Anda di halaman 1dari 14

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

UMUM H. DAMANHURI BARABAI


NOMOR : 445/001/AKRE-APK/ RSUD /2017
TANGGAL : 6 JUNI 2017

PANDUAN TRANSFER PASIEN


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. DAMANHURI BARABAI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak
selamanya pasien bisa mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan
yang sesuai dengan kondisi pasien sehingga pasien harus dirujuk
atau dipindahkan ke ruang perawatan lain atau rumah sakit lain yang
dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi pasien tersebut.
Pelaksanaan transfer pasien dapat dilakukan antar unit di dalam
rumah sakit (intra rumah sakit) atau antar rumah sakit (inter rumah
sakit).
Transfer pasien ke rumah sakit lain dapat dilakukan apabila kondisi
pasien layak untuk ditransfer/transportable. Prinsip dalam
melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan dan
keamanan pasien saat menjalani transfer.
Transfer pasien dimulai dengan melakukan koordinasi dan
komunikasi pra transportasi pasien, menentukan SDM yang akan
mendampingi pasien, menyiapkan peralatan yang disertakan saat
transfer dan monitoring pasien pasien selama transfer. Transfer
pasien hanya boleh dilakukan oleh staf medis dan staf keperawatan
yang kompeten serta petugas professional lainnya yang sudah terlatih.

B. Pengertian Transfer
Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu unit pelayanan
ke unit pelayanan lain di dalam rumah sakit (intra rumah sakit) atau
memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain (
antar rumah sakit).

C. Tujuan
Agar pelayanan transfer pasien di Rumah Sakit Umum Daerah H.
Damanhurii Barabai dapat dilaksanakan secara profesional dengan
memperhatikan keselamatan pasien serta sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
BAB II
RUANG LINGKUP DAN TATA KELOLA

A. Transfer Pasien Antar Rumah Sakit/Inter Rumah Sakit:


a. Transfer pasien antar unit di RSUD H.Damanhuri Barabai.
b. Transfer pasien dari RSUD H.Damanhuri Barabai ke rumah
sakit lain

B. Transfer pasien didalam rumah sakit terdiri dari:


1. Transfer pasien dari UGD ke ruang perawatan, ruang perawatan
intensif, kamar operasi, kamar bersalin, dan ruang radiologi
2. Transfer pasien dari poliklinik ke UGD, kamar bersalin dan kamar
operasi
3. Transfer pasien dari ruang perawatan ke kamar operasi, kamar
bersalin dan ruang perawatan intensif
4. Transfer pasien dari ruang intensif ke ruang perawatan dan kamar
OK.
Sebelum memindahkan pasien ke unit yang dituju di rumah sakit,
harus dipastikan pasien dalam keadaan stabil, melakukan serah
terima dengan unit yang dituju dan unit tersebut sudah siap untuk
menerima pasien.

C. Pengaturan Transfer
1. Yang bertugas sebagai tim transfer di RSUD H.Damanhuri Barabai
adalah Perawat dan atau dokter serta supir ambulans yang telah
diberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar/BHD.
2. Perawat dan Dokter adalah tenaga kompeten yang telah
mendapatkan pelatihan penanganan kegawat daruratan.
3. Tim transfer bersama DPJP berwenang memutuskan metode
transfer yang diperlukan sesuai dengan kondisi pasien.
4. Berikut ini adalah metode transfer yang ada di RSUD H.Damanhuri
Barabai :
a. Layanan antar jemput pasien
Merupakan layanan untuk pasien RSUD H.Damanhuri Barabai
dengan tim transfer, dimana tim tersebut akan menjemput
pasien dari rumah atau rumah sakit jejaring untuk dibawa ke
RSUD H.Damanhuri Barabai.
b. Tim transfer lokal
RSUD H.Damanhuri Barabai memiliki tim transfer sendiri yang
akan mengirimkan pasiennya ke rumah sakit lain.
c. Ambulans gawat darurat 118 atau sejenisnya
Digunakan bila pasien memerlukan fasilitas dan petugas
transfer yang tidak dapat disediakan oleh RSUD H.Damanhuri
Barabai.

D. Keputusan Melakukan Transfer


1. Keputusan untuk mentransfer pasien inter rumah sakit dilakukan
melalui tahapan asesmen, komunikasi, dokumentasi /pencatatan,
pemantauan, penatalaksanaan, serah terima pasien ke rumah
sakit rujukan.
2. Keputusan untuk melakukan transfer melibatkan DPJP dengan
pertimbangan yang matang karena transfer berpotensi untuk
mengekspos pasien dan personil rumah sakit terhadap risiko
bahaya tambahan.
3. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan nama
dokter yang mengambil keputusan, tanggal dan waktu
pengambilan keputusan serta alasan yang mendasari.
4. Alasan mentransfer pasien keluar RSUD H.Damanhuri Barabai,
yaitu :
a. Transfer untuk penanganan dan perawatan spesialistik lebih
lanjut sesuai dengan asesmen kebutuhan pasien yang tidak
dapat dipenuhi di RSUD H.Damanhuri Barabai.
b. Transfer antar rumah sakit untuk alasan non-medis karena
ruangan penuh, fasilitas kurang mendukung dan asuransi
pasien tidak bekerja sama dengan RSUD H.Damanhuri Barabai.
5. Melakukan informed consent kepada pasien dan/atau keluarga
tentang alasan melakukan transfer inter rumah sakit.
6. Sebelum menstransfer pasien, dokter anggota tim transfer
menghubungi rumah sakit yang akan dituju untuk memastikan
bahwa rumah sakit tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasien.
7. Proses pengaturan transfer dicatat dalam status rekam medis
pasien yang akan dirujuk.
8. Jika menggunakan ambulans gawat darurat 118 atau sejenisnya,
tim transfer rumah sakit menghubungi pusat layanan ambulans
tersebut untuk menginformasikan tentang jadwal transfer pasien.

E. Stabilisasi sebelum transfer


1. Transfer hanya dapat dilakukan bila kondisi pasien stabil dan
layak untuk ditransfer (transportable)
2. Hal yang penting untuk dilakukan sebelum transfer :
a. Pastikan bahwa pasien layak untuk ditransfer (Hemodinamik
stabil)
b. Amankan patensi jalan nafas.
Pada pasien dengan gangguan patensi jalan nafas yang
memerlukan ventilator, transfer dilakukan dengan
menggunakan ambulan gawat darurat 118 atau sejenisnya
c. Jika terpasang jalur atau akses vena, pastikan adekuat
d. Jika terdapat Pneumothoraks selang drainase dada (Water
Sealed Drainage/WSD) harus terpasang dan tidak boleh diklem
e. Pasang kateter urin dan Nasogastric tube (NGT) jika diperlukan.
f. Pemberian terapi atau tatalaksana tidak boleh ditunda saat
menunggu pelaksanaan transfer
g. Seluruh peralatan dan obat-obatan harus dicek ulang oleh tim
transfer
h. Gunakan daftar persiapan transfer pasien untuk memastikan
bahwa semua persiapan yang diperlukan telah lengkap dan
tidak ada yang terlewat

F. Pendampingan Pasien Selama Transfer


1. Pasien dengan sakit berat/kritis harus didampingi oleh minimal 2
orang tenaga medis.
2. Kebutuhan akan tenaga medis/petugas yang mendampingi pasien
bergantung pada kondisi/situasi klinis dari tiap kasus
(tingkat/derajat beratnya penyakit/ kondisi pasien)
3. Sebelum melakukan transfer, petugas yang mendampingi harus
mengerti tentang kondisi pasien dan aspek-aspek lainnya yang
berkaitan dengan prosedur transfer.
4. Berikut ini adalah pasien-pasien yang tidak memerlukan
pendampingan perawat selama proses transfer antar rumah sakit
berlangsung:
a. Pasien yang atas dasar asesmen DPJP tidak memerlukan
pendampingan oleh dokter (hanya didampingi perawat).
b. Pasien yang tidak menggunakan ventilator
c. Pasien dengan perintah Do Not Resuscitate (DNR)
d. Pasien dengan kondisi stabil yang dirujuk untuk pemeriksaan
penunjang.
5. Berikut adalah panduan perlu atau tidaknya dilakukan transfer
berdasarkan tingkat / derajat kebutuhan perawatan pasien kritis
(keputusan harus dibuat oleh dokter ICU/DPJP)
a. Derajat 0 :
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat
biasa di unit RSUD H.Damanhuri Barabai yang dituju, biasanya
tidak perlu didampingi oleh dokter (hanya didampingi perawat).
b. Derajat 1 :
Pasien dengan resiko perburukan kondisi atau pasien yang
sebelumnya menjalani perawatan di ICU yang sudah mengalami
perbaikan keadaan umum, dimana membutuhkan ruangan
perawatan biasa dengan saran dan dukungan tambahan dari
tim perawatan kritis; dapat didampingi oleh perawat, dan atau
dokter (selama transfer).
c. Derajat 2 :
Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat,
termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau
perawatan paska operasi dan pasien yang sebelumnya di rawat
di ICU, harus didampingi oleh petugas yang kompeten, terlatih
dan berpengalaman (biasanya dokter dan perawat anggota
blueteam).
d. Derajat 3 :
Pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan lanjut
(advanced respiratory support) atau bantuan pernafasan dasar
(basic respiratory support) dengan dukungan /bantuan pada
minimal 2 sistem organ , termasuk pasien yang membutuhkan
penanganan kegagalan multi organ; harus didampingin oleh
petugas yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya
dokter dan perawat ICU / anggota blueteam).
6. Petugas yang mendampingi harus membawa telepon genggam
selama transfer berlangsung yang berisi nomor telepon RSUD
H.Damanhuri Barabai dan rumah sakit tujuan.
7. Keselamatan adalah parameter yang penting selama proses
transfer.

G. Kompetensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang harus dibawa


Selama Transfer
1. Kompetensi SDM untuk transfer intra RSUD H.Damanhuri
Barabai.

PETUGAS KETRERAMPILAN YANG PERALATAN


PASIEN
PENDAMPING DIBUTUHKAN UTAMA

DERAJAT Perawat Bantuan Hidup Dasar


0 ( BHD)

DERAJAT Perawat Bantuan Hidup Dasar Oksigen


1
Pelatihan tabung gas Suction

Pemberian obat-obatan Tiang infus


portabel
Ketrampilan suction
Pompa infus
Kenal akan tanda
dengan baterai
deteriorasi
Oksimetri
denyut

DERAJAT Perawat Semua ketrampilan Semua


2 diatas, ditambah, peralatan di
Perawat Blue
atas,
Team Pengalaman dalam
ditambah;
perawatan intensif
Dokter
(oksigenasi, sungkup Monitor EKG
pernapasan, dan tekanan
defibrillator, monitor) darah

Defibrillator

DERAJAT Perawat Perawat : Monitor ICU


3 portabel yang
Perawat Blue Perawat Blue Team
lengkap
Team dengan pengalaman
kerja dinas di IGD/ICU Ventilator atau
Dokter
minimal 2 tahun peralatan
Dokter transfer yang
Sudah lulus Diklat
anestesi memenuhi
Blue Team Lanjutan
standar
Sudah lulus Diklat
minimal
BTCLS

Dokter :

Pernah bertugas di
IGD/ ICU minimal 6
bulan

Sudah lulus diklat


ATCLS

Sudah lulus diklat


Blue Team Lanjutan

TRANSFER INTRA RSUD H.Damanhuri Barabai


a. Standar : Pemantauan minimal, pelatihan, dan petugas yang
berpengalaman, diaplikasikan pada transfer intra- dan antar-
rumah sakit
b. Sebelum transfer, lakukan analisis mengenai risiko dan
keuntungannya
c. Sediakan kapasitas cadangan oksigen dan daya baterai yang
cukup untuk mengantisipasi kejadian emergensi
d. Peralatan listrik harus terpasang ke sumber daya (stop kontak)
dan oksigen sentral digunakan selama perawatan di unit tujuan
e. Petugas yang mentransfer pasien ke ruang pemeriksaan radiologi
harus paham akan bahaya potensial yang ada
2. Kompetensi SDM untuk transfer antar rumah sakit
PERALATAN
PETUGAS KETRERAMPILAN UTAMA DAN
PASIEN PENDAMPING YANG DIBUTUHKAN JENIS
KENDARAAN
DERAJAT Perawat dan Bantuan Hidup Dasar Ambulans
0 Petugas ( BHD) Emergency

ambulans KIT
DERAJAT Perawat dan Bantuan Hidup Ambulans
1 Petugas Dasar Emergency
ambulans Penanganan KIT
Kegawatdaruratan Suction
DERAJAT Perawat dan Bantuan Hidup Ambulans
2 Petugas Dasar Emergency
ambulans Diklat Blue Team KIT
Perawat BTCLS/ATCLS Alkes :
Blue Team monitor, infus
Dokter pump, syringe
pump
Defibrilator
jika
diperlukan
DERAJAT Perawat dan Perawat : Ambulance
3 Petugas Perawat Blue Team advance
ambulans dengan pengalaman lengkap
Perawat kerja dinas di dengan
Blue Team IGD/ICU minimal 2 ventilator
Dokter tahun portable
Dokter Sudah lulus Diklat Ambulan 118
anestesi Blue Team Lanjutan atau
Sudah lulus Diklat sejenisnya
BTCLS
Dokter :
Pernah bertugas di
IGD/ ICU minimal 6
bulan
Sudah lulus diklat
ATCLS
Sudah lulus diklat
Blue Team Lanjutan

H. Pemantauan Obat dan Peralatan Selama Transfer Pasien


1. Selama proses transfer pasien tetap dimonitor
2. Standar pelayanan dan pemantauan pasien selama transfer
setidaknya harus sebaik pelayanan di RSUD H.Damanhuri
Barabai.
3. Peralatan pemantauan harus dipastikan tersedia dan berfungsi
dengan baik sebelum transfer dilakukan.
4. Tim transfer yang terlibat harus memastikan ketersediaan obat-
obat emergency yang diperlukan, antara lain :
a. Adrenalin/Epinefrin
b. Anti aritmia
c. Obat sedasi
d. Analgesik
e. Relaksan otot
f. Obat inotropik
5. Hindari penggunaan tiang dengan selang infus yang terlalu banyak
agar akses terhadap pasien tidak terhalang dan stabilitas brankar
terjaga dengan baik
6. Tabung oksigen transport harus aman dan terpasang dengan baik
7. Monitor portable dapat memperlihatkan elektrokardiogram (EKG),
saturasi oksigen dan pengukuran tekanan darah.
8. Semua peralatan medis yang digunakan selama proses transfer
harus terkalibrasi
9. Pasien harus dipantau secara terus menerus selama transfer dan
dicatat di lembar pemantauan.

I. Alat Transportasi untuk transfer pasien antar rumah sakit


1. Gunakan mobil ambulan RSUD H.Damanhuri Barabai atau
ambulan gawat darurat 118 atau sejenisnya. Mobil dilengkapi
soket listrik 12 V, suplai oksigen, monitor dan peralatan lainnya
2. Sebelum melakukan transfer, pastikan kebutuhan-kebutuhan
untuk transfer pasien terpenuhi
3. Standar peralatan di ambulans:
a. Tabung oksigen transport
b. Monitor pasien
c. Suction
d. Syringe/Infusions pump

J. Dokumentasi dan penyerahan pasien transfer antar rumah sakit


1. Lakukan pencatatan yang jelas dan lengkap dalam semua tahapan
transfer dan harus mencakup:
a. Kondisi pasien secara jelas
b. Alasan melakukan transfer
c. Nama DPJP yang merujuk
d. Hasil monitoring pasien (tanda vital dan terapi yang diberikan
selama transfer berlangsung)
2. Pada surat pengantar rujukan disertakan Resume Medis Pasien
3. Saat tiba di rumah sakit tujuan, harus ada proses serah terima
pasien dari tim transfer dengan pihak rumah sakit rujukan yang
akan bertanggung jawab terhadap perawatan pasien selanjutnya.
4. Proses serah terima pasien harus mencakup pemberian informasi
(baik secara verbal maupun tertulis) mengenai riwayat penyakit
pasien, tanda vital, hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium
dan radiologi), terapi dan kondisi klinis selama transfer
berlangsung
5. Hasil pemeriksaan laboratorium, radiologi dan yang lainnya harus
diserahkan kepada petugas rumah sakit tujuan

K. Komunikasi dalam Transfer Pasien Antar Rumah Sakit


1. Pasien (jika memungkinkan) dan keluarganya harus diberitahu
mengenai alasan transfer dan rumah sakit tujuan.
2. Pastikan bahwa rumah sakit tujuan dapat dan setuju untuk
menerima pasien sebelum dilakukan transfer
3. Konfirmasi dilakukan oleh dokter IGD/dokter ruangan untuk
mendiskusikan mengenai kebutuhan medis pasien dengan
dokter di rumah sakit tujuan.
BAB III
DOKUMENTASI

Buatlah catatan yang jelas dan lengkap selama transfer :


1. Dokumentasi ini akan digunakan sebagai acuan data dasar dan
sarana audit
2. RSUD H.Damanhuri Barabai bertanggung jawab untuk menjaga
berlangsungnya proses pelaporan insidens yang terjadi dalam
transfer dengan menggunakan protokal standar RSUD
H.Damanhuri Barabai.
3. Data audit akan ditinjau ulang secara teratur oleh RSUD
H.Damanhuri Barabai.

DAFTAR PUSTAKA
Association of Anaesthetists of Great Britain dan Ireland (2009). AAGBI
safety guideline: interhospital transfer. London
Welsh Assembly Government (2009). Designed for life: Welsh guidelines for
the transfer of critically ill adult; 2009
Warren J, Fromm RE, Orr RA, Rotello LC, Horst M (2004). Guidelines for
the inter- and intrahospital transport of critically ill patients. American
College of Critical Care Medicine. Crit Care Med. 2004;1:256-62.
North West London Cardiac and Stroke Network (2010). Web-based
interhospital transfers: user guide. London: NHS

Anda mungkin juga menyukai