PENDAHULUAN
1.3 Pengertian
Menurut CCI ( Conference on Preventive Aspect of Chronic Disease, pada
tahun 1951), definisi skrining secara umum adalah suatu strategi yang
digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu
tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk
mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau
tidak tampak, dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu
tes atau pemeriksaan atau prosedur lainnya yang dapat dilakukan secara
singkat dan sederhana yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan
pengobatan.
Skrining dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan
cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya
sehat tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang
mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Skrining diakukan untuk
mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka
dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang
lebih pasti.
Tes skrining dapat dilakukan melalui : pertanyaan, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, diagnostik imaging.
Skrining di Rumah Sakit Claire Medika terbagi dua yaitu skrining
didalam rumah sakit yakni pada unit emergency yang dilaksanakan melalui
kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil
dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostic
imaging sebelumnya. Skrining didalam Rumah Sakit juga dapat dilakukan
pada pasien rawat jalan di bagian admisi pasien, melalui evaluasi visual atau
pengamatan, pertanyaan hasil laboratorium klinik atau diagnostic imaging
sebelumnya. Skrining diluar rumah sakit dilaksanakan jika pasien dari luar
Rumah Sakit harus mendapatkan pelayanan penjemputan dengan ambulans.
BAB 2
TATA LAKSANA
a) Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi
berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau
antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian
yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja
dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian
bagi seseorang atau masyaraka.t
Skrining diluar rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau
usaha untuk mengidentifikasi keadaan pasien yang dilakukan sebelum
pasien masuk ke rumah sakit atau menggunakan jasa pelayanan ambulan.
Skrining dapat dilaksanakan dengan komunikasi melalui telepon. Dalam
pelaksanaannya skrining dilaksanakan melalui tahapan berikut :
1) Menanyakan nama jelas dan alamat lengkap
2) Menanyakan kondisi penderita
3) Mempersiapkan sarana transportasi, mengirimkan tenaga keperawatan
4) Melakukan skrining dengan pemeriksaan secara visual tentang keadaan
pasien
5) Melakukan pemeriksaan fisik tanda – tanda vital ( tekanan darah , laju
pernafasan , laju nadi , saturasi O2 , GCS )
6) Melakukan koordinasi dengan unit terkait ( dokter jaga IGD )
7) Menetapkan assesment keperawatan dan menetapkan apakah masalah
pasien dapat diterima di RS Claire Medika
8) Bila pasien dapat diterima segera mengirim penderita ke rumah sakit
9) Apabila masalah penderita tidak dapat diterima di RS Claire Medika
maka dilakukan rujukan ke tingkat yang lebih tinggi.
Lebih dari 1 tahun Kurang dari 75 mmhg atau Kurang dari 45 mmhg atau
sampai 3 tahun lebih dari 110 mmhg lebih dari 75 mmhg
Lebih dari 3 tahun Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
sampai 6 tahun lebih dari 115 mmhg lebih dari 80 mmhg
Lebih dari 6 tahun Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
sampai 12 tahun lebih dari 130 mmhg lebih dari 90 mmhg
Lebih dari 12 Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
tahun sampai 17 lebih dari 170 mmhg lebih dari 100 mmhg
tahun
3. Temuan fisik
1) Terdapat atau potensial depresi respirasi
2) Trauma kepala yang memerlukan observasi
3) Vomiting dan atau diare dengan dehidrasi
Tanda-tanda klinis dehidrasi meliputi dua atau lebih dari berikut ini :
(1) Perubahan status mental, lethargy, kepala terasa ringan, sinkop,
turgor kulit turun, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi
ortostatik
(2) Anak : simptom lain dehidrasi meliputi sunken eyes atau
fontanela-fontanela, BB turun lebih dari 5 persen atau urin output
turun ( kurang 1ml/kg/jam )
4) Syok atau potensial syok
5) Oedema seluruh tubuh
6) Curiga atau diketahui menelan substansi toxic dengan potensial efek
samping yang serius
7) Pediatrik :
(1) Curiga kekerasan pada anak atau penolakan
(2) Curiga atau diketahui menelan benda asing
(3) Curiga apnea lebih dari 20 detik ( umur nol sampai 1 tahun )
8) Oklusi akut pembuluh darah
9) Perdarahan aktif tidak terkontrol
10) Nyeri abdomen yang sangat
11) Perdarahan dalam sendi , viskus , otak , atau retroperineum
4. Laboratorium Darah
1) Hb 10 g/dl atau kurang dengan perdarahan aktif, atau Hb turun 3 g/dl dari
Hb awal
2) Hb kurang dari 9 g/dl atau lebih 2g/dl dengan tanda tanda kekurangan
cairan
3) Lekosit kurang dari 3000 atau lebih dari 16000 dengan simptomatik
4) Hematokrit kurang dari 24 persen atau lebih dari 55 persen
5) 5.Trombosit kurang dari 40.000 atau lebih dari 1 juta jika pasien
simptomatik ( Petechie atau Echimosis pada anak-anak )
6) PPT lebih dari 18 detik dengan perdarahan pada pasien tanpa antikoagulan
7) Serum sodium (Na) kurang dari 130 mEq/L atau lebih dari 150 mEq/L
8) Serum potasium (K) :
Dewasa : kurang dari 3 mEq/L atau lebih dari 6 mEq/L
Anak : kurang dari 2,5 mEq/L atau lebih dari 5,5 mEq/L
9) Serum Bilirubin :
Dewasa : lebih dari 2,5 mg/dl
Anak : lebih dari 15 mg/dl ( indirek / bilirubin total )
10) Kultur darah positif
5. Lain – lain :
1) Rawat inap untuk prosedur operasi yang memerlukan rawat inap.
2) Rawat inap untuk prosedur operasi One Day Care ( ODC ) dan pasien
memiliki gagal jantung grade III atau grade IV, atau status fisik tidak
stabil.
3) Kelainan congenital yang akan dilakukan tindakan bedah dan memerlukan
rawat inap
4) Keganasan pro dilakukan tindakan terapi yang memerlukan rawat inap
6. Kardiovaskular
1) Elektrokardiografi
(1) EKG menegakkan atau kemungkinan Infark Miokard Akut atau
Iskemia Miokarda Akut
(2) Fibrilasi kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(3) Flutter kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(4) Bradikardia ( kurang dari 50 kali permenit atau kurang dari 45 kali
permenit pada pasien dengan beta bloker )
(5) Takikardia ( lebih dari 120 kali permenit )
(6) Dysrythmia dengan lebih dari 120 kali permenit
(7) Onset baru irama jungsional , berapapun frekuensinya
2) Radiologi
(1) Aneurisma pembuluh darah besar, jika simptomatik dan atau lebih
dari 5 cm
(2) Gambaran radiologi pembesaran jantung masif atau aneurisma atau
efusi perikardial
(3) Gambaran radiologi edema pulmo atau redistribusi vaskular pulmo
3) Temuan Fisik
(1) Nyeri akut yang berkaitan dengan jantung
(2) Dispneu akut atau respiratory rate lebih dari 30 kali permenit
(3) Tidak terabanya denyut nadi axilla , radialis , cubiti , femoralis ,
poplitea atau ankle
(4) Curiga emboli pulmonalis, dengan riwayat ( didokumentasi oleh
dokter )
(5) Oklusi pembuluh darah akut
(6) Oedema pretibial
(7) Stenosis arteri karotis, penyempitan, atau penyakit karotis ( mis :
gangguan bicara sementara, disarthria, gangguan berjalan, amaurosis
fugax, hemiparese sementara)
(8) Oedema seluruh tubuh
(9) Syncope
(10) Orthopnea
4) Lain – lain
Gagal jantung kongestif akut atau eksaserbasi gagal jantung kronik, yang
digambarkan dengan salah satu dari : S3 , gallop , oedema pulmo atau
efusi pleura, peregangan vena jugularis, penggunaan otot-otot bantu,
simptom persisten dispnea atau lemah, oedema yang tidak respon dengan
penanganan rawat jalan.
3) Penderita anak
seperti dari yang disebut diatas dengan atau :
(1) Peningkatan ukuran kepala yang cepat
(2) Terdapat temuan neurologis fokal di manapun (misalnya : defisit
gerakan ekstra okular )
(3) Penutupan sutura tulang kepala prematur
(4) Pelebaran sutura tulang kepala
4) Tenggorokan :
Trauma akut leher dan tenggorokan ( meliputi luka bakar wajah ),
membutuhkan observasi untuk kemungkinan gangguan saluran nafas.
Obstruksi akut larynx dan pharynx ( misal : peritonsiler abses )
5) Lain-lain
Pembengkakan jaringan lunak dengan ancaman terhadap airway (misal :
selulitis wajah dan leher, abses leher dalam, Parotiditis akut). Orbital
Oedema atau ophtalmoplegia akut.
6) Radiologi
Gambaran neurologis mastoiditis akut
11. Endokrin/Metabolik
1) Laboratorium Darah
(1) Serum aseton (+) dan pH urine < 7,35
(2) Serum kortisol > 3 kali laboratorium normal atau kurang dari normal
(3) Gula Darah Sesaat :
Dewasa :
Gula darah > 500 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini:
a. BUN>45 mg/dL dan atau kreatinin>3,0 mg
b. Perubahan status mental, atau
Gula darah > 250 mg/dL berkaitan dengan :
a. pH darah arteri < 7,35 dan HCO3 < 18 mEq/L dan
b. ketonuria, atau
Gula darah < 50 mg/dL dengan :
a. Perubahan status mental, dan
b. Tidak respon terhadap glukosa 40% bolus dan dalam
pengobatan insulin, atau
c. Dalam pengobatan dengan agen oral, tidak tergantung respon
terhadap bolus glukosa
Pediatrik :
Gula darah > 250 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini :
a. Ketonuria
b. pH arterial < 7,5
c. HCO3 < 15 mEq/L, atau
Gula darah < 50 mg/dL dan tidak respon terhadap glukosa 40%
bolus
4) HbA1C > 12% dengan bukti kegagalan terapi rawat jalan
5) T4 < 2 atau > 16 mg/dL dengan simptom yang serius dan bermakna
6) PaO2 < 60 mmHg
7) Hiper atau hipo-osmolaritas ( serum sodium/Na < 130 mEq/L atau >
150 mEq/L )
2) Temuan Fisik
1) Pendesakan trakea oleh massa tiroid
2) Krisis tiroid
3) Tetani
4) Exophtalmus maligna
5) Obesitas dengan sianosis, edema, lethargy, dan atau sleep apnea
6) Hipertensi
Usia Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Dewasa Lebih dari 200 Lebih dari 120
Pediatrik
Lahir – 1 tahun Kurang dari 65 atau lebih dari Kurang dari 30 atau lebih dari
100 65
Lebih dari 1 – 3 Kurang dari 75 atau lebih dari Kurang dari 45 atau lebih dari
tahun 110 75
Lebih dari 3 – 6 Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
tahun 115 80
Lebih dari 6 – 12 Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
tahun 130 90
Lebih dari 12– Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
17 tahun 170 100
12. Mata
1) Temuan Fisik
(1) Kehilangan akut lapangan pandang
(2) Pendataran bilik mata anterior
(3) Glaukoma sudut sempit akut dengan catatan riwayat kegagalan terapi
rawat jalam
(4) Penetrasi atau laserasi bola mata
(5) Ulkus kornea berat dengan catatan riwayat kegagalan terapi rawat
jalan
(6) Endophtalmitis
(7) Nyeri okular berat
(8) Ablasio Retinal atau ancaman ablasio
(9) Adanya benda asing intraocular atau intraorbita
(10)Gonorrheal conjunctivitis
(11)Fracture orbita
(12)Pembengkakan akut bola mata
(13)Luka bakar kimia akut
(14)Cellulitis orbita atau periorbita
2) Anak :
(1) Conjunctivitis purulent berat pada anak umur nol sampai 3 bulan
(2) Evaluasi tumor intraocular atau extraocular
(3) Tindakan berkaitan retinopathy pada prematuritas
3) Lain – lain :
Rawat inap untuk ekstraksi katarak, operasi glaukoma, atau bedah
iridectomy, dimana salah satu dibawah ini terdokumentasi :
(1) Legally blind ( kurang dari 20/200 atau lebih dari 20 derajat visual
field ) pada mata yang tidak dioperasi
(2) Riwayat komplikasi post operasi ( endophtalmitis, acute glaucoma,
massive intraocular hemorrhage ) sustained in the past in the eye
undergoing subsequent intraoculer surgery
13. Reproduksi Wanita
1) Diagnosa pregnancy / kehamilan dengan salah satu dari berikut ini :
(1) Kontraksi uterus setiap 3 menit atau lebih sering
(2) Vaginal bleeding atau perdarahan vaginal
(3) Peningkatan tekanan darah diastolik sampai lebih dari 15 mmHg dari
catatan normal atau lebih dari 140/90 mmHg
(4) Protein urine positive
(5) Ketegangan dan kekakuan abdomen
(6) Cairan amnion kurang
(7) Protrusion atau keluarnya bagian janin dari cervix
(8) Fetal distress
(9) Post maturity (lebih dari 1 minggu dari tanggal perkiraan)
(10) Rawat inap untuk Sectio Cesarea
(11) Vomiting tidak terkontrol dengan catatan riwayat kegagalan terapi
rawat jalan
(12) Kematian intrauterine
(13) Kelahiran premature
(14) Gula Darah Puasa lebih dari 120 mg/dL
(15) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl 2 jam dalam 3 jam tes toleransi
glukosa
(16) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl satu jam setelah mendapat 50 gram
glukosa
(17) Diketahui diabetes atau gestational diabetes dengan insulin yang mana
tidak mampu mempertahankan kadar glukosa darah dalam range yang
dapat diterima, dengan catatan riwayat terapi rawat jalan gagal
(18) Rawat inap untuk transfusi tukar intrauterine karena inkompatibilitas
faktor Rhesus
(19) Rawat inap untuk induksi kelahiran karena indikasi medis
(20) Dehidrasi Maternal
(21) Kehamilan Aterm + Primigravida dengan letak sungsang
(22) Kehamilan Aterm dengan bekas Sectio Cesaria
(23) Ketuban Pecah Dini
(24) Kehamilan dengan anemia
2) Temuan Fisik
(1) Perdarahan vagina profuse dengan hemodinamik tidak stabil
(2) Perdarahan postmenopause
(3) Inflamasi pelvis persisten dengan catatan riwayat kegagalan
penanganan rawat jalan
(4) Postpartum hemorrage
(5) Febris postpartum atau endometritis membutuhkan antibiotika intra
vena
(6) Rectovaginal fistula, rawat inap untuk repair
3) Nyeri pelvis berkaitan dengan satu dari elemen berikut :
(1) Massa di pelvis
(2) Muntah
(3) Temperature > 101 F ( 38,3 C )
(4) Teraba massa ekstrauterine
(5) Gangguan berkemih
(6) Obstruksi saluran kencing
4) Lain – lain :
(1) Persalinan dalam perjalanan ke rumah sakit
(2) Peritonitis
(3) Mastitis post partum yang tidak respon dengan terapi rawat jalan
14. Gastrointestinal/Abdomen
1) Laboratorium darah
(1) Serum bilirubin lebih dari 2,5 mg/dL ( kecuali abnormal dalam waktu
lama atau kronis)
(2) Serum amylase diatas nilai normal
2) Radiologi
(1) Studi Imaging curiga massa, obstruksi, perforasi, abscess, atau proses
akut lainnya
(2) Kegagalan passage bahan kontras
3) Temuan Fisik
(1) Darah dalam muntahan atau aspirat lambung
(2) Darah dalam peritoneal lavage atau aspiration
(3) Teraba massa abdomen yang tidak dapat dijelaskan
(4) Kekakuan dinding abdomen
(5) Rebound tenderness
(6) Disfagia akut atau subakut yang progresif
(7) Perdarahan gastrointestinal bagian bawah dengan Hematocrit (Hct)
< 30% atau penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg dari
biasanya
(8) Onset akut (dalam 24 jam) encephalopathy atau perubahan status
mental
(9) Hernia incarcerata
(10) Ileus
(11) Curiga ruptur organ
(12) Obstruksi Esophagus
(13) Asterixis (liver flap)
(14) Ascites
(15) Nyeri abdomen akut yang tak tertahankan ( hebat ) (NPO, non
ambulatory)
4) Riwayat 48 jam vomiting, diarrhea, dan salah satu dari element-
element di bawah ini :
(1) Serum sodium > 150 mEq/L
(2) Hematocrit (Hct) > 55%
(3) Hemoglobin (Hb) > 20 g/dL
(4) Urine specific gravity > 1,026
(5) BUN > 30 mg/dL, kecuali pasien –pasien dengan chronic renal
disease
(6) Creatinine > 1,5 mg/dL, kecuali pasien –pasien dengan chronic renal
disease
5) Anak :
Dehidrasi dengan salah satu simptom dibawah ini : sunken eyes, sunken
fontanels, penurunan turgor kulit atau keringnya membran mukosa
diikuti oleh lethargy dan atau kehilangan berat badan > 5%, urine
output<1 ml/kg/jam
16. Musculoskeletal/spine
1) Temuan Radiologi abnormal
(1) Fraktur femur atau pelvis
(2) Fraktur sternum
(3) Dislokasi sendi lutut atau sendi panggul
(4) Fraktur atau dislokasi yang memerlukan open reduction
(5) Fraktur berkaitan dengan injuri jaringan lunak bermakna
(6) Fraktur yang memerlukan obat-obat nyeri parenteral post-reduction
(7) Closed reduction terhadap fraktur apapun atau dislokasi dengan
catatan adanya atau curiga neurologic atau vascular compromise.
(8) Fraktur pelvis yang memerlukan enforced bed rest dan obat-obat
nyeri
2) Temuan Fisik
(1) Proses infeksi atau invasif akut pada tulang atau sendi (mis : tumor
maligna, osteomyelitis)
(2) Cedera akut dengan adanya benda asing
(3) Nyeri otot/spasme/edema yang berat
(4) Pembengkakan atau nyeri sendi berat dan akut yang tak tertahankan
memerlukan obat-obat parenteral (misal : analgesia, steroids)
(5) Rawat inap untuk angkat prostesis internal
(6) Trauma, injuri jaringan lunak, lacerasi, crush injury, atau prosedur
bedah elektif apapun yang membutuhkan observasi terhadap
neurologic atau vascular compromise
(7) Perdarahan aktif ke dalam sendi
3) Pediatrik :
Deformitas Kongenital Orthopedi memerlukan repair bedah pada anak
< 12 bulan.
Catatan dokter harus menjabarkan perlunya monitoring, terapi, dan
atau observasi setelah tindakan > 24 jam