PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Institusi pendidikan Akademi Kebidanan Gemilang Husada Kotabumi
Lampung utara bertujuan menghasilkan tenaga ahli madya kebidanan yang
professional dan berkualitas sesuai dengan fungsi dan kompetensi yang ada,
beriman, berperilaku, kreatif, dinamis, inovatif, memiliki integritas dan
kepribadian tinggi, terbuka terhadap pembaharuan, ilmu dan teknologi
(IPTEK ) serta tanggap terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan
bidang kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan praktek klinik adalah salah satu upaya untuk mewujudkan bidan
yang berkualitas setelah masa pendidikan, dimana sesuai dengan tuntutan
kurikulum yang ada diharapkan pengalaman belajar praktek di lapangan dapat
menghasilkan keterampilan yang maksimal bagi peserta didik. Selain itu
diharapkan adanya kerja sama yang baik antara institusi pendidikan dan pihak
lapangan dalam mewujudkan tenaga bidan berkualitas.
B. TUJUAN
1. Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek kebidanan dilapangan
diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan seluruh
pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam lingkup
fisiologis pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dengan tepat dan
benar.
2. Khusus
Pada akhir kegiatan praktek lapangan peserta didik terampil
melaksanakan asuhan kebidanan pada:
a. Kehamilan normal
Pengkajian ibu hamil
Pemeriksaan kehamilan (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
Pemeriksaan laboratorium (Hb, Protein urine, glukosa urine)
Perawatan payudara
Senam hamil
Konseling dan penyuluhan
Dokumentasi tentang asuhan kebidanan pada kehamilan normal
b. Persalinan normal
Pengkajian pada ibu bersalin
Pemeriksaan dalam
Pengisian partograf
Amniotomi
Episiotomi
Pertolongan persalinan sesuai APN
Manajemen aktif kala III
IMD
Dokumentasi
c. Bayi baru lahir normal
Pengkajian pada bayi baru lahir normal
Perawatan tali pusat
Pencegahan Hipotermi
Pemberian resusitasi
Pemeriksaan fisik
Dokumentasi
d. Masa nifas normal
Pengkajian pada ibu nifas
Puerperium
Senam nifas
Perawatan payudara
Dokumentasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KEHAMILAN
Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari )
di hitung dari haid pertama hari terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai
9 bulan.dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani ), pembuahan (konsepsi = fertilisasi ), nidasi dan
implantasi.
Ibu hamil adalah wanita yang tidak mendapatkan haid selama 1 bulan atau
lebih disertai tanda-tanda kehamilan subjektif dan objektif. Pemeriksaan pada
ibu hamil selama kehamilan sangat penting. Pemeriksaan kehamilan bertujuan
untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan
nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Suatu proses kehamilan akan terjadi apabila 4 aspek berikut ini terpenuhi :
1. Adanya ovum atau sel telur. Ovum adalah suatu sel besar dengan
diameter 0,01 mm.ovum terdiri dari satu nukleusyang terapung-apung
dalam vitelus,dilingkari oleh zona pelusida dan dilapisi korona radiata.
2. Adanya spermatozoa yang terbentuk seperi kecebong, spermatozoa
terbagi atas 3 bagian yaitu kepala, leher dan ekor.
3. Terjadinya konsepsi atau fertilisasi yang merupakan suatu peristiwa
bertemunya sperma dan ovum. dan pada umumnya bertemu diampula
tuba.
4. Adanya peristiwa nidasi yaitu tertanamnya blastosit pada desidua.
5. a. Tanda dan gejala kehamilan :
1. Tanda dugaan hamil
♦ Amenorea (Tidak dapat haid )
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan folikel de graff dan ovulasi. Penting diketahui tanggal
hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan
dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
♦ Nausea (mual) dan Emesis (muntah)
Terjadi akibat pengaruh estrogen dan progesterone sehingga
pengeluaran asam lambung menjadi berlebih, sehingga menimbulkan
mual dan muntah di pagi hari dan nafsu makan berkurang.
♦ Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu.dan sering terjadi
pada bulan-bulan pertama tetapi akan menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.
♦ Sinkope (pingsan)
Terjadi akibat gangguan sirkulasi kedaerah kepala menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat. Keadaan ini akan hilang pada minggu ke
16.
♦ Mammae menjadi tegang dan membesar
Karena pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang
duktus dan alveoli di mammae. Glandula Montgomery tampak lebih
jelas.
♦ Anoreksia (Tidak ada nafsu makan)
Pada bulan pertama terjadi anoreksia tetapi setelah itu akan
timbul nafsu makan lagi
♦ Sering miksi (BAK)
Terjadi akibat desakan rahim kedepan sehingga kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering miksi dan pada triwulan kedua keluhan
sudah menghilang.
♦ Obstipasi
♦ Dengan USG
.
B. PERSALINAN
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul
dengan pengeluran plasenta dan selaput janin pada tubuh ibu. Adapun
macam-macam persalinan yaitu:
1. Persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan yaitu persalinan yang di bantu dangan tenaga
dari luar, misalnya: ekstraksi dengan forcep.
3. Persalinan anjuran yaitu persalinan yang berlangsung setelah
tindakan misalnya pemecahan ketuban.
a. Sebab-sebab terjadinya persalinan :
1. Penurunan kadar progesterone
2. Teori oksitosin
3. Peregangan otot-otot
4. Pengaruh janin
5. Teori prostaglandin
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1. Power : His dan tenaga mengedan
2. Passage : Jalan lahir
3. Passanger : Janin, berat badan, letak , presentasi dan posisi
janin.
c. Perjalanan persalinan secara klinis
Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat adalah:
1. Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng ( Lightening ) dan lebih sering
kencing (Poliuria). Hal ini disebabkan oleh turunnya rahim karena
masuknya kepala ke dalam rongga panggul
2. His pendahuluan atau his palsu, his ini hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton hicks. Dan bersifat nyeri tetapi
hanya terasa di perut bagian bawah, tidak teratur, lamanya his
pendek, dan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu.
Tanda-tanda persalinan adalah:
1. Timbulnya his persalinan
2. Keluarnya lendir bercampur darah
3. Keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir
d. Mekanisme persalinan
Gerakan utama adalah :
1. Turunnya kepala
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida
sudah terjadi pada bulan terakhir pada kehamilan. tetapi pada
multipara biasa nya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang
dengan fleksi yang ringan.Jika sutura sagitalis terdapat di tengah-
tengah jalan lahir antara symphisis dan promontorium maka disebut
“synclitismus”. Jika sutura sagitalis mendekati simphisis dan os
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan disebut
“asynclitismus anterior “. Dan jika sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal
belakang, yang menyebabkan majunya kepala adalah tekanan cairan
intrauterin, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan
mengedan.
2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga
ubun ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Dan dengan
bertambahnya fleksi didapatkan diameter suboccipito bregmatica (9,5
cm) menggantikan diameter sub occipito frontalis (11 cm). Fleksi
disebabkan karena mendapat tahanan pinggir PAP, serviks, dinding
panggul atau dasar panggul.
3. Putaran paksi dalam
Yaitu pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan di bawah
simpisis. Sebab sebab putaran paksi dalam diantaranya karena pada
letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari
kepala.
4. Ekstensi
Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah kedepan dan ke atas sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Kalau tidak maka kepala
akan tertekan pada perineum dan menembusya. Pada gerakan ini,
subocciput yang menjadi pusat pemutaran yaitu hipomochlion.
5. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebabkan karena ukuran
bahu (diameter bisacromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul.
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah simphisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian
bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah
dengan paksi jalan lahir.
Pada kala I, his belum begitu kuat yaitu 10-15 menit. makin lama his
bertambah kuat, interval menjadi pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan
lebih lama. lendir bercampur darah bertambah banyak
- Kala II
Kala II mulai dari pembukaan serviks lengkap sampai lahirnya bayi. Pada
kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali,
dan kontraksinya selama 50-100 detik. Pada kala ini pasien mengejan dan
pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rektum terbuka.
Dengan his yang terpimpin maka akan lahir kepala hingga seluruh tubuh
janin. Lama kala II pada primi ± 50 menit dan pada multi ± 20 menit.
Perubahan yang terjadi pada kala II :
Kontraksi uterus :
a. Lebih kuat, amplitudo 40-60 mmHg
b. Lebih lama, 50-60 detik untuk satu his
c. Lebih sering, lebih dari 3x dalam 10 menit
Fetus
Penyaluran oksigen pada plasenta akan berkurang, dapat menyebabkan :
- Hipoksia
- DJJ menjadi tidak teratur
- Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan sehingga
timbul reflek mengedan.
Otot penyokong kala II
Karena ibu mengedan, maka otot pada dinding perut akan berkontraksi.
Mengedan optimal dilakukan dengan cara :
- Paha ditarik dekat lutut
- Badan fleksi, dagu menyentuh dada
- Gigi bertemu gigi
- Tidak mengeluarkan suara
Dasar panggul organ panggul :
- Vagina lebih tambah luas
- Otot-otot dasar panggul meregang
- Kandung kemih terdorong kearah pubis
- Uretra teregang
- Rektum tertekan
Setiap his datang, maka akan timbul rasa ingin BAB, reflek mengedan dan
kesakitan pada ibu. Pada kala II tanda-tanda vital perlu diperhatikan dan
DJJ harus selalu di observasi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-
rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata berlangsung, selama 0,5 jam.
- Kala III
Disebut juga dengan kala uri. Biasanya lepas dalam 6-15 menit setelah
kelahiran bayi dan lahirnya spontan. Adapun tanda-tanda pelepasan
plasenta diantaranya uterus menjadi bundar, tali pusat yang memanjang,
perdarahan dan naiknya fundus uteri. Untuk mengetahui apakah plasenta
telah terlepas dari tempat implantasinya adalah:
1. Prasat kustner, tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri
menekan di atas simphisis. Jika tali pusat tidak masuk kedalam vagina
berarti plasenta lepas dari dinding uterus.
2. Prasat Strassmann, tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan
kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila tidak terasa getaran berarti
plasenta telah lepas.
3. Prasat Klein, Ibu disuruh mengedan, jika plasenta turun kebawah maka
plasenta telah lepas.
4. Prasat Crede, dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar
plasenta telah lepas. Dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa.
- Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam post partum untuk mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan. Ada 7 hal yang harus
diperhatikan sebelum meninggalkan ibu post partum yaitu:
Kontraksi uterus baik
Tidak ada perdarahan vagina atau alat genitalia lainnya
Plasenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap
Kandung kemih kosong
Luka perineum terawat baik
Bayi dalam keadaan baik
Ibu dalam keadaan baik
h. Pemeriksaan dalam
Sebelum melakukan pemeriksaan dalam,cuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih.
Pemeriksaan dalam yang diperlukan untuk menilai :
1. Vagina, terutama dindingnya apakah ada bagian yang menyempit
2. Keadaan serta pembukaan serviks
3. Kapasitas panggul
4. Ada atau tidaknya penghalang (tumor) pada jalan lahir
5. Sifat flour albus dan apakah ada alat yang sakit seperti bartholinitis,
urethiritis, sissitis dan sebagainya.
6. Pecah atau tidaknya ketuban
7. Yang terpenting adalah bagian kepala janin
8. Turunnya kepala dalam ruang panggul
9. Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
10. Apakah partus telah mulai atau sampai dimanakah partus telah
berlangsung.
Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi
tengkurap didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak
kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi
dapat menyusu sendiri.Apabila ruang bersalin dingin, bayi diberi topi dan
diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu
selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat
bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan.
Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk Bayi
1. Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi.
2. Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan
insting dan bisa diperkirakan :
Menstabilkan pernapasan
Mengendalikan temperatur tubuh bayi
Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik
Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih
cepat dan efektif.
Meningkatkan kenaikan berat badan
Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu didalam
perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan
mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi
baru lahir.
Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik
selama beberapa jam pertama hidupnya.
LANGKAH 2 :
Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam.
1. Setelah 2 menit pasca persalinan, lakukan penjepitan tali pusat,
lakukan penjepitan tali pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding
perut bayi.
2. Kemudian pegang tali pusat diantara 2 klem tersebut.1 tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi dan tangan yang lain
memotong tali pusat diantara ke2 klem tersebut.
3. Ikat tali pusat dengan jarak kira-kira 1cm dari dinding perut bayi
dengan tali yang steril. lingkarkan tali di sekeliling puntung tali pusat dan
ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati dibagian yang berlawanan.
4. Letakkan bayi tengkurap didada ibu, luruskan bahu bayi sehingga
bayi menempel didada ibu. kepala bayi harus berada diantara payudara ibu
tapi lebih rendah dari puting.
5. Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi dikepala bayi.
6. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
LANGKAH 3 :
Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusu.
1. Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai
menyusu.
2. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak ada menginterupsi
menyusu. misalkan memindakan bayi dari 1 payudara ke payudara lainnya.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari 1 payudara.
3. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya sehingga
bayi selesai menyusu. tunda pula memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi
lahir untuk mencegah terjadinya hipotermi.
4. Usahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi diruang bersalin
hingga bayi selesai menyusu
5. Setelah menyusu segera dibungkus dengan kain bersih lalu lakukan
penimbangan dan pengukuran bayi, memberikan suntikan vit K dan
mengoleskan salep antibiotik pada mata bayi.
6. 1 jam kemudian berikan bayi suntikan hepatitis B pertama.
7. Lalu tempatkan ibu dan bayi diruangan yang sama. Letakan
kembali bayi dekat dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa
menyusu sesering mungkin sesuai keinginannya.
j. Pertolongan persalinan normal
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfingter ani membuka
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
secara bipariental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
arahkan keatas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah
bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang
masing - masing mata kaki ibu jari dan jari-jari lainnya ).
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso - kranial).
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta
manual.
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan.
Jika selaput
ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdaran
pervaginam :
2-3 x dalam
15 menit pertama pasca persalinan
Setiap 15
menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
Setiap 20-30
menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontrasi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
untuk penatalaksanaan atonia uteri.
47. Bersihkan ibu dengan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
48. Pastikan ibu nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
49. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% .
50. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi.
51. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
52. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
53. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
54. Setelah 1 jam lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotik profilaksis dan vitamin K, 1 mg intramuskuler di paha
kiri anterolateral
55. Setelah 1 jam pemberian vitamin K berikan suntik imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral
Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar ibu sewaktu-waktu
dapat disusukan
Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi
berhasil menyusu.
56. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
ke dua pasca persalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selama 2 jam
pertama pasca persalinan
Melakukan tindakan sesuai untuk temuan yang tidak normal
57. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60x / menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5).
Dokumentasi
58. Lengkapi patograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV.
k. Partograf
Patograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.
Patograf memberi peringatan pada petugas kesehatan apakah persalinan
berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin ataukah ibu perlu untuk dirujuk.
Hal-hal yang perlu dicatat dalam patograf :
1. Denyut jantung janin
Catat setiap jam, ½ jam pada fase aktif.
2. Air ketuban
Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina :
U : Selaput utuh
J : Selaput pecah, air ketuban jernih
M : Air ketuban bercampur mekonium
D : Air ketuban bercampur darah
3. Perubahan bentuk kepala janin (molding/molage)
a. Sutura (pertemuan dua tulang tengkorak yang
tepat/bersesuaian)
b. Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
c. Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
4. Pembukaan mulut rahim (servik)
Dinilai pada setiap pemeriksaan pervaginam dan diberi tanda silang (x)
5. Penurunan kepala
Mengacu pada bagian kepala (dibagi dalam 5 bagian) yang teraba (pada
pemeriksaan abdomen/luar) diatas simpisis pubis, catat dengan tanda
lingkaran.
6. Waktu
Menyatakan beberapa jam waktu yang telah dijalankan sesudah pasien
diterima.
7. Jam
Catat jam sesungguhnya
8. Kontraksi
Catat setiap ½ jam, lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya
koontraksi dalam 10 menit dan lamanya masing-masing kontraksi dalam
hitungan detik.
- Kurang dari 20 detik
- Antara 20-40 detik lebih dan 40 detik
9. Oksitosin
Bila memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan
infus dan dalam tetesan permenit.
10. Obat yang diberikan
Catat semua obat lain yang diberikan.
11. Nadi
Catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar.
12. Tekanan darah
Catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah.
13. Suhu badan
Catatlah setiap 2 jam.
14. Protein, asetom dan volume urine. Catat setiap kali ibu berkemih.
Bila temuan-temuan melintas kearah kanan garis waspada, petugas
kesehatan harus melakukan terhadap kondisi ibu dan janin dan segera
mencari rujukan yang tepat.
♦ Tujuan utama dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah :
1. Membersihkan jalan nafas
Segera sesudah bayi lahir, penolong langsung melakukan
pengisapan lendir atau cairan yang berada di jalan nafas, dengan
menggunakan slym zhuiger. Mula-mula pengisapan dimulai
dari mulut kemudian lubang hidung supaya jalan nafas bebas dan
bayi dapat bernafas sebaik-baiknya.
2. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum plasenta lahir, tali pusat dipotong 3
cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat
dengan pengikat steril. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat
dengan kasa steril, pembalut tersebut diganti setiap hari atau
setiap kali basah.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur suhu tubuh
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus
hangat.
4. Identifikasi
Bayi baru lahir di identifikasi agar tidak tertukar. Hendaknya
alat yang digunakan tahan terhada air, dengan tepi yang
halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak
mudah lepas.
5. Pencegahan infeksi
Untuk mencegah bayi terinfeksi, maka yang akan menyentuh
bayi termasuk peralatan harus dalam keadaan steril dengan cara
a. Setiap orang yang akan masuk keruang bayi harus memakai
celemek, masker dan topi khusus
b. Melepas alas kaki sebelum masuk ke ruang bayi.
Peralatan harus benar-benar steril.
a. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang
disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama
proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalina telah
melakukan upaya pencegahan infeksi berikut :
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan terutama
klem dan gunting, pengisap lendir Dee Lee dan benang tali
pusat telah di desinfeksi tingkat tinggi atau steril. gunakan bola
karet yang baru dan bersih jika akan melakukan pengisapan
lendir dengan alat tersebut (jangan bola pengisap yang sam
untuk lebih dari 1 bayi).
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih.demikian
pula halnya timbangan, pita pengukur, termometer steteskop
dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi juga
bersih. Dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan.
b. Penilaian
Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut ibu. bila hal tersebut tidak memungkinkan maka
letakan lah bayi dekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi
harus diperhatikan bahwa area tersebut bersih dan kering. Segera pula
lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan:
1. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan?
2. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap atau
lemah segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
Grimace
(Rangsangan) Tidak Sedikit gerakan Batuk/bersin 2
ada mimik
Activity
(Tonus otot) Tidak 2
ada Ekstermitas fleksi Gerakan aktif
Respiration
(pernafasan) Tidak Lemah Baik/menangi 2
ada s
10/10
D. NIFAS
Nifas atau puerperium adalah masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu. Kejadian yang paling penting dalam masa ini adalah involusi dan
laktasi.
5. Adanya lochea
Lochea merupakan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas yang sifatnya alkalis.
Lochea terbagi dalam beberapa jenis, yaitu :
» Lochea rubra (1-2 hari)
Berwarna merah, terdiri dari darah segar bercampur sisa-
sisa selaput ketuban, sel-sel desidua verniks kaseosa,
lanugo, dan mekonium.
» Lochea sanguilenta (3-7 hari)
Berwarna kecoklatan, terdiri dari darah bercampur dengan
lendir.
