DEFINISI
BAB II
3
RUANG LINGKUP
B. Tujuan
BAB III
TATALAKSANA
5
1. Tata Laksana isi, jumlah dan jenis asesmen awal medis dan keper-
awatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Trikora Salakan sebagai
berikut :
e. Asesmen Nutrisional
1) Rumah Sakit menetapkan kriteria resiko nutrisional yang
dikembangkan bersama staf yang kompeten dan berwe-
nang.
2) Asesmen gizi di rawat jalan dan rawat inap dilaksanakan oleh
PPJA yang kompeten dan berwenang.
3) Asesmen awal gizi di Rawat Inap dilakukan oleh Perawat,
berupa skrining gizi metode Nutrision Riks Score ( NRS ).
4) Jika dalam skrinning gizi ada salah satu yang menjawab YA
maka dikonsultasikan ke Ahli Gizi (Dietisien) dan akan di-
lakukan Asesmen Gizi Lanjut.
5) Jika pada hasil skrining ditemukan pasien beresiko tinggi
mengalami Protein Energy Malnutrition (PEM), maka per-
awat atau ahli gizi yang melakukan skrining melaporkan
kepada dokter penanggung jawab pasien.
6) Dokter akan melakukan Asesmen nutrisi yang lebih
lengkap, dan bilamana perlu pasien akan dikonsultasikan ke
dokter spesialis gizi klinik.
7) Hasil Asesmen status nutrisi dan aspek-aspek lain terkait
pola makan pasien pasien didokumentasikan dalam rekam
medik.
8) Pendokumentasian juga meliputi diagnosis gizi serta ren-
cana tindakan terapetik berkaitan dengan status gizi pasien.
9) Terkait dengan kepercayaan atau budaya yang dimiliki
pasien, untuk pasien rawat inap perlu ditanyakan apakah
ada pantangan atau pola makan khusus yang dimiliki pasien
sebagai bagian dari Asesmen.
10
f. Asesmen Kebutuhan Fungsional dan Asesmen Resiko Jatuh
1) Rumah Sakit menetapkan kriteria asesmen kebutuhan fung-
sional dan resiko jatuh yang dikembangkan bersama staf
yang kompeten dan berwenang.
2) Pasien diskrining oleh PPJA untuk kebutuhan fungsional ter-
masuk resiko jatuh.
3) Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan termasuk
resiko jatuh memperoleh asuhan yang sesuai dengan keten-
tuan Rumah Sakit.
4) Bila didapatkan pasien dengan hasil skrining berkebutuhan
fungsional dan resiko jatuh dilanjutkan dengan asesmen
fungsional dan resiko jatuh lanjutan oleh staf yang kompeten
dan berwenang.
5) Assesmen resiko jatuh rawat inap menggunakan :
a. Risiko Jatuh Humpty Dumpty (Pasien anak)
b. Risiko Jatuh Morse Fall Scale (Pasien Dewasa)
c. Risiko Jatuh Ontario Medified Stratify-Sidney Scoring
(Pasien Geriatri)
6) Asesmen jatuh untuk rawat jalan dan UGD menggunakan per-
tanyaan, lalu beri tanda untuk jawaban ya atau tidak dan
berikan penilaian: tidak beresiko, resiko rendah atau resiko
tinggi.
7) Asesmen status fungsional ini meliputi sensorik, kognitif dan
motorik.
8) Asesmen resiko jatuh didokumentasikan di form asesmen
awal keperawatan.
9) Asesmen ini dilanjutkan dengan tindak lanjut yang
sesuai dengan tingkat resiko jatuh dari pasien.
10) Asesmen resiko jatuh diulang bila :
a) Pasien jatuh
b) Pasien menerima obat yang meningkatkan resiko jatuh
(termasuk pasien post operatif maupun tindakan lainnya)
c) Pasien mengeluh pusing atau tanda gangguan keseim-
bangan lain.
14
BAB IV
DOKUMENTASI
15
1. Formulir asesmen awal medis rawat jalan
2. Formulir asesmen awal medis rawat inap
3. Formulir asesmen medis gawat darurat
4. Formulir asesmen awal keperawatanrawat jalan
5. Formulir asesmen awal keperawatan rawat inap
6. Formulir asesmen awal keperawatan gawat darurat
7. Formulir asesmen ulang medis rawat inap
8. Formulir asesmen ulang keperawatan rawat inap meliputi keperawatan
neonatus, anak, obsgin, geriatri, dan dewasa
9. Prosedur asesmen awal
10. Prosedur asesmen risiko jatuh
11. Prosedur asesmen nyeri
12. Prosedur skrining nutrisi
13. Prosedur asesmen tambahan
14. Prosedur asesmen ulang
15. Prosedur pengaturan urutan penyimpanan lembar rekam medik
16