Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA


DI PUSKESMAS TANAH GROGOT

Disusun Oleh:
Kelompok 10

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan
Anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Remaja.
Asuhan Kebidanan pada Remaja ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan
dari berbagai pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan
penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang. Semoga
Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Tanah Grogot, Februari 2024

Penulis
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Wanita dengan Dismenore
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan
nama dengan klien lain. (Kemenkes RI, 2015)
Umur : Remaja merupakan kelompok penduduk yang berusia 10-19
tahun (WHO).
Agama :
Suku :
Pendidikan : Menggambarkan kemampuan seseorang dalam menyerap
konseling yang di berikan oleh bidan (Kemenkes RI, 2015)
Pekerjaan : Menggambarkan keadaan sosial ekonomi sehingga ikut
menentukan intervensi yang disesuaikan dengan kemampuan
klien secara ekonomi (Kemenkes RI, 2015)
Alamat : Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila
diperlukan atau bila keadaan mendesak. Dengan diketahui
alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal klien
dan lingkungannya (Kemenkes RI, 2015)
No. Register :
2. Alasan datang periksa/ Keluhan utama
Pengumpulan data klien untuk menegakan diagnosis kebidanan

Keluhan utama :
Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut disertai dengan
mual muntah, pusing dan merasakan badan lemas.
3. Riwayat kesehatan klien
Riwayat kesehatan yang lalu :
Anemia, asma bronkial, migren, dan penyakit menahun juga menjadi faktor
terjadinya dismenore primer (Sarwono, 2010).
a. Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat penyakit/ gangguan reproduksi : (mioma, kista, endometritis dll) Dismenore
sekunder sering dikaitkan dengan adanya penyakit pelvis organic, seperti endometritis,
penyakit radang pelvis, stenosis pelvis, neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus
(Sarwono, 2010).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Penyakit Menurun : Keluarga tidak mengalami riwayat Dysmenore skunder
Penyakit Menular : Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular
Penyakit Menahun : Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menahun

5. Riwayat Haid :
Menarche : menarche pada umur pubertas 12 – 16 tahun. Dismenore primer
biasanya terjadi 6-12 bulan pertama setelah menarche (Sarwono, 2010).

Siklus : (28-35 hari)

Lama haid : 3-8 hari (Mochtar, 2011)

Lama menstruasi lebih dari normal menimbulkan adanya kontraksi uterus yang lebih

sering sehingga semakin banyak, prostaglandin yang dikeluarkan (Bobak, 2012).


Banyaknya : 50 cc (Sarwono, 2010)
6. Riwayat penyakit Haid: (Amenorrhoe, menorrhagia, metrorrhagia, polimenorea,
oligomenorea)
Dismenore dapat timbul pada perempuan dengan menometroragia yang meningkat
(Sarwono, 2010).
7. Pola fungsional kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori,
sebaiknya makan makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
(Mochtar.R, 1998)
Eliminasi BAK hendaknya 3-4x/hari berwarna kuning jernih tidak
terdapat endapan ataupun busa. BAB 1x/hari konsistensi
lembek dan berwarna khas.
Istirahat Minimal tidur malam selama 6 jam hal ini bermanfaat
untuk menjaga kesehatan
Aktivitas Dismenore dengan tingkat nyeri yang tinggi dapat
mempengaruhi wanita dalam menjalani aktivitas sehari-
hari.
Personal Menjaga kebersihan tubuh dan terutama pada alat
Hygiene genetalia, mencegah terjadinya infeksi. Usahakan agar
mandi dengan air bersih dan juga membersihkan daerah
vital.
Kebiasaan Kebiasaan meminum kopi yang megandung kafein dapat
meningkatkan resiko dismenore

8. Riwayat psikososiokultural Spiritual:


Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri klien. Tingkat stress klien mempengaruhi
ketidakseimbangan antara prostaglandin sehingga menyebabkan ischemia pada sel-sel
miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang berlebihan
menyebabkan dismenorea (JKI, 201
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum pasien

Kesadaran : composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : (100-120/ 80-90mmhg).
Suhu : (36,5-37,5 0C)
Nadi : (60-100x/i)
Pernafasan : (16-20x/i)
c. Antropometri
Tinggi badan :
Berat badan : Wanita dengan berat badan berlebih memiliki risiko
yang lebih besar terkena gangguan haid dismenore.
LILA : (23,5 cm)
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih/tidak, ada luka/tidak, kontruksi rambut
kuat/tidak, distribusi rambut merata/tidak
Muka : odem/tidak, pucat/tidak
Mata : Konjunctiva merah muda, jika agak putih kemungkinan
terjadi anemia (Varney, 2001), sclera putih/kuning
Telinga : Bersih
Hidung : Bersih/tidak, polip ada/tidak
Mulut dan gigi : Bibir merah muda, caries dentis ada/tidak, stomatitis
ada/tidak, lidah tremor/tidak
Leher : Terdapat pembekakan pada tonsil/tidak, vena jugularis
terdapat bendungan/tidak, terdapat pembekakan pada tonsil
atau tidak, terdapat pembekakan pada limfe/tidak)
Dada : Tidak ada retraksi pada payudara
Payudara : Terjadi pembesaran/ tidak, puting susu normalnya menonjol
pada ibu, tidak terdapa lecet pada puting susu ibu jika
terdapat lecet kemerahan serta nyeri berarti ibu mengidap
infeksi. (KIA Kementrian RI, 2013)
Abdomen : Bekas operasi ada/tidak, terdapat pembesaran/tidak.
Genetalia : Vulva bersih/tidak, vagina bersih, ada pengeluaran
secret/tidak, oedema ada/tidak, varices tidak/ada, luka parut
tidak/ada, fistula tidak/ada, anus ada hemoroid eksterna atau
tidak (Varney, 2008), Pemeriksaan perineum dilakukan
untuk melihat apakah ada trauma yang mengakibatkan
pendarahan, bersih atau tidak (Varney, 2008), Irfetilitas
yang berhubungan dengan factor serviks dapat disebabkan
oleh sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang
abnormal, malposisi dari serviks, kombinasinya. (Sarwono,
2005)
Ekstremitas : Simetris/tidak, odem atau tidak, ada varices/tidak
Palpasi
Leher : Vena jugularis tidak/ada bendungan, jika ada menunjukkan
adanya penyakit jantung (Varney, 2008), kel. tiroid ada
pembesaran/tidak, kel. getah bening ada pembengkakan/
tidak
Payudara : Teraba nyeri/tidak, ada massa/tidak
Ekstremitas : Oedema/tidak, capilari refill kembali dalam 2 detik/tidak
Perkusi
Dada : Sonor
Abdomen : Timpani
Auskultasi
Jantung
Irama : Reguler
Frekuensi : 60-100 x/menit
Paru-paru
Wheezing : Tidak ada
Ronchi : Tidak ada
Perut
Bising usus : 5-30 x/ menit
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Urinalisis
b. Tes diagnosis tambahan
1) Pemeriksaan USG
2) Pemeriksaan CT-scan atau MRI
3) Laparaskopi

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : Remaja dengan Dysmenorrhea
Masalah : Masalah yang mungkin terjadi seperti mual, muntah, diare, cemas,
pusing, letih lesu.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial :
Masalah Potensial : Terganggunya aktifitas fisik

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Merupakan tindakan yang harus dilakukan agar tidak mengancam nyawa klien.

V. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan pada klien
R : Hubungan yang kooperatif antara petugas kesehatan klien dapat
mempermudah asuhan kebidanan yang akan di lakukan.
2. Beritahu hasil pemeriksaan
R : Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu maka ibu dapat
mengetahui keadaan dan kondisinya sehingga ibu lebih tenang.
3. KIE tentang nyeri haid (dysmenorrhea)
R : Pengetahuan tentang nyeri haid yang normal akan membantu klien
membedakan nyeri dalam batas normal atau tidak.
4. KIE tentang cara mengurangi nyeri seperti kompres hangat pada bagian perut
yang nyeri, mandi air hangat, olah raga ringan dan konsumsi jahe/bubuk jahe,
serta mengurangi stress
R : Pengetahuan tentang cara mengurangi nyeri dapat diterapkan secara
mandiri oleh klien agar rasa nyeri berkurang.
5. KIE tentang pola nutrisi kepada klien

R : Nutrisi yang adekuat membantu tubuh lebih kuat dan dapat melakukan aktivitas
dengan baik.

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti nyeri dan vitamin D dosis
tinggi
R : Pemeriksaan dan terapi dari dokter akan membuat pelayanan tepat dan
komperhensif (Smeltzer & Bare, 2013). Suplemen vitamin D dosis tinggi
dapat mengurangi prevalensi PMS dan Dysmenorrhea juga memiliki efek
positif pada fisik dan psikologi (Bahrami et al, 2015)

IV. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan
yang telah di susun. Pelaksanaan ini bisa di lakukan oleh bidan dan kolaborasi
dengan dokter.

V. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefekitfan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN
DYSMENORRHEA

Tanggal Pengkajian : Sabtu, 04 Februari 2024


Waktu Pengkajian : 10.45 WITA
Tempat Pengkajian : Puskesmas Tanah Grogot
Nama Pengkaji : Kelompok 10
Subjektif

a. Identitas
Nama : Nn. F
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMK PGRI
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tanah Periuk

b. Alasan datang periksa/ Keluhan utama


Ingin memeriksakan dirinya
Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah saat menjelang haid dan saat
haid sampai hari ke 3 ini

c. Riwayat kesehatan klien


Tidak memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit seperti hipertensi,
kencing manis, sakit kuning, TBC, Asma, Jantung, kanker serta penyakit
kandungan, nyeri haid dirasa sejak pertama kali mendapatkan haid
pada usia 15 tahun
d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Di keluarga tidak ada/ sedang memiliki riwayat penyakit seperti


hipertensi, kencing manis, sakit kuning, TBC, Asma, Kanker, kelainan
hormon, penyakit kandungan dan penyakit menular atau berpotensi
menurun lain.

e. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi, Menarche usia 15 Tahun, tgl haid 31 Januari
2023, lama haid 7-8 hari, setiap hari ganti pembalut 3-4x, warna darah
merah segar, konsistensi cair dan sedikit bergumpal.

f. Pola fungsional kesehatan

Pola Keterangan

Makan 2-3x/hari
Nutrisi
Minum air putih 1,5 L/hari

Eliminasi BAK 4-5x/hari, BAB 1x/hari

Istirahat Tidak ada tidur siang dan tidur malam 7 -8 jam,

Aktivitas sehari-hari sekolah dan membantu orang tua dalam hal


Aktivitas
pekerjaan rumah yang ringan

Personal Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, dan

Hygiene ganti celana dalam 2x/hari

Tidak ada mengkonsumsi alkohol dan jamu, tidak merokok dan


Kebiasaan
tidak menggunakan narkoba

Seksualitas Klien belum pernah melakukan hubungan seksual

g. Riwayat psikososiokultural Spiritual :

a. Psikologi : Klien merasa cemas karna nyeri haid saat ini.


Klien juga kepikiran akan tugas praktek sekolah yang harus
diselesaikan.
b. Sosial : Pada saat haid kemaren Klien tidak mau
bermain di lingkungan sekolah bersama teman, merasa malu
karena takut kalo noda haid sampe nampak di rok,bermain
hanya di lingkungan rumah bersama adik
c. Kultural : Klien tidak memiliki adat dan budaya yang dapat
membahayakan kesehatannya.
d. Spiritual : Klien tidak memiliki tradisi keagamaan yang
dapat membahayakan kesehatannya.

Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70
Suhu : 36,50C
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Antropometri
Tinggi badan : 145 cm
Berat badan : 42 kg
LILA : 23 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak pucat dan tidak ada edema
Mata : Simetris, sklera warna putih, konjungtiva merah muda,
tidak ada pengeluaran kotoran/darah, tidak ada edema
pada palpebra
Telinga : Daun telinga lentur, telinga sejajar mata, tidak ada
pengeluaran
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
pengeluaran

13
Mulut : Bibir simetris dan lembab, tidak ada labioskizis dan
labiopalatoskizis, tidak ada radang pada gusi, lidah tremor
dan tidak ada karang gigi
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada massa, suara
nafas vesikuler
Payudara : Simetris, tidak ada lesi, tidka ada pengeluaran dari puting,
tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : Tidak ada pembesaran, tidak ada linea dan striae, tidak
teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Ada perdarahan, tidak ada pembesaran kelenjar
bartholini, tidak ada penggumpalan labia.
Ekstremitas Atas : simetris, jari tangan lengkap, tidak ada edema dan lesi,
CRT < 2 detik, refleks bicep/tricep (+)
Ekstremitas Bawah : simetris, jari kaki lengkap, tidak ada edema dan lesi,
CRT < 2 detik, refleks patella (+), refleks babynski (+).

Perkusi
Dada : Sonor
Abdomen : tidak ada timpani ataupun pekak
Auskultasi
Jantung
Irama : Reguler
Frekuensi : 82 x/menit
Paru-paru
Wheezing : Tidak ada
Ronchi : Tidak ada
Perut
Bising usus : 30 x/ menit

14
Assasement
Diagnosis : Remaja dengan Dysmenorrhea
Masalah : Lemas dan nyeri perut

Diagnosis Potensial : -
Masalah Potensial : Terganggunya aktifitas fisik
Kebutuhan Segera : -

Planning

No Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf

1 4 Februari Membina hubungan baik dengan klien dan Mhs


2024/10.45 pendekatan dengan klien
WITA
Ev : Klien bersedia dilakukan pemeriksaan

2 10.50 WITA Menjelaskan hasil pemeriksaan ; Mhs

Ev : hasil pemeriksaan dalam batas normal

3 10.55 WITA Menjelaskan tentang fisiologi nyeri haid Mhs


(dysmenorrhea) yaitu rasa nyeri saat haid yang tidak
disebabkan oleh kelainan pada rahim

Ev : klien mengerti penjelasan yang diberikan

4 11.00 WITA Menjelaskan tentang cara mengurangi nyeri seperti Mhs


kompres hangat pada bagian perut yang nyeri, mandi
air hangat, olah raga ringan, dan konsumsi
jahe/bubuk jahe serta mengurangi stress.

Ev : Klien mengerti penjelasan yang diberikan

5 11.05 WITA Menjelaskan pentingnya konsumsi makanan bergizi Mhs


selama haid agar terhindar dari anemia atau kurang

15
darah serta pentingnya istirahat yang cukup dan
melakukan pola hidup sehat ;

Ev : klien mengerti penjelasan yang diberikan

6 11. 15 Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat Mhs


WITA anti nyeri dan vitamin D dosis tinggi

Ev : Kolaborasi telah dilakukan

16
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kasus tentang gangguan haid yaitu
Dysmenorrhea di Puskesmas Tanah Grogot dengan teori yang ada. Karena penulis
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan tujuh langkah Varney,
maka pembahasan akan diuraikan langkah demi lagkah sebagai berikut

1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap


Penulis melakukan pengkajian terhadap Nn. F di Puskesmas Tanah
Grogot, tanggal 04 Februari 2024. Nn. F mengatakan setiap menstruasi
meraskan nyeri perut bagian bawah serta nyeri di bagian pinggang pada hari
pertama sampai hari ketiga menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan vagina
secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Usia normal
bagi seorang wanita mendapat menstruasi untuk pertama kalinya pada usia 12
atau 13 tahun. Tetapi ada juga yang mengalaminya lebih awal, yaitu pada usia
8 tahun dan paling lambat yaitu usia 18 tahun. Menstruasi akan berhenti
sendirinya pada saat wanita sudah berusia 40-50 tahun, yang dikenal dengan
istilah menopause (Purba, dkk, 2014).
Dismenore adalah ketidaknyamanan selama hari pertama atau hari kedua
menstruasi yang sangat umum terjadi. Dismenore adalah menstruasi yang
menimbulkan nyeri dan merupakan salah satu masalah ginekologis yang paling
umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia. Jadi dapat disimpulkan
dismenore adalah menstruasi yang disertai dengan rasa nyeri (kram) pada
daerah perut dan terjadi pada hari pertama, serta merupakan masalah
ginekologis yang umum terjadi pada wanita (Marlinda & Purwaningsih 2013).
Dari pengkajian pada Nn. F didapatkan data subjektif keluhan utama klien
mengeluh nyeri perut bagian bawah saat menjelang haid dan sampai pada hari
ketiga haid. Hal ini sesuai dengan teori Sachedina et al (2019) yang
menyatakan bahwa durasi nyeri haid umumnya 8 sampai 72 jam.

17
2. Interpretasi Data
Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Nn. F dengan Dysmenorrhea.
Dalam kasus ini masalah yang muncul pada Nn. F adalah merasa tidak nyaman
karena ada rasa nyeri yang dirasakan pada saat menjelang haid sampai pada
hari ke 3 haid. Hal yang diperlukan dalam kasus ini adalah KIE cara
mengurangi dan mengatasi rasa nyeri.

3. Diagnosa potensial
Pada langkah ketiga ini bidan melakukan identifikasi dan masalah
potensial berdasarkan diagnosa/ masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah
ketiga ini merupakan antisipasi bidan, guna mendapatkan asuhan yang aman
(Subiyatin, 2017).
Pada kasus ini tidak ditemukan diagnosa potensial karena dari data
subjektif dan objektif klien dalam keadaan yang normal.

4. Tindakan Segera
Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi dan menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera berdasarkan diagnosa/ masalah yang sudah
ditegakkan. Kegiatan bidan pada langkah ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan
melakukan rujukan (Subiyatin, 2017).
Pada kasus ini tidak diperlukan tindakan segera karena dari data subjektif
dan objektif klien dalam keadaan yang normal.

5. Perencanaan
Setelah diagnose dan masalah ditetapkan maka langkah selanjutnya
adalah membuat perencanaan secara menyeluruh. Rencana menyeluruh ini
meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
klien apa yang akan terjadi apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan
rujukan (Subiyatin, 2017). Perencanaan yang diberikan pada kasus gangguan
sistem reproduksi dengan Dysmenorrhea diantaranya:

18
a. Penjelaskan hasil pemeriksaan
b. Pemberikan KIE pada klien mengenai dysmenorrhea
c. Pemberikan KIE pada klien tentang cara mengurangi nyeri saat haid
(dysmenorrhea)
d. Pemberikan KIE pentingnya konsumsi makanan bergizi selama haid
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti nyeri dan vitamin D
dosis tinggi

6. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanan dari semua rencana sebelumnya,
baik terhadap masalah klien maupun diagnose yang ditegakkan. Dalam kasus
ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang telah direncanakan.

7. Evaluasi
Langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
diagnosa dan masalah.
a. Klien sudah mengetahui hasil pemeriksaan
b. Klien sudah mengetahui tentang dysmenorrhea
c. Klien sudah paham dan mengerti tentang mengurangi rasa nyeri perut saat
haid (Dysmenorrhea)
d. Klien bersedia untuk mengkonsumsi makanan bergizi selama haid
e. Kolaboasi telah dilakukan

19

Anda mungkin juga menyukai