Anda di halaman 1dari 18

Merumuskan

Diagnosa/
Masalah

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 2
1. Fiki Amalia
2. Indah Damayanti
3. Jihan Alifah
4. Listiana
5. Lince ilma
6. Luthfia Azharo
7. Maya Savitri
8. Yuyun ria lestari
Bagaimana ANAMNESA
merumuskan Cara pemeriksaan yang dilakukan
diagnosa/masalah? dengan mencari data informasi baik
“Dengan mencari pengakuan langsung dari pasien
tahu teori yang ( Data Subjektif ) atau dari pemerik-
menjelaskan saan/sumber lain ( Data Objektif ),
bagimana cara untuk menegakkan diagnosa didap-
menegakkan atkan dari anamnese
diagnosa terlebih
dahulu, setelah itu
kita dapat
merumuskan
diagnosa.”
Komponen Untuk Menegakkan Diagnosa
Pengkajian

Pengumpulan data

Anamnesis : Pemeriksaan Pengkajian Pengkajian


Keluhan Utama Fisik Pemeriksaan Penatalaksanaan
Riwayat Kesehatan Diagnositik Medis

Analisa Data
Pengkajian
adalah usaha yang dilakukan
oleh Tenaga Kesehatan dalam
menggali permasalahan dari
klien meliputi usaha pengumpu-
lan data tentang status kese-
hatan seorang klien secara sis-
tematis,mnyeluruh,akurat,singka
Pengumpulan data dapat dikaji
t dan berkesinambungan • ( Mut-
dari :
tagin, Arif : 2010:2)
1. Data Subjektif : Data yang
hasil pengakuan dari pasien itu
sendiri
2. Data Objektif : Data yang
diambil dari pemeriksaan
penunjang/laboratorium
Anamesis

Tujuan anamnesis:
• Untuk mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien
• Membantu menegakkan diagnosa sementara.
• Menetapkan diagnosa banding
• Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya.

Langkah-langkah anamnesis
• Menanyakan identitas pasien dengan lengkap
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan saat ini
• Riwayat penyakit terdahulu
Pemeriksaan fisik
adalah investigasi terhadap tubuh
untuk menentukan status kesehatan.
Pemeriksaan fisik melibatkan peng-
gunaan teknik inspeksi, palpasi,
perkusi dan aukultasi serta penguku- Pengkajian penatalaksanaaan
ran medis
tanda-tanda vital. Pengkajian penatalaksanaan
medis berkaitan dengan pengo-
batan, riwayat pembedahan dan
tindakan lainnya yang dialami
Pengkajian Pemeriksaan diagnos- oleh pasien. Data ini juga berkai-
tik dan laboratorium tan dengan program pengobatan
Membantu mengidentifikasi atau yang dialami oleh pasien saat ini
memperjelas kelainan atau pene- selama dirawat di rumah sakit.
muan yang didapat dari riwayat
keperawatan dan pemeriksaan
fisik.
Diagnosa/Masalah Yang Sering Di Terjadi Pada Ibu Nifas

1.Masalah nyeri
Untuk menilai nyeri dapat digunakan beberapa metode, yaitu secara subjektif dan objektif. Un-
tuk penilaian secara subjektif dapat dinilai dengan beberapa pengukuran berdasarkan pertanyaan
terhadap klien. Sedangkan penilaian secara objektif adalah penilaian oleh penilai tentang beratnya
nyeri yang dirasakan oleh klien atau dengan menilai aktifitas klien (Tamsuri, 2007). Metode yang bi-
asa digunakan untuk mengukur nyeri ada dua, yaitu unidimensi yang mempunyai satu variabel pen-
gukur intensitas nyeri dan 51 multidimensi. Metode unidimensi adalah Verbal Ratting Scales (VRS),
Numerical Rating Scale (NRS), Visual Analogue Scale (VAS). Metode sederhana ini biasa digu-
nakan secara efektif untuk memberikan informasi mengenai nyeri. Selain VAS, skala wajah Wong-
Baker juga dapat digunakan untuk menilai nyeri (Tamsuri, 2007).
Masalah Infeksi

2. Masalah Infeksi
Infeksi menyebabkan peningkatan inflamasi dan nekrosis yang menghambat penyembuhan luka
(Ruth dan Wendy, 2004).
Salah satu patologi pada masa nifas adalah infeksi. Tindakan persalinan merupakan salah satu fak-
tor resiko penting terjadinya infeksi nifas, dan salah satunya yaitu karena laserasi jalan lahir dan tin-
dakan episiotomi (Saifuddin, 2012).

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kencing ataupun pada
jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kencing maupun infeksi
pada jalan lahir. Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga
menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka
itu sendiri, baik panjang maupun kedalamanluka (Suwiyoga, 2004).
Masalah Cemas
3.Masalah cemas
Keadaan psikologis yang berupa stress pada ibu melahirkan ini disebut dengan istilah baby
blues syndrome yaitu perasaan sedih dan gelisah yang dialami oleh wanita setelah
melahirkan dan lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat setelah persalinan.

Hung dan Chung (dalam McQueen dan Mander, 2003) menyatakan bahwa faktor yang
berkaitan dengan stress ibu pasca melahirkan adalah perubahan peran maternal, dukun-
gan sosial, perubahan tubuh, kemampuan ibu mengatasi perasaan perasaan negatifnya,
penyesuaian diri, dan harga diri. Supartini (2004) menyatakan penyebab stress pada ibu
pasca melahirkan ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
adanya kondisi psikologis ibu yang diliputi oleh berbagai kekhawatiran, ketakutan, dan ke-
cemasan akan dirinya sendiri dan buah hati, masalah keuangan, dan larangan atau mitos-
mitos yang harus dipatuhi ibu pasca melahirkan. Sedangkan faktor eksternal meliputi
tidak adanya dukungan dari lingkungan keluarga, adanya perubahan hormonal yang di-
rasakan oleh (Susanti Prasetya Ningrum) 207 ibu, dan keluarga yang tidak harmonis (Su-
partini, 2004; Wikjhosastro, 2007).
Perawatan Perineum
4.Perawatan perineium
Tujuan perawatan luka perineum menurut Sujiyatini, dkk (2010) adalah mencegah terjadinya lnfeksi
pada organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme melalui vulva yang terbuka
atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) serta kontaminasi
dari rektum. Perawatan perineum juga untuk meningkatkan kenyamanan ibu nifas dengan menjaga kebersi-
hannya dan meningkatkan penyembuhannya.
Cara membersihkan luka perineum Menurut Kartika (2008) untuk menghindari terjadinya infeksi,
maka cara membersihkan luka perineum adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat-alat cuci seperti sabun yang lembut, air, baskom, waslap, kasadan pembalut wanita yang
bersih.
2. Cuci tangan di kran atau air yang mengalir dengan sabun.
3. Lepas pembalut yangkotor dari depan ke belakang.
4. Semprotkan atau cuci dengan betadin bagian perineum dari arah depan ke belakang.
5. Keringkan dengan waslap atau handuk dari depan ke belakang.
6. Setelah selesai, rapikan alat-alat yang digunakan pada tempatnya.
7. Cuci tangan sampai bersih.
8. Catat jika ada perubahan-perubahan perineum, khususnya tanda infeksi
9. Lakukan tidur dengan ketinggian sudut bantal tidak boleh lebih dari 30 derajat.
Perawatan Payudara dan ASI Eksklusif

Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan khusus dengan pemberian rangsangan otot – otot
buah dada untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan payudara merupakan hal yang sangat penting
bagi ibu nifas. Payudara harus dibersihkan dengan teliti setiap hari dengan pemijatan selama mandi dan
dimulai pada hari kedua setelah melahirkan dan ketika hendak menyusui secara rutin.Hal ini akan men-
gangkat kolostrum yang kering atau sisa susu dan membantu mencegah akumulasi dan masuknya bakteri
baik keputing maupun kemulut bayi (Bobak, 2005).
6.Masalah KB, Gizi, Tanda bahaya, Gizi, Senam, dan Menyusui

