Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN SKRINING & TRIAGE

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H.DAMANHURI


BARABAI
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

MARET 2017
DAFTAR ISI :

BAB I DEFINISI.

BAB II RUANG LINGKUP.

BAB III TATA LAKSANA..

BAB IV DOKUMENTASI
BAB I

DEFINISI

Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang


sehat dari orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai
resiko tinggi (Kamus Dorland ed . 25 : 974 ). Menurut Rochjati P (2008), skrining merupakan
pengenalan diri secara pro aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau
faktor resiko.

Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit


atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat
kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil keputusan untuk
menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan
lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit .

Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,


pemeriksaan fisik atau hasil pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostic imaging sebelumnya. Skrining dilakukan apabila pasien tiba di rumah sakit, pada
saat pasien di transportasi emergensi atau di sumber rujukan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Skrining dilakukan pada area :

1. Front Office
2. Costumer Service
3. Poliklinik
4. Instalasi Gawat Darurat

Skrining dilakukan melalui :

1. Kriteria triage
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
4. Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostic imajing sebelumnya
BAB III

TATA LAKSANA

A. Triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawatdaruratan sehingga pasien
terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya.
Triage di RSUD H. Damanhuri Barabai menggunakan sistem label warna, pasien
ditentukan apakah gawat darurat, gawat tidak darurat, atau darurat tidak gawat atau tidak
gawat tidak darurat. Pasien yang telah di seleksi diberi label warna pada statusnya, sesuai
dengan tingkat kegawatannya.
Adapun pemberian label warna sesuai dengan tingkat kegawatannya, sebagai berikut :
1. Pasien gawat darurat diberi label warna merah
2. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label warna kuning
3. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
4. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna hitam

Initial Assesment (Penilaian Awal)


Pasien yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun poliklinik
memerlukan penilaian dan pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu berperan sangat
penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat dan tepat. Proses awal ini
dikenal dengan initial assessment ( penilaian awal).
Untuk di triage IGD petugas melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan
criteria AVPU :
A : Alert
V : Respon Verbal
P : Respon Pain
U : Unrespon
Penilaian awal ini intinya adalah
1. Primary Survey
Primary Survey yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi. Disini dicari keadaan yang
mengancam nyawa dan apabila menemukan harus dilakukan resusitasi. Penanganan
ABCDE yang dimaksud adalah :
A : Airway dengan control servikal
B : Breathing dan ventilasi
C : Circulation dengan kontrol perdarahan
D : Disability, status neurologis dan nilai skala kesadaran GCS
E : Exposure buka baju penderita tapi cegah hipotermi
Langkah selanjutnya harus dipertimbangkan pemakaian kateter urin ( folly catheter ),
Kateter lambung (nasogastric tube), pemasangan monitor dan pemeriksaan
laboratorium maupun radiologi.
2. Secondary survey
Pemeriksaan teliti yang dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki, dari depan
sampai belakang dan setiap lubang dimasukan jari ( tube finger in every orifice ).
a. Anamnesis melalui pasien, keluarga atau petugas pra hospital yang meliputi :
A : Alergy, riwayat alergi sebelumnya
M : Medication, obat-obatan
P : Past illness, penyakit sebelumnya yang menyertai
L : Last meal, terakhir makan jam berapa bukan makan apa
E : Environtment, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera

b. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Periksa


dengan teliti apakah ada perubahan bentuk, tumor, luka dan sakit ( BTLS ).
Pemeriksaan punggung dilakukan dengan log roll ( memiringkan penderita dengan
tetap menjaga kesegarisan tubuh ). Cek tanda-tanda vital.

B. Evaluasi Visual atau Pengamatan


Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan memerlukan
pertolongan segera langsung diarahkan ke IGD
Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan pertolongan segera
akan di arahkan ke poliklinik
Jika RS belum mempunyai pelayanan spesialistik tertentu maka pasien
disarankan untuk di rujuk
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi,
termasuk juga pemeriksaan psikologik
D. Pemeriksaan Penunjang (Pemeriksaan Laboratorium, Pencitraan Radiologi)
Sebelumnya pasien yang sudah membawa hasil laboratorium atau pemeriksaan
imaging akan tetap di periksa, kemudian jika memerlukan penanganan lebih lanjut
akan di konsulkan ke dokter spesialis sesuai penyakit. Konsultasi dapat di lakukan
melalui IGD atau di arahkan ke praktek di poliklinik.
BAB IV

DOKUMENTASI

Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD dan poliklinik
LAMPIRAN : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

1. SPO Skrining

Anda mungkin juga menyukai