Anda di halaman 1dari 9

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)

GANGGUAN POLA TIDUR

MATA KULIAH: PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR

Oleh :

Eris Wibiana Herawati 230170100111043

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023
1. Pengertian
Gangguan pola tidur merupakan keadaan ketika individu mengalami suatu
perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan
rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Madeira,
Wiyono and Ariani, 2019). Gangguan pola tidur merupakan suatu kondisi
dimana seseorang mengalami resiko perubahan jumlah dan kualitas pola tidur
yang menyebabkan ketidaknyamanan diantaranya Insomnia, Hypersomnia,
Narkolepsi, Parasamnia, Sudden Infant Death Syndrome (Mauliku, 2020).
Gangguan pola tidur merupakan gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal (PPNI, 2017).
2. Penyebab
Penyebab gangguan tidur pasien meliputi banyak faktor, antara lain aspek
lingkungan yaitu pencahayaan, kebisingan, interaksi pasien, dan penyedia
pelayanan kesehatan serta prosedur perawatan (Aziz and Warsono, 2022).
Penyebab gangguan pola tidur menurut PPNI tahun 2017 yaitu hambatan
lingkungan (mis: kelembaban lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan atau
pemeriksaan atau tindakan), kurang kontrol tidur, kurang privasi, restraint fisik,
ketiadaan teman tidur, tidak familiar dengan peralatan tidur) (PPNI, 2017).
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala gangguan pola tidur menurut PPNI (2017) dibagi menjadi
dua yaitu :
1) Gejala dan tanda mayor:
a. Secara subjektif klien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh
istirahat tidak cukup.
b. Secara objektif tidak ada gejala mayor dari gangguan pola tidur
2) Gejala dan tanda minor:
a. Secara subjektif klien mengeluh kemampuan beraktivitas meurun
b. Secara objektif tidak ada gejala minor dari gangguan pola tidur
4. Kondisi Klinis Terkait (Patofisiologi sampai dengan Diagnosis
Keperawatan)
5. Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Kognitif
- Pasien dan keluarga memahami penyebab gangguan pola tidur yang
dialami
- Pasien dan keluarga mengetahui cara mengatasi gangguan pola tidur
yang dialami
b. Psikomotor
- Pasien dapat melakukan dan menerapkan terapi relaksasi atau
dukungan tidur yang lainnya dengan benar sehingga dapat membantu
menurunkan keluhan sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, pola
tidur berubah, keluhan istirahat tidak cukup dan kemampuan
beraktifitas.
c. Afektif
- Pasien aktif melakukan dan menerapkan terapi relaksasi atau
dukungan tidur yang lainnya dengan benar sehingga dapat membantu
menurunkan keluhan sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, pola
tidur berubah, keluhan istirahat tidak cukup dan kemampuan
beraktifitas.
6. Tindakan Keperawatan
a. Tindakan pada klien
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien
menyesuaikan dengan kondisi dan penyebab timbulnya gangguan pola
tidur. Tindakan yang dapat diberikan kepada pasien gangguan pola tidur
menurut SIKI (2018) yaitu:
- Intervensi utama:
• Dukungan tidur
• Edukasi aktivitas atau istirahat
- Intervensi pendukung:
• Dukungan kepatuhan program pengobatan
• Dukungan meditasi
• Dukungan perawatan diri
• Fototerapi gangguan mood atau tidur
• Latihan otogenik
• Manajemen demensia
• Manajemen energi
• Manajemen lingkungan
• Manajemen medikasi
• Manajemen nutrisi
• Manajemen nyeri
• Manajemen penggantian hormon
• Pemberian obat oral
• Pengaturan posisi
• Promosi koping
• Promosi latihan fisik
• Reduksi ansietas
• Teknik menenangkan
• Terapi aktivitas
• Terapi musik
• Terapi pemijatan
• Terapi relaksasi
• Terapi relaksasi otot progresif
b. Tindakan pada keluarga
Tindakan pada keluarga yang diberikan kepada pasien disesuaikan
dengan kondisi dan penyebab timbulnya gangguan pola tidur. Tindakan
tersebut meliputi:
- Ajarkan pada keluarga terapi relaksasi atau cara nonfarmakologi
lainnya untuk memandu pasien melakukan terapi tersebut.
- Ajarkan keluarga untuk memberikan posisi dan lingkungan yang
nyaman saat tidur.
- Sampaiakan kepada keluarga untuk selalu memantau aktivitas dan jam
tidur pasien serta memastikan pasien tidur dengan waktu yang cukup
dan nyaman.
7. Tindakan Kolaborasi
Tindakan kolaborasi yang diberikan kepada pasien disesuaikan dengan
kondisi dan penyebab timbulnya gangguan pola tidur. Tindakan kolaborasi
yang dapat diberikan kepada pasien gangguan pola tidur menurut SIKI (2018)
yaitu:
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi
- Kolaborasi dengan rehabilitasi medis atau ahli fisiologi olahraga
- Kolaborasi pemberian obat antlansietas
- Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitor
program aktivitas
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas
8. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
Menurut (Nursalam, 2018) beberapa factor yang perlu dikaji sebelum
pasien pulang adalah:
a. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit
b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal dalam keluarga
c. Keinginan keluarga pasien dalam menerima bantuan serta kemampuan
mereka memberi perawatan
d. Bantuan yang di perlukan oleh pasien
e. Pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti makan, eliminasi,
istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari bahaya,
komunikasi, keagamaan, rekreasi dan sekolah
f. Sumber dan system pendukung yang ada di masyarakat
g. Sumber finansial dan pekerjaan
h. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah di rawat
i. Kebutuhan perawatan dan supervise di rumah.
Dukungan pelayanan kesehatan pada saat pasien keluar rumah sakit yaitu
mungkin membutukan bantuan sosial, nutrisi, keuangan, psikologi atau
bantuan lain pada saat pasien keluar rumah sakit, maka proses discharge
planning harus dilakukan secara terintegrasi yang melibatkan semua
profesional pemberi asuhan (PPA), karena yang perlu diperhatikan saat
discharge planning secara kompleks yaitu, dimuali sejak pasien masuk rawat
inap yang melibatkan semua PPA terkait kondisi kesehatan pasien.
Sedangkan untuk resume pasien pulang dibuat untuk semua pasien rawat
inap. Ringkasan pulang berisi tentang:
• Ringakasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan diagnostik
• Idikasi pasien dirawat inap, diagnosa dan komorbiditas lain
• Prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan
• Memuat obat yang diberikan termasuk obat setelah pasien keluar dari
rumah sakit
• Memuat kondisi kesehatan terkini pasien saat akan pulang dari rumah sakit
• Memuat instruksi tindak lanjut serta edukasi kepada pasien dan keluarga
• Rumah sakit juga menetapkan ringkasan pulang kepada pihak yang
berkepentingan
• Ringkasan pasien pulang dibuat sebelum pasien keluar dari rumah sakit
oleh dokter DPJP
• Salinan ringkasan di buat tiga yaitu untuk pasien atau tenaga kesehatan
yang akan memberikan pelayanan lanjutan, untuk dokumentasi di rekam
medis, dan satunya lagi ke pihak penjamin sesuai regulasi rumah sakit.
9. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan.
Evaluasi keperawatan ialah evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap
diagnosis keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu
evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respons
(jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian
terhadap perkembangan kemajuan ke arah tujuan atau hasil akhir yang
diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu
evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi keperawatan
di lakukan. Format evaluasi yang digunakan adalah SOAP. S (Subjective) yaitu
pernyataan atau keluhan dari pasien, O (Objective) yaitu data yang diobservasi
oleh perawat atau keluarga, A (Analisys) yaitu kesimpulan dari objektif dan
subjektif, P (Planning) yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan analisis.
Data yang diperoleh dari respon pasien gangguan pola tidur yaitu:
a. S (Subjektif)
• Pasien tidak mengeluh sulit tidur
• Pasien tidak mengeluh sering terjaga
• Pasien merasa puas tidur
• Pasien tidak mengeluh pola tidur berubah
• Pasien mengatakan istirahat cukup
• Pasien tidak mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
b. O (Objektif)
• Pasien tampak rileks
• Kantung mata pasien tampak mulai memudar
c. A (Anlisis)
Tindak lanjut dan penentuan apakah implementasi akan dilanjutkan atau
sudah terlaksana dengan baik.
• Tujuan tercapai apabila respon pasien sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil
• Tujuan belum tercapai apabila respon tidak sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan.
d. P (Planning)
• Pertahankan kondisi pasien apabila tujuan tercapai
• Lanjutkan intervensi apabila terdapat tujuan yang belum mampu
dicapai oleh pasien
10. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut masalah keperawatan ini adalah dengan
menganjurkan pasien dan keluarga untuk melakukan relaksasi otot progresif,
melakukan teknik relaksasi lainnya, mengatur lingkungan yang nyaman serta
tetap memantau kepatuhuan menepati jadwal tidur rutin yang telah dibuat.
11. Daftar Pustaka
Aziz, L. F. and Warsono (2022) ‘Pengaruh Earplug Dan Eye Mask Terhadapi
Kualitas Tidur Pada Pasien Di Intensive Care Unit’, Prosiding Seminar
Nasional UNIMUS, 5, pp. 1183–1191. Available at:
https://prosiding.unimus.ac.id/index.php/semnas/article/view/1287/129
2.

Madeira, A., Wiyono, J. and Ariani, N. L. (2019) ‘Hubungan Gangguan Pola


Tidur Dengan Hipertensi Pada Lansia’, Nursing News, 4(1), pp. 29–39.

Mauliku, N. E. (2020) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan


Pola Tidur Pada Perawat Di Instalasi Rawat Inap Bagian D3 Rsud
Cibabat Tahun 2014’, Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel, 14(1), pp. 34–
41. doi: 10.36051/jiki.v14i1.118.

Purwaningsih, C.I.I., 2021. Asuhan Keperawatan Pada Ny. H dengan


Gangguan Pola Tidur Pada Kasus Covid-19 Di Ruang Gandasturi RSUP
Sanglah Denpasar Tahun 2021 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan 2021).

MARETA, D.A., 2022. ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. S


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN POLA
TIDUR DAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI DI UPTD GRIYA
WREDA JAMBANGANSURABAYA (Doctoral dissertation, STIKES
HANG TUAH SURABAYA).

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
1st edn. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
1st edn. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
1st edn. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai