OLEH KELOMPOK 1 :
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
Syukur Alhamdulillah kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan Penulisan Loka
Karya Mini II (LOKMIN II) tentang “Laporan Loka Karya Mini Di Ruangan Interne
RSUD dr.Rasidin Padang”.
Maka pada kesempatan ini kelompok ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Ns. Sandra Hardini, M.Kep sebagai Pembimbing akademik yang telah
mengarahkan dan memberikan masukkan sehingga kelompok dapat menyelesaikan
makalah ini.
2. Ibu Ns. Dabora Marpaung, S.Kep selaku pembimbing klinik yang telah memberikan dan
mengarahkan masukkan sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Ibu Ns.Devizar Putri, S. Kep selaku pembimbing klinik yang telah memberikan dan
mengarahkan masukkan sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Seluruh perawat diruangan Interne RSUD dr Rasidin Padang
Kelompok menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu kelompok
sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kelompok berharap semoga makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kelompok dan bagi peneliti
selanjutnya
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.....................................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................................
Manfaat ...............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen keperawatan.....................................................................................................
Mengidentifikasi obat..........................................................................................................
Penatalaksaan pembuangan sampah infeksius.....................................................................
BAB III KAJIAN SITUASI DI RUANGAN INTERNE DR RASIDIN PADANG
Profil Dan Kajian Situasi RSUD dr. Rasidin Padang
1
BAB IV IMPLEMENTASI
Demonstrasi dan penempelan poster tentang mengidentifikasi pemberian obat ................
Demonstrasi dan peyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius di troli tindakan
BAB V PEMBAHASAN
Demonstrasi dalam mengidentifikasi pemberian obat ........................................................
Demonstrasi dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius ................................
BAB VI PENTUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................................
Saran....................................................................................................................................
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling ) terhadap staf, sarana,
dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant, 2011). Manajemen juga
diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam
banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia (Grant, 2011).
Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pengkaryaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi, sarana dan prasarana yang tersedia
untuk dapat memberikan 7 asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin
bagi individu, keluarga dan masyarakat. Selain manajemen keperawatan ada
manajemen obat yang merupakan komponen yang penting dalam pengobatan paliatif,
simptomatik preventif dan kuratif terhadap penyakit dan berbgai kondisi dimana
dalam manajemen obat ada pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
Pemberian obat harus memperhatikan prinsip 6 benar yaitu benar pasien saat
pemberian obat kepada pasiennya, tepat obat obat yang diberikan, tepat dosis dalam
memberikan obat kepada pasien, tepat waktu dalam pemberian obat sesuai jam yang
telah ditentukan, tepat cara dalam melakukan nya dan tepat dokumentasi . Dalam
pemberian obat kepada pasien kita harus memperhatikan kemasan obat ada yang botol
dan ampul jadi kemasan nya tidak boleh di buang di tempat sampah biasa. Harus di
buang di safty box atau kotak khusus. Untuk bekas spuit bisa di buang di tempat
4
sampah kuning dan jarum di safty box. Sampah yang sudah terpapar cairan tubuh
pasien di buang di tempat sampah kuning.
Jadi sampah padat infeksius adalah sampah obat- obatan, infus yang sudah
dipakai, jarum suntik yang sudah di pakai dan bahan- bahan yang sudah
terkontaminasi dengan manusia. Sampah non infeksius adalah sampah sisa- sisa
makanan atau sampah dari sisa rumah tangga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat diruangan interne pada tanggal
tanggal 15- 17 Juli 2022 didapatkan hasil wawancara bahwa di ruangan interne ada
SOP pemberian obat yang telah di tetapkan, namun pada pelaksanaannya ditemukan
adanya yang belum optimal yang dilaksanakan perawat misalkan tidak menyebutkan
obat apa yang diberikan kepada pasien dan untuk apa obat tersebut. Untuk pemilihan
sampah infeksius ruangan interne menyediakan tempat sampah bewarna kuning
namun ditemukan di lapangan ruangan interne tidak menyediakan sampah infeksius di
troli tindakan perawat. Karena penting sekali menyediakan tempat sampah infeksius
di troli agar meminimalisir terjadinya penyakit sehingga perawat tidak bolak balik ke
ruangan tindakan untuk membuang sampah infeksius.
Berdasarkan hasil observasi di ruangan rawat inap interne pada tanggal 15
sampai 17 Juli 2022 sudah terlaksananya pemberian obat sesuai SOP namun belum
optimal dilakukan dikarenakan ada 2 perawat yang tidak melakukan doble cek
pemberian obat dan 3 tidak menyebutkan obat apa yang diberikan kepada pasien.
Untuk penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius ditemukan ruangan
menyediakan tempat sampah kuning namun ada pelaksaan yang belum optimal yang
dilakukan oleh perawat karena ditemukan pembuangan handscoon di tempat sampah
bewarna hitam.
Sehubungan dengan permasalahan diatas Praktek Manajemen Keperawatan
Mahasiswa Profesi Ners STIKES Syedza Saintika Padang bermaksud ingin bersama-
sama dengan perawat ruangan lebih optimal dalam mengidentifikasi pasien dalam
pemberian obat dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius. Hal ini akan
sangat membantu dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang sesuai
kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan.
Dari masalah yang timbul tersebut, maka dilakukan observasi untuk
memecahkan masalah. Kelompok merasakan perlu membaca ulang apa SOP dalam
pemberian obat serta melakukan roplay dalam penatalaksaan pembuangan sampah
5
infeksius dengan mengundang kepala ruangan,perawat di ruangan rawat inap interne
RSUD Dr Rasidin Padang, pemimbing klinik dan pemimbing akademik.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pemberian obat dan penatalaksanaan sampah
infeksius. berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara di ruang rawat inap Interne di RSUD Dr Rasidin Padang
2. Tujuan Khusus
Kelompok mahasiswa bersama perawat di ruangan dapat menunjukkan
kemampuan untuk :
a. Merencanakan alternatif penyelesaian masalah dalam mengidentifikasi
pemberian obat dan penatalaksanaan sampah infeksius diruangan Interne
b. Merumuskan prioritas masalah
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi rumah sakit Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
mengenai beberapa masalah manajemen pelayanan dan manajemen asuhan ruang
rawat inap interne RSUD Dr Rasidin Padang
2. Bagi pasien Dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan
meningkatkan keselamatan pada pasien di ruang rawat interne RSUD Dr Rasidin
Padang
3. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan terkait manajemen layanan di ruang
rawat dan sebagai pemenuhan tugas praktek keperawatan manajemen keperawatan
STIkes Syedza Saintika Padang
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
7
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses
manajemen dalam mencapai sutu tujuan melalui usaha orang lain. Apabila
memimpin anggota staf, maka manajer harus bertindak secara terencana dan
efektif serta mampu menjalankan pekerjaan bersama dengan para perawat dari
beberapa level hirarki serta didasarkan pada informasi penuh dan akurat
tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan cara dan alasan apa,
tujuan dan sumberdaya apa yang tersedia untuk melaksanakan rencana itu.
Selanjutnya, manajer yang efektif harus mampu mempertahankan suatu level
yang tinggi bagi efisiensi pada salah satu bagian dengan cara menggunakan
ukuran pengawasan untuk mengidentifikasi masalah dengan segera, dan
setelah mereka terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu
diubah atau prestasi karyawan yang perlu dikoreksi.
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Didalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin sebuah
pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi
pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan
maksimal. Didalam proses manajemen keperawatan, bagian akhir adalah
perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua anggota kelompok pasien.
Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat pelayanan
di ruangan atau bagian sebagaimana pendekatan sistem yang disampaikan oleh
Gillies (1989 dalam Nursalam 2008.
8
struktur 2.1
Sistem Manajemen Keperawatan
b. Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan yang strategis dalam
mencapai asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan
yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan
efektivitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk
mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan secara bersama.
c. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan manajemen keperawatan memerlukan kerja sama
dengan orang lain, maka tahap implementasi di dalam proses manajemen adalah
bagaimana manager dapat memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang
telah di rencanakan dan di tetapkan.
9
d. Evaluasi
Tahap evaluasi bertujuan untuk menilai seberapa jauh staff mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah diterapkan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan.
Struktur 2.3
Model Metode Asuhan Keperawatan Tim
Kepala Ruangan
Klien Klien
10
Konsep Metode Tim
a) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d) Peran kepala ruangan penting dalam metode tim
Tanggung Jawab Anggota Tim
a) Memberikan asuhan keperawatan pasien dibawah tanggung jawabnya
b) Kerja sama dalam anggota tim dan antar tim
c) Memberikan laporan
Tanggung Jawab Ketua Tim
a) Membuat perencanaan
b) Membuat penugasan supervise dan evaluasi
c) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
d) Mengembangkan kemampuan angggota
e) Menyelenggarakan konferensi
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
a) Manajemen personalia atau ketenagaan
b) Manajemen operasional meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelayanan keperawatan
c) Manajemen kualitas pelayanan
d) Manajement financial meliputi budget coss control dalam pelayanan keperawatan
11
3. Mengidentifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat
ketergantungan klien
4. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
5. Membantu mengembangkan staf untuk pendidikan berkelanjutan dan pelatihan
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
8. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
9. Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan
10.Mengadakan diskusi untuk memecahkan masalah
11.Memberikan informasi kepada klien/keluarga yang baru masuk
12.Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
13.Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b) Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2. Merumuskan tujuan sistem metode penugasan
3. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua anggota tim dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
6. Mengatur dan mengedalikan logistik ruangan
7. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
8. Mengendalikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat, kepada
ketua tim
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya
11. Identifikasi masalah dan cara penanganan
c) Pengarahan
1. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2. Memberikan pujian kepada anggota tim melaksanakan tugas dengan baik
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
12
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien dan pelayanan keperawatan diruangan
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
d) Pengawasan
1. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun melaksanakan mengenai ASKEP yang telah diberikan terhadap
pasien
2. Melalui supervisi
3. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dengan memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga
4. Pengawasaan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta rencana yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
5. Evaluasi bersama katim hasil upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun.
Ketua Tim
a) Fungsi ketua tim
1. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan wewenang yang didelegasi
oleh kepala ruangan
2. Membuat penugasan supervisi dan evaluasi
3. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
4. Mengembangkan kemampuan anggota tim
5. Menyelenggarakan konferens
b) Uraian tugas ketua tim
(1) Perencanaan
a. Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas pada setiap
pergantian dinas
b. Melakukan pembagian tugas atas anggota kelompoknya
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
13
d. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
e. Mengikuti visite dokter
f. Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok dan mendiskusikan masalah
yang ada
g. Menciptakan kerja sama yang harmonis antar anggota tim
h. Memberikan pertolongan segera pada klien dengan kegawatdaruratan
i. Membuat laporan klien
j. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
k. Mengorientasi klien baru
(2) Pengorganisasian
a. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b. Membagi tugas sesuai dengan tingkat ketergantungan klien
c. Membuat rincian anggota tim dalam memberikan Askep
d. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
e. Mendelegasi proses asuhan keperawatan pada anggota tim
f. Membuat rincian tugas anggota tim meliputi pemberian asuhan
keperawatan
(3) Pengarahan
a. Memberikan pengarahan atau bimbingan kepada anggota tim
b. Memberikan informasi yangberhubungan dengan Askep
c. Mengawasi proses asuhan keperawatan
d. Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir kegiatan
e. Memberi pujian, motivasi kepada anggota tim
(4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan pelaksana dalam
pemberian asuhan keperawatan
b. Melalui supervisi
1. Secara langsung melihat atau mengawasi proses asuhan
keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota lain.
2. Secara tidak langsung melihat daftar hadir perawat pelaksana,
membaca dan memeriksa catatan keperawatan, membaca catatan
perawat yang dibuat selama proses keperawatan, mendengarkan
laporan secara lisan dari anggota tim tentang tugas yang dilakukan.
