BATU BASA
DISUSUN OLEH :
dr. Hasnatul Fitri
Eka lestari
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal
melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Panduan ini digunakan untuk memberikan panduan kepada petugas tentang cara pemberian
layanan upaya pengobatan, melalui proses anamnesis, proses kajian, penentuan diagnosis
hingga proses terapi yang akan dilakukan pada ruang pemeriksaan umum.
1.3 Sasaran
Sasaran panduan ini adalah petugas puskesmas yang memberi layanan pada ruang
pemeriksaan umum, baik seorang dokter maupun perawat terlatih yang telah mendapat
pendelegasian wewenang dari dokter.
Lingkup berlakunya pedoman upaya pengobatan ini adalah pelayanan di dalam gedung
Puskesmas Sintukdan jaringan Puskesmas Sintuk yang meliputi Posyandu balita,Posyandu
lansia, posbindu serta poskeskel. Pelaksanaan pelayanan pengobatan di jaringan Puskesmas
didasarkan pada standart prosedur yang berlaku serta pendelegasian wewenang oleh dokter
kepada petugas yang terlatih.
Berdasarkan Permenkes RI No 269 Tahun 2008 , Rekam Medis adalah .Berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Adapun jenis rekam medis yang digunakan
di Puskesmas Sintuk adalah rekam medis tertulis. `
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1 orang penanggung jawab upaya pengobatan di dalam gedung puskesmas (Dokter umum)
9 orang pelaksana upaya pengobatan di dalam gedung puskesmas yaitu b i d a n D 3
6 orang dan perawat 5 orang yang mendapat pendelegasian wewenang dari dokter 11 orang
pelaksana upaya pengobatan diluar gedung puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat dan
bidan minimal lulusan D3 yang telah mendapat pendelegasian wewenang dari dokter.
Standar ketenagaan upaya pengobatan adalah minimal perawat lulusan D3. Berdasarkan hal
tersebut artinya, ketenagaan pada pelayanan pengobatan Puskesmas Batu Basa telah
memenuhi standar yang ditetapkan.
Penyelenggaraan upaya pengobatan dilakukan setiap hari sebelum jam pelayanan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana, saat jam pelayanan hingga setelah pelayanan untuk
pencatatan kegiatan serta pengelolaan peralatan yang telah dipakai selama pelayanan.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Pada ruang pemeriksaan umum, kelengkapan fasilitas di Puskesmas Batu Basa sebagai
berikut:
Ruangan
Standar Ruangan :
Peralatan
Standart peralatan :
PHN kit
Mebelair
Kondisi Riil :
Tata laksana pasien Ruang Pemeriksaan Umum merupakan suatu proses atau rangkaian
kegiatan yang langsung diberikan kepada pasien pada tatanan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan proses, berpedoman pada standar, dilandasi etik dan etika, dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab.
Pengkajian
Diagnosa
Perencanaan
Pelaksanaan/pengobatan
Evaluasi
Proses tersebut sebagai salah satu pendekatan utama dalam proses pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah.
Tujuan
Standar Asuhan
Standar I : Pengkajian
Standar II : Diagnosa
Standar IV : Pendokumentasian
Standar I Pengkajian
Keluhan pasien
Identifikasi Data
Keluhan Utama
Lamanya Sakit
Pengukuran nadi
Pengukuran pernapasan
Inspeksi
Palpasi
Hasil pemeriksaan :
Perkusi
Auskultasi
Hasil pemeriksaan :
Leher
Punggung
Abdomen
Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang spesifik,
mengarah pada diagnose penyakit. Meskipun tidak memuat rangkaian
pemeriksaan fisik lainyya, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik
menyeluruh tetap harus dilakukan oleh dokter layanan primer untuk
memastikan diagnostic serta menyingkirkan diagnostic banding.
Standar II : Diagnosa
Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit membutuhkan hasil pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosis atau karena telah menjadi standar algoritma
penegakan diagnosis. Selain itu bagian ini juga memuat klasifikasi penyakit, diagnosis
banding dan komplikasi penyakit.
Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu kriteria berikut :
Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat menjadi
dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan
penatalaksanaan dengan persetujuan pasien.
Terapi diberikan sesuai dengan diagnose dan hasil pemeriksaan penunjang (jika
ada). Pemberian terapi meliputi :
Prognosis
Kategori prognosis :
Sanam : sembuh
Bonam : baik
Malam : buruk/jelek
Penulisan catatan medis dilakukan sesegera mungkin sebelum data hilang dari
ingatan. Jika ditulis dengan tangan, sebuah rekam medis yang baik selalu dianggap sah
secara hukum
Tingkat kerincian
Kerincian dalam rekam medis harus memiliki kaitan dengan subjek atau
permasalahannya tetapi jangan sampai berlebihan.