 Tujuan pelayanan KB pasca persalinan


adalah untukmengatur jarak kehamilan/kelahiran dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, se-
hingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat.
Pelayanan KB pasca persalinan dimulai dengan pemberian informasi dan konseling yang sudah dimulai se-
jak masa kehamilan.
Dalam P4K, ibu hamil dan keluarga diberi penjelasan tentang kesehatan maternal termasuk KB pasca
persalinan dan diminta untuk menandatangani amanat persalinan yang salah satunya adalah kesepakatan
tentang metode KB yang akan dipakainya kelak setelah persalinan. Namun dalai kenyataannya, pelayanan
KB pasca persalinan ini belum terlaksana dengan baik, terbukti dengan cakupan pelayanan yang masih san-
gat rendah.
 Tanda Bahaya
Tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya atau
komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu. Konseling mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sangat penting dan
perlu, karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman ke dalam alat kandun-
gan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan
endogen (dari jalan lahir sendiri) (Mochtar, 2008)
Asuhan pada masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena masa nifas merupakan masa
kritis untuk ibu dan bayinya. Tenaga kesehatan paling sedikit melaksanakan 4 kali kunjungan pada masa
nifas. Tujuan kunjungan ini diantaranya yaitu untuk menilai status ibu dan bayinya, melaksanakan screen-
ing yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
dan bayi. Sehingga diharapkan dengan adanya kunjungan pada ibu nifas, komplikasi yang terjadi pada
masa nifas dapat dicegah (Prawirohardjo, 2009).
 Masalah Gizi
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat –
zat gizi. Zat gizi ini berfungsi untuk membantu proses metabolisme, pemeliharaan dan pembentukan
jaringan baru. Selain itu, gizi yang seimbang juga merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna
untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup
untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Retna, 2010).
 Senam
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang bertujuan un-
tuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa nifas, serta membantu
proses involusio uteri (Brayshaw, 2008).
Maryuni dan Sukaryati (2011) mengatakan tujuan dari senam nifas adalah mengemba-
likan rahim pada posisi semula, memperbaiki elastisitas otot yang telah mulur, meningkatkan
gairah hidup, mencegah kesulitan buang air besar atau buang air kecil, memperlancar kelu-
arnya ASI, memperlancar sirkulasi darah, mengembalikan kerampingan, dan mencegah
varises.
Manfaat senam nifas secara umum adalah membantu penyembuhan rahim, perut, dan
otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut
ke bentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar akibat kehami-
lan dan persalinan serta mencegah pelemahan dan peregangan lebih lanjut, mengahasilkan
manfaat psikologis, menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga
mengurangi depresi masa nifas.
Menyusui
Ibu yang menyusui berharap dapat memberikan ASI dengan lancar, namun beberapa ibu ke-
cewa tidak berhasil memberikan ASI karena mengalami masalah pada payudara. Masalah yang bi-
asanya terjadi selama masa nifas dini antara lain puting lecet, payudara bengkak, sumbatan saluran
payudara, mastitis, dan abses pada payudara. Seorang ibu harus mengetahui tanda gejala awal
yang mengarah pada mastitis agar dapat mencegah gejala tersebut berkembang menjadi mastitis.
Ibu yang mengalami masalah dalam menyusui akan berdampak pada pemberian ASI eksklusif
ibu pada bayinya. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif salah satunya adalah fak-
tor fisik ibu. Faktor fisik ibu berhubungan dengan kondisi ibu yang mendukung menyusui atau tidak
seperti ibu demam, mastitis, dan sebagainya. Teknik menyusui merupakan faktor penting diband-
ingkan faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya mastitis.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai