PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang
terintegrasi dengan para Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dan tingkat pelayanan
yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 04 Tahun 2018 tentang Kewajiban
Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan; dan
B. TUJUAN
Panduan ini bertujuan untuk dijadikan acuan bagi petugas admisi/pendaftaran
IGD, rawat jalan, kasir, dokter atau tenaga kesehatan lain di Rumah Sakit Umum
Daerah Tanjung Batu Kundur Kabupaten Karimun dalam melaksanakan
ketentuan tentang pelayanan skirining pasien di rumah sakit.
Pasien gawat darurat adalah orang yang berada dalam ancaman kematian dan
kecacatan yang memerlukan tindakan medis segera.
Gawat tidak darurat adalah keadaan pasien berada dalam keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat.
Tidak gawat, darurat adalah keadaaan pasien yang tidak mencancam nyawa
tetapi memerlukan tindakan darurat.
Tidak gawat tidak darurat adalah keadaan pasien yang tidak mengancam
nyawa dan tidak memerlukan tindakan segera.
Cidera adalah masalah kesehatan yang didapat atau dialami sebagai akibat
kecelakaan.
Triase adalah tindakan penilaian dan memilah korban atau pasien sesuai
dengan tingkat kegawatdaruratannya untuk memperoleh prioritas tindakan.
Pendaftaran rawat jalan adalah proses atau tata cara penerimaan pasien yang
akan mendapatkan pelayanan kesehatan di poliklinik di rumah sakit.
Penerimaan pasien rawat inap adalah proses atau tata cara penerimaan pasien
setelah dinyatakan oleh dokter yang memeriksa, baik yang masuk dari rawat
jalan/poliklinik maupun instalasi gawat darurat untuk diobservasi dan/atau
mendapatkan tindakan medis lebih lanjut sehingga perlu dirawatinapkan.
Skrining dibagi dalam dua cara atau metode, yaitu pra-hospital dan intra-hospital.
Skrining pra-hospital adalah skrining yang dilakukan saat pasien belum mencapai
rumah sakit yaitu sebelum dirujuk dari fasilitas kesehatan lain atau saat akan
dilakukan transportasi dengan ambulan dari luar rumah sakit. Skrining intra-hospital
adalah skrining yang dilakukan saat pasien telah mencapai rumah sakit, baik pada
pasien di unit rawat jalan maupun di unit gawat darurat.
Ruang lingkup dari panduan ini meliputi pasien, petugas admisi/pendaftaran IGD,
kasir, dokter atau tenaga kesehatan lain di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung
Batu Kundur dalam melaksanakan ketentuan tentang pelayanan skrining pasien di
rumah sakit.
A. Skrining Pra-hospital
Keputusan untuk menerima pasien yang melewati skrining harus dipastikan bahwa
pasien akan mendapatkan pelayanan di rumah sakit dengan identifikasi pelayanan
yang ada di rumah sakit sehingga dapat meminimalisir rujukan berulang ke rumah
sakit lain, menurunkan keterlambatan pelayanan, mengurangi mortalitas dan
morbiditas, mengurangi biaya yang dibebankan kepada pasien serta meningkatkan
kenyamanan pasien.
B. Skrining Intra-hospital
Skrining dilakukan saat pasien telah mencapai rumah sakit, baik pada pasien di unit
rawat jalan maupun di unit gawat darurat. Dalam melakukan proses skrining bagi
pasien yang membutuhkan pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan metode
triase yang di dalamnya terdapat pemeriksaan fisik, psikologi, dan diagnostik
penunjang. Dokter melakukan pelayanan medis, identifikasi kebutuhan pelayanan,
menerima konsultasi dan penilaian keputusan pasien apakah dirawatinapkan,
dipulangkan, atau dirujuk
A. SKRINING PRA-HOSPITAL
pelayanan.
menghubungkan pasien/keluarga/fasilitas
kesehatan perujuk ke perawat/dokter jaga IGD
atau ke perawat di poliklinik;
B. SKRINING INTRA-HOSPITAL
Triase adalah tindakan penilaian dan memilah korban atau pasien sesuai dengan
tingkat kegawatdaruratannya untuk memperoleh prioritas tindakan. Dalam memilah
korban atau pasien saat triase dilakukan berdasarkan :
Beberapa karakteristik atau jenis pasien yang datang ke triase IGD dapat berupa
sebagai berikut :
a. Gawat darurat yaitu keadaan pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya akan
menjadi cacat bila tidak mendapat pertolongan secepatnya;
b. Gawat tidak darurat yaitu keadaan pasien berada dalam keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat;
c. Gawat tidak darurat yaitu keadaan pasien berada dalam keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat;
d. Tidak gawat tidak darurat adalah keadaan pasien yang tidak mengancam nyawa
dan tidak memerlukan tindakan segera; atau Meninggal saat datang ke IGD
(death on arrival/DOA)
e. Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah START
atau Simple Triase and Rapid Treatment, yaitu :
Pasien mengalami cidera yang mengancam jiwa yang kemungkinan dapat hidup
bila ditolong segera. Misalnya tension pneumothoraks, cardiac arrest, distress
pernapasan atau perdarahan hebat.
Pasien memerlukan tindakan definitif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
Pasien masih dapat menunggu giliran pengobatan tanpa bahaya. Misalnya
fraktur tertutup pada ekstremitas (perdarahan terkontrol), trauma tulang
belakang, trauma kepala tanpa gangguan kesadaran.
Pasien dengan cidera minimal, dapat berjalan dan menolong dirinya sendiri atau
mencari pertolongan. Misalnya laserasi minimal, memar dan lecet.
Multiple causalties
Yaitu musibah massal dengan jumlah penderita atau korban dan beratnya
perlukaan tidak melampaui kemampuan rumah sakit. Dalam kondisi ini penderita
dengan masalah yang mengancam jiwa dan multi trauma akan dilayani terlebih
dahulu.
Mass causalties
Yaitu musibah massal dengan jumlah penderita dan beratnya luka melampaui
kemampuan rumah sakit. Dalam keadaan ini yang akan dilayani terlebih dahulu
adalah penderita dengan kemungkinan survival yang terbesar, serta yang
membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga paling sedikit.
a. Skrining di pendaftaran
Beberapa hal yang perlu diamati pada saat skrining di pendaftaran, adalah
sebagai berikut :
Kesadaran/kondisi umum
Batuk
Pasien dapat ditanyakan secara cepat/singkat apakah sedang batuk atau tidak, berapa
lama batuk berlangsung, apakah sedang dalam pengobatan TBC. Untuk semua pasien
dengan batuk diberikan masker wajah, untuk pasien dengan batuk ≥ 2 minggu atau
Risiko jatuh
Skrining risiko jatuh pada pasien dilakukan dengan melihat cara berjalan pasien dan
saat pasien akan duduk. Cara berjalan pasien dapat dilihat apakah pasien berjalan tidak
seimbang atau sempoyongan atau berjalan menggunakan alat bantu seperti tripod,
kursi roda atau dibantu orang lain. Cara duduk pasien dapat dinilai apakah pasien
menopang tubuhnya saat akan duduk misalnya memegang pinggiran kursi atau meja
atau benda lain di sekitarnya.
Nyeri
Penilaian nyeri pada pasien dapat dilakukan sejak pasien datang ke bagian pendaftaran.
Penilaian dapat menggunakan skala “WONG BAKER FACES PAIN SCALE”, yaitu :
0 - 1 2 - 3 4 - 5 6 - 7 8 - 9 10
SKALA INTERPRETASI
Pasien dengan skala nyeri ≥ 8 diarahkan untuk mendapatkan pelayanan gawat darurat
(IGD).
10 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n
Skrining di poliklinik
Kondisi umum/kesadaran
Kesadaran pasien dinilai kembali apakah pasien dalam kondisi sadar penuh
(komposmentis) atau pasien mengalami penurunan kesadaran (gelisah, sangat
mengantuk, atau sampai penurunan kesadaran lebih lanjut). Jika pasien mengalami
penurunan kesadaran lebih lanjut maka diarahkan ke pelayanan gawat darurat (IGD).
Pernapasan (breathing)
Pernapasan pasien dinilai apakah bernapas secara normal, tampak sesak atau ada risiko
distress pernapasan. Dalam hal pasien jatuh pada kondisi sesak berat atau distress
pernapasan segera diarahkan untuk mendapatkan pelayanan gawat darurat di IGD.
Sistem sirkulasi
Sirkulasi dinilai apakah normal atau terdapat masalah. Pasien dengan kondisi berikut
dapat diarahkan ke palayanan gawat darurat, yaitu :
akral dingin;
pasien dengan nyeri ulu hati disertai keringat dingin dan nadi lemah; atau
Risiko jatuh
Skrining risiko jatuh dilakukan menggunakan alat bantu Get Up and Go Test.
Pengkajian
NO PENILAIAN YA TIDAK
tidak seimbang/sempoyongan
11 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n
memegang pinggiran kursi/meja atau
benda lainnya.
Hasil/Analisa
Skala nyeri
Skrining nyeri pada pasien dilakukan kembali saat masuk di ruang periksa/poliklilnik.
Penilaian dapat menggunakan skala “WONG BAKER FACES PAIN SCALE”, yaitu :
0 - 1 2 - 3 4 - 5 6 - 7 8 - 9 10
SKALA INTERPRETASI
Pasien dengan skala nyeri ≥ 8 diarahkan untuk mendapatkan pelayanan gawat darurat
(IGD).
12 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n
Setelah skrining yang dilakukan di IGD dan di unit rawat jalan, termasuk di bagian
pendaftaran, selanjutnya berdasarkan hasil skrining tersebut yang dicatat dalam rekam
medis, maka terdapat proses pemeriksaan penunjang yang diperlukan atau
pemeriksaan spesifik untuk menetapkan apakah pasien diterima, dipulangkan atau
dirujuk.
Pasien akan diterima bila rumah sakit dapat memberikan pelayanan baik rawat jalan
maupun rawat inap yang dibutuhkan pasien. Untuk dapat diterima, tentunya rumah
sakit harus menyediakan sumber daya yang dibutuhkan yaitu sumber daya manusia
dan sarana penunjang berupa peralatan kesehatan.
Dalam hal sumber daya manusia dan peralatan yang dibutuhkan tidak tersedia maka
pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang memiliki sumber daya manusia dan
sarana peralatan kesehatan yang dibutuhkan pasien.
Untuk dapat menetapkan apakah pasien dapat diterima di rumah sakit (dilayani rawat
jalan maupun dirawatinapkan), dipulangkan atau dirujuk, perlu dilakukan skrining
pemeriksaan penunjang yaitu radiologi, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain
(EKG).
Pemeriksaan radiologi
Skirining kebutuhan pelayanan pasien melalui pemeriksaan radiologi (x-ray) yang dapat
dilakukan di rumah sakit, adalah :
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
13 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n
Laju endap darah
Eritrosit
Golongan darah
Protein total
Glukosa
Cholesterol total
Cholesterol HDL
Cholesterol LDL
Trigliserida
Asam urat
Ureum
Kreatinin
Albumin
AST/GOT
ALT/GPT
Bilirubin direct
Bilirubin total
Ion ferrozine
Protein urin
g-Glutamyitransferase (g-GT)
Phosporus
ALP-AMP
AKP-DEA
Magnesium
a-Amylase direct
Adenosine Deaminase
14 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n
Lipase
BAB V
DOKUMENTASI
Semua hal-hal penting dalam proses pelayanan skrining baik di luar rumah sakit (pra-
hospital) maupun intra hospital harus dicatat dalam rekam medis;
formulir diisi lengkap dan ditandatangani oleh petugas admisi, dokter atau tenaga
kesehatan lain atau keluarga pasien sesuai jenis formulir;
sebagai pengganti tanda tangan, pasien atau keluarga terdekat yang buta huruf atau
tidak dapat membubuhkan tanda tangan pernyataan persetujuan/penolakan, dapat
mengganti tanda tangan dengan membubuhkan cap ibu jari tangan;
15 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n
BAB VI
PENUTUP
Semoga panduan ini bermanfaat dan mempunyai daya ungkit dalam meningkatkan
kualitas atau mutu layanan kesehatan di rumah sakit.
16 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n
17 | P a n d u a n S k r i n i n g P a s i e n