14
c. Mengevaluasi
Pelaksanaan keperawatan bertanggung jawab kepada kepala ruangan
dan mnyelenggarakan asuhan secara optimal kepada klien yang
berbeda di bawah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas perawat Pelaksana :
a) Perencanaan
1. Melakukan pengkajian kepada klien
2. Menentukan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi klien
berdasarkan hasil pengkajian
3. Merumuskan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan rencana
tindakan
4. Melakukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
sehingga tujuan keperawatan tercapai
5. Bersama ketua tim melaksanakn serah terima klien dan tugas setiap
pergantian dinas
6. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakn tindakan keperawatan
7. Mendampingi visite dokter pada klien yang menjadi tanggung jawab
bersama kepala tim untuk menilai kondisi klien dan memungkinkan
penyebabnya, rencana tindakan medis, mengetahui program
pengobatan yang akan dilakukan selanjutnya.
8. Menyiapkan klien secara fisik secara fisik dan secra mental atau
pemeriksaan penunjang
b) Pengorganisasian
1. Menerima pendelegasian askep dari kepala ruangan melalui kepala tim
2. Membuat mekanisme kerja untuk masing-masing klien yang menjadi
tanggung jawab askep yang telah dilakukan kepada kepala ruangan
melalui ketua tim
3. Menghindari pertentangan antara anggota tim
4. Ikut menegakkan peraturan rumah sakit dan kebijakan yang berlaku
5. Mengembangkan kreativitas
6. Mengembangkan kemampuan manajemen dalam memberiakn asuhan
keperawatan kepada klien
15
c) Pengawasan
1. Melakukan dan menciptakan komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga selama memberikan aksep
2. Mengawasi perkembangan dan reaksi klien terhadap tindakan
keperawatan dan pengobatan
3. Menilai hasil tindakan keperawatan yang diberikan, apakah tujuan
telah tercapai bersama kepala tim
d) Pengarahan
1. Memberikan pengarahan kepada keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan, cara minum obat, aktivitas
2. Memberikan petunjuk kepada klien dan keluarga mengenai peraturan
yang berlaku, jam kunjungan, pemeriksaan penunjang dan pengadaan
obat-obatan.
3. Memberikan pujian terhadap kemajuan kesehatan klien dan kerja sama
keluarga dengan petugas
Peran Perawat Dalam Pemberian Obat Perawat harus terampil dan tepat saat
memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi
obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping
obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk
lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien
dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab
dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan
lain.
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang
diberikan harus tepat. eran Perawat Dalam Pemberian Obat Perawat harus terampil
dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral)
atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi
respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek
16
samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong
klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha
membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan
tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan
resep obat yang diberikan harus tepat.
18
7. Pemberian Obat pada Mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes
mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara
mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata. 6. Inhalasi
Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. Kelebihan
dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen,
kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan
langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat
yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat bergerak
melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.
8. Prinsip 6 bnar dalam pemberian obat
a. Benar Pasien : Dapat di pastikan dengan melihat nama pada label obat dan
mencocokkan dengan nama, usia, dan jenis kelamin.
b. Benar Obat : Pastikan obat yang diberikan harus sesuai resep dokter yang
merawat dari nama obat, bentuk dan warna, serta membaca label obat sampai 3
kali yaitu : saat melihat kemasan obat, saat menuangkan obat sesudah
menuangkan obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke
bagian apotek.
c. Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan instruksi dokter
dan catatan pemberian obat.
d. Benar Waktu Pemberian : Waktu pemberian obat harus sesuai dengan waktu
yang tertera pada catatan pemberian obat , misalnya obat diberikan 2 kali sehari
maka catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian misalnya jam 6 pagi
dan 6 sore. Perhatikan apakah obat diberikan sebelum atau sesudah makan.
e. Benar Cara Pemberian Obat : Pastikan obat diberikan sesuai dengan cara yang
diintruksikan dan periksa pada label cara pemberian obat. Misalnya oral (melalui
mulut) sublingual (dibawah lidah), inhalasi (semprot aerosol) dll.
f. Benar Kadaluarsa Obat : Harus diperhatikan expire date/masa kadaluarsa obat
yang akan diberikan. Biasanya pada label botol obat tertera kapan obat tersebut
kadaluarsa. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh), tablet
menjadi basah/bentuknya rusak
19
D. Sampah infeksius dan non infeksius
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/dari proses alam yang berbantuk
padat. Sampah merupakan bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau buangan. Sementara
itu, limbah merupakan sisa dari suatu proses produksi yang dibuang, yang dapat berbentuk
padat, cair, atau gas. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah sampah dan limbah tidak perlu
dipermasalahkan (Djohan & Halim, 2013). Sampah dan limbah rumah sakit/Puskesmas
adalah semua yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.
Apabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis
sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks.
Secara umum sampah dan 12 limbah rumah sakit/Puskesmas dibagi kedalam dua
kelompok besar, yautu sampah limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair
(Asmadi, 2013). Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya
pengelolaan yang baik meliputi alat dan sarana, keuangan, dan tatalaksana
pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang
memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan. Pembuangan limbah yang berjumlah cukup
besar paling baik jika dilakukan dengan memilah ke dalam berbagai kategori. Pada tiap
jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Jenis limbah rumah sakit
berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Limbah padat Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri atas limbah medis padat dan
nonmedis (Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/X/2004), yaitu sebagi berikut :
yaitu limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis
yang berasal dari dapur, perkantoran, serta taman dari halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi
20
b. Limbah medis padat
yaitu limbah padat yang terdiri atas limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah container bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2. Limbah infeksius
adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin
ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia yang rentan.
adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock (sediaan) bahan sangat
infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan lain yang diinokulasi,
terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
4. Limbah cair
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun, dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Air limbah rumah sakit
adalah seluruh buangan cair yang berassal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah
sakit yang meliputi limbah cair dmestik yakni buangan kamar dari rumah sakit yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif
5. Limbah gas
Limbah gas adalah semua limbah yang berbantuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insenertor, dapur, perlengkapan generator,
anastesi, dan pembuatan obat sitotoksis. 14 Selain itu, menurut Djohan & Halim
(2013), jenis limbah rumah sakit berdasarkan bahayanyanya dibagi menjadi dua,
yaitu:
21
a. Limbah nonmedis
1. Kantor/administrasi
2. Unit perlengkapan
3. Ruang tunggu
4. Ruang inap
7. Unit pelayanan
b. Limbah medis
Limbah medis merupakan limbah yang berasal dari pelayanan medis, g gigi,
farmasi atau sejenisnya, pengobatan, serta penelitian 15 atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahn beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan
kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
Limbah medis cenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup
apabila tidak dikelola dengan baik. Limbah medis puskesmas adalah semua
22
limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas dalam bentuk padat, cair, dan
gas. Berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya, limbah medis telah
digolongkan sebagai berikut (Djohan & Halim, 2013):
a. Limbah benda tajam, yaitu materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka
tusuk, antara lain jarum, jarum suntik, skapel, peralatan infus, dan pecahan
kaca. Baik terkontaminasi atau tidak, benda semacam itu biasanya dipandang
sebagai limbah layanan kesehatan yang sangat berbahaya.
b. Limbah infeksius, yaitu limbah yang terkontaminasi organisme patogen
(bakteri, virus, parasit dan jamur) yang tidak secara rutin ada di lingkungan
dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan. Limbah infeksius mencakup
pengertian sebagai berikut:
d. Limbah patologis, yang meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan
tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi. Jaringan tubuh
yang tampak nyata seperti anggota badan dan placenta yang tidak memerlukan
pengesahan penguburan hendaknya dikemas secara khusus dan diberikan label
serta diproses pada incinerator dibawah pengawasan petugas berwenang.
e. Limbah sitotoksik, yaitu limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
Limbah ini harus dibakar dalam insenerator dengan suhu diatas 1000oC.
f. Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan, vaksin, dan serum kedaluwarsa,
tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi, obat yang terbuang karena
karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, sarung tangan, masker, selang penghubung, obat yang tidak
diperlukan lagi atau limbah dari proses produksi obat yang harus dibuang
dengan tepat. Kategori ini mencakup barang yang akan dibuang setelah
digunakan untuk menagani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang
23
berisi reidu, sarung tangan, selang, masker, selang penghubung dan ampul
obat
g. Limbah kimia, adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.
24
1. Limbah mengandung agent infeksius.
2. Limbah bersifat genoktosik.
3. Limbah mengandung zat kimia atau obat – obatan berbahaya atau baracun.
4. Limbah bersifat radioaktif.
5. Limbah mengandung benda tajam.
Semua orang yang terpajan limbah berbahaya dari fasilitas kesehatan
kemungkinan besar menjadi orang yang beresiko, termasuk yang berada dalam
fasilitas penghasil limbah berbahaya, dan mereka yang berada diluar fasilitas serta
memiliki pekerjaan mengelola limbah semacam itu, atau yang beresiko akibat
kecerobohan dalam sistem manajemen limbahnya. Kelompok utama yang beresiko
antara lain :
1. Dokter, perawat, pegawai layanan kesehatan dan tenaga pemeliharaan rumah sakit.
2. Pasien yang menjalani perawatan di instansi layanan kesehatan atau dirumah
3. Penjenguk pasien rawat inap.
4. Tenaga bagian layanan pendukung yang bekerja sama dengan instansi layanan
kesehatan masyarakat, misalnya, bagian binatu, pengelolaan limbah dan bagian
transportasi.
5. Pegawai pada fasilitas pembuangan limbah (misalnya, ditempat penampungan
sampah akhir atau incinerator, termasuk pemulung).
(a) Bahaya Akibat Limbah Infeksius Dan Benda Tajam Limbah infeksius dapat
mengandung berbagai macam mikroorganisme pathogen. Patogen tersebut dapat
memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur:
1. Akibat tusukan, lecet, atau luka dikulit.
2. Melalui membrane mukosa.
3. Melalui pernafasan.
4. Melalui ingesti.
Contoh infeksi akibat terpajan limbah infeksius adalah infeksi
gastroenteritis dimana media penularnya adalah tinja dan muntahan, infeksi
saluran pernafasan melalui sekret yang terhirup atau air liur dan lain – lain. Benda
tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka tertusuk tetapi
juga dapat menginfeksi luka jika benda itu terkontaminasi pathogen. Karena
resiko ganda inilah (cedera dan penularan penyakit), benda tajam termasuk dalam
kelompok limbah yang sangat berbahaya. Kekhawatiran pokok yang muncul 20
adalah bahwa infeksi yang ditularkan melalui subkutan dapat menyebabkan
25
masuknya agens penyebab panyakit, misalnya infeksi virus pada darah (Pruss,
2005).
(b) Bahaya Limbah Kimia dan Farmasi
Kandungan zat limbah dapat mengakibatkan intosikasi atau keracunan
sebagai akibat pajanan secara akut maupun kronis dan cedera termasuk luka
bakar. Intosikasi dapat terjadi akibat diabsorbsinya zat kimia atau bahan farmasi
melalui kulit atau membaran mukosa, atau melalui pernafasan atau pencernaan.
Zat kimia yang mudah terbakar, korosif atau reaktif (misalnya formaldehide atau
volatile/mudah menguap) jika mengenai kulit, mata, atau membrane mukosa
saluran pernafasan dapat menyebabkan cedera. Cedera yang umum terjadi adalah
luka bakar (Pruss, 2005).
26
BAB III
R. R. PM
K D
3P 2 L T
W
1C
2P
3W
1B 1A K HC
U
Keterangan :
R. K : Ruang Karu
R. D : Ruang Dokter
3P : Ruangan 3 P
2P : Ruangan 2 P
3 W : Ruangan 3 W
2 W : Ruangan 2 W
1B : Ruangan 1 B
1A : Ruangan 1 A
1C : Ruangan 1 C
L : Ruang Laken
T : Tindakan
K : Ruangan K
29
HCU : Ruang HCU
f. Struktur Organisasi
Kepala Ruangan
Ns. Debora Marpaung, S.Kep
Administrasi
1. Adm. Novi
Wakaru
Ns. Rahmadani, S.Kep
Katim
Perawat Pelaksana
1. Ns. Resa Y, S.Kep
2. Ns. ikhlas Beyamin, S.Kep
3. Ariffriadi, Amd. Kep
4. Ns. Liya Ariyanti, S.kep
5. Ns. Cintya Hemi Putri, S.Kep
6. Ns. Winda Susriyanti, S.Kep
7. 30
Yolandari, Amd.Kep
8. Ns. Hamida Erwinda, S.kep
9. Riko Yastri Putra, Amd. Kep
g. SDM ( Ketenagakerjaan )
No. Nama
31
16 Ns. Nike Engralia, S. Kep
Tabel 2.1
Jumlah Ruangan Rawat dan Bed Pasien di Ruang Interne
No. Ruang Kapasitas Ruangan
1. HCU 4
2. Kelas 1 A, I B, IC 6
3. Kelas 2 p 4
4. Kelas 2 w 4
5. Kelas 3 p 5
32
6. Kelas 3 w 5
Total 28 Bed
3. Daftar Masalah
a. Belum optimalnya dalam mengidentifikasi pemberian obat
b. Belum optimalnya penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius
4. Validasi data
a. Observasi mengidentifikasi pemberian obat di RSUD Dr Rasidin
Padang
Dari hasil observasi dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan Interne
RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 21% perawat membaca instruksi
obat sebelum mengaplus obat dan 1% perawat tidak memberikan label pada
obat yang akan diberikan.
Dari hasil observasi sikap dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan
Interne RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 27% perawat menjawab
tidak pernah memanggil no Rm dan ibu kandung pasien dalam memberikan
obat, perawat hanya memanggil nama saja. Perawat juga tidak pernah
menjeaskan nama dan jenis obat yang di berikan. 7% perawat selalu
35
memberikan obat tepat waktu, melihat gelang pasien sebelum memberikan
obat.
b. Observasi penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius di RSUD Dr
Rasidin Padang
Hasil Observasi dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan Interne
RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 48% perawat menjawab Ya
pada pertanyaan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius dan 52%
perawat menjawab tidak pada pertanyaan penatalaksanaan pembuangan
sampah infeksius.
Dari hasil observasi sikap dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan
Interne RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 88% perawat memiliki
sikap sangat setuju dalam penatalaksanaan pembuangan sampah dan 12%
perawat memiliki sikap setuju setuju dalam penatalaksanaan pembuangan
sampah.
36
Dari hasil kuesioner penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius
dapat diketahui, dari 17 perawat di ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang
sebagai responden, 11% perawat menjawab benar pertanyaan no 1 dan 2 dan
9% perawat menjawab salah pada pertanyaan no 3 dan 7.
37
Dari hasil observasi perawat di ruangan interne dapat diketahui, dari 22
perawat di ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang sebagai responden, 82%
perawat berjenis kelamin perempuan dan 18% perawat berjenis kelamin laki-
laki.
5. Rumus Masalah
No Data Masalah
1 Hasil Observasi Mengidentifikasi Belum optimalnya dalam
pemberian obat : mengidentifikasi pemberian obat
Dari hasil observasi 21% perawat membaca
instruksi obat sebelum mengaplus obat dan
1% perawat tidak memberikan label pada
obat yang akan diberikan.
Dari hasil observasi sikap 27% perawat
menjawab tidak pernah memanggil no Rm
dan ibu kandung pasien dalam memberikan
obat, perawat hanya memanggil nama saja.
Perawat juga tidak pernah menjelaskan
nama dan jenis obat yang di berikan. 7%
perawat selalu memberikan obat tepat
waktu, melihat gelang pasien sebelum
memberikan obat.
Dari hasil kuesioner 11% perawat
menjawab benar pada pertanyaan no 1 dan 2
dan 9% perawat menjawab salah pada
pertanyaan no 4 dan 5.
2 Observasi Penatalaksanaan pembuangan Belum optimal penatalaksanaan
sampah infeksius : pembuangan sampah infeksius
Dari hasil observasi 48% perawat menjawab
38
Ya pada pertanyaan penatalaksanaan
pembuangan sampah infeksius dan 52%
perawat menjawab tidak pada pertanyaan
penatalaksanaan pembuangan sampah
infeksius.
Dari hasil observasi sikap 88% perawat
memiliki sikap sangat setuju dalam
penatalaksanaan pembuangan sampah dan
12% perawat memiliki sikap setuju setuju
dalam penatalaksanaan pembuangan
sampah.
Dari hasil kuesioner 11% perawat
menjawab benar pertanyaan no 1 dan 2 dan
9% perawat menjawab salah pada
pertanyaan no 3 dan 7.
6. Prioritas Masalah
No Masalah S W O T
Keperawat Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
an
1. Belum Tingkat pendidikan Kurangnya Pengetahuan Meningkatn
optimalnya sudah profesi Ners motivasi tentang ya resiko
dalm Usia perawat perawat manfaat dan pasien
mengidenti sangat produktif dalam efek samping rawat
fikasi Adanya SOP 5 membaca obat sangat berulang
pemberian pemberian obat sop penting atau ressiko
obat pemberian dimiliki oleh pasien
obat perawat. bertambah
Perawat penyakit
memiliki peran karena
yang utama terjadinya
dalam salah dalam
39
meningkatkan pemberian
dan obat
mempertahank Masyarakat
an kesehatan yang
klien dengan mengingink
mendorong an
klien untuk pelayanan
lebih proaktif yang
jika optimal
membutuhkan Bukti
pengobatan. pelayanan
Adanya sarana pada pasien
meningkat yang belum
mutu optimal
pelayanan Bukti
rumah sakit pelayanan
Adanya pada pasien
mahasiswa yang belum
praktek profesi optimal
ners yang Berkurangn
membantu ya point
dalam penilaian
pemberian mutu
asuhan pelayanan
keperawatan. rumah sakit
40
infeksius dan non infeksius dan non manajemen pelayanan
infeksius keperawatan keperawata
Tempat Ada n yang
sampah kesempatan profesional.
infeksius untuk Makin
tidak melakukan tingginya
tersedia di role play kesadaran
rungan penatalksanaan masyarakat
pasien dan pembuangan akan
troli sampah pentingnya
tindakan infeksius dan kesehatan.
non infeksius
Manusia Material
11% perawat memiliki pengetahuan
yang baik Adanya SOP dalam pemberian obat
Perawat berpendidikan profesi ners
Perawat memiliki usia yang
Belum
optimalnya
mengidentifik
asi dalam
Belum
Manajemen Method pemberian
optimalnya
obat
pelaksanaan
Motivasi untuk melakukan Kurangnya membaca SOP five moment
pemberian obat sesuai SOP pemberian obat sebagai sarana acuan hand hygiene
Dukungan kepala ruangan yang Kurangnya rolemode dalam
terbuka untuk perubahan mengoptimalkan tindakan
41
b. Belum optimalnya penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius
Manusia Material
11% perawat memiliki pengetahuan Adanya tempat sampah infeksius dan
yang baik dalam penatalaksanaan non infeksius di ruang tindakan
pembuangan sampah infeksius Tidak tersedianya tempat sampah
Perawat berpendidikan profesi ners infeksius di ruang pasien dan troli
tindakan
Belum
optimalnya
penatalaksaan
pembuangan
sampah
infeksius
Belum
Manajemen Method
optimalnya
Dukungan kepala ruangan yang
pelaksanaan
terbuka untuk perubahan Sudah ada roleplay pembuangan five moment
Kuranya dukungan reward dan sampah infeksius dan non infeksius hand hygiene
penusment untuk penatalaksaan namun ada tindakan yang belum
pembuangan sampah infeksius diterapkan
42
8. Planning Of Action (POA)
Berdasarkan hasil validasi data yang dilaksanakan di ruangan interne tanggal 15-17
Juli 2022 ditemukan masalah belum optimal dalam pelaksanaan mengidentifikasi pemberian
obat dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius.
Setelah dilakukan lokakarya mini I pada hari Rabu, 20 Juli 2022 disepakati bersama
bahwa permasalahan belum optimalnya pelaksanaan dalam mengidentifikasi pemberian obat
dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius oleh perawat dan masalah tersebut yang
akan di implementasikan
A. Demonstrasi dan penempelan poster tentang mengidentifikasi pemberian obat
1. Persiapan
Berdasarkan hasil lokmin pada tanggal 20 Juli 2022, direncanakan bahwa
pembuatan poster prinsip 6 benar obat dan mendemostrasikan dalam mengidentifikasi
pmberian obat dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Juli 2022 sesudah
dilaksanakannya Lokmin I. Pada tanggal 27 poster sudah selesai dibuat dan dicetak.
Lalu dilakukan sosialisasi mengenai identifikasi dalam pemberian obat di ruang
interne RSUD Dr Rasidin Padang dan menempel poster di ruang aplus obat. Lalu
dilaksanakannya evaluasi pengoptimalan pelaksanaan dengan mendemostrasikan
mengidentifikasi pemberian obat yang benar
2. Proses
Implementasi pengoptimalan pelaksanaan kegiatan dalam mengidentifikasi
pemberian obat di ruang rawat interne RSUD Dr Rasidin Padang yang dilakukan pada
tanggal 27 dan 28 Juli 2022. Kelompok didampingi dengan pemimbing klinik
melakukan implementasi terhadap perawat yang ada di Ruang Rawat Interne RSUD
Dr Rasidin Padang.
Implementasi pertama yang kelompok lakukan adalah mensosialisasikan
kepada perawat yang ada di ruang Rawat Interne RSUD Dr Rasidin Padang tentang
44
dalam mengidentifikasi pemberian obat. Setelah implementasi dilakukan kelompok
melakukan pemberian kuesioner kembali dan mendiskusikan dengan perawat terhadap
implementasi yang telah dilakukan.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Mahasiswa dan peserta telah ikut serta dalam mengoptimalkan identifikasi dalam
pemberian obat
b. Evaluasi Proses
Pengoptimalan pelaksanaan dalam mengoptimalkan identifikasi dalam
pemberian obatdilakukan pada tanggal 27-28 Juli 2022.
c. Evaluasi Hasil
Hasil sosialisasi dan penempelan poster tersebut disetujui untuk ditempel di
ruangan aplus obat di Ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang.
45
dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2022. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner kembali pada perawat dan menilai jalannya pelaksaan
kegiatan dalam penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius.
3.Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Mahasiswa telah ikut serta dalam penyediaan tempat sampah infeksius dan
non infeksius serta memberikan kuesioner kepada kepada perawat
b. Evaluasi Proses
Penyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius di mulai pada tanggal
27 Juli 2022 di ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang.
c. Evaluasi Hasil
Hasil penyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius tersebut disetujui
untuk di letakkan di troli tindakan di Ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang.
Perawat megoptimalkan dalam penatalaksaan pembuangan sampah infeksius
setelah dilakukan sosialisasi .
46
BAB V
PEMBAHASAN
47
Di ruangan interne RSUD Dr Rasidin Padang merupakan salah satu ruangan
yang berperan penting dalam pelayanan keperawatan pada penyakit dalam . Di ruang
interne perawat memberikan pelayanan dan memberikan obat kepada pasien. Jika
dalam mengidentifikasi obat untuk pasien tidak sesuai prosedur maka akan beresiko
tinggi terhadap kesehatan pasien
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/dari proses alam yang
berbantuk padat. Sampah merupakan bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang
rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak
atau buangan. Sementara itu, limbah merupakan sisa dari suatu proses produksi yang
49
dibuang, yang dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Dalam penggunaan sehari-hari,
istilah sampah dan limbah tidak perlu dipermasalahkan (Djohan & Halim, 2013).
Sampah dan limbah rumah sakit/Puskesmas adalah semua yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila dibanding dengan
kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah
sakit dapat dikategorikan kompleks. (Djohan & Halim, 2013)
PENUTUP
A. Kesimpulan
51
Setelah dilakukan implementasi berupa sosialisasi tentang mengidentifikasi
pemberian obat di ruangan interne RSUD Dr Rasidin Padang di dapatkan hasil evaluasi
bahwa perawat di ruangan bersedia untuk mengoptimalkan pelaksanaan tindakan sesuai
SOP yang telah tersedia. Sosialisasi dan demonstrasi dalam penatalaksanaan sampah
infeksius di Ruangan Interne RSUD Dr Rasidin Padang di dapatkan hasil evaluasi bahwa
perawat di ruangan bersedia untuk mengoptimalkan penatalaksanaan sampah infeksius dan
memanfaat tempat sampah yang telah disediakan di troli tindakan berdasarkan jenis
sampah.
Dari hasil evaluasi yang di dapatkan tersebut, diharapkan semua perawat di Ruang
Interne RSUD Dr Rasidin Padang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya dalam
mengidentifikasi pemberian obat dan penatalaksanaan membuang sampah infeksius untuk
mencegah terjadi nya resiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan serta demi
tercapainya mutu yang lebih baik dalam melakukan asuhan keperawatan RSUD Dr
Rasidin Padang
B. Saran
1. Diharapkan kepada pihak RSUD Dr Rasidin padang untuk bisa memfasilitasi tempat
sampah infeksius untuk pembuangan sampah infeksius di troli tindakan perawat dan
di kamar pasien
2. Diharapkan kepada kepala ruangan dan katim di ruangan interne RSUD Dr Rasidin
padang agar memotivasi perawat untuk mengidentifikasi pemberian obat dan
penatalaksanaan pembuangn sampah infeksius
52
OLEH KELOMPOK 1 :
PRE PLANNING
LOKAKARYA MINI II DI RUANGAN INTERNE
RSUD DR RASIDIN PADANG
53
Topic : Lokakarya Mini II
Sasaran : Semua perawat di ruangan interne RSUD Dr Rasidin Padang
Hari/ Tanggal : Rabu, 27 Juli 2022
Tempat : Di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang
A. Latar belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama. Hal
ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan
dan perubahan memerlukan pengolahan secara professional dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2011).
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menurut perawat
sebagai suatu profesi memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Oleh karena, itu
diperlukan kemampuan mengenai dari tenaga keperawatan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan
RSUD Dr rasidin Padang merupakan rumah sakit rujukan di sumatera barat
yang mengutamakan untuk pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Perawat merupakan ujung tombak dalam pelayanan dirumah sakit, dimana
perawat di tuntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang berkulitas guna
meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dan memberikan kepuasan pada pasien
yang dalam ini adalah sebagai konsumen (Adill et all, 2009).
Salah satu kemampuan perawat adalah dalam mengidentifikasi pemberian obat
. dalam pemberian obat perlunya identifikasi dulu sebelum diberikan kepada pasien
guna untuk mengurangi resiko terjadi keselahan pada pasien selain dalam pemberian
obat yang tak kalah pentingnya menjadi perhatian perawat yaitu perlindungan pasien
terhadap terjadi nya resiko penularan penyakit dari pembuangan sampah infeksius
yang sembarangan tidak sesuai standar (Potter, 2005).
RSUD Dr Rasidin Padang memerlukan aspek manajemen dalam memberikan
asuhan kepperawatan pada klien khususnya. Untuk meningkatkan aspek manajemen
tersebut, maka perlu dilaksanakan lokakarya mini yang membahas tentang
mengidentifikasi pemberian obat dan penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius
B. Tujuan
1. Umum
54
Untuk melakukan pemecahan masalah dalam pemberian asuhan keperawatan di
ruang interne RSUD Dr Rasidin Padang
2. Khusus
Untuk mengidentifikasi dalam pemberian obat di ruang interne RSUD Dr
Rasidin Padang
Untuk penatalaksanaan pembuangan sampah infeksius di ruang interne RSUD
Dr Rasidin Padang
C. Metode
Ceramah, diskusi dan Tanya jawab
D. Media dan alat
Lembar balik
E. Waktu dan tempat
Hari/ Tanggal : Rabu, 27 Juli 2022
Tempat : Di Ruang Interne RSUD Dr Rasidin Padang
F. Pengorganisasian
Moderator : Isma dwi Yunita, S.Kep
Presenter : Pipit Hutria, S.Kep dan Putra Syaftria, S.Kep
Notulen : Febriola Yuki Nugraha, S.Kep
Observer : Neki Retdia Pitri, S.Kep
Fasilitator : A.N Juliwirina
Afikri Rahma Putra, S.kep
Dava Millenia Fresha, S.Kep
Neri Mardayani, S.kep
Sisi Daniati, S.Kep
Wilga, S.Kep
H. Kriteria evaluasi
56
1. Evaluasi hasil
a. Laporan di koordinasikan sesuai dengan perencanaan 80% peserta menghadiri
lokakarya mini
b. Tempat dan media serta alat sesuai dengan rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Waktu yng direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
c. 70% peserta aktif dalam lokakarya mini manajemen keperawatan
d. 80% peserta tidak meninggalkan ruangan selama lokakarya mini
berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. Perawat mempunyai persepsi yang sama terhadap permasalahan
b. Perawat dapat menyepakati pemecahan masalah
57
Lampiran
LEMBAR OBSERVASI MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG
MENGIDENTIFIKASI DALAM PEMBERIAN OBAT PROGRAM STUDI PROFESI
NERS DI STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD
DR RASIDIN PADANG
Inisial Responden :
Usia :
No Pertanyaan Ya Tidak
59
LEMBAR OBSERVASI PENATALAKSANAAN SAMPAH INFEKSIUS
MANAJAMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI STIKES
SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD DR RASIDIN
PADANG
Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :
No Pertanyaan Ya Tidak
60
LEMBAR KUESIONER TENTANG MENGIDENTIFIKASI DALAM PEMBERIAN
OBAT MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD DR
RASIDIN PADANG
Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :
62
LEMBAR KUESIONER TENTANG PENATALAKSANAAN SAMPAH INFEKSIUS
MANAJAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN INTERNE RSUD DR
RASIDIN PADANG
Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :
1. Apa yang dimaksud limbah medis
a. Sampah yang berasak dari unit medis yang ada di rumah sakit
b. Sampah yang berasal dari rumah sakit
c. Sampah yang berasal dari luar rumah sakit
2. Apa yang dimaksud limbah non medis
a. Limbah yang dihasilkan dari dapur, perkantoran, taman dan halaman
b. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit
c. Limbah yang dihasilkan kembali dari dapur dan dimanfaatkan kembali
3. Di bawah ini yang termasuk sampah infeksius
a. Kultur laboratorium : kapas, perban sarung tangan yang tersentuh pasien
b. Termometer dan alat pengukur tekanan darah yang rusak
c. Obat- obatan, vaksin, dan serum kadarluarsa
4. Bagaimana cara pemilihan sampah non medis
a. Pewadahan limbah padat non infeksius harus dipindahkan dari limbah non medis
padat di tampung dalam kantong plastik hitam
b. Pewadahan limbah pada non infeksius langsung di tampung di kantong plastik
warna hitam
c. Pewadahan limbah padat non infeksius dipisahkan dari limbah media padat
5. Warna tempat sampah untuk non infeksius dan infeksius
a. Hitam dan kuning
b. Merah dan hitam
c. Kuning dan hitam
6. Apa yang di maksud pemisahan sampah medis
a. Membuang sampah medis dan non medis pada sutu tempat
b. Membedakan sampah sesuai dengan jenis sampaj sebelum dibuang ke tempat
sampah
63
c. Membuang sampah pada tempat sampah yng tidak sesuai dengan kategori
7. Limbah medis yang mengandung patogen berbagai macam paigen, memasuki tubuh
manusia melalui
a. Hanya akibat tusukan, lecet atau luka dikulit
b. Melalui membran mukosa dan persyarafan
c. Akibat tusukan, lecet atau luka di kulit, membran mukosa dan persyarafan
8. Limbah seperti jarum, ampul, dan benda tajam dimanakah di buang
a. Kantong hitam
b. Kantong kuning
c. Safty box
9. Sumber penghasil limbah medis di rumah sakit
a. Unit rawat, unit gawat darurat, UGD instalasi
b. Kantin, halaman dan pelayanan medis
c. Gizi, kantor dan halaman
10. Limbah dari hasil perawatan yang di lakukan di rumah sakit seperti melakukan
redresing, suntik insulin, injeksi termasuk
a. Limbah medis
b. Limbah rumah tangga
c. Limbah infeksius
64
LEMBAR KUESIONER TENTANG SIKAP DALAM MENGIDENTIFIKASI
PEMBERIAN OBAT MANAJAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
PROFESI NERS DI STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI RUANGAN
INTERNE RSUD DR RASIDIN PADANG
Inisial Responden :
Usia :
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Apakah anda
memberikan obat
pasien dengan tepat
waktu
4 Apakah anda
menjelaskan nama dan
jenis obat yang
diberikan kepada
pasien
65
identitas pasien untuk
memastikan kebenaran
identitas pasien
66
LEMBAR KUESIONER TENTANG SIKAP DALAM PENATALAKSANAAN
PEMILIHAN SAMPAH INFEKSIUS MANAJAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS DI STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG DI
RUANGAN INTERNE RSUD DR RASIDIN PADANG
Inisial Responden :
Usia :
Ruangan :
No Pernyataan SS S KS
67
7 Penggunaan kembali wadah tempat
sampah medis tidak perlu
menggunakan disinfektan terlebih
dahulu karena dilapisi plastik
IDENTITAS RESPONDEN
68
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menulis pada tempat yang telah disediakan
Beri tanda check list pada salah satu kotak yang disediakan
1. Insial responden :
2. Usia :
3. Jenis kelamin : Laki- Laki
Perempuan
4. Pendidikan : Ners
Amd. Kep
5. Jabatan : Karu
Katim
PP
69
MASTER TABEL PENATALAKSANAAN PEMBUANGAN SAMPAH INFEKSIIUS
Pre Post
Inisial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M B B S S B B S B B B S B S B B B B B B B
R B B S S B S B B B B S B B B B B B B B B
AD B B S B S S B B B B B B B S B B B B B B
W B S S S B B S S B B B B B B S B B B S B
M S S B B S S B B S B B B B B B B B B B B
L B S B B B S S B B S B B B S S B B B B B
T B B S S B B B S S B B B B B B B S B B S
N B B B S S B B S B B B B B B B B S B B B
D S B B S B B S B B S B B B B B B S B B B
DP B S B B S S B B S B B B B B B B B B B B
IK S B S B B S B S S B B B B B B B B B B S
S B S S B B B S S B S B B B B B B S B B S
R B B B B S S B B B S B B B B B B B B B S
I S B B S S B S B S S B B B B B B S B B B
R S B S B B B S S S B B B B B B B S B B S
AR B S B S S B B S B S B B B B B B B B B B
A S B B S B B S S S S B B B B B B B B B S
66
MASTER TABEL DALAM MENGIDENTIFIKASI PEMBERIAN OBAT
Pre Post
Inisial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M B S B B B S B B S S B B B B B B B B B S
R B B B S B S B B B B S B B B B B B B B B
AD B B S B S B B B B B B B B S B B B B B B
W B B S S B B S S B B B B B S B B B B S B
M B S B B S S B B S B B B B B B B B B S S
L S S B B B S S B B S B B B S S B B B B B
T B B S S B B B S B B B B B B B B B B B S
N B B B S S B B S B B B B B S S B B B B B
D S B B S B B S B B B B B B S S B B B B B
DP B S B B S S B B S B B B B S B B B B B B
IK B B S B B S B S S B B B B B B B B B B S
S B S S B B B S S B S B B B S B B B B B B
R S B B B S S B B B S B B B B B S B B B B
I B B B S S B S B S S B B B B B S S B B B
R S B B B S B S S S B B B B B B B S B B S
AR S S B S S B S S B S B B B B B B B B B B
A S B S S B B B B S S B B B B B B B B B B
67
DAFTAR HADIR LOKMIN 1
( ) ( )
DIKLAT
( )
68
DAFTAR HADIR LOKMIN II
( ) ( )
DIKLAT
( )
69
DOKUMENTASI
Sebelum
70
Sesudah
71
72
73
DAFTAR PUSTAKA
74