatan obat sitotoksis. 14 Selain itu, menurut Djohan & Halim
(2013), jenis limbah rumah sakit berdasarkan bahayanyanya dibagi menjadi dua,
yaitu:

21
a. Limbah nonmedis

Limbah nonmedis dirumah sakit merupakan limbah yang dihasilkan dari


kegiatan rumah sakit di luar medis berupa karton, kaleng dan botol, serta sampah dari
ruangan pasien yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Sebagian
besar limbah ini merupakan limbah organik dan bukan merupakan limbah B3,
sehingga pengelolaannya dapat dilakukan bersama-sama dengan sampah kota yang
ada. Jenis limbah non medis tersebut antara lain, limbah cair dari kegiatan laundry,
limbah domestik cair dan sampah padat (Adisasmito, 2009). Sampah padat non medis
adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai
kegiatan, seperti berikut (Anies, 2006) :

1. Kantor/administrasi
2. Unit perlengkapan

3. Ruang tunggu

4. Ruang inap

5. Unit gizi atau dapur

6. Halaman parkir dan taman

7. Unit pelayanan

b. Limbah medis

Limbah medis merupakan limbah yang berasal dari pelayanan medis, g gigi,
farmasi atau sejenisnya, pengobatan, serta penelitian 15 atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahn beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan
kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.

1. Limbah Medis Padat

Limbah medis cenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup
apabila tidak dikelola dengan baik. Limbah medis puskesmas adalah semua

22
limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas dalam bentuk padat, cair, dan
gas. Berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya, limbah medis telah
digolongkan sebagai berikut (Djohan & Halim, 2013):

a. Limbah benda tajam, yaitu materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka
tusuk, antara lain jarum, jarum suntik, skapel, peralatan infus, dan pecahan
kaca. Baik terkontaminasi atau tidak, benda semacam itu biasanya dipandang
sebagai limbah layanan kesehatan yang sangat berbahaya.
b. Limbah infeksius, yaitu limbah yang terkontaminasi organisme patogen
(bakteri, virus, parasit dan jamur) yang tidak secara rutin ada di lingkungan
dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan. Limbah infeksius mencakup
pengertian sebagai berikut:

c. Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari


poliklinik dan ruang perawatan.

d. Limbah patologis, yang meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan
tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi. Jaringan tubuh
yang tampak nyata seperti anggota badan dan placenta yang tidak memerlukan
pengesahan penguburan hendaknya dikemas secara khusus dan diberikan label
serta diproses pada incinerator dibawah pengawasan petugas berwenang.

e. Limbah sitotoksik, yaitu limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
Limbah ini harus dibakar dalam insenerator dengan suhu diatas 1000oC.

f. Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan, vaksin, dan serum kedaluwarsa,
tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi, obat yang terbuang karena
karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, sarung tangan, masker, selang penghubung, obat yang tidak
diperlukan lagi atau limbah dari proses produksi obat yang harus dibuang
dengan tepat. Kategori ini mencakup barang yang akan dibuang setelah
digunakan untuk menagani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang

23
berisi reidu, sarung tangan, selang, masker, selang penghubung dan ampul
obat

g. Limbah kimia, adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.

h. Limbah yang mengandung logam berat, termasuk dalam subkategori limbah


kimia berbahaya dan biasanya sangat toksik. Contohnya limbah merkuri yang
berasal dari bocoran peralatan kedokteran yang rusak (misalnya termometer
dan alat pengukur tekanan darah), pembatasan radiasi sinar x dan dibagian
diasnogtik

i. Limbah kemasan bertekanan, berbagai jenis gas digunakan dalam kegiatan


instalasi kesehatan dan kerap dikemas dalam tabung, cartridge, dan kaleng
aerosol. Tabung-tabung tersebut dapat digunakan kembali kecuali tabung
aerosol. Penggunaan kemasan bertekanan harus sangat berhati-hati karena
dapat meledak jika terbakar atau tidak sengaja bocor.

j. Limbah Radioaktif, limbah radioaktif tidak dapat dibuang secara sembarangan.


Limbah radioaktif yang telah dikumpulkan dalam kurun waktu tertentuharus
mengirimkan limbah radioaktif yang dihasilkannya sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 18 thun 1999, bahwa Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN) adalah instansi pengelolah limbah radioaktif.

C. Dampak Limbah terhadap Kesehatan dan Lingkungan Layanan kesehatan


Selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai
macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus
karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan sarana
kesehatan, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda peralatan medis
maupun non medis. Dari lingkungan, kuman dapat sampai ke tenaga kerja, penderita
baru. Ini disebut infeksi nosokomial (Anies, 2006). Limbah layanan kesehatan yang
terdiri dari limbah cair dan limbah padat memiliki potensi yang mengakibatkan
keterpajanan yang dapat mengakibatkan penyakit atau cedera. Menurut Pruss (2005),
sifat bahaya dari limbah layanan kesehatan tersebut mungkin muncul akibat satu atau
beberapa karakteristik berikut:

24
1. Limbah mengandung agent infeksius.
2. Limbah bersifat genoktosik.
3. Limbah mengandung zat kimia atau obat – obatan berbahaya atau baracun.
4. Limbah bersifat radioaktif.
5. Limbah mengandung benda tajam.
Semua orang yang terpajan limbah berbahaya dari fasilitas kesehatan
kemungkinan besar menjadi orang yang beresiko, termasuk yang berada dalam
fasilitas penghasil limbah berbahaya, dan mereka yang berada diluar fasilitas serta
memiliki pekerjaan mengelola limbah semacam itu, atau yang beresiko akibat
kecerobohan dalam sistem manajemen limbahnya. Kelompok utama yang beresiko
antara lain :
1. Dokter, perawat, pegawai layanan kesehatan dan tenaga pemeliharaan rumah sakit.
2. Pasien yang menjalani perawatan di instansi layanan kesehatan atau dirumah
3. Penjenguk pasien rawat inap.
4. Tenaga bagian layanan pendukung yang bekerja sama dengan instansi layanan
kesehatan masyarakat, misalnya, bagian binatu, pengelolaan limbah dan bagian
transportasi.
5. Pegawai pada fasilitas pembuangan limbah (misalnya, ditempat penampungan
sampah akhir atau incinerator, termasuk pemulung).
(a) Bahaya Akibat Limbah Infeksius Dan Benda Tajam Limbah infeksius dapat
mengandung berbagai macam mikroorganisme pathogen. Patogen tersebut dapat
memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur:
1. Akibat tusukan, lecet, atau luka dikulit.
2. Melalui membrane mukosa.
3. Melalui pernafasan.
4. Melalui ingesti.
Contoh infeksi akibat terpajan limbah infeksius adalah infeksi
gastroenteritis dimana media penularnya adalah tinja dan muntahan, infeksi
saluran pernafasan melalui sekret yang terhirup atau air liur dan lain – lain. Benda
tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka tertusuk tetapi
juga dapat menginfeksi luka jika benda itu terkontaminasi pathogen. Karena
resiko ganda inilah (cedera dan penularan penyakit), benda tajam termasuk dalam
kelompok limbah yang sangat berbahaya. Kekhawatiran pokok yang muncul 20
adalah bahwa infeksi yang ditularkan melalui subkutan dapat menyebabkan
25
masuknya agens penyebab panyakit, misalnya infeksi virus pada darah (Pruss,
2005).
(b) Bahaya Limbah Kimia dan Farmasi
Kandungan zat limbah dapat mengakibatkan intosikasi atau keracunan
sebagai akibat pajanan secara akut maupun kronis dan cedera termasuk luka
bakar. Intosikasi dapat terjadi akibat diabsorbsinya zat kimia atau bahan farmasi
melalui kulit atau membaran mukosa, atau melalui pernafasan atau pencernaan.
Zat kimia yang mudah terbakar, korosif atau reaktif (misalnya formaldehide atau
volatile/mudah menguap) jika mengenai kulit, mata, atau membrane mukosa
saluran pernafasan dapat menyebabkan cedera. Cedera yang umum terjadi adalah
luka bakar (Pruss, 2005).

26
BAB III

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN

INTERNE RSUD dr. RASIDIN PADANG

A. Profil Dan Kajian Situasi RSUD dr. Rasidin Padang


1. Visi RSUD dr. RASIDIN PADANG
Terwujudnya pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan berorientasi pada
kepuasan pasien.
2. Misi RSUD dr. Rasidin Padang
Menyelenggarakan pelayanan yang komprehensif, berkualitas yang mengacu
kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dah Pelayanan Publik
3. Motto RSUD dr. Rasidin Padang
Kesehatan Anda Adalah Kebahagiaan Kami.
4. Nilai-nilai RSUD dr. Rasidin Padang
a. Senyum
b. Salam
c. Sapa
d. Sopan
e. Santun
f. Sesuai Standar

B. Kajian Situasi Di Ruangan Interne


1. Karakteristik Ruangan Interne
27
a. Visi Ruangan Interne

Terwujudnya pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan berorientasi pada


kepuasan pasien.
a. Misi Ruangan Interne

Menyelenggarakan pelayanan yang komprehensif, berkualitas yang


mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dah Pelayanan Publik

b. Sifat Kekaryaan Ruangan Interne


1. Fokus Telaah
Di dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang Interne yaitu
Hipokalemi, Hiperglikemi, Dm dan DHF.
2. Lingkup Garapan
Dalam pelayanan lingkup garapan ruangan interne yaitu pemenuhan
dasar manusia. Berdasarkan fokus telaah, maka lingkup garapan di ruangan
interne adalah memberikan pelayanan secara terpadu dan saling
berkesinambungan untuk mengatasi gangguan atau hambatan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi
akibat masalah ataupun gangguan fisiologis yang dialami akibat penyakit
yang dialami oleh pasien.
3. Basis Intervensi
Basis intervensi ruangan interne merupakan salah satu bagian dari
pelayanan yang mengutamakan pelayanan yang nyaman dan kepuasan
pasien yang tinggi kepada pasien sehingga memerlukan pelayanan yang
professional.
c. Model Layanan Ruangan Interne
Model layanan keperawatan yang diterapkan di ruang interne RSUD dr.
Rasidin Padang adalah dengan menggunakan metode tim. Tim diketuai oleh
seorang ketua tim yang telah dipilih oleh kepala ruangan. Alur overan dimulai
di nurse station untuk melaporkan setiap pasien yang menjadi tanggug jawab
PP, setelah overan di nurse station perawat melakukan overan ke kamar atau
bed pasien kemudian menyampaikan pergantian shift dinas. Setelah overan
berakhir dilanjutkan dengan pre confrence yang dilakukan oleh KATIM dan
28
PP dalam tim masing-masing dimana dilakukan penyampaian perkembangan
dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi dan kondisi klien yang
dilaporkan oleh perawat yang bertugas sebelumnya.
d. Letak Ruangan Interne
Letak ruangan interne berada di lantai 3. Ruang interne berada di
sebelah kanan ujung dan terletak sejajar dengan ruang kebidanan dan bedah
RSUD dr.Rasidin Padang.

R. R. PM

K D

3P 2 L T

W
1C

2P

3W
1B 1A K HC
U

Keterangan :
R. K : Ruang Karu
R. D : Ruang Dokter
3P : Ruangan 3 P
2P : Ruangan 2 P
3 W : Ruangan 3 W
2 W : Ruangan 2 W
1B : Ruangan 1 B
1A : Ruangan 1 A
1C : Ruangan 1 C
L : Ruang Laken
T : Tindakan
K : Ruangan K
29
HCU : Ruang HCU

f. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan
Ns. Debora Marpaung, S.Kep
Administrasi
1. Adm. Novi
Wakaru
Ns. Rahmadani, S.Kep

Katim

1. Ns. Deviza Putri, S.Kep


2. Neli Hartati, Amd. Kep
3. Mira Kurniawati, Amd. Kep
4. Amelia Putri, Amd. Kep
5. Ns. Alan Diego, S.Kep
6. Mardias, Amd. Kep

Perawat Pelaksana
1. Ns. Resa Y, S.Kep
2. Ns. ikhlas Beyamin, S.Kep
3. Ariffriadi, Amd. Kep
4. Ns. Liya Ariyanti, S.kep
5. Ns. Cintya Hemi Putri, S.Kep
6. Ns. Winda Susriyanti, S.Kep
7. 30
Yolandari, Amd.Kep
8. Ns. Hamida Erwinda, S.kep
9. Riko Yastri Putra, Amd. Kep
g. SDM ( Ketenagakerjaan )

No. Nama

1 Ns. Dabora Marpaung, S.Kep

2 Ns. Rahmadani, S.Kep

3 Ns. Deviza Putri, S.Kep

4 Ns. Allan Diego, S.Kep

5 Ns. Uliya Rahma, S.Kep

6 Ns. Resa Y, S.kep

7 Ns. Ikhlas Beyamin, S.Kep

8 Ns. Liya Arianti, S.Kep

9 Ns. Sintya Helmi Putri, S.Kep

10 Ns. Triana Hartini, S.Kep

11 Neli Hartati, Amd.Kep

12 Ns. Gina Fadhlika, S.Kep

13 Mardias, Amd. Kep

14 Arif Priadi, Amd. Kep

15 Yulandari, Amd. Kep

31
16 Ns. Nike Engralia, S. Kep

17 Ns. Hamida Erwinda, S.kep

18 Riko Yastri Putra, Amd. Kep

19 Fani Rahmadani, Amd. Kep

20 Ns. Winda Susrianti, S.Kep

21 Mira Kurniyawati, Amd. Kep

22 Amelia Pitri, Amd. Kep

Jumlah perawat di ruangan interne ada 22 perawat dengan profesi ners


ada 14 orang dan Amd.Kep ada 8 orang perawat di RSUD Dr Rasidin Padang.

h. Analisa Terhadap Klien


Tingkat ketergantungan pasien di ruangan interne RSUD Dr Rasidin
Padang untuk selama 1 minggu hari rawatan yaitu 11-17 Juli 2022 adalah 14
pasien minimal care, 78 pasien partial care dan total care 14 orang.

i. Kapasitas Ruangan Interne


Ruang rawat Interne mempunyai kapasitas ruangan yaitu :

Tabel 2.1
Jumlah Ruangan Rawat dan Bed Pasien di Ruang Interne
No. Ruang Kapasitas Ruangan

1. HCU 4

2. Kelas 1 A, I B, IC 6

3. Kelas 2 p 4

4. Kelas 2 w 4

5. Kelas 3 p 5

32
6. Kelas 3 w 5

Total 28 Bed

j. kajian indikator Mutu Ruangan


1. BOR
Bor adalah persentase pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu
dimana normalnya adalah 60-85%. Indikator ini memberikan gambaran
tentang tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit
(Depkes RI, 2016)
Berdasarkan data yang di dapatkan dari rekam medis ruang rawat
inap interne dalam BOR bulan Juli sebanyak
Perhitungan :
Jumlah Bed : 28 Bed
Jumlah hari rawatan (1 Bulan ) : 457
BOR : Jumlah hari rawatan x 100 %
Jumlah bed x 30
: 457 x 100 %
28 x 30
: 457 x 100%
840
: 0,52 x 100%
: 52 %
2. Windshield Survey

Berdasarkan hasil winshield survey di Ruang Rawat Inap Interne pada


tanggal 15 sampai 17 Juli 2022, kelompok menemukan ada beberapa masalah di
Ruang Rawat Inap Interne, yaitu :
a. Belum Optimalnya Mengidentifikasi dalam Pemberian Obat dan Sikap
Dalam Mngidentifikasi Pemberian Obat
Peran Perawat Dalam Pemberian Obat Perawat harus terampil dan
tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum
(oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
33
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan
tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih
proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien
dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama
dengan tenaga kesehatan lain. (Yuli, 2018).
Berdasarkan hasil observasi kelompok pada tanggal 15 sampai 17 Juli
2022 di RSUD Dr Rasidin Padang ruang rawat interne didapatkan masih ada
beberapa poin standar yang pelaksanaannya belum optimal, salah satunya
mengidentifikasi dalam pemberian obat. Dari hasil observasi 21% perawat
membaca instruksi obat sebelum mengaplus obat dan 1% perawat tidak
memberikan label pada obat yang akan diberikan.
Dari hasil observasi sikap 27% perawat menjawab tidak pernah
memanggil no Rm dan ibu kandung pasien dalam memberikan obat, perawat
hanya memanggil nama saja. Perawat juga tidak pernah menjeaskan nama dan
jenis obat yang di berikan. 7% perawat selalu memberikan obat tepat waktu,
melihat gelang pasien sebelum memberikan obat.
Dari hasil kuesioner 11% perawat menjawab benar pada pertanyaan no
1 dan 2 dan 9% perawat menjawab salah pada pertanyaan no 4 dan 5. Dimana
di ruangan interne semua perawat berjumlah 22 orang sedangkan yang
mengisi kuesioner ada 17 orang, 5 diantara nya dengan keterangan libur saat
kelompok menyebarkan kuesioner.

b. Penatalaksanaan Sampah Infeksius dan Sikap Penatalaksanaan Sampah


Infeksus
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/dari proses alam
yang berbantuk padat. Sampah merupakan bahan yang tidak mempunyai nilai
atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau
pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau
materi berlebihan atau ditolak atau buangan. Sementara itu, limbah merupakan
sisa dari suatu proses produksi yang dibuang, yang dapat berbentuk padat, cair,
34
atau gas. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah sampah dan limbah tidak perlu
dipermasalahkan (Djohan & Halim, 2013).
Berdasarkan hasil observasi kelompok pada tanggal 15 sampai 17 Juli
2022 di RSUD Dr Rasidin Padang ruang rawat interne didapatkan masih ada
beberapa poin yang pelaksanaannya belum optimal dalam penatalaksanaan
pembuangan sampah infeksius. Dari hasil observasi 48% perawat menjawab
Ya pada pertanyaan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius dan 52%
perawat menjawab tidak dalam pertanyaan penatalaksanaan pembuangan
sampah infeksius.
Dari hasil observasi sikap 88% perawat memiliki sikap sangat setuju
dalam penatalaksanaan pembuangan sampah dan 12% perawat memiliki sikap
setuju setuju dalam penatalaksanaan pembuangan sampah.
Dari hasil kuesioner 11% perawat menjawab benar pertanyaan no 1
dan 2 dan 19% perawat menjawab salah pada pertanyaan no 3 dan 7. Dimana
di ruangan interne semua perawat berjumlah 22 orang sedangkan yang
mengisi kuesioner ada 17 orang. 5 diantara nya dengan keterangan libur saat
kelompok menyebarkan kuesioner.

3. Daftar Masalah
a. Belum optimalnya dalam mengidentifikasi pemberian obat
b. Belum optimalnya penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius

4. Validasi data
a. Observasi mengidentifikasi pemberian obat di RSUD Dr Rasidin
Padang
Dari hasil observasi dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan Interne
RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 21% perawat membaca instruksi
obat sebelum mengaplus obat dan 1% perawat tidak memberikan label pada
obat yang akan diberikan.
Dari hasil observasi sikap dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan
Interne RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 27% perawat menjawab
tidak pernah memanggil no Rm dan ibu kandung pasien dalam memberikan
obat, perawat hanya memanggil nama saja. Perawat juga tidak pernah
menjeaskan nama dan jenis obat yang di berikan. 7% perawat selalu

35
memberikan obat tepat waktu, melihat gelang pasien sebelum memberikan
obat.
b. Observasi penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius di RSUD Dr
Rasidin Padang
Hasil Observasi dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan Interne
RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 48% perawat menjawab Ya
pada pertanyaan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius dan 52%
perawat menjawab tidak pada pertanyaan penatalaksanaan pembuangan
sampah infeksius.
Dari hasil observasi sikap dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan
Interne RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 88% perawat memiliki
sikap sangat setuju dalam penatalaksanaan pembuangan sampah dan 12%
perawat memiliki sikap setuju setuju dalam penatalaksanaan pembuangan
sampah.

Diagram 1.1 Distribusi frekuensi kuseioner dalam mengidentifikasi


pemberian obat di RSUD Dr Rasidin Padang

Dari hasil kuesioner dalam mengidentifikasi pemberian obat dapat


diketahui, dari 17 perawat di ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang
sebagai responden, 11% perawat menjawab benar pada pertanyaan no 1 dan 2
dan 9% perawat menjawab salah pada pertanyaan no 4 dan 5.
Diagram 1.2 Distribusi frekuensi kuesioner dalam penatalaksanaan
pembuangan sampah infeksius di RSUD Dr Rasidin Padang

36
Dari hasil kuesioner penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius
dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang
sebagai responden, 11% perawat menjawab benar pertanyaan no 1 dan 2 dan
9% perawat menjawab salah pada pertanyaan no 3 dan 7.

Diagram 1.3 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan perawat di ruang


interne di RSUD Dr Rasidin Padang

Dari hasil wawancara dengan perawat interne dapat diketahui, dari 22


perawat di ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 64%
perawat berpendidikan ners dan 36% perawat berpendidikan Amd. Kep.

Diagram 1.4 Distribusi frekuensi jenis kelamin perawat di ruang interne


di RSUD Dr Rasidin Padang

37
Dari hasil observasi perawat di ruangan interne dapat diketahui, dari 22
perawat di ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 82%
perawat berjenis kelamin perempuan dan 18% perawat berjenis kelamin laki-
laki.

5. Rumus Masalah
No Data Masalah
1 Hasil Observasi Mengidentifikasi Belum optimalnya dalam
pemberian obat : mengidentifikasi pemberian obat
Dari hasil observasi 21% perawat membaca
instruksi obat sebelum mengaplus obat dan
1% perawat tidak memberikan label pada
obat yang akan diberikan.
Dari hasil observasi sikap 27% perawat
menjawab tidak pernah memanggil no Rm
dan ibu kandung pasien dalam memberikan
obat, perawat hanya memanggil nama saja.
Perawat juga tidak pernah menjelaskan
nama dan jenis obat yang di berikan. 7%
perawat selalu memberikan obat tepat
waktu, melihat gelang pasien sebelum
memberikan obat.
Dari hasil kuesioner 11% perawat
menjawab benar pada pertanyaan no 1 dan 2
dan 9% perawat menjawab salah pada
pertanyaan no 4 dan 5.
2 Observasi Penatalaksanaan pembuangan Belum optimal penatalaksanaan
sampah infeksius : pembuangan sampah infeksius
Dari hasil observasi 48% perawat menjawab
38
Ya pada pertanyaan penatalaksanaan
pembuangan sampah infeksius dan 52%
perawat menjawab tidak pada pertanyaan
penatalaksanaan pembuangan sampah
infeksius.
Dari hasil observasi sikap 88% perawat
memiliki sikap sangat setuju dalam
penatalaksanaan pembuangan sampah dan
12% perawat memiliki sikap setuju setuju
dalam penatalaksanaan pembuangan
sampah.
Dari hasil kuesioner 11% perawat
menjawab benar pertanyaan no 1 dan 2 dan
9% perawat menjawab salah pada
pertanyaan no 3 dan 7.

6. Prioritas Masalah

No Masalah S W O T
Keperawat Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
an
1. Belum  Tingkat pendidikan  Kurangnya  Pengetahuan  Meningkatn
optimalnya sudah profesi Ners motivasi tentang ya resiko
dalm  Usia perawat perawat manfaat dan pasien
mengidenti sangat produktif dalam efek samping rawat
fikasi  Adanya SOP 5 membaca obat sangat berulang
pemberian pemberian obat sop penting atau ressiko
obat pemberian dimiliki oleh pasien
obat perawat. bertambah
Perawat penyakit
memiliki peran karena
yang utama terjadinya
dalam salah dalam
39
meningkatkan pemberian
dan obat
mempertahank  Masyarakat
an kesehatan yang
klien dengan mengingink
mendorong an
klien untuk pelayanan
lebih proaktif yang
jika optimal
membutuhkan  Bukti
pengobatan. pelayanan
 Adanya sarana pada pasien
meningkat yang belum
mutu optimal
pelayanan  Bukti
rumah sakit pelayanan
 Adanya pada pasien
mahasiswa yang belum
praktek profesi optimal
ners yang  Berkurangn
membantu ya point
dalam penilaian
pemberian mutu
asuhan pelayanan
keperawatan. rumah sakit

2 Belum  Tingkat pendidikan  Kurangnya  Adanya  Adanya


optimalnya sudah profesi Ners penatalksan mahasiswa tuntutan
penatalaks  Usia perawat aan profesi Ners lebih tinggi
anaan sangat produktif pembuanga yang sedang dari
pembuanga  Adanya pelatihan n sampah berpraktek masyarakat
n sampah sampah infeksius infeksius dibagian terhadap

40
infeksius dan non infeksius dan non manajemen pelayanan
infeksius keperawatan keperawata
 Tempat  Ada n yang
sampah kesempatan profesional.
infeksius untuk  Makin
tidak melakukan tingginya
tersedia di role play kesadaran
rungan penatalksanaan masyarakat
pasien dan pembuangan akan
troli sampah pentingnya
tindakan infeksius dan kesehatan.
non infeksius

7. Alternative pemecahan masalah (fish bone)


a. Belum optimalnya dalam mengidentifikasi pemberian obat

Manusia Material
 11% perawat memiliki pengetahuan
yang baik  Adanya SOP dalam pemberian obat
 Perawat berpendidikan profesi ners
 Perawat memiliki usia yang

Belum
optimalnya
mengidentifik
asi dalam
Belum
Manajemen Method pemberian
optimalnya
obat
pelaksanaan
 Motivasi untuk melakukan  Kurangnya membaca SOP five moment
pemberian obat sesuai SOP pemberian obat sebagai sarana acuan hand hygiene
 Dukungan kepala ruangan yang  Kurangnya rolemode dalam
terbuka untuk perubahan mengoptimalkan tindakan

41
b. Belum optimalnya penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius

Manusia Material
 11% perawat memiliki pengetahuan  Adanya tempat sampah infeksius dan
yang baik dalam penatalaksanaan non infeksius di ruang tindakan
pembuangan sampah infeksius  Tidak tersedianya tempat sampah
 Perawat berpendidikan profesi ners infeksius di ruang pasien dan troli
tindakan

Belum
optimalnya
penatalaksaan
pembuangan
sampah
infeksius
Belum
Manajemen Method
optimalnya
 Dukungan kepala ruangan yang
pelaksanaan
terbuka untuk perubahan  Sudah ada roleplay pembuangan five moment
 Kuranya dukungan reward dan sampah infeksius dan non infeksius hand hygiene
penusment untuk penatalaksaan namun ada tindakan yang belum
pembuangan sampah infeksius diterapkan

42
8. Planning Of Action (POA)

No Masalah Rencana Tujuan Sasara Tanggal/ Tempa Penanggun


kegiatan n waktu t g jawab
1 Belum  Sosialisasi  Mendemonstrasikan Perawat 27 Juli Ruang Pembimbin
optimalnya  Evaluasi kembali dalam 2022/13.00 Interne g Akademik
dalam identifikasi pemberian WIB RSD dasen
mengidentif obat dan menempel Dr Pembimbin
ikasi poster 6 benar obat di Rasidin g Klinik
peberian ruang aplus obat Padang
obat  Mengevaluasi
pelaksaanaan
pemberian obat

2 Belum  Sosialisasi  Mempraktekkan perawat 27 Juli Ruang Pembimbin


optimalnya  Evaluasi bagaimana 2022/ 13.00 Interne g Akademik
Penatalaksa penatalaksaan WIB RSD dasen
naan pembuangan sampah Dr Pembimbin
pembuanga infeksius serta Rasidin g Klinik
n sampah menyediakan tempat Padang
infeksius sampah infeksius dan
non infeksius di troli
tindakan
 Mengevaluasi
penatalaksaan
pembuangan sampah
infeksius
43
BAB IV
IMPLEMENTASI

Berdasarkan hasil validasi data yang dilaksanakan di ruangan interne tanggal 15-17
Juli 2022 ditemukan masalah belum optimal dalam pelaksanaan mengidentifikasi pemberian
obat dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius.
Setelah dilakukan lokakarya mini I pada hari Rabu, 20 Juli 2022 disepakati bersama
bahwa permasalahan belum optimalnya pelaksanaan dalam mengidentifikasi pemberian obat
dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius oleh perawat dan masalah tersebut yang
akan di implementasikan
A. Demonstrasi dan penempelan poster tentang mengidentifikasi pemberian obat
1. Persiapan
Berdasarkan hasil lokmin pada tanggal 20 Juli 2022, direncanakan bahwa
pembuatan poster prinsip 6 benar obat dan mendemostrasikan dalam mengidentifikasi
pmberian obat dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Juli 2022 sesudah
dilaksanakannya Lokmin I. Pada tanggal 27 poster sudah selesai dibuat dan dicetak.
Lalu dilakukan sosialisasi mengenai identifikasi dalam pemberian obat di ruang
interne RSUD Dr Rasidin Padang dan menempel poster di ruang aplus obat. Lalu
dilaksanakannya evaluasi pengoptimalan pelaksanaan dengan mendemostrasikan
mengidentifikasi pemberian obat yang benar
2. Proses
Implementasi pengoptimalan pelaksanaan kegiatan dalam mengidentifikasi
pemberian obat di ruang rawat interne RSUD Dr Rasidin Padang yang dilakukan pada
tanggal 27 dan 28 Juli 2022. Kelompok didampingi dengan pemimbing klinik
melakukan implementasi terhadap perawat yang ada di Ruang Rawat Interne RSUD
Dr Rasidin Padang.
Implementasi pertama yang kelompok lakukan adalah mensosialisasikan
kepada perawat yang ada di ruang Rawat Interne RSUD Dr Rasidin Padang tentang
44
dalam mengidentifikasi pemberian obat. Setelah implementasi dilakukan kelompok
melakukan pemberian kuesioner kembali dan mendiskusikan dengan perawat terhadap
implementasi yang telah dilakukan.

