PENDAHULUAN
berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan
konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan
penurunan gizi mikro. Pada kebanyakan negara berkembang, perubahan ini dapat
defisiensi gizi mikro seperti anemia yang dapat berakibat patal pada ibu hamil dan
dapat mengurangi angka kematian ibu, terbukti pada tahun 1990 sampai dengan
2017 angka kematian ibu di seluruh dunia menurun sekitar 44% (WHO, 2017).
Menurut laporan WHO tahun 2014 angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
yaitu sebanyak 289.000 jiwa, dengan angka kejadian di Amerika Serikat yaitu
sebanyak 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara sebanyak
16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara tertinggi berada
di Indonesia sebanyak 214 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Filipina 170
per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
berdasarkan data dari Kemenkes RI, pada tahun 2015 sampai 2017 Angka
Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan dari 370 kasus menjadi 228 kasus dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 35 kasus
dan pada tahun 2016 mencapai 34 kasus per 1000 kelahiran hidup di ikuti pada
tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami kenaikan menjadi 359 kasus
per 100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun
menjadi 32 kasus per 1.000 kelahiran hidup, tercatat pada tahun 2015 Angka
Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2016
mengalami penurunan untuk Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 305 kasus per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan
menjadi 22,23 kasus per 1.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2015)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 33 kasus dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Kabupaten Purwakarta mencapai 160 kasus diikuti tahun 2011
Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan menjadi 29 kasus sama hal nya
dengan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Purwakarta mengalami penurunan menjadi 139 kasus, pada tahun 2012 Angka
Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami peningkatan menjadi 142 kasus, dan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan 133 kasus untuk Angka Kematian Bayi (AKB),
namun pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami kenaikan menjadi
28 kasus dan Angka Kematian Bayi (AKB) pun sama mengalami kenaikan
Pada tahun 2018 berdasarkan data yang di dapatkan di BPM BD Luli Bahari
tidak terdapat kasus Kematian Ibu dan Kematian Bayi. (Rekam Medik BPM BD
pemerintah untuk kesejahteraan ibu hamil pelayanan atau asuhan standar minimal
10 T adalah sebagai berikut: T1 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan ibu,
T2 Pemeriksaan tekanan darah, T3 menilai status gizi ukur lingkar lengan atas, T4
dan Denyut Jantung Janin (DJJ), T6 Skrinning status imunisasi Tetanus dan
penurunan angka kematian ibu dan bayi diantaranya adalah kebijakan Safe Mother
Hood dengan memiliki empat pilar. Empat pilar tersebut adalah keluarga
berencana, asuhan antenatal, persalinan yang bersih dan aman dan pelayanan
obstetri secara esensial. Ada 2 alasan yang menyebabkan Safe Mother Hood perlu
mendapatkan perhatian, pertama karena besarnya masalah kesehatan ibu dan bayi
baru lahir serta dampak dan akibatnya. Yang kedua Safe Mother Hood hakikatnya
merupakan intervensi yang efisien dalam menurunkan angka kematian ibu.
(Depkes, 2013).
indikator cakupan K1 dan K4, cakupan K1 di Indonesia pada tahun 2015 yaitu
sebanyak 95,25% dan pada tahun 2014 mengalami penurunan kembali menjadi
86,85%, dan pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 86,70%, sedangkan
target pemerintah untuk cakupan K4 yakni sebesar 95% yang artinya cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014 belum mencapai target. Meski
demikian terdapat 2 provinsi yang telah mencapai target yaitu DKI Jakarta
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 termasuk kategori baik, yaitu K1 sebesar
Dari profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, Cakupan pelayanan antenatal care
K4 sebesar 91% masih di bawah target 100% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, 2017).
Dari profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, Cakupan persalinan ditolong tenaga
kesehatan dari 927,301 dari jumlah ibu bersalin adalah 91,78 di Kabupaten
Purwakarta pada tahun 2017 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017).
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan
difasilitas pelayanan kesehatan dan ada pula upaya untuk mneurunkan angka
kematian ibu dn angka kematian neontal melalui proram EMAS dengan cara
meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obserti dan bayi baru lahir minimal di
memperkuat rujukan yang efesien dn efektif antar puskesmas dan rujukan rumah
sebesar 86,64 dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 86,41.
Cakupan Kunjungan Nifas (KF3) menurut provinsi tahun 2017 tiga Provinsi
memiliki cakupan Kunjungan Nifas lengkap yaitu Jawa Barat (97%), Jawa Timur
Capaian kunjungan Neonatal Pertama (KN1) di Jawa Barat pada tahun 2017
sebesar 97,07%. Capaian ini memenuhi target Renstra tahun 2016 yang sebesar
tahun 2017 tiga Provinsi tertinggi yaitu provinsi Jawa Barat sebesar 902,904,
Jawa Timur sebesar 567,594 dan Jawa Tengah sebesar 517,482 (Kemenkes RI,
2017).
Dalam hal ini bidan dapat ikut berperan aktif dalam menurunkan AKI dan
AKB mengingat dimana salah satu peran bidan yaitu sebagai bidan pelaksana
menjaga kesehatan ibu selama masa hamil, bersalin, nifas serta melakukan asuhan
bayi baru lahir. Makalah komprehensif ini dibuat oleh penulis sebagai hasil
komplikasi yang mungkin terdapat pada masalah yang muncul secara tiba-tiba.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
2019.
a. Dilakukannya pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil, bersalin,
nifas serta pada BBL di Ny. D G1P0A0 Hamil 38 minggu di BPM BD Luli
dikumpulkan dan mampu menegakan diagnosa yang sesuai pada Ny. D G1P0A0
Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada tanggal 26 Desember 2018 s/d
31 Januari 2019.
anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi pasien bila terdeteksi adanya
komplikasi pada Ny. D G1P0A0 Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada
Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada tanggal 26 Desember 2018 s/d
31 Januari 2019.
Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada tanggal 26 Desember 2018 s/d
31 Januari 2019.
1.3.3 Mahasiswi
memberikan asuhan terhadap ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir, mahasiswi
nifas, pemberian asuhan pada bayi baru lahir serta lebih terampil dalam
perbandingan antara kesenjangan teori yang ada dan aplikasinya dilapangan. Cara
pengambilan data yang di lakukan oleh penulis yaitu dengan memperoleh data
subjektif dari anamnesa dan wawancara sejak pertama klien datang. Dan data
objektif dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang beracuan pada format
manajemen kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan