ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN
PADA KLIEN HIPERTENSI DI
RS.A.,DADI,TJOKRODIPO
TAHUN 2023
Oleh:
RYAN ADITYA
NIM: 2014401086
2
3
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensional. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (PPNI, 2016).
Dalam penyusunan pernyataan diagnosa keperawatan perlu di
bedakan dengan penyusunan pernyataan diagnosa medik, mengingat ada
beberapa hal yang terdapat dalam diagnosa keperawatan dan tidak ada
dalam diagnose medik sebagai mana di bawah ini
Tabel 1
Perbedaan Diagnosa Medik dan Keperawatan
Diagnosa medic Diagnosa keperawatan
Memguraikan proses patologis (penyakit Menguraikan respon individu terhadap
secara spesipik) proses penyakit yang di alami klien
Sifatnya relative konstan (tetap) Sifatnya akan berubah apabila respon pun
berubah
Sumber: Hidayat (2015)
7
Tabel 2
Diagnosa keperawatan
Diagnosa
Etiologi Tujuan Kondisi klinis
keperawatan
Gangguan rasa 1. Gejala Tanda mayor Tanda minor 1. Penyakit
nyaman penyakit Subjektif Subjektif kronis
2. Kurang 1. Mengeluh 1. Mengeluh 2. Keganasan
pengendalian tidak nyaman sulit tidur 3. Kehamilan
situasional/ 2. Tidak
lingkungan mampu
3. Ketidak Objektif
rileks
adekuatan 1. Gelisah 3. Mengeluh
sumber daya kedinginan/
(misal kepanasan
Dukungan 4. Merasa
finansial,sosia gatal
l, dan 5. Mengeluh
pengetahuan) mual
4. Kurangnya 6. Mengeluh
privasi lelah
5. Gangguan
stimulus Objektif
lingkungan
1. Menunjuk
6. Efek samping
an gejala
terapi (misal
distress
Medikasi,
2. Tampak
radiasi, kemo
merintih/
terap)
meringis
7. Gangguan
3. Pola
adaptasi
eliminasi
lingkungn
berubah
4. Postur
tubuh
berubah
5. Iritabilitas
diaphoresis
Gangguan 1. Hiperglikemia Tanda mayor Tanda minor 1. Tromboflebi
perfusi 2. Penurunan Subjektif: Subjektif: tis.
jaringan konsentrasi 2. Diabetes
gemoglobin (Tidak tersedia). 1. Parastesia. melitus.
3. Peningkatan Objektif: 2. Nyeri 3. Anemia.
tekanan darah ekstremitas 4. Gagal
4. Kekurangan (klaudikasi Jantung
1. Pengisian
volume cairan intermiten) kongenital.
kapiler >3
5. Penurunan Objektif: 5. Kelainan
detik.
aliran arteri dan jantung
2. Nadi perifer
/ atau vena kongenital/
menurun atau 1. Edema.
6. Kurang terpapar 6. Thrombosis
tidak teraba. 2. Penyembuh
informasi arteri.
3. Akral teraba an luka
tentang faktor 7. Varises.
dingin. lambat.
pemberat (mis. 8. Trombosis
4. Warga kulit 3. Indeks
merokok, gaya vena dalam.
pucat. ankle-
hidup monoton, 9. Sindrom
5. Turgor kulit brachial <
trauma, komparteme
menurun 0,90.
obesitas, asupan n.
4. Bruit
garam,
femoral.
imobilitas)
7. Kurang terpapar
informasi
tentang proses
penyakit (mis.
diabetes
melittus,
hiperlipidemia)
8. Kurang
aktivitas fisik
3. Intervensi keperawatan
Intervensi adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome)yang diharapkan. sedangkan tindakan keperawatan adalah
perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan. pada intervensi
keperawatan terdiri dari observasi, terpeutik, edukasi, kolaborasi (PPNI,
2018). Merupakan suatu proses menyusun berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menururnkan atau
mengurangi masalah-masalah klien. Tahap perencanaan ini dapat di
laksanakan dengan berbagai kegiatan atau tahap diantaranya penentuan
11
N Diagnos
Tujuan Intervensi keperawatan
o keperawatana
1 Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
nyaman keperawatan selama 5x7 Observasi
jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri menurun dengan durasi, frekuensi, kualitas,
kriteria hasil: danintensitas nyeri.
1. Keluhan nyeri Menurun 2. Identifikasi skala nyeri.
2. Meringis Menurun. 3. Identifikasi faktor yang
3. Gelisah Menurun. memperberat dan memperingan
4. Kesulitan tidur Menuru nyeri
Teraupetik
1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangirasa nyeri
(misal. aromaterapi, dan nafas
dalam).
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (misal.
suhuruangan, kebisingan).
Edukasi
12
Edukasi kesehatan
1. Jelaskan prosedur, termasuk
sensai yang memungkinkan
2. Informasikan secara factual
mengenal diagnosa, pengobatan,
dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk selalu
bersama pasien
4. Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitip
5. Ajurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
6. Latihan kegiatan pegalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Latihan tehnik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
antiansietas
13
Teraupetik
1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangirasa nyeri
(misal. aromaterapi, dan nafas
dalam).
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (misal.
suhuruangan, kebisingan).
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicunyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
3. ajarkan teknik nonfarmakologis
untukmengurangi rasa nyeri
(terapi kompres hangat).
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
15
5. Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan,
kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidak masalah pasien,
mencapai tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan. Evaluasi
merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus
terhadap respon pasien pada tindakankeperawatan yang telah dilakukan.
Evaluasi proses atau promotif dilakukan setelah menyelesaikan tindakan.
Evaluasidapat dilakukan menggunakan SOAP (Subjective, Objective,
Assesment, and Planning) sebagai pola fikirnya.
a. S: Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
b. O: Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
c. A: Analisa data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah tidak teratasi,
atau muncul masalah baru.
d. P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon pasien. Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi
meliputi:
1) Masalah teratasi, jika pasien menunjukan perubahan sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2) Masalah teratasi sebagian, jika pasien menunjukan sebagian dari
kriteria hasil yang ditetapkan.
3) Masalah belum teratasi, jika pasien tidak menunjukan perubahan
dan kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
4) Muncul masalah baru, jika pasien menunjukkan adanya
perubahan kondisi atau Muncul nya masalah baru
17
C. Konsep Penyakit
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan
Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan
gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021).
Seseorang dinyatakan hipertensi apabila seseorang memiliki
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk tekanan darah
diastolik ketika dilakukan pengulangan (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, 2011).
2. Penyebab Hipertensi
Ada 2 macam hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021) yaitu:
a. Hipertensi esensial
hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui penyebabnya.
Sekitar 10-16% orang dewasa yang mengidap penyakit tekanan
darah tinggi ini.
b. Hipertensi sekunder
hipertensi yang diketahui penyebabnya. Sekitar 10 % orang yang
menderita hipertensi jenis ini. Beberapa penyebab hipertensi
menurut (Musakkar & Djafar, 2021), antara lain:
1) Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang
mengidap hipertensi maka besar kemungkinan orang tersebut
menderita hipertensi.
2) Usia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah
usia seseorang maka tekanan darah pun akan meningkat.
3) Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang.
21
4) Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh
darah, sehingga mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan
tekanan darah pun akan meningkat.
5) Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki
risiko lebih tinggi mengidap hipertensi.
6) Stress
Stres merupakan masalah yang memicu terjadinya
hipertensi di mana hubungan antara stres dengan hipertensi
diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat
menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu)
(Ladyani et al., 2021).
7) Rokok
Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi,
jika merokok dalam keadaan menderita hipertensi maka akan
dapat memicu penyakit yang berkaitan dengan jantung dan
darah.
8) Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman
bersoda dapat meningkatkan tekanan darah.
9) Alkohol
Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan
tekanan darah.
10) Kurang olahraga
Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan
tekanan darah, jika menderita hipertensi agar tidak melakukan
olahraga berat.
3. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 4
Klasifikasi Hipertensi
22
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut (Righo, 2014) penatalaksanaan hipertensi ada 2 yaitu
farmakologi dan non farmakologi
a. Farmakologi (Obat-obatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat
anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulkan intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkin penggunaan jangka panjang.
b. Non Farmakologi
1) Diet
pembatasan atau kurangi konsumsi garam. Penurunan berat
badan dapat membantu menurunkan tekanan darah bersama
dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan penurunan
kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
ikut berpartisipasi pada setiap kegiatan yang sudah
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan, seperti berjalan, jogging, bersepeda, atau berenang.
3) Istirahat yang cukup
Istirahat dengan cukup memberikan kebugaran bagi tubuh
dan mengurangi beban kerja tubuh.
4) Kurangi stress
25
9. Phatway Hipertensi
Elestisitas arteriosclerosis
Hipertensi
Kerusakan vaskuer
Pembulu darah
vasokontraksi
gangguan sirkulasi
retensi Na
edema
26
Gambar 1
Phatway Hipertensi
Sumber: (Doenges,2014)