Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan sebelum berhubungan dengan perubahan fisiologis yang

berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan

konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan

penurunan gizi mikro. Pada kebanyakan negara berkembang, perubahan ini dapat

di perburuk oleh kekurangan gizi dalam kehamilan yang berdampak pada

defisiensi gizi mikro seperti anemia yang dapat berakibat patal pada ibu hamil dan

bayi baru lahir (Sibagariang dkk 2011)

Menurut WHO tenaga kesehatan yang terampil dan terlatih dalam

melakukan pelayanan baik saat kehamilan, persalinan maupun setelah bersalin

dapat mengurangi angka kematian ibu, terbukti pada tahun 1990 sampai dengan

2017 angka kematian ibu di seluruh dunia menurun sekitar 44% (WHO, 2017).

Menurut laporan WHO tahun 2014 angka Kematian Ibu (AKI) di dunia

yaitu sebanyak 289.000 jiwa, dengan angka kejadian di Amerika Serikat yaitu

sebanyak 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara sebanyak

16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara tertinggi berada

di Indonesia sebanyak 214 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Filipina 170

per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand

44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan

Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia

berdasarkan data dari Kemenkes RI, pada tahun 2015 sampai 2017 Angka

Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan dari 370 kasus menjadi 228 kasus dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 35 kasus

dan pada tahun 2016 mencapai 34 kasus per 1000 kelahiran hidup di ikuti pada

tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami kenaikan menjadi 359 kasus

per 100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun

menjadi 32 kasus per 1.000 kelahiran hidup, tercatat pada tahun 2015 Angka

Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka

Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2016

mengalami penurunan untuk Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 305 kasus per

100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan

menjadi 22,23 kasus per 1.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2015)

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten

Purwakarta berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, pada

tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 33 kasus dan Angka Kematian

Bayi (AKB) di Kabupaten Purwakarta mencapai 160 kasus diikuti tahun 2011

Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan menjadi 29 kasus sama hal nya

dengan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten

Purwakarta mengalami penurunan menjadi 139 kasus, pada tahun 2012 Angka

Kematian Ibu (AKI) menurun menjadi 21 kasus berbanding terbalik dengan

Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami peningkatan menjadi 142 kasus, dan

pada tahun 2013 masing-masing mengalami penurunan menjadi 13 kasus untuk

Angka Kematian Ibu (AKI) dan 133 kasus untuk Angka Kematian Bayi (AKB),
namun pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami kenaikan menjadi

28 kasus dan Angka Kematian Bayi (AKB) pun sama mengalami kenaikan

menjadi 133 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, 2014).

Pada tahun 2018 berdasarkan data yang di dapatkan di BPM BD Luli Bahari

tidak terdapat kasus Kematian Ibu dan Kematian Bayi. (Rekam Medik BPM BD

Luli Bahari 2018).

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, Sesuai standar kebijakan

pemerintah untuk kesejahteraan ibu hamil pelayanan atau asuhan standar minimal

10 T adalah sebagai berikut: T1 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan ibu,

T2 Pemeriksaan tekanan darah, T3 menilai status gizi ukur lingkar lengan atas, T4

pemeriksaan puncak Rahim (tinggi fundus uteri), T5 Tentukan presentasi janin

dan Denyut Jantung Janin (DJJ), T6 Skrinning status imunisasi Tetanus dan

berikan imunisasi Tetanus Toksoid T7 Pemberiaan tablet zat besi minimal 90

tablet selama kehamilan, T8 Test Laboratorium, T9 Tatalaksana kasus, T10 Temu

wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) serta KB paska persalinan (Kemenkes, 2010).

Upaya yang dapat dilakukan Depatemen Kesehatan untuk mempercepat

penurunan angka kematian ibu dan bayi diantaranya adalah kebijakan Safe Mother

Hood dengan memiliki empat pilar. Empat pilar tersebut adalah keluarga

berencana, asuhan antenatal, persalinan yang bersih dan aman dan pelayanan

obstetri secara esensial. Ada 2 alasan yang menyebabkan Safe Mother Hood perlu

mendapatkan perhatian, pertama karena besarnya masalah kesehatan ibu dan bayi

baru lahir serta dampak dan akibatnya. Yang kedua Safe Mother Hood hakikatnya
merupakan intervensi yang efisien dalam menurunkan angka kematian ibu.

(Depkes, 2013).

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan

indikator cakupan K1 dan K4, cakupan K1 di Indonesia pada tahun 2015 yaitu

sebanyak 95,25% dan pada tahun 2014 mengalami penurunan kembali menjadi

94,99%. Sedangkan untuk cakupan K4 di Indonesia pada tahun 2016 sebesar

86,85%, dan pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 86,70%, sedangkan

target pemerintah untuk cakupan K4 yakni sebesar 95% yang artinya cakupan

pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014 belum mencapai target. Meski

demikian terdapat 2 provinsi yang telah mencapai target yaitu DKI Jakarta

(96,01%) dan Sulawesi Utara (102,91%) , pada tahun 2017 cakupan K1 di

Indonesia sebanyak 95,75% dan cakupan K4 di Indonesia yaitu sebanyak 87,48%

(Kemenkes RI, 2017).

Menurut Dinkes Provinsi Jawa Barat, Cakupan pelayanan antenatal care di

Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 termasuk kategori baik, yaitu K1 sebesar

96,88%, sedangkan K4 sebesar 96,72% masih di bawah target 100% (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017).

Dari profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, Cakupan pelayanan antenatal care

di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2017 yaitu K1 sebesar 96,1%, sedangkan

K4 sebesar 91% masih di bawah target 100% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat, 2017).

Dari profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, Cakupan persalinan ditolong tenaga

kesehatan dari 927,301 dari jumlah ibu bersalin adalah 91,78 di Kabupaten

Purwakarta pada tahun 2017 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017).
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan

persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan

difasilitas pelayanan kesehatan dan ada pula upaya untuk mneurunkan angka

kematian ibu dn angka kematian neontal melalui proram EMAS dengan cara

meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obserti dan bayi baru lahir minimal di

150 rumah sakit (PONEK) dan 300 puskesmas/balkesms (PONED) serta

memperkuat rujukan yang efesien dn efektif antar puskesmas dan rujukan rumah

sakit. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional sebesar 88,68%.

cakupan ini mengalami penurunan dikarenakan pada tahun 3013 cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia mencapai 90,88%

(Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017).

Untuk cakupan Kunjungan Nifas (KF3) di Indonesia pada tahun 2015

sebesar 86,64 dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 86,41.

Cakupan Kunjungan Nifas (KF3) menurut provinsi tahun 2017 tiga Provinsi

memiliki cakupan Kunjungan Nifas lengkap yaitu Jawa Barat (97%), Jawa Timur

(60,4%) dan Jawa Tengah (56,4%) (Kemenkes RI, 2017).

Capaian kunjungan Neonatal Pertama (KN1) di Jawa Barat pada tahun 2017

sebesar 97,07%. Capaian ini memenuhi target Renstra tahun 2016 yang sebesar

90%. Sedangkan cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1) menurut provinsi

tahun 2017 tiga Provinsi tertinggi yaitu provinsi Jawa Barat sebesar 902,904,

Jawa Timur sebesar 567,594 dan Jawa Tengah sebesar 517,482 (Kemenkes RI,

2017).
Dalam hal ini bidan dapat ikut berperan aktif dalam menurunkan AKI dan

AKB mengingat dimana salah satu peran bidan yaitu sebagai bidan pelaksana

sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan dengan menerapakan manajemen

kebidanan secara langsung kepada klien berdasarkan standar yang ada.

Melihat hal tersebut, penulis melakukan praktek asuhan kebidanan

komprehensif yang bertujuan untuk dapat memantau, mengobservasi dan

menjaga kesehatan ibu selama masa hamil, bersalin, nifas serta melakukan asuhan

bayi baru lahir. Makalah komprehensif ini dibuat oleh penulis sebagai hasil

praktek lapangan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan. Dengan adanya

permasalahan fisiologis pada kehamilan, persalinan, masa nifas, BBL ataupun

komplikasi yang mungkin terdapat pada masalah yang muncul secara tiba-tiba.

Maka penulis membuat laporan tentang “Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny.D G1P0A0 H 38 Minggu Di BPM BD Luli Bahari Tanggal 26

Desember 2018 – 31 Januari 2019”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Diterapkannya asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. D G1P0A0 38

minggu di Di BPM BD Luli Bahari Tanggal 26 Desember 2018 – 31 Januari

2019.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Dilakukannya pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil, bersalin,

nifas serta pada BBL di Ny. D G1P0A0 Hamil 38 minggu di BPM BD Luli

Bahari pada tanggal 26 Desember 2018 s/d 31 Januari 2019.


b. Diinterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa, masalah, dan

kebutuhan berdasarkan interpretasi atas dasar-dasar data yang telah

dikumpulkan dan mampu menegakan diagnosa yang sesuai pada Ny. D G1P0A0

Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada tanggal 26 Desember 2018 s/d

31 Januari 2019.

c. Diidentifikasi masalah atau diagnosa potensial yang mungkin terjadi

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang telah di identifikasi secara

komprehensif pada Ny. D G1P0A0 Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari

pada tanggal 26 Desember 2018 s/d 31 Januari 2019.

d. Dilakukan tindakan segera (bila ada) dengan melakukan kolaborasi dengan

anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi pasien bila terdeteksi adanya

komplikasi pada Ny. D G1P0A0 Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada

tanggal 26 Desember 2018 s/d 31 Januari 2019.

e. Disusun rencana asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. D G1P0A0

Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada tanggal 26 Desember 2018 s/d

31 Januari 2019.

f. Dilaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. D G1P0A0

Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada tanggal 26 Desember 2018 s/d

31 Januari 2019.

g. Dievaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan secara komprehensif pada

Ny. D G1P0A0 Hamil 38 minggu di BPM BD Luli Bahari pada tanggal 26

Desember 2018 s/d 31 Januari 2019.


1.3 Manfaat Penulisan

Dibuatnya laporan komprehensif ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

institusi kesehatan, institusi pendidikan, masyarakat, dan mahasiswinya sendiri.

1.3.1 Institusi Lahan Praktek

Dapat memberikan masukan tentang implementasi pelayanan maternal dan

neonatal sesuai dengan standar pelayanan kebidanan sebagai upaya menurunkan

angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

1.3.2 Institusi Pendidikan

Diharapkan menjadi gambaran dan bahan informasi tambahan yang dapat

menunjang dan menambah wawasan tentang asuhan kebidanan yang

komprehensif pada proses belajar mengajar di bangku kuliah, serta untuk

mengevaluasi tingkat keterampilan dan kompetensi mahasiswi dalam

melakasanakan asuhan kebidanan yang komprehensif.

1.3.3 Mahasiswi

Dengan adanya Asuhan Kebidanan Komprehensif ini diharapkan

mahasiswi dapat mengasah ilmu pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam

memberikan asuhan terhadap ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir, mahasiswi

diharapkan mampu menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori mengenai

persalinan, nifas dan bayi baru lahir di lahan praktik.

1.4 Ruang Lingkup

Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan pada Ny. D G1P0A0 Hamil

38 minggu di BPM BD Luli Bahari 26 Desember 2018 s/d 31 Januari 2019.

Praktek Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan agar mahasiswi dapat


mengaplikasikan asuhan kebidanan Antenatal Care, persalinan normal, pelayanan

nifas, pemberian asuhan pada bayi baru lahir serta lebih terampil dalam

melakukan praktek-praktek tersebut. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan antara kesenjangan teori yang ada dan aplikasinya dilapangan. Cara

pengambilan data yang di lakukan oleh penulis yaitu dengan memperoleh data

subjektif dari anamnesa dan wawancara sejak pertama klien datang. Dan data

objektif dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang beracuan pada format

manajemen kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

mendokumentasi menggunakan 7 langkah Varney dan SOAP.

Anda mungkin juga menyukai