Kesadaran pasien composmentis, ekspresi wajah terlihat menahan nyeri dan sedikit meringis
apabila menggerakkan tubuh.
2) Vital sign
4) Kepala
Mulai dari bentuk kepala, ekspresi wajah, ada jejas atau tidak di wajah, wajah pucat atau
Tidak.
5) Genetalia
6) Leher
7) Mulut Meliputi kebersihan mulut, ada atau tidak pembengkakan pada gusi, dan ada tidaknya
perdarahan di mulut dan bibir, dan menilai keadaan bibir lembab atau tidak.
8) Abdomen Apakah ada kelainan pada warna kulit abdomen, ada jejas atau tidak, terdapat nyeri
tekan atau tidak, bising usus normal atau tidak.
9) Ekstremitas Ada atau tidaknya kelainan, dan apakah ada keterbatasan dalam melakukan
pergerakan di ekstremitas.
10) Terapi Jenis terapi yang diberikan kepada pasien, seperti pemberian obat.
Berdasarkan diagnosa keperawatan resiko infeksi maka intervensi yang bisa dilakukan adalah :
Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif Setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pasien dapat memenuhi kriteria hasil:
Tindakan :
Observasi
-Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
-Berikan perawatan kulit
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarka cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
Implementasi Menurut Kozier, Glenora, Berman, dan Snyder (2011) implementasi adalah fase saat
perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi NIC, implementasi
terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan
intervensi. Perawat mendelegasikan tindakan untuk intervensi yang sudah disusun dalam tahap
perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat tindakan serta respon
pasien terhadap tindakan yang sudah diberikan.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut Kozier, Glenora, Berman, dan Snyder (2011) adalah menilai atau
menghargai. Evaluasi adalah fase terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah aktivitas yang
sudah direncanakan, berkelanjutan, dan terarahEvaluasi yang digunakan yaitu SOAP yang meliputi
respon subjek (respon pasien), respon objek (respon yang dilihat dari pihak perawat), apakah masalah
sudah teratasi atau belum, dan apabila masalah belum teratasi harus dicantumkan rencana selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1
Cetakan 11.Jakarta: PPNI.
PPNI.(2022). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1 Cetakan 111.Jakarta: PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi
1 Cetakan 11. Jakarta: PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI,(2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia