Anda di halaman 1dari 67

KEHAMILAN NORMAL

DINAR PERBAWATI, S.ST.,M.KES


DEFINISI

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,


kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi.

Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi,


kehamilan normal biasanya berlangsung dalam
waktu 40 minggu.

Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester


yang masing-masing berlangsung dalam beberapa
minggu. Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2
selama 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-
27), dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-28
sampai minggu ke-40).2
Anatomi Organ Reproduksi Eksternal Wanita

- Perineum
- Mons Pubis
- Labium majus
- Labium Minus
- Klitoris
- Vestibulum vagina
- Orificium urethra
external
- Introitus vagina
Anatomi Organ Reproduksi Internal Wanita
FERTILISASI

Fertilisasi (pembuahan)
adalah penyatuan ovum
(oosit sekunder) dan
spermatozoa yang
biasanya berlangsung di
ampula tuba.

Fertilisasi meliputi
penetrasi spermatozoa
ke dalam ovum, fusi
spermatozoa dan ovum,
diakhiri dengan fusi
materi genetik.
NIDASI
 ZIGOT:
• 24-36 jam post-fertilisasi  2 sel
• 36-48 jam  4-sel
• 48-72 jam  8 sel
• 72-96 jam  16-sel
•  5 hari  Morula  masuk
kavum uteri
IMPLANTASI/ NIDASI

Kontak antara zigot stad. Blastokista dengan dinding rahim


akan menimbulkan berbagai reaksiseluler sehingga sel
trofoblas dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada
lapisan epitel endometrium.

(Implantasi terjadi kurang lebih 6 hari setelah konsepsi)


STANDAR PELAYANAN ANC
TIMBANG BB DAN TB

• Kenaikan berat badan normal bagi ibu yaitu


IMT normal pada trimester III 0,5 kg/minggu.
• Sebagai panduan dalam memberikan asuhan
nutrisi pada ibu hamil serta deteksi dini
terhadap risiko yang dapat terjadi pada ibu dan
janin.
• Tinggi badan diperiksa hanya pada
kunjungan pertama (K1) untuk
mengetahui adanya faktor risiko pada ibu
hamil.
• Bila tinggi badan < 145 cm maka ibu
hamil mempunyai faktor risiko untuk
panggul sempit.
UKUR TD

• Tekanan darah yang normal 110/80 –


140/90 mmHg
• Bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu
diwaspadai adanya preeklamsia.
STATUS GIZI (LILA)
Pengukuran Tinggi Fundus
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
• Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke pasien, kemudian
dengan kedua tangan meraba dengan jari-jari untuk
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping. Tentukan
dimana punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar
kemudian carilah bagian – bagian kecil yang terletak bertentangan
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan
tentukan apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang
terdapat di bagian bawah dan apakah sudah / belum terpegang oleh pintu
atas panggul
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan
tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian ini sudah
masuk kedalam PAP dan berapa masuknya
TFU
TENTUKAN PRESENTASI DAN DJJ
• Presentasi janin mencerminkan bagian
terbawah dari janin saat berada dalam
kandungan, yang akan keluar lebih dulu saat
persalinan.
• Secara umum, presentasi janin terbagi
menjadi: Presentasi sefalik (kepala); termasuk
presentasi vertex (puncak kepala), sinciput
(dahi), wajah, dan dagu
Bunyi Jantung Janin (Auskultasi)

• bunyi jantung janin sudah dapat


didengar pada minggu ke-20 pada 80
persen wanita
• Pada minggu ke-21, bunyi jantung
janin sudah terdengar pada 95
persen
• pada minggu ke-22 pada semua
wanita hamil.
STATUS TT
Jenis imunisasi Waktu kunjungan Lama perlindungan % perlindungan

TT 1 Kunjungan antenatal ke-1 - -

TT 2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80 %

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 %

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 %

TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun / Seumur hidup 99 %


TABLET FE
PERIKSA LABORATORIUM

1. Pemeriksaan Hb dilakukan dengan maksud


mengetahui ada anemia atau tidak pada
kehamilan dan mengetahui bagus atau
tidaknya jaringan pengikat oksigen pada
ibu hamil. Hb normal pada ibu hamil
adalah 10,5 – 14.
2. Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases
Research Laboratory) merupakan suatu
pemeriksaan atau screening untuk
mengetahui penyakit sifilis pada ibu hamil.
Karena dikhawatirkan akan menyebar
pada janin yang dikandungnya.
3. Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh
ibu hamil bila dicurigai mengalami
preeklamsi ringan atau berat, dari hasil
pemeriksaan ini kita dapat memberikan
asuhan kepada ibu hamil yang ditujukan
untuk mencegah timbulnya masalah
potensial yaitu terjadinya preeklamsia.
4. Pemeriksaan reduksi urin bertujuan untuk
melihat glukosa dalam urin. Urin normal
biasanya tidak mengandung glukosa.
• Adanya glukosa dalam urin merupakan tanda
komplikasi penyakit diabetes mellitus.
Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi,
tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada janin.
PERSALINAN NORMAL
PERSALINAN
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yg terjadi pada kehamilan aterm,
lahir spontan dgn presentasi belakang kepala yg
berlangsung ± 18 jam, tanpa menggunakan alat serta
tidak melukai ibu ataupun bayi
Abnormal  persalinan pervaginam dengan bantuan
alat atau melalui dinding perut dengan operasi
caesarea
FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERSALINAN

No. Faktor Keterangan


1, Power (Tenaga) His (kontraksi uterus).
Tenaga mengedan.
2. Passangger - Janin.
(Buah kehamilan) - Plasenta
- Tali pusat
- Air ketuban.
- Kantong ketuban (selaput amnion)
3. Passage Jalan lahir Keras (tulang panggul)
(jalan lahir) Jalan lahir lunak (yg terutama
Pelvis minor dibentuk oleh jaringan otot.
Persalinan (Partus)
 4 kala pada persalinan:
 Kala I  pembukaan serviks sampai pembukaan
lengkap (10cm)
 Kala II  pengeluaran janin
 Kala III  waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
plasenta
 Kala IV  mulai dari pengeluaran uri selama 1-2jam
KALA I (KALA PEMBUKAAN)
 Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show)
 Dibagi 2 fase:
 Fase laten: sampai 3cm, berlangsung 7-8 jam
 Fase aktif: 6jam, dibagi 3 subfase:
 Periode akselerasi: 2 jam
 Periode dilatasi maksimal: 2jam
 Periode deselerasi: 2jam
KALA II (KALA PENGELUARAN JANIN)
 His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama.

 Dimulai dengan pembukaan serviks dengan lengkap dan


berakhir dengan saat bayi telah lahir lengkap.
 Pada kala ini, ibu ingin mengedan makin kuat sehingga
perineum meregang dan anusnya membuka. Bagian
terbawah janin turun hingga dasar panggul. Sedangkan
kepala dilahirkan lebih dahulu, dengan suboksiput di bawah
simfisis, badan dan anggota badan janin
 Pada primi: 1,5 – 2 jam
 Pada multi : 0,5 – 1 jam
MEKANISME PERSALINAN
NORMAL
1. Engagemen
2. Fleksi
3. Putar paksi dalam
4. Ekstensi
5. Putar paksi luar
6. Ekspulsi
ENGAGEMENT

 Suatu keadaan dimana diameter biparietal sudah


melewati pintu atas panggul.
 Pada 70% kasus, kepala masuk pintu atas
panggul
ibu dengan oksiput melintang (tranversal)
 Proses engagemen kedalam pintu atas panggul
dapat melalui proses normal sinklitismus ,
asinklitismus anterior atau asinklitismus posterior
Arah sumbu
Arah sumbu kepala janin
kepala janin
membuat sudut lancip
tegak lurus
ke depan dgn pintu atas
dgn bidang
panggul
pinta atas
panggul Parietalis anterior
sebagai bagian terendah
Sutura sagitalis
berada
diantara
promontorium
dan simfisis
FLEKSI

 Gerakan fleksi terjadi akibat adanya tahanan servik,


dinding panggul dan otot dasar panggul.
 Fleksi kepala diperlukan agar dapat
terjadi
engagemen dan desensus.
 Bila terdapat kesempitan panggul, dapat terjadi
ekstensi kepala sehingga terjadi letak defleksi
(presentasi dahi, presentasi muka).
PUTAR PAKSI DALAM

 Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah


janin mengalami putar paksi dalam pada level
setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul).
 Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi
posisi anterior (kadang-kadang kearah posterior).
 Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai
dasar panggul.
EKSTENSI

 Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka agar


kepala dapat melewati pintu bawah panggul harus
terjadi gerakan ekstensi kepala janin lebih dulu.
 Akibat proses desensus lebih lanjut, terjadi
regangan perineum dan diikuti dengan “crowning”
 A. Fleksi dan desensus ;

 B dan C Desensus berlanjut dan akan masuk kedalam putar paksi dalam ;

 D putar paksi dalam sudah sempurna dan kepala akan lahir dengan
gerakan ekstensi
 Setelah kepala lahir, muka janin dibersihkan dan
jalan nafas dibebaskan dari darah dan cairan
amnion.
 Mulut dibersihkan terlebih dahulu sebelum
melakukan pembersihan hidung.
 Setelah jalan nafas bersih, dilakukan pemeriksaan
adanya lilitan talipusat sekitar leher dengan jari
telunjuk
PUTAR PAKSI LUAR

 Setelah kepala lahir, terjadi putar paksi luar


(restitusi) yang menyebabkan posisi kepala kembali
pada posisi saat engagemen terjadi dalam jalan
lahir.
 Gerakan ini mengikuti masuknya bahu kedalam
panggul
PERSALINAN BAHU

 Setelah putar paksi luar kepala, bahu mengalami


desensus kedalam panggul dengan cara seperti
yang terjadi pada desensus kepala.
 Bahu anterior akan mengalami putar paksi dalam
sejauh 45o menuju arcus pubis sebelum dapat lahir
dibawah simfisis.
EKSPULSI
 Setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan
dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter
depan dan belakang, tungkai dan kaki.
PERSALINAN TUBUH
ANAK
 Setelah persalinan kepala dan bahu, persalinan
selanjutnya berlangsung pada sisa bagian tubuh janin
dengan melakukan traksi pada bahu janin.
 Setelah kelahiran janin, terjadi pengaliran darah plasenta
pada neonatus bila tubuh anak diletakkan dibawah
introitus vagina.
 Sebaiknya neonatus diletakkan diatas perut ibu dan
pemasangan dua buah klem talipusat dilakukan dalam
waktu sekitar 15 – 20 detik setelah bayi lahir dan
kemudian baru dilakukan pemotongan talipusat
diantara kedua klem
PERSALINAN KALA III

 Periode persalinan antara lahirnya janin sampai lahirnya


plasenta dan selaput ketuban.
 Akibat kontraksi uterus, ukuran plasenta dan “plasental
site” mengecil sampai tersisa 25%  hematoma
retroplasenta  terjadi separasi plasenta.
 Separasi plasenta umumnya terjadi 5 menit setelah anak
lahir.
PENATALAKSANAAN KALA III
AKTIF
 Setelah talipusat dipotong

 Pastikan ini persalinan kehamilan tunggal

 Setelah plasenta lahir lakukan inspeksi plasenta dan


selaput ketuban
Kala IV
 Hal-hal lain yang harus diperhatikan :
 Kontraksi uterus baik
 Tidak ada perdarahan dari vagina dan alat genital
lainnya
 Plasenta lahir lengkap
 Luka perineum terawat baik dan tidak ada hematoma
 Ibu dalam keadaan baik
 Bayi dalam keadaan baik
PENATALAKSANAAN PASCA
PERSALINAN
 Sebelum dirawat di ruang perawatan nifas, pasien
pasca persalinan harus
 Keadaan umum baik .
 Kontraksi uterus baik dan tidak terdapat
perdarahan
pervaginam.
 Cedera perineum sudah diperbaiki.
KONSEP DASAR MASA NIFAS
DEFINISI
• Masa Nifas ( puerperium) adalah masa yg
dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali spt keadaan
semula ( sebelum hamil).
• Dalam bahsa latin, puerperium yaitu dari kata
puer ( bayi ) dan paraous ( melahirkan
• Berlangsung selama 6- 8 minggu sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal
sebelum hamil ( Bobak, dkk, 2012:492).
TUJUAN
• 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan
psikologis bagi ibu dan bayi

• 2. Pencegahan, diagnosa dini dan pengobatan


komplikasi pada ibu

• 3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila perlu


• 4. Meyakinkan ibu dapat melaksanakan
perannya

• 5. Konseling ttg perawatan anak, kesehatan


keluarga
PERAN & TANGGUNG JAWAB BIDAN
• 1. Teman terdekat, pendamping ibu saat
menghadapi masa kritis

• 2. Pendidik kesehatan terhadap ibu dan


keluarga

• 3. Pelaksanaan asuhan kebidanan nifas


TAHAPAN MASA NIFAS
• 1. Puerperium dini
Ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan.
• 2. Puerperium intermedial
Masa pemulihan menyeluruh alat-alat
genetalia sekitar 6-8 minggu
• 3. Remote puerperium
Masa pulih dan sehat sempurna
Standart Asuhan Masa Nifas
Menurut (IBI, 2005 ) terdapat 3 standart
pelayanan nifas yaitu :
1. Perawatan bayi baru lahir, memastikan
pernapasan spontan, mencegah hipoksia,
menemukan kelainan, mencegah hipotermi
dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai
kebutuhan.
2. Penanganan pada dua jam pertama setalah
persalinan. Bidan melakukan pemantauan ibu
dan bayi terhadap terjadinya komplikasi
dalam 2 jam setelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan.
• Selain itu, bidan memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya
kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk
memulai pemberian ASI.
3. Bidan melakukan kunjungan rumah pada hari
ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam
setelah persalinan.
Asuhan Kebidanan Terfokus

• Menilai apakah terjadi perdarahan yang lebih


banyak, agar dapat dilakukan tindakan segera.
• Memeriksa bayi untuk pertama kali
• Memastikan bahwa bayi tetap hangat dan diberi ASI
• Pemeriksaan fisik dan penilaian dilakukan untuk
memastikan keadaan ibu mengenali tanda-tanda
risiko untuk deteksi dini ibu dan bayi sebagai upaya
untuk mengetahui apa yang harus dilakukan
selanjutnya
• Memastikan involusi uterus berjalan normal, tinggi
fundus uteri berada dibawah umbilicus, serta tidak
ada perdarahan bormal dan tidak ada bau.
• Menilai hubungan ibu dan bayi untuk memastikan
bahwa ibu merawat bayinya dengan baik.
• Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
perdarahan
• Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan,
dan istirahat.
• Mendorong ibu untuk melakukan latihan/ senam nifas
yang tepat.
• Memfasilitasi penyesuaian psikologis postpartum
dalam keluarga.
• Pada kunjungan minggu ini diberikan
pemahaman tentang pencegahan terhadap
putting lecet dan mastitits serta infeksi nifas.
• Konseling KB
67

Anda mungkin juga menyukai