Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGIS

PADA NY.”…” Papiah HARI KE 1-7 DENGAN ANEMIA

I. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien secara keseluruhan (Walyani, 2015).
Tanggal : Mengetahui kapan dilakukan pengkajian, mengetahui
jarak pemeriksaan sebelum dan saat ini (Sulistyawati, 2009).
Tanggal MRS : Mengetahui kapan ibu masuk rumah sakit
(Sulistyawati, 2009)
Jam : Mengetahui waktu dilakukannya pemeriksaan (Sulistyawati,
2009)
Tempat : Mengetahui tempat dimana ibu di periksa/ dirawat
(Sulistyawati, 2009)
A. DATA SUBYEKTIF
Pengkajian data yang diperoleh dengan cara melakukan
anaamnesa. ( Elisabeth Siwi Walyani,2019)
1. Anamnesa
Pengkajian dalam rangka mendapatkan data pasien dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik secara
langsung maupun kepada keluarga pasien. (Th. Endang
Purwoastuti, 2019)

a. Nama
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak
terlihat kaku dan lebih akrab.
b. Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien
dalam kondisi beresiko atau tidak.
c. Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik
terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini
dapat menuntun sesuatu diskusi tentang pentingnya
agama dalam kehidupan klien tradisi keagamaan dalam
kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis
kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus,
penggunaan produk darah
d. Pendidikan
Informasi ini membantu klinisi memahami klien
sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan
baca tulisnya.
e. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh.
f. Penghasilan
Mengkaji data untuk mengetahui status dan ekonomi
g. Alamat
Untuk lebih mengetahui jarak rumah dengan tempat
rujukan.
2. Alasan Kunjungan
Untuk mengetahui alas an ibu dating kerumahsakit. Pada
kasus nifas biasanya ibu dating untuk memeriksakan
keadaannya atau control ulang. (Ambarwati,2011)
3. Keluhan Utama
Ibu nifas dengan anemia biasanya mengeluh merasalemah,
pucat, cepat lelah dan nafsu makan kurang (Manuaba, 2007
dan Saifuddin, 2009).
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Gangguan menstruasi meliputi banyaknya ganti pembalut
perhari, lamanya menstruasi, keteraturan siklus
menstruasi merupakan faktor terjadinya anemia karena
mempengaruhi pembentukan darah. (Mmanuaba, 2010)
Menarche : Terjadinya haid pertama kali pada usia
pubertas yaitu sekitar 12 – 16 tahun (Sukarni
dan Margareth, 2013). Siklus : Siklus
menstruasi merupakan jarak antara
menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari. Biasanya
sekitar 23 – 32 hari (Sulistyawati, 2009).
Lamanya : Lama keluarnya darah menstruasi juga
bervariasi. Pada umumnya lamanya 4 sampai
6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih
dapat dianggap normal (Sukarni dan
Margareth, 2013).
Warna / bau : Merah segar / anyir (Sukarni dan
Margareth, 2013).
Dysmenorhea : Ya/ tidak nyeri pada saat menstruasi.
Flour albus : Ya/ tidak (warna, bau, gatal/tidak).
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HPL : Hari Perkiraan Lahir.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis. (Manuaba, 2010)
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas Sekarang

d. Riwayat KB

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehtan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang, seorang wanita yang sedang
mengalami gangguan pencernaan seperti mual/muntah
dan diare berpotensi besar kehilangan banyak Fe yang
menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi.
(Manuaba, 2007)
b. Riwayat kesehatan dahulu
Keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang –
kunang saat hamil mudah berpotensi mengalami anemia
pada masa nifas. (Manuaba, 2010)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Anemia dapat diwariskan secara genetik. Gangguan
herediter dapat mempersingkat masa pakai sel darah
merah dan menyebabkan anemia. (Proverawati, 2011)
6. Pola Kebiasaan sehari-hari
Hal ini penting bagi bidan untuk ditanyakan kepada klien
karena ada kemungkinan klien berpantang makanan yang
justru sangat mendukung pemulihan fisiknya misalnya
daging, ikan, atau telur. (Ani, 2013)
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
c. Pola Hygine
d. Pola Istirahat
e. Pola Aktivitas
7. Keadaan psikososial dan spiritual
a. Keaadaan psikologi
b. Keadaan social
Mempertimbangkan lingkungan sosial, keluarga klien,
suami dan teman untuk mendukung ibu selama masa
pemulihan (Robson, 2011).
c. Keadaan spiritual

8. Latar belakang social budaya


a. Kebiasaan yang dilakukan berhubungan dengan nifas

b. Keaadaan lingkungan yang berhubungan dengan nifas

B. Data Objektif (o)


Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan
dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum Untuk mengetahui apakah ibu dalam
keadaan baik, cukup atau kurang (Prihardjo, 2007).
2. Kesadaran Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah
composmentis (sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya), somnolen
(kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), koma (tidak bisa
dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun,
tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin
juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya) (Novi, 2009).
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah Untuk mengetahui tekanan darah ibu.
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan
sendirinya apabila tidak ada penyakit lain yang
menyertainya dalam 2 bulan pengobatan (Anggraini,
2010). Batas normalnya 110/60 – 140/90 mmHg
(Monica, 2005)
b. Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam
menit (Saifuddin, 2008). Batas normal nadi berkisar
antara 60 – 80 x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit
pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu
infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang
berlebihan (Anggraini, 2010).
c. Suhu
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C.
Sesudah partus dapat naik 0,50 C dari keadaan normal
tetapi tidak melebihi 380 C (Wiknjosastro, 2006).
d. Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2006). Batas
normalnya 12 - 20 x/menit (Perry, 2005).
4. Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien. Normalnya 155
cm – 165 cm (Wiknjosastro, 2006).
5. LILA
Untuk mengetahui status gizi pasien. Normalnya 23,5
cm (Wiknjosastro, 2006).
b. Pemeriksaan sistematis
1. Inspeksi
Rambut : Untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah
rontok atau tidak (Nursalam, 2008).
Muka : Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau
tidak adakah kelainan, adakah oedema
(Nursalam, 2008).
Mata : Untuk mengetahui oedema atau tidak
conjungtiva, anemia /tidak, sklera ikterik / tidak
(Nursalam, 2008). Pada Ibu nifas dengan anemia
konjuntiva terlihat pucat dan sclera putih.
(Rukiah,2013)
Mulut : Untuk mengetahui ada stomatitis atau tidak,
keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak.
(Nursalam, 2008).
Dada :Inspeksi bentuk payudara, benjolan, pigmentasi
puting susu. Palpasi adanya benjolah (tumor
mamae), kelainan pada puting susu, apakah ada
luka pada puting susu. Payudara pada ibu nifas
menjadi bengkak dan terisi darah pada hari kelima.
Abdomen :Untuk mengetahui ada luka bekas operasi / tidak,
ada strie /tidak, ada tidaknya linea alba nigra,
(Saifuddin, 2006).
Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-
tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar
bartolini dan perdarahan. Vulva vagina
mengalami peregangan yang sangat besar dan
akan kembali secara bertahap 6-8 minggu post
partum, penurunan hormone esterogen pada masa
post partum berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan hlangnya rugae. Rugae akan terlihat
kembali sekitar minggu ke empat. Involusio
pengerutan uterus sekitar 60gr.
Lochia : adalah cairan secret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina dalam masa nifas, locia dibagi
menjadi: Lochia Rubra (creunta) : berisi darah
segar dan sisa selaput ketuban, sel sel decidua,
verniks kaseosa, lanugo,meconium selama dua
hari masa persalinan. Lochia Sanguinolenta :
berwarna coklat, sedikit darah dan lender hari
ketiga sampai ketujuh pasca persalinan. Lochia
Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ketujuh sampai 14 pasca
persalinan. Lochia Alba : cairan putih setelah dua
minggu pasca persalinan. ( Muchtar,1998)

Perineum :Untuk mengetahui keadaan perineum apakah ada


oedema atau tidak, ada hematoma atau tidak, ada
bekas luka episiotomi atau tidak (Prihardjo,
2006). Terdapat tanda-tanda infeksi atau tidak
(Saleha, 2009).
Anus : Untuk mengetahui ada haemoroid / tidak
(Prihardjo, 2007).

