Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PELAYANAN POLI UMUM

KLINIK PRATAMA KEMENTERIAN PERTAHANAN RI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh
dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan
pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah
yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan
intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko
sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan
melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut
WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis
obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga
terjangkau.

1.2 Tujuan
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan
pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Panduan ini digunakan untuk memberikan panduan kepada petugas
tentang cara pemberian layanan upaya pengobatan, melalui proses
anamnesis, proses kajian, penentuan diagnosis hingga proses terapi yang
akan dilakukan pada poli umum.

1.3 Sasaran
Sasaran panduan ini adalah petugas klinik yang memberi layanan
pada poli umum, baik seorang dokter maupun perawat terlatih yang telah
mendapat pendelegasian wewenang dari dokter.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pedoman upaya pengobatan di Klinik Pratama
Kemhan ini adalah: Kegiatan didalam gedung :
a) Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita
b) Melakukan pencatatan rekam medis pasien
c) Pengobatan medik dasar di klinik sesuai pedoman
d) Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
e) Konseling medik umum
f) Deteksi dini
g) Melakukan rujukan kasus spesialistik
h) Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani oleh dokter

Kegiata
n diluar
2
gedung
:
a) Penyuluhan tentang penyakit
b) Pengobatan sederhana secara masal
Lingkup berlakunya pedoman upaya pengobatan ini adalah pelayanan
didalam maupun diluar gedung Klinik Pratama Kemhan

1.5 Batasan Operasional


Berdasarkan Permenkes RI No 269 Tahun 2008 , Rekam Medis
adalah .Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien. Adapun jenis rekam medis yang
digunakan di Klinik Pratama Kemhan adalah rekam medis tertulis `

3
BAB II STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Petugas Upaya Pengobatan Klinik Pratama Kemhan terdiri dari:
- 1 orang penanggung jawab upaya pengobatan di dalam
gedung klinik (Dokter umum)
- 1 orang pelaksana upaya pengobatan di dalam gedung
puskesmas yaitu perawat minimal lulusan D3 yang mendapat
pendelegasian wewenang dari dokter
- 1 orang tenaga administrasi lainnya yang membantu proses
administrasi dalam upaya pengobatan (minimal lulusan SMA)
Standar ketenagaan upaya pengobatan adalah minimal perawat
lulusan D3. Berdasarkan hal tersebut artinya, ketenagaan pada pelayanan
pengobatan Klinik Pratama Kemhan telah memenuhi standart yang
ditetapkan.

2.2 Jadwal Kegiatan


Penyelenggaraan upaya pengobatan dilakukan setiap hari Senin-
Jum’at, sebelum jam pelayanan untuk mempersiapkan sarana dan
prasarana, saat jam pelayanan hingga setelah pelayanan untuk pencatatan
kegiatan selama pelayanan.

BAB III
STANDAR PELAYANAN
4
Fasilitas dan kelengkapan
Kelengkapan fasilitas di poli umum Klinik Pratama Kemhan sebagai berikut:
- Ruangan
Standart Ruangan :
 Arah angin harus dari belakang petugas
 Mempunyai cross ventilation (ventilasi cukup dan terbuka)
 Mempunyai fasilitas air mengalir
untuk cuci tangan Kondisi riil :
 Luas poli umum Klinik Pratama Kemhan adalah 12 m2
 Telah memiliki fasilitas air mengalir
 Memiliki cross ventilation
- Peralatan
Standart peralatan :
 Set pemeriksaan umum
 Set pemeriksaan mata
 CHN kit
 Mebelair
 Bahan habis pakai
(Daftar standart peralatan terdapat dalam lampiran 1)

Kondisi Riil :
 Berdasarkan daftar inventaris poli umum yang
tersedia seperti pada daftar terlampir (lampiran 2)
 Masih terdapat kesenjangan peralatan yang harus
dipenuhi oleh Klinik Pratama Kemhan demi
peningkatan kualitas pelayanan di poli umum

5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pasien Poli Umum merupakan suatu proses atau


rangkaian kegiatan yang langsung diberikan kepada pasien pada tatanan
pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses, berpedoman pada
standar, dilandasi etik dan etika, dalam lingkup wewenang seta tanggung
jawab.
Proses tersebut meliputi tahap:
 Pengkajian
 Diagnosis
 Perencanaan
 Pelaksanaan/pengobatan
 Evaluasi
Proses tersebut sebagai salah satu pendekatan utama dalam proses
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan seseorang
yang berkunjung ke Puskesmas, apakah keadaan seseorang
tersebut sehat atau sedang sakit.
2. Standar Asuhan
 Standar I : Pengkajian
 Standar II : Diagnosa
 Standar III : Pengobatan
 Standar IV : Pendokumentasian

A. Standar I (Pengkajian)

Petugas melaksanakan pengkajian awal medis rawat jalan untuk


setiap pasien yang belum pernah dilakukan pengkajian awal medis. Hal
ini memerlukan data yang lengkap tentang keadaannya untuk
menentukan kebutuhan pengobatan. Setelah melakukan pengkajian awal
medis rawat jalan, setiap petugas harus menuliskan nama dan tanda
tangannya.
Komponen pengkajian awal medis meliputi :
a. Identifikasi Data
b. Pemeriksaan Fisik meliputi : berat badan, tinggi badan, indeks massa
tubuh, tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan suhu

6
c. .Riwayat Kesehatan, terdiri dari : Riwayat penyakit lalu, riwayat
penyakit keluarga, riwayat ketergantungan terhadap zat tertentu, riwayat
pekerjaan yang berhubungan dnegan zat berbahaya dan pekerjaan resiko
tinggi, riwayat alergi.
d. Riwayat Psikosial dan Spiritual, terdri dari status psikologi, status sosial
e. Riwayat Penggunaan Obat
f. Skrining Gizi

Setelah melakukan pengkajian awal medis rawat jalan, perawat melakukan pengkajian (anamnesis) pasien
dan menuliskannya di kolom S (Subjective) pada lembar Poli Umum. Isi anamnesis meliputi :

7
1) Keluhan Pasien
Berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang
sering disampaikan oleh pasien maupun keluarga pasien.
Penelusuran riwayat penyakit yang di derita saat ini,
penyakit lainnya yang merupakan faktor resiko, riwayat
keluarga, riwayat social, dan riwayat alergi menjadi
informasi lainnya pada bagian ini. Pada beberapa
penyakit, bagian ini memuat informasi spesifik yang harus
diperoleh dokter dari pasien atau keluarga pasien untuk
menguatkan diagnosis penyakit. Wawancara terhadap
pasien atau keluarganya meliputi :
 Keluhan Utama
Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran yang
menyebabkan pasien pergi berobat
 Riwayat Penyakit Sekarang
Memperjelas keluhan utama, menguraikan
bagaimana setiap gejala itu terjadi.
Gejala utama harus di terangkan secara jelas
dengan menyebutkan lokasi, kualitas, kuantitas
atau intensitas, waktu termasuk awitan, durasi dan
frekuensi, situasi ketika gejala tersebut timbul,
faktor yang memperberat atau meringankan gejala,
dan manifetasi yang menyertainya.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Daftar penyakit yang dialami pada waktu kanak-kanak
 Daftar penyakit pada usia dewasa beserta
tanggal kejadiannya, setidaknya meliputi
empat kategori, medis, pembedahan,
obstetric ginekologi (wanita), dan psikiatri.
 Meliputi praktek pemeliharaan kesehatan
seperti imunisasi, tes skrening, masalah
gaya hidup, dan keamanan dirumah.

8
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Membuat diagram mengenai usia dan
kesehatan, atau usia dan penyebab
kematian saudara sekandung, orang tua,
dan kakek atau nenek.
 Catatan tentang ada atau tidaknya penyakit
spesifik dalam keluarga, seperti hipertensi,
penyakit jantung coroner, dan lain-lain.
 Lamanya Sakit
Lamanya dia menderita sakit sekarang. Jika sakit
yang sekarang dikeluhkan merupakan kembuhan,
maka ditanyakan juga lamanya sakit mulai
terjangkit.
 Pengobatan yang sudah dilakukan
Daftar obat-obatan yang sudah digunakan selama ini.
 Riwayat alergi obat
Riwayat terjadinya alergi terhadap obat-obatan
yang pernah dikonsumsi selama ini. Ini merupakan
catatan buat petugas kesehatan sehingga tidak
memberikan obat dari golongan yang sama.

2) Pemeriksaan
tanda – tanda
vital Perawat
melaksanakan
pemeriksaan
vital sign
meliputi :
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran suhu tubuh
 Pengukuran nadi
 Pengukuran pernapasan
3) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk
menentukan adanya kelainan dari suatu system atau organ
bagian tubuh.

Tujuan pemeriksaan adalah :


 Menentukan kelainan fisik yang berhubungan
dengan penyakit pasien.

9
 Mengklarifikasi dan memastikan kelianan sesuai
dengan keluhan dan riwayat kesehatan pasien.
 Mendapatkan data untuk menegakkan
diagnosis medis dan
keperawatan/kebidanan.
 Mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan
pasien.

Cara pemeriksaan meliputi :


 Inspeksi
Adalah memeriksa dengan
melihat dan mengingat. Hasil
pemeriksaan yang didapat :
 Kesan umum penderita
 Warna permukaan tubuh
 Bentuk dan postur tubuh
 Ukuran tubuh dan bagiannya
 Gerakan dan gaya tubuh

Langkah kerja :
 Atur pencahayaan yang cukup
 Atur suhu dan suasana ruangan nyaman
 Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
 Buka bagian yang diperiksa
 Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku,
ekspresi, penampilan umum, pakaian,
postur tubuh, dan gerakan dengan waktu
cukup.
 Lakukan inspeksi secara sistemis, bila
perlu bandingkan bagian sisi tubuh pasien.
 Palpasi
Adalah pemerksaan dengan perabaan
menggunakan rasa propioseptif ujung
jari dan tangan.
Hasil pemeriksaan :
 Permukaan : halus/kasar, menonjol/datar,
keras/lunak, dingin dll.
 Getaran dan denyutan : denyut nadi dan
vena, pukulan jantung, dll.

10
 Keadaan organ dibawah permukaan :
keadaan hepar, massa abnormal, dll.
Cara kerja :
 Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang
menutupi
 Yakinkan tangan hangat tidak dingin
 Lakukan perabaan secara sistematis,
untuk menetukan ukuran, bentuk,
konsistensi dan permukaan :
 Jari telunjuk dan ibu jari
untuk menentukan
besar/ukuran
 Jari 2,3,4 bersama untuk
menentukan konsistensi dan
kualitas massa atau organ
 Sedikit tekanan untuk menetukan rasa sakit
 Perkusi
Dengan perkusi diketahui isi jaringan dibawah
permukaan tubuh. Ada 5 kualitas dasar bunyi
perkusi :
 Pekak : massa padat
 Redup : suara perkusi hati
 Sonor : suara perkusi paru normal
 Hypersonor : paru emfisematous
 Tympani : suara normal abdomen

Cara kerja :
 Lepas pakaian sesuai dengan keperluan
 Luruskan jari tengah kiri, dengan ujung jari
tekan pada permukaan yang akan diperkusi
 Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah
kanan diatas jari kiri, dengan lentur dan
cepat, dengan menggunakan pergerakan
pergelangan tangan
 Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan
keperluan
 Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam
tubuh dengan menggunakan alat stetoskop.
Hasil pemeriksaan :
Bunyi dalam tubuh normal dihasilkan oleh :

11
 Paru : bunyi nafas
 Jantung : bunyi karena
menutupnya katup jantung
 Usus/abdomen : bunyi bising dan peristaltic usus
 Pembuluh darah :
bunyi aliran darah Cara kerja :
 Ciptakan suasan tenang dan aman
 Pasang ear piece pada telinga
 Pastikan posisi stetoskop tepat dan dapat didengar
 Pada bagian sisi mebran dapat digosok biar hangat
 Lakukan pemeriksaan dengan sistematis
sesuai dengan kebutuhan

Pemeriksaan fisik dari atas ke bawah (Head to Toe) :


a. Kulit dan system musculoskeletal
b. Kepala, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan
c. Leher
d. Punggung
e. Thorax termasuk paru dan jantung
f. Abdomen
g. Ekstremitas (atas dan bawah)

Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan


penunjang yang spesifik, mengarah pada diagnose
penyakit. Meskipun tidak memuat rangkaian
pemeriksaan fisik lainyya, pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus dilakukan
oleh dokter layanan primer untuk memastikan
diagnostic serta menyingkirkan diagnostic banding.

B. Standar II : Diagnosis

Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat


ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa
penyakit membutuhkan hasil pemeriksaan penunjang untuk
memastikan diagnosis atau karena telah menjadi standar algoritma
penegakan diagnosis. Selain itu bagian ini juga memuat klasifikasi
penyakit, diagnosis banding dan komplikasi penyakit. Pada bagian
ini, dokter harus menentukan diagnosis penyakit pasien dan
menuliskannya di kolom A (Assessment) beserta kode ICD-X.

12
C. Standar III : Pengobatan

Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan


berorientasi pada pasien yang terbagi atas dua bagian yaitu :
penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi. Selain itu bagian
ini juga berisi edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga,
aspek komunitas lainnya serta kapan dokter perlu merujuk pasien
(kriteria rujukan). Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi
salah satu kriteria berikut :

1. Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan


kepada kondisi kronis atau melewati golden time standard
2. Usia (age) : jika usia pasien dalam kategori yang
dikawatirkan meningkatkan resiko komplikasi serta resiko
kondisi penyakit lebih berat
3. Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi
pasien
4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain
yang memperberat kondisi pasien.
Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan
juga dapat menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan
demi menjamin keberlangsungan penatalaksanaan dengan
persetujuan pasien.
Terapi diberikan sesuai dengan diagnosis dan hasil
pemeriksaan penunjang (jika ada). Pemberian terapi meliputi :
a. Pemberian terapi supportif, seperti meningkatkan daya tahan tubuh
b. Pemberian terapi farmakologis, berupa terapi
symptomatis dan atau terapi kausatif
c. Konseling dan edukasi

Prognosis
Kategori prognosis :
1. Ad vitam : menunjuk pada pengaruh
penyakit pada proses kehidupan
2. Ad functionam : menunjuk pada pengaruh
penyakit terhadap fungsi organ atau fungsi manusia
dalam melakukan tugasnya
3. Ad sanationam : menunjuk pada penyakit yang
dapat sembuh total sehingga dapat beraktifitas seperti
biasa

13
Prognosis digolongkan sebagai berikut :
1. Sanam : sembuh
2. Bonam : baik
3. Malam : buruk/jelek
4. Dubia : tidak tentu/ragu-ragu
Dubia ad sanam : tidak tentu/ragu-ragu,
cenderung sembuh/baik Dubia ad malam :
tidak tentu/ragu-ragu, cenderung memburuk/jelek
Untuk menentukan prognosis sangat ditentukan dengan
kondisi pasien saat diagnosis ditegakkan.
D. Standar IV : Pendokumentasian

Catatan pemeriksaan, pengobatan rawat jalan ditulis di


rekam medis sehingga dapat digunakan sebagai bahan bukti
informasi, tindakan, dan laporan. Pada kolom SOAP di rekam
medis, pengisian kolom S (subjektif) dan O (objektif) dapat diisi
oleh dokter/perawat, dan kolom A (Assesment) dan P (Planning)
diisi oleh dokter. Dokter juga menuliskan kode ICD-X sesuai
dengan diagnosis pasien.
Penulisan catatan medis dilakukan sesegera mungkin
sebelum data hilang dari ingatan. Jika ditulis dengan tangan,
sebuah rekam medis yang baik selalu dianggap sah secara hukum.
a. Urutan Rekam Medis
Urutannya harus konsisten dan jelas sehingga orang yang
membaca di kemudian hari dapat dengan mudah menemukan
informasi tertentu yang diperlukan
b. Tingkat kerincian
Kerincian dalam rekam medis harus memiliki kaitan dengan
subjek atau permasalahannya tetapi jangan sampai
berlebihan.

Perawat menuliskan jam datang pasien sesuai dengan jam kedatangan berkas rekam medis
yang sampai di ruang anamnesa, kemudian apabila dokter telah selesai memeriksa pasien maka dokter akan
menulis jam selesai pasien berobat.

14
B
A
B

L
O
G
I
S
T
I
K

Petugas penanggung jawab pelayanan upaya pengobatan wajib


memastikan logistik peralatan dan bahan habis pakai terpenuhi dengan
cara melakukan perencanaan kebutuhan, yang diperlukan.

15
B
AB VI
KESELA
MATAN
PASIEN

Program upaya pengobatan harus memperhatikan


keselamatan dengan cara melakukan identifikasi terhadap potensi yang
mungkin terjadi yaitu :
- Kesalahan diagnosis
- Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
- Kesalahan pemberian terapi
- Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang baik
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh pasien
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
- Menggunakan peralatan tidak steril

Untuk mencegah terhadap potensi yang mungkin terjadi


seperti yang telah disebutkan diatas maka dilakukan :
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas pasien
- Umpan balik dari unit pelayanan tentang kesesuaian
identifikasi pasien dengan Rekam Medis
- Monitoring secara berkala oleh tim mutu Klinik Pratama Kemhan
Adapun untuk Penanganan/ tindak lanjut Hasil identifikasi,
temuan audit internal, pelaporan dan keluhan atau pengaduan dibahas
dan ditindak lanjuti oleh Tim Mutu dalam Rapat Tim Mutu atau Rapat
Tinjauan Manajemen. Dan hasil rapat dilakukan umpan balik kepada
penanggung jawab pelayanan poli umum

16
BAB VII
KESELA
MATAN
KERJA

Program keselamatan kerja petugas pelayanan Poli Umum


dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan kerja yang nyaman dan
aman serta fasilitas kerja yang aman. Program keselamatan kerja yang
dimaksud melalui program pencegahan dan pengendalian infeksi,
meliputi :
1. Cuci tangan 6 langkah
2. Penggunaan APD yang baik dan benar

17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan upaya


bengobatan umum dilaporkan kepada Tim Mutu Klinik Pratama
Kemhan. Sasaran mutu upaya pengobatan umum ditetapkan oleh Tim
Mutu Klinik dan dipantau melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan.
Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan
dilaporkan kepada Kepala Klinik. Setiap adanya kesalahan dalam upaya
pelayanan pengobatan umum dilaporkan kepada Tim Mutu Klinik
Pratama Kemhan

18
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan upaya pengobatan yang baik merupakan salah satu
tolok ukur kinerja Puskesmas dan diperlukan untuk peningkatan mutu
pelayanan Klinik Pratama Kemhan

Ditetapk
an,
Kepala
Klinik
Pratama
Kemhan

19
REFERENSI

1. Buku standart Puskesmas Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2013
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514
tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

20
Lampiran 1

STANDAR PERALATAN POLI UMUM

Rincian Peralatan Poli Umum

Jumlah Minimun Peralatan


No. Jenis Peralatan
Standar Pusk.
Riil
Rawat Inap

I. Set Pemeriksaan Umum

1. Anuskop 3 buah 0

2. Baki logam tempat alat steril bertutup 2 buah 0

Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 buah 1

4. Buku Ishihara Tes 1 buah 1


Corong telinga/Speculum telinga ukuran kecil, besar,
sedang 1 set 0

6. Emesis basin /Nierbeken besar 1 buah 0

7. Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz 1 set 0

8. Handle kaca laring 1 buah 0

9. Handle kaca nasopharing 1 buah 0

10. Kaca laring ukuran 2,4,5,6 1 set 0

11. Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6 1 set 0

12. Kaca pembesar untuk diagnostik 1 buah 0


Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor
AC/DC 1 buah 0

13.

14. Lampu senter untuk periksa/pen light 1 buah 0

15. Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 buah 0

16. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri 1 buah 0

17. Metline ( pengukur lingkar pinggang ) 1 buah 0

21
18. Opthalmoscope 1 buah 0

19. Otoscope 1 buah 0

20. Palu reflex 1 buah 0

21. Pelilit kapas/Cotton applicator Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

22. Skinfold calliper 1 buah 0

23. Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet 1 buah 1

24. Spekulum vagina (cocor bebek) sedang 3 buah 0

25. Spekulum hidung dewasa 1 buah 0

26. Sphygmomanometer untuk dewasa 1 buah 0

27. Stetoskop untuk dewasa 1 buah 2

28. Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 12 cm 4 buah 1

29. Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 12 cm 4 buah 1

30. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 1 buah 1

31. Termometer untuk dewasa 1 buah 0

32. Timbangan dewasa 1 buah 1

33. Tonometer Schiotz 1 buah 0


II. Bahan Habis Pakai

1. Alkohol Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

2. Povidone Iodine Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

3. Podofilin Tinctura 25% Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

4. Kapas Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

5. Kasa non steril Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

6. Kasa steril Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

7. Masker wajah Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

8. Sabun tangan atau antiseptic Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

9. Sarung tangan steril Sesuai Kebutuhan Sesuai Keb.

22
10. Sarung tangan non steril Sesuai Kebutuhan Sesuai
Keb.

III. Perlengkapan

1. Bantal 1 buah

2. Baskom cuci tangan 1 buah

3. Kasur 1 buah

4. Lampu spiritus 1 buah

5. Lemari alat 1 buah

6. Meja instrumen 1 buah

7. Meteran tinggi badan 1 buah

8. Perlak 2 buah

9. Pispot 1 buah

10. Sarung bantal 2 buah

11. Seprei 2 buah

12. Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah

13. Stop Watch 1 buah


Tempat sampah tertutup yang
14.
dilengkapi dengan injakan pembuka 2 buah
penutup

IV.Meubelair

1. Kursi Kerja 3

2. Lemari arsip 1

3. Meja tulis ½ biro 1

V. Pencatatan dan Pelaporan


1. Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan
Formulir SOAP Poli Umum
2. Sesuai kebutuhan

3. Formulir Informed Consent Sesuai kebutuhan

4. Formulir rujukan Sesuai kebutuhan

5. Kertas resep Sesuai kebutuhan

6. Surat Keterangan Sakit Sesuai kebutuhan


23
7. Surat Keterangan sehat Sesuai kebutuhan

24
Lampiran 3

25
ALUR PELAYANAN POLI UMUM
Petugas Menerima RM

Pemanggilan Pasien Sesuai Nomor Urut

Identifikasi
Pemeriks. Anamnesis
Penunjang? RUJUKAN ?
Pemeriksaan Fisik
TDK
YA TDK YA

Diagnosa
RS
LABORATORIUM Terapi

KASIR
OBAT
INTERNAL
:
P.KIA
P.GIGI
PULANG Ruang
Tindakan

26

Anda mungkin juga menyukai