3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Mahasiswa dan peserta telah ikut serta dalam mengoptimalkan identifikasi dalam
pemberian obat
b. Evaluasi Proses
Pengoptimalan pelaksanaan dalam mengoptimalkan identifikasi dalam
pemberian obatdilakukan pada tanggal 27-28 Juli 2022.
c. Evaluasi Hasil
Hasil sosialisasi dan penempelan poster tersebut disetujui untuk ditempel di
ruangan aplus obat di Ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang.

B. Demonstrasi dan penyediaam tempat sampah dalam penatalaksanaan


pembuangan sampah infeksius
1. Persiapan
Berdasarkan hasil lokmin pada tanggal 20 Juli 2022, direncanakan bahwa
penyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius serta mendemostrasikan
dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius dilaksanakan pada tanggal
27 dan 28 Juli 2022 sesudah dilaksanakannya Lokmin I. Pada tanggal 27 tempat
sampah sudah disediakan. Lalu dilakukan sosialisasi dan demonstrasi mengenai
penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius di ruang interne RSUD Dr Rasidin
Padang dan tempat sampah infeksius dan non infeksius di letakkan di troli
tindakan. Lalu dilaksanakannya evaluasi pengoptimalan pelaksanaan dengan
mendemostrasikan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius .
2. Proses
Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi sosialisasi penatalaksanaan pembuangan
sampah infeksius di ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang. Kelompok
menyediakan tempat sampah infeksius dan non infeksius di troli tindakan

45
dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2022. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner kembali pada perawat dan menilai jalannya pelaksaan
kegiatan dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius.
3.Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Mahasiswa telah ikut serta dalam penyediaan tempat sampah infeksius dan
non infeksius serta memberikan kuesioner kepada kepada perawat
b. Evaluasi Proses
Penyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius di mulai pada tanggal
27 Juli 2022 di ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang.
c. Evaluasi Hasil
Hasil penyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius tersebut disetujui
untuk di letakkan di troli tindakan di Ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang.
Perawat megoptimalkan dalam penatalaksaan pembuangan sampah infeksius
setelah dilakukan sosialisasi .

46
BAB V
PEMBAHASAN

A. Sosialisasi tentang mengidentifikasi pemberian obat

47
Di ruangan interne RSUD Dr Rasidin Padang merupakan salah satu ruangan
yang berperan penting dalam pelayanan keperawatan pada penyakit dalam . Di ruang
interne perawat memberikan pelayanan dan memberikan obat kepada pasien. Jika
dalam mengidentifikasi obat untuk pasien tidak sesuai prosedur maka akan beresiko
tinggi terhadap kesehatan pasien

Sebelum dilakukan implementasi tentang mengidentifikasi pemberian obat,


perawat masih ada yang tidak melakukan doble check untuk pemberian obat, tidak
menjelaskan fungsi obat, tidak membuat nama dan jenis obat pada kemasan spuit obat
yang akan diberikan kepada pasien karena itu bisa mnyebabkan resiko tinggi terhadap
keselamatan pasien. Setelah dilakukan implementasi dengan mendemosntrasikan serta
menempelkan poster 6 benar pemberian obat ruang mengaplus obat maka 17 perawat
mampu mengoptimalkan dalam mengidentifikasi pemberian obat. Setelah di observasi
selama 2 hari di shift pagi dan siang perawat sudah menerapkan apa yang
disosialisasikan oleh kelompok. Hal ini dikarenakan perawat di ruang interne RSUD
Dr Rasidin Padang memiliki pngetahuan yang baik mengenai identifikasi dalam
pemberian obat.

Berdasarkan hasil kuesioner perawat di interne RSUD Dr Rasidin Padang


setelah dilakukan implementasi 90% perawat memiliki pengetahuan yang baik
sedangkan 10% perawat memiliki pengetahuan yang cukup.

Identifikasi pasien merupakan bagian dari sasaran keselamatan pasien yang


telah dijadikan sebagai salah satu standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS).
Identifikasi dalam pemberian obat setelah disosialisasi kan kepada seluruh perawat
dan perawat menyadari pelaksanaan identifikasi pasien yang dilakukan tidak benar
akan berakibat kerugian fisik dan psikis pada pasien dan berdampak pada aspek
hukum (Nelly, 2020) .
Penerapan prinsip 6 benar pemberian obat untuk mencegah kejadian tidak
diharapkan dapat dilaksanaan dengan cara meningkatkan pengetahuan perawat
melalui pemberian informasi yang akurat dan terus menerus serta pelatihan
keselamatn pasien dan dukungan serta monitoring keselamatan pasien di rumah sakit
dan bidang keperawatn (Rida, 2015).
Asumsi kelompok sebelum dilakukannya kegiatan sosialisasi dalam
mengidentifikasi pemberian obat di Ruang Interne RSUD Rasidin Padang didapatkan
48
belum optimalnya pelaksanaan dalam mengidentifikasi pemberian obat . sedangkan
setelah dilakukan sosialisasi dalam mengidentifikasi pemberian obat di Ruang Interne
RSUD Dr Rasidin Padang didapatkan adanya peningkatan dalam mengidentifikasi
pemberian obat dimana perawat mampu bekerja sama dalam mengoptimalkan
pelaksanaan dalam mengidentifikasi pemberian obat.

Rencana tindak lanjut dari kelompok dalam mengidentifikasi pemberian obat


di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang yaitu memaksimalkan kembali dalam
mengidentifikasi pemberian obat berdasarkan SOP dan 12 benar obat.

B. Sosialisasi dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius

Sebelum dilakukan implementasi sosialisasi dan demonstrasi tentang


penatalaksanaan sampah infeksius dan penyediaan tempat sampah infeksius di troli
tindakan Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang kelompok menemukan belum
optimalkanya perawat dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius dan
tidak adanya penyedian tempat sampah infeksius dan non infeksius di troli tindakan.
Setelah dilakukan implementasi dengan mensosialisasi dan demonstrasi
penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius maka 17 perawat mampu
mengotimalkan dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius. Kelompok
melakukan observasi selama 2 hari di shift pagi dan siang perawat sudah menerapkan
apa yang disosialisasi dan demonstrasi oleh kelompok . Hal ini dikarenakan perawat
di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang memiliki pengetahuan yang baik tentang
penatalaksanaan sampah infeksius.

Berdasarkan hasil kuesioner perawat di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin


Padang setelah dilakukan implementasi 95% perawat memiliki pengetahuan yang
baik serta menerapkan pembuangan sampah berdasarkan jenis sampahnya infeksius
dan non infeksius dan 5% perawat memiliki pengetahuan yang cukup.

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/dari proses alam yang
berbantuk padat. Sampah merupakan bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang
rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak
atau buangan. Sementara itu, limbah merupakan sisa dari suatu proses produksi yang

49
dibuang, yang dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Dalam penggunaan sehari-hari,
istilah sampah dan limbah tidak perlu dipermasalahkan (Djohan & Halim, 2013).
Sampah dan limbah rumah sakit/Puskesmas adalah semua yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila dibanding dengan
kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah
sakit dapat dikategorikan kompleks. (Djohan & Halim, 2013)

Secara umum sampah dan 12 limbah rumah sakit/Puskesmas dibagi kedalam


dua kelompok besar, yautu sampah limbah infeksius dan non infeksius baik padat
maupun cair. Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya
pengelolaan yang baik meliputi alat dan sarana, keuangan, dan tatalaksana
pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit
yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan (Asmadi, 2013)..

Mutu pelayanan keperawatan salah satu indikator mutu manajemen untuk


meningkatkan derajat akreditasi institusi. Salah satu pengendalian mutu termasuklah
dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius dan non infeksius serta
penyediaan tempat sampah infeksius di troli tindakan. Berdasarkan hasil lokmin satu
di dapatkan masalah tentang penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius
(Asmadi, 2013).

Asumsi kelompok sebelum dilakukannya kegiatan sosialisasi dan demonstrasi


dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius di Ruang Interne RSUD
Rasidin Padang didapatkan belum optimalnya dalam penatalaksanaan pembuangan
sampah infeksius. Sedangkan setelah dilakukan sosialisasi dan demonstrasi dalam
penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin
Padang didapatkan adanya peningkatan dalam penatalaksaan pembuangan sampah
infeksius dimana perawat mampu bekerja sama dalam mengoptimalkan penatalaksaan
pembuangan sampah infeksius. Perawat juga memanfaatkan tempat sampah infeksius
dan non infeksius yang telah disediakan oleh kelompok di troli tindakan.

Rencana tindak lanjut dari kelompok terhadap penatalaksanaan pembuangan


sampah infeksius di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang yaitu memaksimalkan
kembali penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius berdasarkan jenis
sampahnya.
50
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

51
Setelah dilakukan implementasi berupa sosialisasi tentang mengidentifikasi
pemberian obat di ruangan interne RSUD Dr Rasidin Padang di dapatkan hasil evaluasi
bahwa perawat di ruangan bersedia untuk mengoptimalkan pelaksanaan tindakan sesuai
SOP yang telah tersedia. Sosialisasi dan demonstrasi dalam penatalaksanaan sampah
infeksius di Ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang di dapatkan hasil evaluasi bahwa
perawat di ruangan bersedia untuk mengoptimalkan penatalaksanaan sampah infeksius dan
memanfaat tempat sampah yang telah disediakan di troli tindakan berdasarkan jenis
sampah.

Dari hasil evaluasi yang di dapatkan tersebut, diharapkan semua perawat di Ruang
Interne RSUD Dr Rasidin Padang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya dalam
mengidentifikasi pemberian obat dan penatalaksanaan membuang sampah infeksius untuk
mencegah terjadi nya resiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan serta demi
tercapainya mutu yang lebih baik dalam melakukan asuhan keperawatan RSUD Dr
Rasidin Padang

B. Saran

1. Diharapkan kepada pihak RSUD Dr Rasidin padang untuk bisa memfasilitasi tempat
sampah infeksius untuk pembuangan sampah infeksius di troli tindakan perawat dan
di kamar pasien

2. Diharapkan kepada kepala ruangan dan katim di ruangan interne RSUD Dr Rasidin
padang agar memotivasi perawat untuk mengidentifikasi pemberian obat dan
penatalaksanaan pembuangn sampah infeksius

3. Di harapkan kepada mahasiswa yang akan melakukan praktek di di RSUD Dr Rasidin


Padang agar dapat mengidentifikasi pemberian obat kepada pasien dan
penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius berdasarkan jenis sampahnya

LOKAKARYA MINI II DI RUANGAN INTERNE


RSUD DR RASIDIN PADANG

52
OLEH KELOMPOK 1 :

1. A.n Juliwirina , S.Kep 6. Neki Retdia Pitri, S.Kep


2. Afikri Rahma Putra, S.Kep 7. Neri Mardayani, S.Kep
3. Dava Millenia Fresha, S.Kep 8. Pipit Hutria,S.Kep
4. Febriola Yuki Nugraha, S.Kep 9. Putra Syaftria, S.Kep
5. Isma Dwi Yunita, S.Kep 10. Sisi Daniati , S.Kep
11. Wilga, S.Kep

Dosen Pemimbing : Ns. Sandra Hardini, M.Kep


Pemimbing Klinik : 1. Ns. Dabora Marpaung, S.Kep
2. Ns. Devizar Putri, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA
TAHUN 2022

PRE PLANNING
LOKAKARYA MINI II DI RUANGAN INTERNE
RSUD DR RASIDIN PADANG

53
Topic : Lokakarya Mini II
Sasaran : Semua perawat di ruangan interne RSUD Dr Rasidin Padang
Hari/ Tanggal : Rabu, 27 Juli 2022
Tempat : Di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang

A. Latar belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama. Hal
ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan
dan perubahan memerlukan pengolahan secara professional dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2011).
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menurut perawat
sebagai suatu profesi memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Oleh karena, itu
diperlukan kemampuan mengenai dari tenaga keperawatan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan
RSUD Dr rasidin Padang merupakan rumah sakit rujukan di sumatera barat
yang mengutamakan untuk pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Perawat merupakan ujung tombak dalam pelayanan dirumah sakit, dimana
perawat di tuntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang berkulitas guna
meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dan memberikan kepuasan pada pasien
yang dalam ini adalah sebagai konsumen (Adill et all, 2009).
Salah satu kemampuan perawat adalah dalam mengidentifikasi pemberian obat
. dalam pemberian obat perlunya identifikasi dulu sebelum diberikan kepada pasien
guna untuk mengurangi resiko terjadi keselahan pada pasien selain dalam pemberian
obat yang tak kalah pentingnya menjadi perhatian perawat yaitu perlindungan pasien
terhadap terjadi nya resiko penularan penyakit dari pembuangan sampah infeksius
yang sembarangan tidak sesuai standar (Potter, 2005).
RSUD Dr Rasidin Padang memerlukan aspek manajemen dalam memberikan
asuhan kepperawatan pada klien khususnya. Untuk meningkatkan aspek manajemen
tersebut, maka perlu dilaksanakan lokakarya mini yang membahas tentang
mengidentifikasi pemberian obat dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius
B. Tujuan
1. Umum

54
Untuk melakukan pemecahan masalah dalam pemberian asuhan keperawatan di
ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang
2. Khusus
Untuk mengidentifikasi dalam pemberian obat di ruang interne RSUD Dr
Rasidin Padang
Untuk penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius di ruang interne RSUD
Dr Rasidin Padang
C. Metode
Ceramah, diskusi dan Tanya jawab
D. Media dan alat
Lembar balik
E. Waktu dan tempat
Hari/ Tanggal : Rabu, 27 Juli 2022
Tempat : Di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang
F. Pengorganisasian
Moderator : Isma dwi Yunita, S.Kep
Presenter : Pipit Hutria, S.Kep dan Putra Syaftria, S.Kep
Notulen : Febriola Yuki Nugraha, S.Kep
Observer : Neki Retdia Pitri, S.Kep
Fasilitator : A.N Juliwirina
Afikri Rahma Putra, S.kep
Dava Millenia Fresha, S.Kep
Neri Mardayani, S.kep
Sisi Daniati, S.Kep
Wilga, S.Kep

G. Kegiatan Lokakarya Mini


No Kegiatan Kegiatan Waktu
55
1. Pembukaan Menjawab salam 5 Menit
Mengucapkan salam Memperhatikan
Perkenalan Memperhatikan
Memperkenalkan pemimbing Mendengarkan
klinik dan akademik Menyetujui kontrak
Menjelaskan lokakarya mini
Kontrak waktu dan tempat
2. Penyajian Mendengarkan dan 15 Menit
Menjelaskan tentang hasil memperhatikan
implementasi dan evaluasi Mendengarkan dan
mahasiswa tentang memperhatikan
mengidentifikasi pemberian obat
Menjelaskan tentang hasil
implementasi dan evaluasi
mahasiswa tentang
penatalaksanaan pembuangan
sampah infeksius
3. Pembahasan Berpartipasi 25 Menit
Mendiskusi bersama Berpartipasi
Menyamakan persepsi tentang
masalah Berpartipasi
Menyepakati alternative masalah
Menetapkan bersama Berpartipasi
penyelesaian

4. Penutup Bersama sama 5 Menit


Menyimpulkan hasil diskusi menyimpulkan hasil
Mengucapkan salam Menjawab salam

H. Kriteria evaluasi

56
1. Evaluasi hasil
a. Laporan di koordinasikan sesuai dengan perencanaan 80% peserta menghadiri
lokakarya mini
b. Tempat dan media serta alat sesuai dengan rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Waktu yng direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
c. 70% peserta aktif dalam lokakarya mini manajemen keperawatan
d. 80% peserta tidak meninggalkan ruangan selama lokakarya mini
berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. Perawat mempunyai persepsi yang sama terhadap permasalahan
b. Perawat dapat menyepakati pemecahan masalah

57
Lampiran
LEMBAR OBSERVASI MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG
MENGIDENTIFIKASI DALAM PEMBERIAN OBAT PROGRAM STUDI PROFESI
NERS DI STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD
DR RASIDIN PADANG

Inisial Responden :
Usia :

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Sebelum mengaplus obat apakah


perawat mencuci tangan

2 Membaca instruksi pada daftar obat

3 Mengecek obat obatan pasien dengan


memperhatikan prinsip 6 benar
sebelum tutup vial dibuka dan ampul
dipatahkan

4 Apakah perawat melakukan doble cek


terhadap pemberian obat

5 Apakah perawat memeriksa identitas


pasien sebelum memberikan obat

6 Apakah perawat menjelaskan fungsi


obat yang akan diberikan kepada
pasien

7 Memberikan label pada spuit obat


yang akan di injeksi kepada pasien

8 Memberikan kapas alkohol/ swab


alkohol sebelum di injeksikan obat

9 Menanyakan perasaan pasien setelah


di injeksikan obat
58
10 Sesampai di kamar pasien pastikan
perawat senyum, sapa dan salam
kepada pasien sebelum memberikan
obat

59
LEMBAR OBSERVASI PENATALAKSANAAN SAMPAH INFEKSIUS
MANAJAMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI STIKES
SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD DR RASIDIN
PADANG

Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Adanya penyediaan tempat sampah


infeksius dan non infeksius di ruangan
pasien

2 Penyediaan tempat sampah infeksius di


troli tindakan perawat

3 Tersedia wadah untuk pembuangan


benda tajam dan botol infus

4 Perawat menjelaskan sampah infeksius


dan non infeksius

5 Tempat sampah berpedal/ model injak

6 Apakah sampah sarung tangan, skort,


perban darah di buang di kantong plastik
kuning

7 Apakah sampah seperti sisa makanan,


plastik makanan di buang di kantong
hitam

8 Memberikan label infeksius dan non


infekius pada tempat sampah

60
LEMBAR KUESIONER TENTANG MENGIDENTIFIKASI DALAM PEMBERIAN
OBAT MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD DR
RASIDIN PADANG

Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :

1. Rute pemberian obat disebut juga


a. Perjalanan obat
b. Order obat
c. Cara peberian obat
d. Bagian obat
2. Rute pemberian obat padat yang diminum
a. Oral
b. Tipikal
c. Rektal
d. Vaginal
3. Benar pasien mencangkup
a. Mengecek identitas pasien pada gelang dan papan nama
b. Memanggil nama pasien
c. Memberi tanda pada dua nama pasien yang sama
d. 1,2 dan 3 benar
4. Bila pasien menolak pemberian obat, perawat melakukan
a. Menanyakan alasan penolakan
b. Menghentikan total pengobatan
c. Memberikan penguatan kenapa obat di berikan
d. Tidak diberikan
5. Evaluasi perawat ketika memberikan obat
a. Respon pasien terhadap obat
b. Pengkajian obat
c. Dokumentasi
6. Benar obat mencangkup
61
a. Cek permintaan obat
b. Cek merek obat
c. Lihat obat
d. Hitung obat
7. Benar dokumentasi mencangkup
a. Mencatat nama, obat, dosis
b. Memberikan informent consent
c. Mencatat setelah obat pasien lain diberikan
d. Mencatat nama dan obat
8. Benar dosis mencangkup
a. Tidak merubah dosis asli
b. Jika meragukan dosis, obat tetap diberikan
c. Langsung diberikan saja
d. Dosis tidak disesuai dengan keadaan diberikan sama
9. Mencuci tangan di lakukan perawat saat
a. Pemberian obat
b. Selesai pemberian obat
c. Sebelum dan sesudah pemberian obat
d. Saat memberikan obat
10. Untuk obat yang namanya mirip dan kemasanya mirip berapa kali perlu dicek
a. Tidak perlu dicek
b. Satu kali
c. Doble cek
d. 4 kali cek

62
LEMBAR KUESIONER TENTANG PENATALAKSANAAN SAMPAH INFEKSIUS
MANAJAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD DR
RASIDIN PADANG

Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :
1. Apa yang dimaksud limbah medis
a. Sampah yang berasak dari unit medis yang ada di rumah sakit
b. Sampah yang berasal dari rumah sakit
c. Sampah yang berasal dari luar rumah sakit
2. Apa yang dimaksud limbah non medis
a. Limbah yang dihasilkan dari dapur, perkantoran, taman dan halaman
b. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit
c. Limbah yang dihasilkan kembali dari dapur dan dimanfaatkan kembali
3. Di bawah ini yang termasuk sampah infeksius
a. Kultur laboratorium : kapas, perban sarung tangan yang tersentuh pasien
b. Termometer dan alat pengukur tekanan darah yang rusak
c. Obat- obatan, vaksin, dan serum kadarluarsa
4. Bagaimana cara pemilihan sampah non medis
a. Pewadahan limbah padat non infeksius harus dipindahkan dari limbah non medis
padat di tampung dalam kantong plastik hitam
b. Pewadahan limbah pada non infeksius langsung di tampung di kantong plastik
warna hitam
c. Pewadahan limbah padat non infeksius dipisahkan dari limbah media padat
5. Warna tempat sampah untuk non infeksius dan infeksius
a. Hitam dan kuning
b. Merah dan hitam
c. Kuning dan hitam
6. Apa yang di maksud pemisahan sampah medis
a. Membuang sampah medis dan non medis pada sutu tempat
b. Membedakan sampah sesuai dengan jenis sampaj sebelum dibuang ke tempat
sampah
63
c. Membuang sampah pada tempat sampah yng tidak sesuai dengan kategori
7. Limbah medis yang mengandung patogen berbagai macam paigen, memasuki tubuh
manusia melalui
a. Hanya akibat tusukan, lecet atau luka dikulit
b. Melalui membran mukosa dan persyarafan
c. Akibat tusukan, lecet atau luka di kulit, membran mukosa dan persyarafan
8. Limbah seperti jarum, ampul, dan benda tajam dimanakah di buang
a. Kantong hitam
b. Kantong kuning
c. Safty box
9. Sumber penghasil limbah medis di rumah sakit
a. Unit rawat, unit gawat darurat, UGD instalasi
b. Kantin, halaman dan pelayanan medis
c. Gizi, kantor dan halaman
10. Limbah dari hasil perawatan yang di lakukan di rumah sakit seperti melakukan
redresing, suntik insulin, injeksi termasuk
a. Limbah medis
b. Limbah rumah tangga
c. Limbah infeksius

64
LEMBAR KUESIONER TENTANG SIKAP DALAM MENGIDENTIFIKASI
PEMBERIAN OBAT MANAJAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
PROFESI NERS DI STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN
INTERNE RSUD DR RASIDIN PADANG

Inisial Responden :
Usia :
No Aspek yang dinilai Keterangan

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1 Apakah anda
memberikan obat
pasien dengan tepat
waktu

2 Apakah anda pernah


lupa untuk melihat
gelang pasien sebelum
memberikan obat

3 Apakah and meminta


pasien untuk
menyebutkan nama,
no, mr, atau ibu
kandung ke pasien
sebelum memberikan
obat

4 Apakah anda
menjelaskan nama dan
jenis obat yang
diberikan kepada
pasien

5 Apakah anda melihat


kembali gelang

65
identitas pasien untuk
memastikan kebenaran
identitas pasien

66
LEMBAR KUESIONER TENTANG SIKAP DALAM PENATALAKSANAAN
PEMILIHAN SAMPAH INFEKSIUS MANAJAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI
RUANGAN INTERNE RSUD DR RASIDIN PADANG

Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :

No Pernyataan SS S KS

1 Pentingnya dilakukan pemilihan


sampah infeksius dan non infeksius

2 Sampah medis dapat menimbulkan


penyakit

3 Kebiasaan membuang sampah medis


sembarangan tempat, bukanlah
kebiasaan yang baik dan harus ada
upaya untuk menghentikan kebiasaan
tersebut

4 Perwadahan tempat sampah harus di


lapisi dengan kantong plastik

5 Pengunaan kantong plastik untuk


penampungan sampah medis sangatlah
memudahkan petugas dalam
pemeliharaan tempat penampungan
sampah

6 Untuk mengurangi bahaya yang


disebabkan oleh sampah medis
khususnya bekas jarum suntik, botol
bekas obat, bekas selang infus perlu di
disfeksi sebelum dimusnahkan

67
7 Penggunaan kembali wadah tempat
sampah medis tidak perlu
menggunakan disinfektan terlebih
dahulu karena dilapisi plastik

8 Tempat pewadahan tempat sampah


perlu memiliki label dan warna

9 Dalam penanganan sampah medis di


rumah sakit diperlukan juknis

10 Sampah medis dan limbah umum atau


domestik boleh di campur

IDENTITAS RESPONDEN

68
 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menulis pada tempat yang telah disediakan
 Beri tanda check list pada salah satu kotak yang disediakan
1. Insial responden :
2. Usia :
3. Jenis kelamin : Laki- Laki
Perempuan
4. Pendidikan : Ners
Amd. Kep
5. Jabatan : Karu
Katim
PP

69
MASTER TABEL PENATALAKSANAAN PEMBUANGAN SAMPAH INFEKSIIUS

Pre Post
Inisial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M B B S S B B S B B B S B S B B B B B B B
R B B S S B S B B B B S B B B B B B B B B
AD B B S B S S B B B B B B B S B B B B B B
W B S S S B B S S B B B B B B S B B B S B
M S S B B S S B B S B B B B B B B B B B B
L B S B B B S S B B S B B B S S B B B B B
T B B S S B B B S S B B B B B B B S B B S
N B B B S S B B S B B B B B B B B S B B B
D S B B S B B S B B S B B B B B B S B B B
DP B S B B S S B B S B B B B B B B B B B B
IK S B S B B S B S S B B B B B B B B B B S
S B S S B B B S S B S B B B B B B S B B S
R B B B B S S B B B S B B B B B B B B B S
I S B B S S B S B S S B B B B B B S B B B
R S B S B B B S S S B B B B B B B S B B S
AR B S B S S B B S B S B B B B B B B B B B
A S B B S B B S S S S B B B B B B B B B S

66
MASTER TABEL DALAM MENGIDENTIFIKASI PEMBERIAN OBAT

Pre Post
Inisial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M B S B B B S B B S S B B B B B B B B B S
R B B B S B S B B B B S B B B B B B B B B
AD B B S B S B B B B B B B B S B B B B B B
W B B S S B B S S B B B B B S B B B B S B
M B S B B S S B B S B B B B B B B B B S S
L S S B B B S S B B S B B B S S B B B B B
T B B S S B B B S B B B B B B B B B B B S
N B B B S S B B S B B B B B S S B B B B B
D S B B S B B S B B B B B B S S B B B B B
DP B S B B S S B B S B B B B S B B B B B B
IK B B S B B S B S S B B B B B B B B B B S
S B S S B B B S S B S B B B S B B B B B B
R S B B B S S B B B S B B B B B S B B B B
I B B B S S B S B S S B B B B B S S B B B
R S B B B S B S S S B B B B B B B S B B S
AR S S B S S B S S B S B B B B B B B B B B
A S B S S B B B B S S B B B B B B B B B B

67
DAFTAR HADIR LOKMIN 1

HARI/TANGGAL : RABU / 20 Juli 2022


KELOMPOK :1

NO NAMA TANDA TANGAN


1. Afikri Rahma Putra
2. A.N Juliwirina
3. Dava Millenia Fresha
4. Febriola Yuki Nugraha
5. Isma Dwi Yunita
6. Neki Retdia Pitri
7. Neri Mardayani
8. Pipit Hutria
9. Putra Syaftria
10. Sisi Daniati
11. Wilga

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )

DIKLAT

( )

68
DAFTAR HADIR LOKMIN II

HARI/TANGGAL : Jumat / 29 Juli 2022


KELOMPOK :1

NO NAMA TANDA TANGAN


1. Afikri Rahma Putra
2. A.N Juliwirina
3. Dava Millenia Fresha
4. Febriola Yuki Nugraha
5. Isma Dwi Yunita
6. Neki Retdia Pitri
7. Neri Mardayani
8. Pipit Hutria
9. Putra Syaftria
10. Sisi Daniati
11. Wilga

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )

DIKLAT

( )

69
DOKUMENTASI

Sebelum

70
Sesudah

71
72
73
DAFTAR PUSTAKA

Adikkoesoemo. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan


Adisasmito, Wiku. 2009. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : Rajawali
Pers
Adisasmito, Wiku. 2008. Sistem Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Ali, Zaidin. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika
Arwani, Dkk. 2005. Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC
Depkes, RI. 2003. Pedoman Kewaspadaan Universal Di Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Depkes
Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan, Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
Suarli Dan Bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Kritis. Jakarta :
Erlangga

74

Anda mungkin juga menyukai