2. Palpasi
Leher :Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar
thyroid, ada benjolan atau tidak, adakah
pembesaran kelenjar limfe (Nursalam, 2008).
Dada : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris
atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau
tidak. (Nursalam, 2008)
Abdomen: Untuk mengetahui Kontraksi uterus : keras /
lemah, tinggi fundus uteri. (Saifuddin, 2006)
Ekstremitas:
Untuk mengetahui ada cacat atau tidak oedema atau tidak
terdapat varices atau tidak. (Prihardjo, 2007).
Atas :Ada kelainan atau tidak, jari lengkap atau tidak,
ada atau tidak ada varises, dan ada atau tidak
oedem, adanya polidaktili atau sindaktili
(Sulistyawati, 2009). pada ibu nifas dengan pre-
eklampsia biasanya terdapat oedema pada tangan
(Ayu T.D, 2016) b)
Bawah : Apakah ada varise/tidak, oedema atau tidak, jari
lengkap/tidak. Ada kelainan/tidak, ada atau tidak
ada varises, adanya polidaktili atau sindaktili,
reflek patella karena berhubungan dengan
pemberian MgSO4 pada pre-eklampsia
(Sulistyawati, 2009). Pada ibu nifas dengan pre-
eklampsia biasanya terdapat oedema pada kaki
(Ayu T.D, 2016).
3. Auskultasi
Paru-paru : Ada/tidak bunyi tambahan (Rochi atau
Whezzing).
Jantung : Ada atau tidak Heart rate, mur-mur, thrill, gallop.
Abdomen : terdengar unyi bising usus atau tidak.
4. Perkusi
Untuk mengetahui keadaan reflek patella. Karena
merupakan salah satu syarat dari pemberian MgSO4.
(Sulistyawati, 2009)
c. Data Penunjang
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang adalah
pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung penegakan
diagnosa, yaitu pemeriksaan laboratorium, rontgen,
ultrasonografi, dan lain-lain (Nursalam, 2008).Pada ibu nifas
dilakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan
laboratorium yaitu haemoglobin (Hb) (normal 12 gr%), reduksi
urine dan leukosit (normal > 15000 /mm2). (Novi, 2009)
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasi sehingga ditemukan
masalah atau diagnosa yang spesifik. (Hidayat dan Sujiatini, 2010)
1. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang dapatditegakkan
yang berkaitan dengan para, abortus, anak hidup,umur ibu, dan
keadaan nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnosa: Ny. X
umur. tahun, P.. A. jam post partum dengan anemia ringan.
Data dasar yang meliputi:
a. Data subyektif
1. Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan
2. Apakah pernah abortus atau tidak
3. Keterangan ibu tentang umur
4. Keluhan ibu tentang keluhannya
(Ambarwati dan Wulandari, 2010)
Keluhan ibu pada masa nitas dengan anemia ringanyaitu ibu
mengatakan pusing dan lemas (Varney, 2004).
b. Data obyektif
1. Keadaan umum ibu nifas dengan anemia ringan baik.
2. Kesadaran ibu nifas dengan anemia ringancomposmentis
3. TTV:Tekanan darah :…….mmHg
Nadi :…….x/menit
Respirasi :…..X/menit
Suhu :……oC
Manuaba (2007)
2. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai
diagnosa dan tetap membutuhkan penanganan (Varney, 2004). Dari
pernyataan ibu tentang keluhan yang dirasakan, kecemasan, dan
ketidak nyamanan keadaan yang sedang dialaminya. (Ambarwati
dan Wulandari, 2010)
3. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisis data (Sulistyawati, 2012). Kebutuhan
ibu nifas dengan anemia ringan yaitu memberikan informasi
tentang keadaan ibu bahwa ibu mengalami anemia ringan,
memberikan informasi tentang makanan yang bergizi, yang
mengandung protein, kalori, vitamin penambah darah (Tablet Fe)
(Ambarwati, 2010).
III. DIAGNOSA MASALAH / MASALAH POTENSIAL.
Diagnosa potensial terjadi apabila anemia ringan terus berlanjut
bisa menyebabkan anemia sedang dan menjurus ke anemia berat.
(Manuaba, 2010)
IV. MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Antisipasi pertama yang dilakukan ibu nifas dengan anemia ringan
yaitu dengan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-
