Anda di halaman 1dari 17

C.

Konsep dasar Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Asuhan kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa

kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

a. Langkah I : Pengkajian (Pengumpulan data dasar )

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

1) Data Subyektif

a) Biodata yang mencakup identitas pasien

(1) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam

memberikan penanganan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(2) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat

reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.

(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien

dalam berdoa (Ambarwati dan Wulandari, 2010). (4) Suku/ bangsa Berpengaruh terhadap

adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(5) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(6) Pekerjaan

Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga

mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(7) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila perlu (Ambarwati dan Wulandari,

2010).

b) Keluhan Utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan ILO misalnya pasien

merasa demam atau nyeri (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Menurut Miftakulja (2014),

pada kasus ILO keluhan biasa muncul yaitu rasa panas pada tubuh, rasa sakit di daerah luka,

kemerahan pada luka jahitan, terjadi pembengkakan pada daerah luka dan terasa bengkak

yang disertai sakit.

c) Riwayat Kesehatan

(1) Riwayat kesehatan yang lalu


Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut,

kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(2) Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada

saat ini. (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga

terhadap gangguan kesehatan pasien, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang

menyertainya(Ambarwati dan Wulandari,2010).

d) Riwayat Perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila

melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan

mempengaruhi proses nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

e) Riwayat Obstetrik

(1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu,

penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(2) Riwayat persalinan sekarang

Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi berat badan,

panjang badan, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses
persalinan mengalami kelainan yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini(Ambarwati

dan Wulandari, 2010).

f) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB (Keluarga Berencana) dengan kontrasepsi

jenia apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB

(Keluarga Berencana) setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

g) Kehidupan Sosial Budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan

menguntungkan atau merugikan pasien . (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

h) Data Psikososial

Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap infeksi luka oprasi. (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

i) Data Pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah oprasi, seperti

rawat luka (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

j) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

(1) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum frekuensi, banyaknya jenis makanan,

makanan pantangan (Ambarwati & Wulandari, 2010).

(2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi

jumlah konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna,

jumlah(Ambarsari dan Wulandari, 2010).

(3) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum

tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,

kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu yang baru

selesai oprasi karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat

penyembuhan(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(4) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah

bekas luka oprasi , (Ambarwati & Wulandari, 2010).

(5) Keadaan psikologis

Dikaji untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap infeksi luka oprasi (Ambarwati &

Wulandari, 2010).

(6) Sosial budaya

Menurut Manuaba (2007), untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga, status rumah

tinggal, pantangan makanan, kebiasaan adat istiadat yang dilakukan.

(7) Penggunaan obat-obatan/ rokok.

Dikaji apakah ibu perokok dan pemakai obat-obatan atau tidak.

2) Data Obyektif
Dalam menghadapi infeksi luka oprasi dari seorang klien, seorang bidan harus merawat luka

bekas operasi untuk melihat lukanya apakah sudah kering atau masih basah (Ambarwati &

Wulandari, 2010).

a) Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

(1) Keadaan Umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, buruk. Keadaan ibu setelah

dilakukan oprasi post op myoma,

(2) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu apakah composmentis, apatis, somnolen atau

koma.

(3) Tanda Vital

(a)Tekanan Darah

Dikaji untuk mengetahui tekanan darah apakah ada peningkatan atau tidak. (Prawirohardjo,

2005).

(b)Suhu

Untuk mengetahu suhu ibu sebelum oprasi dan sesudahnya.

(c)Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit. (Ambarwati & Wulandari, 2010).

(d)Respirasi
Dikaji untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit.

3) Inspeksi

Inspeksi yaitu memeriksa dengan cara melihat atau memandang. Pemeriksaan Inspeksi antara

lain :

(1) Rambut

Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak.

(2) Muka

Dikaji untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak.

(3) Mata

Dikaji untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sclera warna putih,

simetris kanan kiri, ada oedema atau tidak.

(4) Mulut, gigi dan gusi

Untuk mengetahui adakah sariawan, bagaimana kebersihan.

(5) Abdomen

Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak.

(6) Vulva

Dikaji untuk mengetahui apakah ada luka atau tidak.

(7) Anus

Dikaji untuk mengetahui apakah ada hemoroid.


4) Palpasi

Palpasi yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan meraba, meliputi :

(1) Leher

Adakah pembesaran kelenjar tiroid, ada benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar

limfe.

(2) Dada

Dikaji untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak konsistensi ada

pembengkakan atau tidak, puting menonjol/ tidak, lecet /tidak.

(3) Abdomen

Pada kasus infeksi luka oprasi terdapat nyeri pada saat perabaan .

(4) Ekstremitas

Ekstremitas atas meliputi : tangan, ekstremitas bawah meliputi : kaki, oedema atau tidak, ada

varises atau tidak.

3) Data Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa seperti pemeriksaan

laboratorium, rontgen, ultrasonografi.

b. Langkah II : Interpretasi Data

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan diinter

pretasi menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa

masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang
dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan

pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan (Ambarwati & Wulandari, 2010).

1) Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan infeksi luka

oprasi .

a) Data subyektif

Menurut Sulistyawati (2009), data subjektif meliputi :

(1) Ibu mengatakan keadaan setelah post oprasi myoma

(2) Ibu mengatakan kecemasan atau rasa ketidaknyamanan setelah post oprasi

(3) Ibu mengatakan rasa nyeri pada perut, badan terasa lemah, pusing dan sulit mobilisasi.

b) Data obyektif

Berdasarkan pemeriksaan inspeksi terlihat luka bekas post oprasi myoma dan terdapat

cairan nanah pada luka.

2) Masalah

Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien(Ambarwati &

Wulandari, 2010). Pada kasus infeksi luka oprasi adalah gangguan rasa nyaman (nyeri),

cemas, sulit tidur.

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal yang dibutuhkan pasien dalam menghadapi masalah yang dialaminya.

Seperti pemberian solusi dalam pemecahan masalah yang dialami pasien. Kebutuhan pada

ibu nifas infeksi luka post sectio caesarea adalah :


a) Memberikan konseling tentang nyeri yang dirasakan berhubungan dengan kondisi pasca

oprasi

b) Melakukan tidur dengan muka ke samping dan yakinkankepalanya agak tengadah agar

jalan nafas bebas.

c) Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan.

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada

langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah

dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu

mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang

aman penting sekali dalam hal ini(Ambarwati & Wulandari, 2010). Menurut Siregar (2004),

d. Langkah IV : Antisipasi Masalah

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan

menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan

atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi

pasien(Ambarwati & Wulandari, 2010). Antisipasi pertama yang dilakukan pada infeksi luka

post oprasi myoma antara lain kolaborasi dengan dokter, pemberian obat.

1) cefotaxime 3×1

2) metronidazole 3×1

3) injeksi ordan 3×1

e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan

dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap

masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi

wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya(Ambarwati & Wulandari, 2010).

1) Manajemen post operatif

a) Pasien dibaringkan di dalam kamar pulih (kamar isolasi) dengan pemantauan ketat tensi,

nadi, nafas tiap 15 menit dalam 1 jam pertama, kemudian 30 menit dalam 1 jam berikut dan

selanjutnya.

b) Pasien tidur dengan muka ke samping dan yakinkan kepalanya agak tengadah agar jalan

nafas bebas.

c) Letakkan tangan yang tidak diinfus di samping badan agar cairan infus dapat mengalir

dengan lancar.

2) Mobilisasi/aktifitas

Pasien boleh menggerakan kaki dan tangan serta tubuhnya sedikit 8-12 jam kemudian duduk,

bila mampu pada 24 jam setelah oprasi pasien jalan, bahkan mandi sendiri pada hari kedua.

3) Lakukan perawatan luka

Menurut Saifuddin (2007), langkah-langkah perawatan luka oprasi myoma adalah :

a) Kassa perut harus dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan berdarah harus diganti.

Umumnya kassa perut dapat diganti hari ke 3-4 sebelum pulang dan seharusnya, pasien

mengganti setiap hari kassa luka dan dapat diberikan betadine sedikit.

b) Jahitan yang perlu dibuka dilakukan dalam 5 hari pasien bedah.


4) Lakukan kateterisasi dan observasi eliminasi

5) lakukan kolaborasi untuk terapi obat

f. Langkah VI : Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga.

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dan dilaksanakan secara efisien dan aman(Ambarwati &

Wulandari, 2010).

g. Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan.

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen

dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau

merencanakan kembali yang belum terlaksana(Ambarwati &Wulandari, 2010). Pemenuhan

kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah anatara lain dan dapat

meliputi :

a) Keadaan umum dan tanda-tanda vital sign normal (tekanan darah, nadi, suhu, dan

respirasi).

b) Dapat mobilisasi dengan baik.

c) Ibu dapat menjaga kebersihan diri dan luka bekas operasi.

d) Nyeri berkurang dan dapat diatasi.


e) Ibu dapat beristirahat cukup.

h. Data Perkembangan

Data perkembangan yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah SOAP menurut varney

yang meliputi :

1) Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis.

2) Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test

diagnostik lain yang dirumuskna dalam data fokus untuk mendukung assesment.

3) Assesment

Menggunakan pendokumentasian hasil analisis interpretasi data subjektif dan objektif dalam

suatu identifikasi yang meliputi :

a) Diagnosa atau masalah

b) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

4) Planning

Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi dari perencanaan berdasarkan

assesmen.
V. INTERVENSI

Tanggal / Pukul:
Tujuan :

Kriteria Hasil :
Intervensi
1) .........................................................................................
2) .........................................................................................
3) ........................................................................................

V1. IMPLEMENTSI
Tanggal / Pukul :
Implementasi

1) .........................................................................................
2) .........................................................................................
3) ........................................................................................
VII. EVALUASI
Tanggal / Pukul :

S:

O:
A:

P:

Anda mungkin juga menyukai