Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DISKUSI TOPIK

BLOK 4.C
MINGGU 3 : ASUHAN KEBIDANAN DAN SOAP DENGAN
KELAINAN HIS AKIBAT AKSI UTERUS INKOORDINAN

PEMBIMBING : Ully Iffah, S.ST.,M.Keb

Kelompok : 3A
Anggota : Yunda Siti Nurrahmah (1710331007)
Irma Safitri (1710331012)
Afifa Humaira (1710332014)
Malika Qohhareli Swanda (1710333008)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan normal adalah


proses pengeluaran bayi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), letak
bujur atau sejajar sumbu badan ibu, dengan presentasi belakang kepala terdapat
keseimbangan antara diameter kepala bayi dan panggul ibu, lahir spontan dengan
kekuatan tenaga ibu sendiri, dan proses kelahiran berlangsung kurang lebih 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin. Sebagian besar persalinan adalah persalinan
normal, hanya 12-15% merupakan persalinan patologis, seperti distosia. Distosia sendiri
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya disebabkan oleh kelainan
tenaga.

Distosia karena kelainan tenaga (HIS) adalah HIS yang tidak normal, sehingga dapat
menimbulkan penyulit pada saat persalinan, dan pada beberapa kasus dapat
mengakibatkan kematian pada janin maupun ibu.

Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena kelainan tenaga (his)
yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancran
persalinan. Dibawah ini dikemukakan lagi ringkasan dari his normal :

1. Tonus otot rahim diluar his tidak seberapa tinggi, lalu meningkatkan pada waktu his.
Pada kala pmbukaan servik ada 2 fase : fase laten dan fase aktif yang digambarkan
pada srvikogram menurut friedman.
2. Kotraksi rahim dimulai pada salah satu tanduk rahim, sebelah kanan atau kiri, lalu
menjalar keseluruh otot rahim.
3. Fundus uteri berkontraksi lebih dulu (fundal dominan) lebih lama dari bagian-bagian
lain. Bagian tengah berkontraksi agak lebih lambat, lebih singkat dan tidak sekuat
kontraksi fundus uteri bagian bawah (segmen bawah rahim)dan servik tetap pasif atau
hanya berkontraksi sangat lemah.
4. Sifat-sifat his :lamanya, kuatnya, keteraturannya, seringnya dan relaksasinya, serta
sakitnya.

1.2.Rumusan Masalah

a. Apa defenisi distosia kelainan his akibat aksi uters inkoordinan ?


b. Apa klasifikasi distosia kelainan his ?
c. Apa etiologi distosia kelainan his akibat aksi uters inkoordinan ?
d. Apa komplikasi akibat distosia kelainan his akibat aksi uters inkoordinan ?
e. Bagaimana tatalaksana dari distosia kelainan his akibat aksi uters inkoordinan ?
1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi dari distosia kelainan his akibat aksi uters
inkoordinan
b. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi distosia kelainan his
c. Untuk mengetahui etiologi distosia kelainan his akibat aksi uters inkoordinan
d. Untuk mengetahui komplikasi akibat distosia kelainan his akibat aksi uters
inkoordinan
e. Untuk mengetahui penanganan dari distosia kelainan his akibat aksi uters
inkoordinan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH JURNAL

2.1 Tinjauan Pustaka Varney


1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan terdiri
dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap
sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut
bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2007).

2. Proses manejemen kebidanan


A. Langkah pertama : Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber daya berkaitan dengan kondisi klien, bila pasien
mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasi kepada dokter dalam manajemen
kebidanan.
1) Data subyektif, yaitu data yang didapat dari pertanyaan yang disampaikan
dengan menggunakan standar yaitu diakui (Varney, 2007).
Adapun data subyektif terdiri atas :
a) Identitas ibu : Nama ibu, Umur ibu, Agama, suku bangsa, pendidikan
dan pekerjaan, dan alamat.
b) Alasan datang
Alasan datang wanita tersebut mengunjungi klinik, kantor, kamar gawat
darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit (Varney, 2007).
• Keluhan utama
• Riwayat menstruasi : Untuk mengetahui menarche, siklus
menstruasi, lama menstruasi, banyaknya, menstruasi teratur atau
tidak, sifat darah, dismenorhoe atau tidak (Prawirohardjo, 2005).
• Riwayat hamil ini : HPHP dan HPL.
• Riwayat kesehatan sekarang : Dikaji tanda-tanda dan gejala-gejala
yang ditemukan ibu hamil untuk petunjuk dini adanya respon
wanita tersebut terhadap kehamilannya, mungkin diperlukan terapi
untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika
terdapat gejala abnormal (Sujiyatini dkk, 2008).
o Riwayat kesehatan yang lalu
o Riwayat penyakit sistemik
o Riwayat penyakit keluarga
o Riwayat kesehatan keluarga
o Riwayat keturunan kembar
o Riwayat operasi
• Riwayat perkawinan
• Riwayat KB
• Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
o Kehamilan : Adakah gangguan seperti mual, muntah
berlebihan, hipertensi dan perdarahan pada kehamilan (Varney,
2007).
o Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur,
ada perdarahan waktu persalinan atau tidak, ditolong oleh
siapa dan dimana tempat melahirkan (Varney, 2007).
o Nifas : Adakah terjadi perdarahan, infeksi dan bagaimana
laktasinya (Varney, 2007).
o Anak : Jenis kelamin, hidup atau mati, berat badan waktu lahir,
panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada (Varney,
2007).
• Pola kehidupan sehari-hari : Nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat,
persnal hygiene, hubungan seksual, riwayat psikologi , sosial dan
ekonomi.

2) Data Objektif
a) Pemeriksaan fisik umum
• Kesadaran Umum : Untuk mengetahui keadaan ibu apakah
baik/sedang/buruk. Pada kasus ibu hamil normal keadaan umum
baik (Saifuddin, 2006).
• Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah
composmentis, somnolen, koma. (Wiknjosastro, 2005).
• Tekanan darah : Tekanan darah diukur faktor hipertensi atau
hipotensi (Saifuddin, 2001). Batas normal antara 90/60 mmHg
sampai 130/90 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari
150 mmHg dari keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2005).
• Nadi : Pada ibu hamil nadi dikatakan normal 80-84 x/menit. Batas
suhu normal adalah 60 - 100x/menit (Wiknjosastro, 2005).
• Suhu : Suhu normal pada ibu hamil adalah 360C -370C, jika
keadaan suhu tinggi menunjukkan adanya infeksi (Marmi, 2011).
Suhu normal adalah 36˚C-37˚C (Wiknjosastro, 2005).
• Pernafasan : Apabila ibu sesak nafas akan berpengaruh pada janin
dan sering terjadi keguguran atau berat badan janin tidak sesuai
dengan usia kehamilan batas normal 12-20 x/menit (Prawirohardjo,
2005).
• Berat badan : Untuk mengetahui berat badan pasien selama hamil
kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg.
Kenaikan berat badan yang berlebihan kemungkinan bayi besar,
sebab janin besar dapat menyebabkan disproporsi, meskipun
ukuran panggul normal (Wiknjosastro, 2005).
• Tinggi badan : Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit bila
tinggi badan kurang (Wiknjosastro, 2005).
• LILA : Untuk mengetahui keadaan gizi ibu, LILA normal pada ibu
hamil tidak kurang dari 23,5 cm (Wiknjosastro, 2005).

b) Pemeriksaan sistematis
Menurut Wiknjosastro (2005), pemeriksaan sistematik dilakukan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkuasi untuk mengetahui keadaan
umum yang mempengaruhi kesehatan atau kehamilan dan persalinan
ibu meliputi :
• Kepala : Perlu dikaji bagaimana kebersihan rambut, kulit kepala,
ada ketombe atau tidak, ada benjolan atau tidak pada kepala.
• Muka : Keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, cloasma
gravidarum, adakah oedema.
• Mata : Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, keadaan
conjungtiva pucat atau merah muda, warna sclera putih atau tidak.
• Hidung : Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran
benjolan pada hidung yang dapat berpengaruh jalan nafas.
• Telinga : Perlu dikaji untuk mengetahui keadaan telinga apakah
terdapat serumen atau tidak karena bisa berpengaruh pada
pendengara.
• Mulut : Perlu dikaji apakah ada stomatitis atau tidak, gigi
berlubang atau tidak.
• Leher : Dikaji untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar
tyroid yang biasanya disebabkan karena kekurangan garam
beryodium.
• Dada : Observasi apakah simetris atau tidak, adakah teraba
benjolan, nyeri atau tidak, punting susu menonjol atau tidak, pada
payudara.
• Perut : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah luka bekas operasi
ataukah nyeri tekan yang sekiranya perlu pengawasan khusus saat
persalinan.
• Genetalia : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda-tanda
penyakit kelamin yang perlu diwaspadai seperti keputihan, syphilis,
herpes.
• Anus : Perlu dikaji adakah haemoroid atau tidak.
• Ekstermitas : Perlu dikaji apakah ada kelainan atau tidak, bisa
digerakan atau tidak, adakah oedem, varices atau tidak.

c) Pemeriksaan Khusus Obstetri


Pemeriksaan obstetri dilakukan untuk mengetahui keadaan kehamilan
dan persalinan meliputi :
• Abdomen
o Inspeksi : Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematis, observasi dilaksanakan dengan menggunakan
indera penglihatan untuk mengetahui pembesaran perut,
bentuk perut, adanaya linea alba / nigra, ada strie albican /
livide, kelainan dan pergerakan anak (Nursalam, 2002).
o Palpasi : Adanya massa atau tumor selain kehamilan seperti
mioma uteri atau tumor jalan lahir sedangakan adanya jaringan
perut atau luka bekas operasi di perut harus dikaji lebih jauh
untuk melaksanakan selanjutnya.
o Auskultasi : Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin.
Dalam keadaan normal 120 – 160 x/menit DJJ paling jelas
terdengar yang lebih tinggi dari pusat (Oxorn dan William,
2010).
• Pemeriksaan panggul : kesan panggul, Distansia spinarum normal
23-26 cm, Distansia kristarum normal 26-29 cm. Congungata
eksterna normal 18-20 cm dan lingkar panggul normal 80 cm
(Wiknjosastro, 2005).
• Anogenital : Adakah verices, luka, kemerahan, nyeri, kelenjar
bartholini, atau kelainanya yang lain juga perineum elastis atau
tidak (Nursalam, 2007).

d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan
untuk menentukan adakah faktor resiko meliputi : USG untuk
memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan juga untuk
mengidentifikasi setiap kelainan janin, pada trimester III bagian
terendah janin mulai memasuki PAP sehingga letak dan presentasi janin
tidak berubah lagi (Prawirohardjo, 2005).
B. Langkah kedua : Interpretasi Data
Terdiri dari diagnosa kebidanan dari diagnosa, masalah dan kebutuhan pada
langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
diagnosa dan masalah. Masalah tersebut membutuhkan penanganan yang akan
dituangkan ke dalam rencana asuhan kebidanan (Janah, 2011).

1) Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkungan


praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan
yang dikemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa
(Varney, 2007).
Ny X Umur ibu G… P… A… Umur… tahun, kehamilan…minggu, tunggal
/ ganda, hidup / mati, intra / ektrauteri / melintang, punggung kanan / kiri,
presentasi bokong.
a) Data subyektif :
• Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan
• Pernyataan pasien tentang jumlah persalinan
• Pernyataan pasien tentang jumlah abortus
• Pernyataan ibu yang berkaitan dengan HPHT
• Keluhan pasien terasa sesak pada abdomen bagian atas (Manuaba,
2007).
b) Data objektif
Data obyektif yaitu kepala janin berada di fundus dan bokong di bawah
(Susilowati dkk, 2009).
• Pemeriksaan TTV
o Kesadaran Umum : Menurut Saifuddin (2006), Keadaan umum
pada kehamilan normal kesadaran umum adalah baik.
o Tekanan darah Batas normal antara 90/60 mmHg sampai
130/90 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 150
mmHg dari keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2005).
o Nadi : Pada ibu hamil nadi dikatakan normal80-84 x/menit.
Batas suhu normal adalah 60 - 100x/menit (Wiknjosastro,
2005).
o Suhu normal adalah 36˚C-37˚C (Wiknjosastro, 2005).
Pernafasan pada ibu hamil batas normal 12 20 x/menit
(Prawirohardjo, 2005).
• Palpasi : Palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting
pada fundus uteri yaitu kepala janin. Punggung anak dapat diraba
di salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil-kecil janin berada
pada pihak yang berlawanan. Di atas simpisis, teraba bagian kurang
bundar dan lunak yaitu bokong janin.
• Auskultasi : Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus (Wiknjosastro,
2007).
• Pemeriksaan penunjang :

2) Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. (Salmah dkk, 2006).

3) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifilasi dalam diagnosa
dan masalah yang didapatkan malakukan analisis data. (Salmah dkk,
2006).

C. Langkah ketiga : Diagnosa potensial


Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien.
Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi (Varney, 2007).

D. Langkah ke empat : Tindakan segera


Menetapakan kebutuhan terhadap tindakan segera, melalui konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

E. Langakah Kelima : Perencanaan


Menurut Chapman (2006), perencanaan yang bersifat menyeluruh dari langkah –
langkah sebelumnya. yaitu :
1) Beri informasi KIE dan motivasi kepada ibu.
2) Beri pendidikan keshatan sesuai yang dibutuhkan ibu
3) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter jika dibutuhkan
4) Melakukan rujukan ke puskesmas atau ke dokter ahli jika diperlukan.

F. Langkah keenam : Pelaksanaan


Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik
terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini
dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya (Varney, 2007).
G. Langkah ketujuh : Evaluasi
Merupakan langkah pengecekan apakah rencana asuhan benar-benar telah
terpenuhi kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah diagnos.
(Varney, 2007).

2.2 Tinjauan Pustaka SOAP

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP


yang merupakan salah satu metode pendokumentasian yang ada antaranya. Adapun
konsep SOAP (Varney, 2007).

A. Subyektif : Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data


melalui anamnesa.
B. Obyektif : Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data untuk
mendukung assesment.
C. Assesment : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subyaktif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
D. Planning : Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi berdasarkan assesment.

2.3 Tinjauan kasus

2.3.1 Defenisi Distosia kelainan his akibat aksi uterus inkoordinan


Kelainan his adalah suatu keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya
maupun sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan.Kelainan his juga dapat
menyebabkan distosia. Distosia karena kelainan tenaga/his adalah his yang tidak normal
baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan.
Aksi uterus inkoordinan adalah tonus otot terus meningkat, juga di luar his, dan
kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa, karena tidak ada sinkronisasi antara
kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas,
tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
2.3.2 klasifikasi distosia kelainan his
1. Inersia Uteri (Hypotonic uterine contraction )
Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat untuk
melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Di sini kekuatan his lemah
dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang
baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau
kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta pada
penderita dengan keadaan emosi kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan
serviks, fase laten atau fase aktif, maupun pada kala pengeluaran.
2. Tetania Uteri (Hypertonic uterine contraction )
Adalah HIS yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya partus presipitatus yang dapat menyebabkan
persalinan diatas kendaraan, kamar mandi, dan tidak sempat dilakukan pertolongan.
Pasien merasa kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir terus-menerus.
Akibatnya terjadilah luka-luka jalan lahir yang luas pada serviks, vagina dan perineum,
dan pada bayi dapat terjadi perdarahan intrakranial,dan hipoksia janin karena gangguan
sirkulasi uteroplasenter.
Bila ada kesempitan panggul dapat terjadi ruptur uteri mengancam, dan bila tidak segera
ditangani akan berlanjut menjadi ruptura uteri. Faktor yang dapat menyebabkan kelainan
ini antara lain adalah rangsangan pada uterus, misalnya pemberian oksitosin yang
berlebihan, ketuban pecah lama dengan disertai infeksi, dan sebagainya.
3. Aksi Uterus Inkoordinasi (incoordinate uterine action)
Sifat his yang berubah-ubah, tidak ada koordinasi dan singkronisasi antara kontraksi dan
bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan, apalagi
dalam pengeluaran janin. Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi tetapi bagian tengah
tidak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya lingkaran kekejangan yang
mengakibatkan persalinan tidak maju.

2.3.3 Etiologi distosia kelainaan his akibat aksi uterus inkoordinan


Adapun penyebab distosia kelainan his akibat aksi uterus inkoordinan adalah
1. Faktor usia penderita relatif tua dan relatif muda
2. Pimpinan persalinan
3. Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4. Rasa takut dan cemas
Faktor umum :
1. Kesalahan pemberian oksitosin atau obat penenang
2. Ketubah pecah lama yang disertei infeksi
3. Faktor herediter
4. Salah pimpinan pada persalinan kala II
5. Anemia
6. Sakit kronik
7. Primigravida tua
8. Cemas yang berlebihan
Faktor khusus :
1. Tekanan yang berlebihan pada uterus (kembar, polyhidramnion)
2. Kelainan perkembangan uterus (unidornuate, bicornuate, septate uterus)
3. Malpresentasi dan malposisi
4. Kandung kencing yang penuh
5. Tumor uterus
6. Persalinan induksi yang terlalu cepat

2.3.4 Komplikasi distosia kelainaan his akibat aksi uterus inkoordinan


Adapun komplikasi yang terjadi akibat distosia kelainan his akibat aksi uterus
inkoordinan adalah terbagi menjadi 2 yaitu,
1. Komplikasi maternal yaitu dapat terjadi laserasi pada serviks, vagina dan
perineum, sehingga menimbulkan faktor predisposisi seperti postpartum haemorage,
serta mengakibatkan sepsis. Selain itu atonia uteri, syok, dan kecapean
2. Komplikasi fetal yaitu intrakarnial haemorage, fetal injuries, neonatal sepsis,
dan tali pusat lepas.

2.3.5 Penatalaksanaan distosia kelainaan his akibat aksi uterus inkoordinan


Penatalaksaaan yang perlu dilakukan distosia kelainan his akibat aksi uterus
inkoordinan adalah bila incoordinate uterine action dijumpai pada awal persalinan,
lakukan evaluasi secara keseluruhan untuk mencari sebab-sebabnya.Kelainan ini hanya
dapat diobati secara simptomatis karena belum ada obat yang dapat memperbaiki
koordinasi fungsional antara bagian-bagian uterus. Usaha-usaha yang dpat dilakukan
ialah mengurangi tonus otot dan ketakutan penderita. Hal ini dapat dilakuakn dengan
pemberian analgetika, seperti morphin, pethidin dll. Akan tetapi persalinan tidak boleh
berlangsung berlarut-larut apalagi kalau ketuban sudah pecah. Dalam hal ini pada
pembukaan belum lengkap, perlu dipertimbangkan seksio sesarea.
Selain itu, Kelainan ini dapat diobati secara simtomatis karena belum ada obat
yang dapat memperbaiki koordinasi fungsional antara bagian-bagian uterus. Usaha-
usaha yang dapat dilakukan ialah mengurangi tonus otot dan mengurangi ketakutan
penderita. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian analgetika, seperti morphin,
pethidin dan lain-lain. Akan tetapi persalinan tidak boleh berlangsung berlarut-larut
apalagi kalau ketuban sudah pecah. Dalam hal ini pada pembukaan belum lengkap,perlu
dipertimbangkan seksio sesarea. Lingkaran konstriksi dalam kala I biasanya tidak
diketahui, kecuali kalau lingkaran ini terdapat di bawah kepala anak sehingga dapat
diraba melalui kanalis servikalis.
Jika diagnosis lingkaran konstriksi dalam kala I dapat dibuat persalinan harus
diselesaikan dengan seksio sesarea. Biasanya lingkaran konstriksi dalam kala II baru
diketahui, setelah usaha melahirkan janin dengan cunam gagal. Dengan tangan yang
dimasukkan ke dalam cavum uteri untuk mencari sebab kegagalan cunam, lingkaran
konstraksi, mudah dapat diraba.
2.4 Telaah Jurnal

Jurnal : ANALISA PIMPINAN PERSALINAN DENGAN LAMA PERSALINAN


PADA IBU BERSALIN DI BPS NY. NURSOFI UMAMAH KECAMATAN
NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

Telaah jurnal :
Penelitian yang dilakukan di Bps Ny. Nursofi Umamah Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagungpada 65 orang ibu bersalin didapatkan bahwa persalinan lama
salah satunya dipengaruhi oleh pimpinan persalinan tidak kooperatif yang juga
mempengaruhi keadekuatan his dalam membantu mendorong janin keluar. Selain his,
hal tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan panggul.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Managemen Asuhan Varney
3.1.1 Skenario : incoordinate Uterine Action
Ny. Yeni umur 38 tahun G1P0A0H0 usia kehamilan 38 minggu datang ke PMB
Melati diantar suaminya pukul 06.00 wib. Ny. Yeni mengeluh ada keluar lendir
bercampur darah dari kemaluannya dan nyeri dari pinggang menjalar ke ari-ari sejak
pukul 04.00 wib.
Hasil pemeriksaan diperoleh TD: 110/70 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 37°C, R
32x/menit. TFU 1 jaridibawah px, DJJ 152x/menit, kontraksi 3x/10 menit dengan durasi
10 detik, kadar hb 9 gr%.VT: ketuban (+), moulage (-), pembukaan 2cm, penurunann
kepala H 1.
Bidan melakukan pemeriksaan kembali pada pukul 10.00 Wib. Diperoleh hasil
kontraksi 4x/10 menit dengan durasi 30 detik. VT : ketuban (+), pembukaan 3 cm. Pada
pukul 14.00 Wib hasil kontraksi 2x/10 menit dengan durasi 25 detik , VT : ketuban (+),
pembukaan 4 cm. Pada Pukul 18.00 Wib hasil kontraksi 3x/10 menit dengan durasi 15
detik, VT : ketuban (+), pembukaan 5 cm.

3.1.2 Format Asuhan Kebidanan


ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. Y INPARTU KALA 1 FASE AKTIF
Di PMB Melati Tanggal 30 Oktober 2019

DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama ibu : Ny. Yeni Nama suami : Tn. Bayu
Umur : 38 thn Umur : 40 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Gaden, trucuk, klaten
No Telp : 08561067890

2. Anamnesa
a. Alasan datang : Ibu mengatakan hamil 38 minggu, dan ibu mengatakan ada
keluar lender bercampur darah dan rasa nyeri dari pinggang menjalar ke ari-ari.
b. Riwayat perkawinan :
Kawin 1 kali kawin pertama usia 35 tahun dengan suami sudah 3 tahun
c. Riwayat Menstruasi
Menarche umur :16 tahun
Siklus :28 hari
Lama :7 hari
Konsistensi : encer
Bau :amis darah
Flour albus :tidak ada
HPHT : 21 Januari 2019
HPL : 30 Oktober 2019

3. Riwayat Obstetri : G1 P0 A0 AH0

Hamil Persalinan Nifas


ke Thlahir Umur Jenis Penolong Jenis BB
kehamilan persalinan kelamin lahir
1. 1 ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Keluhan utama : Ibu merasa sesak
b. Pergerakan anak pertama kali dirasakan pada umur kehamilan 20 minggu
c. Ibu masih merasakan gerakan janin
d. Penyuluhan yang sudah didapat : pendkes gizi ibu hamil
e. Imunisasi : : TT I : TT caten
TT II : pada kehamilan 20 minggu
TT III : pada kehamilan 24 minggu

5. Riwayat penyakit sistemik : tidak ada


6. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga : tidak ada
Tanda-tanda persalinan
1) His : ada, tidak teratur
2) Air ketuban : belum pecah
3) Pengeluaran Pervaginam : keluar lendir darah
4) Masalah khusus : Ibu merasakan kelainan pada kehamilannya, keadaan
ibu baik

7. Pola aktivitas sehari-hari :


a. Pola Nutrisi :
saat hamil : makan 3x sehari dengan jenis sayur dan lauk ;
minum 7-8 gelas/hari
Makan terakhir : pukul 07.00 dengan jenis nasi sayur dan lauk
Minum terakhir :pukul 10.00 dengan jenis teh manis dengan porsi
1 gelas
b. Pola istirahat dan tidur
saat hamil : siang hari 1-2 jam dan malam hari 7 jam
Istirahat dan tidur : ± 8 jam
c. Pola eliminasi
Eliminasi terakhir :
BAB : 1x sehari pukul 05.00 dan tidak ada keluhan
BAK : 6-7x sehari pukul 05.00 dan tidak ada keluhan volume: ±400cc
d. Psikologi : Ibu hanya mengalami kegelisahan dan ketakutan dalam
menghadapi persalinan

DATA OBJEKTIF

a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
RR : 32x/menit
Nadi : 90x / menit
Suhu : 37,5 ºC
4). Pengukuran
BB : 57 kg
TB : 153 cm

b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
1) Rambut : bersih berwarna hitam
2) Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum
3) Mata : simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva agak
pucat
4) Hidung : bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada polip
5) Mulut : bersih, gigi tidak terdapat caries dan tidak ada stomatitis
6) Telinga : bersih, fungsi pendengaran baik, tidak ada sekret
7) Dada : simetris, pergerakan nafas teratur
8) Mamae : simetris kanan kiri, tidak ada benjolan yang abnormal,
puting susu menonjol, hyperpigmentasi, pada aerola mamae, kolostrum keluar
9) Perut : tidak ada bekas operasi
10) Punggung : baik
11) Ekstremitas : atas : pergerakan baik, simetris kanan kiri, tidak ada
oedema, letih dan jari-jari lengkap dan bawah : pergerakan baik, kram,
pegal-pegal, simetris kanan kiri, tidak ada oedema dan jari-jari lengkap
12) Genitalia : Vagina tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak haemoroid,
perineum elastis, masih tebal, masih tebal, belum menonjol dan Terlihat kontur
seperti kepala menonjol diatas simfisis.

Palpasi
1) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan vena
jugularis
2) Dada : tidak ada massa dan colostrum telah keluar
3) Abdomen :
Leopold I : TFU 1 jari bawah px, teraba teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas)
Bagian kiri teraba tahanan kuat, keras, seperti papan
(punggung)
Leopold III : teraba bulat keras, melenting, (kepala), masih dapat
digoyangkan.
Leopold IV : tidak dilakukan karena bagian terendah belum masuk PAP
MC. Donald TFU : 33 cm

Auskultasi
DJJ (+), frekuensi 152 x/menit teratur

Perkusi
Reflek patella kiri dan kanan (+)

c. Pemeriksaan panggul:
- Pemeriksaan panggul luar
Distasia cristarum : 29 cm
Distasia spinarum : 26 cm
Boudelogue (konjugata Eksterna) : 18 cm
Lingkar panggul : 79 cm
d. Pemeriksaan dalam :
tanggal : 30 Oktober Jam : 06.00 Wib :
Indikasi : keluar lendir darah
· Hasil : vulva/anus terbuka, dinding vagina licin, uretra tenang, portio
menonjol, perinium tipis, presentasi kepala, pembukaan 2 cm, belum ada
penurunan kepala, ketuban utuh
e. Pemeriksaan penunjang:
Darah : Gol darah : AB
HB : 9 gr %
Urine : Protein : -
Gula : -

ASSESMENT
Diagnosa :
Ny. Y umur 38 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu, tunggal, intauteri, hidup, presentasi
kepala, inpartu kala I, fase laten, dengan incoordinate uterine action

Masalah :
Ibu mengeluh nyeri dari pinggang menjalar ke ari-ari, ibu merasa sesak dan lelah

Kebutuhan :
Anjurkan ibu relaksasi dan tenangkan ibu. Anjurkan Ibu untuk posisi miring.

Diagnosa Potensial :
1. Partus lama
2. Fetal distress
3. Asfiksia

Identifikasi/Tindakan Segera :
Tindakan rujukan

PLANNING
1. Jelaskan hasil pemeriksan kepada klien dan keluarga
2. Beri dukungan psikologis
3. Anjurkan teknik relaksasi
4. Memberi minum
5. Persiapan melakukan rujukan
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu telah memasuki
persalinan dengan pembukaan 2 cm dengan kontraksi yang tidak teratur.
2. Memberikan motivasi kepada ibu danmemberikan support fisik dengan memijat
punggung ibu dan mengusap kulit ibu.
3. Melakukan teknik relaksasi dengan menarik nafas panjang dengan
mengeluarkan melalui mulut.
4. Memberikan ibu minum di sela-sela kontraksi
5. Mempersiapkan hal-hal yang diperlukan utuk rujukan. baksokuda

EVALUASI
1. Ibu mengerti dan paham mengenai hasil pemeriksaan yang dijelaskan bidan
2. Ibu mengataka sudah mulai tenang dan tidak terlihat cemas lagi
3. Ibu sudah melakukan teknik relaksasi yang diajarkan bidan
4. Ibu sudah meminum habis air yang diberikan bidan
5. Hal-hal yang diperlukan untuk rujukan semua sudah siap.

Anda mungkin juga menyukai