makanan yang mengandung banyak protein dan sayuran hijau,
memberikan vitamin penambah darah (Tablet Fe), vitamin C
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada ibu hamil dengan anemia
ringan antisipasiyang dilakukan adalah pemberian tablet besi 1
tablet per haridengan dosis 60 mg, pemeriksaan kadar Hb 1 bulan
sekali. (Manuaba, 2007)
V. INTERVENSI
Tanggal: Jam :
Langkah ditentukan berdasarkan kajian langkah sebelumnya
sebagai rencana asuhan kebidanan terdapat masalah/ diagnose yang
teridentifikasi tanggal atau jam, diagnose, tujuan dan kreteria hasil
(Ambarwati,2010)
Diagnosa : P_A_P_I_A_H Nifas hari ke 1-7 Dengan Anemia
Ringan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 30 menit
diharapkan ibu dapat mengerti terkait keadaan yang sedang di
alami ibu, dan bersedia melaksanakan terapi sesuai anjuran yang
diberikan oleh bidan.
Kriteria Hasil :
ibu mengerti mengenai penjelasan yang diberikan oleh bidan
terkait kondisi ibu saat ini.
Intervensi :
1. Beritahu hasil pemeriksaan,
R/ penting untuk menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu agar
mengetahui keadaan dan perkembangannya pada masa nifas sehingga
ibu dapat kooperatif terhadap tindakan dan ajuran bidan.
2. Observasi keadaan umum dan TTV.
R/ observasi keadaan umum dan tanda tanda vital, bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah secara dini dan sebagai indikator untuk
melakukan tindakan selanjutnya.
3. Obsevasi tinggi fundus uteri kontraksi uterus dan pengeluaran
lochea.
R/ a. Tfu merupakan indicator untuk mengetahui involusio uterus
berjalan lancer atau tidak.
b. kontraksi uterus, yakni teraba keras dan bundar dan dapat mencegah
pendarahan, karena pembuluh darah saat itu terjepit karena kontraksi.
c. pengeluaran lochea bertujuan untuk mengetahua lochea keluar
sesuai harinya.
4. Jelaskan KIE pada ibu dan keluarga tentang gizi pada ibu nifas dengan
anemia, yaitu sayuran hijau, daging ,telur dan buah yang mengandung
vitamin C seperti jeruk.
R/ karbohidrat dan protein merupakan salah satu sumber kalori dan zat
pembangun yang dibutuhkan selama masa nifas, untuk pemenuhan
kebutuhan nutrisi selama nifas, makanan yang mengandung zat bezi dapat
meningkatkan jumlah sel darah merah secara alamiah dan makanan
mengandung vitamin C akan membantu penyerapan zat besi dalam darah.
5 Ajurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif dan menyusui bayinya
sesering mungkin.
R/ dengan adanya hisapan bayi maka dapat memperlancar produksi ASI,
mempercepat proses involusio uterus serta sebagai metode kontrasepsi
alami.
6. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri atau personal hgine
terutama daerah genetalia.
R/ dengan menjaga kebersihan diri dan genetalia dapat mencegah
terjadinya infeksi genetalia dan memberikan suasana nyaman pada ibu.
7. Anjurkan pada ibu agar istirahat yang cukup.
R/ Istirahat yang cukup dapat memulihkan tenaga ibu selepas bersalin, dan
da[pat mengurangi keluhan pusing akibat anemia.
8. Jelaskan tanda bahaya masa nifas, yaitu pendarahan lewat jalan lahir,
keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam lebih dari dua hari dengan
suhu lebih dari 37,5 c, bengkak pada muka, tangan , kaki, disertai sakit
kepala hebat nyeri atau panas di daerah tungkai, payudara bengkak,
berwarna kemerahan disertai rasa sakit.
R/ dengan mengetahui tanda tanda bahaya pada masa nifas, ibu dapat
secepatnya menemui bidan atau dokter terdekat bila menemui salah
satu tanda bahaya tersebut.
9. Lakukan kolaborasi dengan dokter atau bidan senior lainnya, untuk
memberikan terapi tablet Fe 1 x 1, asam fenamat 2 x 1, amoksilin 3 x1
, dan vit c 3 x 1.
R/ tablet fe adalah tablet besi yang berfungsi untuk meningkatkan sel
darah merah, asam fenamat berfungsi sebagai penghilang nyeri
amoksilin berfungsi sebagai antibiotic bagi tubuh. Sedangkan vit c
berfungsi untuk mempercepat penyerapan zat bezi.

Anda mungkin juga menyukai