LOKET PENDAFTARAN
POLI UMUM
ANAMNESA
PEMERIKSAAN
FISIK
RUJUK EKSTERNAL
DIAGNOSA
POLI IBU
RS.RUJUKAN
POLI ANAK
POLI KB
POLI GIZI RESEP
POLI GIGI
POLI TB
POLI PUSKESMAS
KEPALA MATA APOTIK
Ns.Nora Yulia,S.Kep
P.SANITASI & KESLING
Nip. 19760730 199603
TINDAKAN 2 002
IGD
RUANG KONSULTASI
PKPR PULANG
BAB V
LOGISTIK
Petugas penanggung jawab pelayanan upaya pengobatan wajib memastikan logistik peralatan
dan bahan habis pakai terpenuhi dengan cara melakukan perencanaan kebutuhan, melakukan
pengecekan secara berkala dan segera membuat permintaan kebutuhan logistik yang
diperlukan.
Rincian Peralatan Ruang Pelayanan Umum
Masker Ada
Sudip lidah disposable Ada
Sarung tangan 61/2, 7, 71/2 Ada
Hand towel Ada
Sabun cair Ada
Safety box Ada
Jumlah 6 jenis
BAB VI
A. DAFTAR ISTILAH
1. Keselamatan pasien adalah upaya untuk menurunkan risiko cedera yang sebenarnya
tidak perlu terjadi dalam pelayanan kesehatan sampai pada batas minimum yang dapat
diterima (WHO - ICPS, 2009)
2. Keselamatan pasien di sarana pelayanan kesehatan adalah upaya yang dirancang
untuk mencegah terjadinya outcome yang tidak diharapkan sebagai akibat tindakan
yang tidak aman atau kondisi laten di sarana pelayanan kesehatan
3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) : Cedera yang diakibatkan oleh tatkelola klinis
bukan karena latar belakang kondisi pasien
4. Kejadian Tidak Cedera (KTC) : Terjadi penanganan klinis yang tidak sesuai pada
pasien, tetapi tidak terjadi cedera.
5. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) : Kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahun atau
upaya pencegahan segera dilakukan
6. Kondisi berpotensi Cedera (KPC) : suatu keadaan yang mempunyai potensi
menimbulkan cederan
7. Kejadian Sentinel adalah kejadian tidak diharapkan yang berakibat kematian atau
cedera fisik atau psikologis yang serius.
8. Root Cause Analysis (RCA) : suatu proses untuk mengekplorasi semua factor yang
mungkin berhubungan dengan suatu kejadian dengan menanyakan apa kejadian yang
terjadi, mengapa kejadian tersebut terjadi, dan apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah kejadiatan tersebut terjadi lagi di masa mendatang.
9. Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) : suatu pendekatan untuk mengenali dan
menemukan kemungkina terjadinya kegagalan pada system dan strategi untuk
mencegah terjadinya kegagalan tersebut
10. Kesalahan (error) : deviasi antara apa yang dikerjakan dengan apa yang seharusnya
dikerjakan, kegagalan dari tindakan yang direncanakan dalam mencapai hasil yang
diharapkan (James Reason)
11. Risiko: probabilitas terjadinya insiden
12. Hazard : suatu keadaan, agen atau tindakan yang berpotensi menyebabkan cedera
Program upaya pengobatan harus memperhatikan keselamatan dengan cara
melakukan identifikasi terhadap potensi yang mungkin terjadi yaitu :
Kesalahan diagnosis
Untuk mencegah terhadap potensi yang mungkin terjadi seperti yang telah disebutkan
diatas maka dilakukan :
Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas pasien
Umpan balik dari unit pelayanan tentang kesesuaian identifikasi pasien dengan Rekam
Medis
Monitoring secara berkala oleh tim mutu Puskesmas Sintuk
Adapun untuk Penanganan/ tindak lanjut Hasil identifikasi, temuan audit internal,
pelaporan dan keluhan atau pengaduan dibahas dan ditindak lanjuti oleh Tim Mutu dalam
Rapat Tim Mutu atau Rapat Tinjauan Manajemen. Dan hasil rapat dilakukan umpan balik
kepada penanggung jawab pelayanan balai pengobatan umum
BAB VII
A. PENYELENGGARAAN K3 DI PUSKESMAS
b. Perencanaan K3 di Puskesmas,
e. Pemberian imunisasi;
g. Pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja;
j. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
dan
d. Pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara terintegrasi dengan sistem informasi
yang ada di Puskesmas,
Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan upaya pengobatan umum
dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Batu Basa. Sasaran mutu upaya pengobatan umum
ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas dan dipantau melalui monitoring dan evaluasi
pelaksanaan. Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. Setiap adanya kesalahan dalam upaya pelayanan
pengobatan umum dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Batu Basa.
BAB VIII
PENUTUP
Pada prinsipnya pelayanan klinis adalah bagian dari pelayanan kesehatan Puskesmas yang
mengedepankan Tanggung Jawab, Disiplin, Kebersamaan dan mengutamakan Keselamatan
Pasien.
Pedoman Pelayanan Pemeriksaan Umum merupakan bagian dari Pedoman
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan dan Penunjang merupakan acuan pelayanan
bagi penyelanggaraan pelayanan klinis di Ruang Pemeriksaan Umum untuk mewujudkan
Penyelenggaraan Pelayanan Klinis yang bermutu dan memperhatikan kebutuhan pasien.
Semoga dengan adanya Pedoman Pelayanan Pemeriksaan Umum ini, pelayanan klinis
di Puskesmas terutama di Ruang Pemeriksaan Umum dapat berjalan dengan baik dan bermutu.