Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN SKRINING

PASIEN MENETAPKAN
KEBUTUHAN Tahun
PELAYANAN
(PREVENTIF,
2023
PALIATIF, KURATIF
DAN REHABILITATIF)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


AROSUKA KABUPATEN SOLOK

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta


alam yang telah memberikan ridho dan petunjukNya, sehingga Panduan
Skrining Pasien Menetapkan Kebutuhan Pelayanan (Preventif, Paliatif, Kuratif
dan Rehabilitatif ini dapat selesaikan dan dapat diterbitkan. Panduan Skrining
Pasien Menetapkan Kebutuhan Pelayanan (Preventif, Paliatif, Kuratif dan
Rehabilitatif dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf yang
memberikan pelayanan di RSUD Arosuka.

Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan


kebijakan, pedoman, panduan dan prosedur. Masukan, saran, dan kritik
sangat kami harapkan dari pembaca demi pengembangan panduan ini.

Arosuka, Januari 2023

Tim Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit seharusnya mempertimbangkan bahwa pelayanan di Rumah


Sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para
professional dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah
menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan dengan bidang yang
tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan
pemulangan dan tindakan selanjutnya.
Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya
lewat skrining pada kontak pertama. Skrining (screening) merupakan pemeriksaan
sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai
keadaan patologis yang tidak diagnosis atau mempunyai resiko tinggi (Kamus
Dorland ed. 25 : 974).
Skrining di Rumah Sakit Daerah Arosuka terbagi dua yaitu skrining didalam
rumah sakit yakni pada unit emergency yang dilaksanakan melalui kriteria triase,
evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostic imaging sebelumnya. Skrining didalam
Rumah Sakit juga dapat dilakukan pada pasien rawat jalan di bagian admisi pasien,
melalui evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan hasil laboratorium klinik atau
diagnostic imaging sebelumnya. Skrining diluar rumah sakit dilaksanakan jika pasien
dari luar Rumah Sakit harus mendapatkan pelayanan di unit rawat intensif.

B. Tujuan
1. Menentukan apakah kebutuhan pasien sudah sesuai dengan misi dan sumber
daya rumah sakit.
2. Mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini
terhadap kasus- kasus yang ditentukan.
3. Mengumpulkan informasi dan memfasilitasi kebagian atau unit mana harus
dirujuk.

3
C. Hal-hal Penting
Tes skrining dapat dilakukan melalui :
1. Pertanyaan/ Quesioner
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Diagnostik imaging

4
BAB II
ISI

A. Skrining di dalam Rumah Sakit


Skrining didalam rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau usaha
untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat dilaksanakan melalui
kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,pertanyaan, pemeriksaan fisik atau
hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing
pasien.
Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif di
prioritaskan berdasarkan kondisi pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat
inap. Hal tersebut terdapat pada proses assesmen awal pasien yang dilakukan
petugas, adapun penjelasan dari pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitasi
sbb :
1. Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin,
pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak
terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai
upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan,
atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Usaha preventif ini lebih banyak dilakukan di puskesmas, akan tetapi juga ikut
berperan mensukseskan program pemerintah.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Pemeriksaan kesehatan/ check up
b. Pemberian Vitamin A, Yodium, obat filariasis (kerjasama dengan dinkes
kabupaten)
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).

e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil (kerjasama dengan
dinkes kabupaten)

5
2. Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus pada
pasien penyakit serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif adalah
mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan, dan mempertahankan
kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi
yang mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual,
meningkatkan komunikasi dan koordinasi pelayanan, memastikan pelayanan
yang layak secara budaya dan konsisten dengan nilai-nilai dan preferensi pasien,
memberi bantuan konkrit jika diperlukan dan meningkatkan kemungkinan bahwa
pasien meninggal dengan penderitaan minimal.
3. Pelayanan Kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang
dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita
TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.
4. Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang,
kelainan bawaan
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).

Dalam pelaksanaannya skrining didalam rumah sakit dilaksanakan melalui


tahapan berikut :
a. Pemeriksaan saat pasien datang
Semua pasien yang datang ke IGD harus diprioritaskan pada saat
kedatangan, oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman. Penilaian awal
umumnya harus tidak mengambil lebih dari 2 - 5 menit. Penilaian awal

6
tersebut dilaksanakan melalui kriteria triase yang menggunakan skala triase
Australia, selanjutnya petugas melaksankan penilaian lanjutan.
b. Skrining dilakukan melalui :

1) Kriteria triase (SPO Triase pasien)


2) Evaluasi visual atau pengamatan, (keadaan umum pasien)
3) Pertanyaan ( anamnesa pasien )
4) Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
5) Psikologik,
6) Hasil laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien.
7) Ketersediaan kamar rawatan
8) Identifikasi kebutuhan pasien berkenaan dengan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
c. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis IGD yang mencakup :

1) Identitas pasien
2) Anamnesis pasien
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan penunjang
5) Diagnosis pasien
d. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis elektronik di admisi
yang mencakup:

1) Identitas pasien
2) Anamnesis pasien
3) Pemeriksaan penunjang

B. Skrining diluar Rumah Sakit


Skrining diluar rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau usaha
untuk mengidentifikasi keadaan pasien yang dilakukan sebelum pasien masuk ke
Pelayanan Intensif Care Unit (ICU). Skrining dapat dilaksanakan dengan komunikasi
melalui telepon. Dalam pelaksanaannya skrining dilaksanakan melalui tahapan
berikut :
1. Identifikasi pasien
Pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan melalui telepon, petugas menanyakan
identitas pasien saat dihubungi oleh pihak luar, petugas juga menilai apakah
sesuai dengan misi dan sumber daya rumah sakit saat itu.
2. Penilaian berkelanjutan
Pada fase ini petugas menanyakan secara terperinci keadaan pasien, tanda vital,

7
tindakan dan terapi apa saja yang telah di berikan kepada pasien.
3. Konsultasi kepada DPJP ICU
Setelah mengetahui kondisi pasien yang akan dirawat maka petugas melakukan
komunikasi dengan Dokter Penganggung Jawab Pelayanan terkait agar
kontinuitas pelayanan berlangsung dengan baik.
4. Dokumentasi skrining pasien dari luar melalui formulir yang disediakan yang
berisikan hal – hal sbb :
a. Identitas pasien
a) Nama
b) Umur
c) Alamat
d) Status pembayaran
b. Diagnosa
c. Keadaan Umum
d. Kesadaran
e. Tanda – tanda vital
f. Terapi dan Tindakan yang telah dilakukan

C. Audit dan jaminan mutu


1. Buatlah catatan yang jelas dan lengkap selama skrining pasien
2. Dokumentasi ini akan digunakan sebagai acuan dasar dan sarana audit
3. RSUD Arosuka bertanggung jawab untuk menjaga berlangsungnya proses
skrining pasien
4. Data audit akan ditinjau ulang secara teratur oleh RSUD Arosuka .

Anda mungkin juga menyukai