» Lochea serosa (setelah 1 minggu)
Lochea cair tidak berdarah lagi, warnanya agak kuning.
» Lochea alba (setelah 2 minggu), dan lochea purulenta
(infeksi).
Lochea hanya merupakan cairan putih
» Lochea purulenta (infeksi).
Terjadi infeksi keluar cairan seperi nanah berbau busuk
7. After pains
Ialah mulas-mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus
yang kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari
post partum.
b. Perawatan pasca persalinan
1. Early ambulation
Dianjurkan untuk mobilisasi dini setelah 2 jam post partum dan
keuntungan yaitu: penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat, faal
usus dan kandung kemih lebih baik, mempercepat involusi alat
kandungan, meningkatkan kelancaran peredaran darah.
2. Diet
Makanan harus bergizi dan cukup kalori.
3. Miksi dan defekasi
Sebaiknya BAK dilakukan sendiri dan bila wanita tidak
mampu sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi harus
dilakukan 3-4 hari post partum.
4. Perawatan payudara dan laktasi
Dimulai sejak hamil perawatan pada payudara dan laktasi ini
dilakukan.
» Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan
ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.
» Keluarga berencana
1. Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan
sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang
keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi)
sebelum mendapatkan haid lagi selama menyusui (amenorea
laktasi). Oleh karena itu metode amenorea laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya
kehamilan baru. Resiko ini adalah 2 % kehamilan.
3. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut perlu
dijelaskan dahulu kepada ibu :
- Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektifitasnya
- Kelebihan/keuntungan
- Efek samping
- Bagaimana menggunakan metode itu
- Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita
pasca persalinan yang menyusui.
KESIMPULAN
A. Kehamilan normal
Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari )
di hitung dari haid pertama hari terakhir.Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan.Dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani ), pembuahan (konsepsi = fertilisasi ), nidasi dan
implementasi.
Meliputi:
Pengkajian ibu hamil
Pemeriksaan kehamilan (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
Pemeriksaan laboratorium (Hb, Protein urin, glukosa urin)
Perawatan payudara
Senam hamil
Konseling dan penyuluhan
Dokumentasi tentang asuhan kebidanan pada kehamilan normal
B. Persalinan normal
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul
dengan pengeluran plasenta dan selaput janin pada tubuh ibu.
Meliputi:
Pengkajian pada ibu bersalin
Pemeriksaan dalam
Pengisian partograf
Amniotomi
Episiotomi
Pertolongan persalinan sesuai APN
Manajen aktif kala III
Dokumentasi
C. Bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram dalam 0-28 hari.
Meliputi:
Pengkajian pada bayi baru lahir normal
Perawatan tali pusat
Pencegahan Hipotermi
Pemberian resusitasi
Pemeriksaan fisik
Dokumentasi
D. Masa nifas normal
Nifas atau puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian
yang paling penting dalam masa ini adalah involusi dan laktasi.
Meliputi:
Pengkajian pada ibu nifas
Puerperium
Senam nifas
Perawatan payudara
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
EFI ELIYANTI
062401S09018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………...…..1
B. Tujuan………………………………………………………..………1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kehamilan………………………………………………………...….3
B. Persalinan………………………………………………………...…..9
C. Bayi Baru Lahir……………………………………………………..31
D. Nifas………………………………………………………………..37
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil…………………………….…..50
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin……………..………………..59
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas………………….………….…..76
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir…………………………..83
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan…………….…………….……93
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan……………….………………..93
C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas……………………………………..94
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir……………….…………94
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas segala nikmat
dan karunia Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas laporan asuhan kebidanan
fisiologis pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di Akademi
Kebidanan Gemilang Husada tahun 2012.
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini mahasiswa dapat melakukan
pengkajian, diagnosa masalah, penatalaksanaan dan asuhan kebidanan baik dari
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
Penulis menyadari bahwa selesainya laporan ini atas izin Allah SWT dan
atas kemudahan yang diberikan melalui bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis