Anda di halaman 1dari 24

TEAMWORK PERAWATAN

PALIATIF ANAK

Alfhy Septiana Ningsih


Hamudi prasestyo
Ida Ayu Santi
Ria Andjarwati
Definisi

Outline Tujuan

Struktur tim

Peran tim
Definisi

• Perawatan paliatif pada anak adalah


perawatan yang mencakup
perawatan fisik, pikiran dan emosi
anak dan pemberian dukungan
terhadap keluarga
• Perawatan paliatif dimulai ketika anak
mulai terdiagnosis dan mendapatkan
perawatan selanjutnya
• Penyedia layanan Kesehatan harus
mengevaluasi dan meringankan
tekanan fisik, psikologis dan sosial
anak
• Perawatan paliatif membutuhkan
pendekatan multidisiplin
Tujuan
• Teamwork pada
anak bertujuan
untuk memastikan
bahwa kebutuhan
fisik, sosial,
emotional,
pendidikan dan
spiritual anak
terpenuhi

(weaver, 2015)
Struktur
Teamwork spesialis

Didalam perawatam paliatif pada anak minimal dibutuhkan 4


komponen utama

Perawat ahli dalam


Konsultan perawatan
bidang keperawatan
paliatif anak
paliatif anak

Farmasis dengan Pegiat social, praktisi,


pengalaman psikologis, social dan
keperawatan paliatif spiritual support,
anak

(NICE, 2021)
Konsultan perawatan paliatif anak

• Bertanggung jawab terhadap penatalaksanaan pasien paliatif


• Melakukan penatalaksanaan nyeri dan gejala lain apabila
terapi kausatif belum atau tidak dilakukan
• Mengkoordinasikan dengan tim penatalaksana nyeri dan
gejala lain yang memerlukan keahlian spesialis lain
• Melakukan tatalaksana gejala pada pasien stadium terminal
fase menjelang akhir kehidupan
Perawat paliatif

• Menyiapkan pelaksanaan program paliatif, baik rawat jalan,


rawat inap atau rawat rumah
• Menyiapkan peralatan medis yang diperlukan
• Mendistribusikan dan menghubungi tenaga pelaksana
kepada anggota tim atau ke unit layanan lain
• Menyusun jadwal kunjungan dan tenaga paliatif yang
diperlukan
• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program paliatif.
Farmasis

Terapi obat merupakan komponen utama dari penatalaksanaan


gejala dalam pelayanan paliatif. Apoteker memastikan bahwa
pasien dan keluarga memiliki akses penting terhadap obat-
obatan untuk pelayanan paliatif. Keahlian apoteker dibutuhkan
untuk memberikan informasi yang tepat mengenai dosis, cara
pemberian, efek samping dan interaksi obat-obatan kanker,
morfin dan anti nyeri lainnya yang diberikan kepada pasien
untuk menjalani terapi paliatifnya.
Pekerja sosial
• Menerima dan menganalisa masalah sosial
ekonomi pasien dan keluarga
• Melaksanakan program sosial medis seperti
bimbingan sosial (misalnya masalah
pendidikan dan masalah di tempat kerja)
dan memberikan alternatif pemecahan
sosial ekonomi
• Menjembatani dalam persiapan
kelengkapan administrasi untuk klaim
asuransi
• Bekerjasama dengan institusi atau badan
sosial untuk memecahkan masalahsosial
yang dihadapi pasien dan keluarga
• Evaluasi program yang telah dilaksanakan
dan melaporkan perkembangan pasien,
serta mengusulkan program baru bila
diperlukan
• Menerima permintaan
penanganan psikologi
• Menganalisa dan
menegakkan diagnosa
gangguan psikologi
• Melakukan pendekatan
psikologi sesuai kebutuhan
pasien dan keluarga
• Melakukan evaluasi
pendekatan yang telah
diberikan
• Berkoordinasi dengan
Psikolog anggota tim paliatif
Rohaniawan
• Rohaniawan membantu mengatasi pertanyaan yang berkaitan
dengan makna kehidupan.
• Rohaniawan, berkoordinasi dengan anggota tim paliatif lainnya,
diharapkan mampu menganalisa kebutuhan rohani dan keagamaan
bagi pasien dan keluarga serta memberikan dukungan dalam tradisi
keagamaan, mengorganisir ritual keagamaan yang dibutuhkan oleh
pasien kanker dan keluarganya.
Terapis
• Melakukan program rehabilitasi medis sesuai anjuran dokter spesialis
rehabilitasi medik
• Berkoordinasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medik dan anggota
tim paliatif lainnya, mengatasi keterbatasan fisik untuk melakukan
kegiatan sehari – hari sesuai kemampuan pasien dan mengatasi gejala
fisik yang timbul akibat penyakit dan terapi kanker yang dijalankan.
KASUS
Keluhan utama : Orang tua mengatakan anak nya lemas dan mengeluh
nyeri

Riwayat kesehatan sekarang : Klien masuk rumah sakit 17 April 2019. An.
C menderita penyakit Leukemia Limfositik akut sejak 2014. Ibu An.C
mengatakan sebelum dibawa RSUD Abdul Wahab Sajahranie Samarinda
klien terlihat lemas, mengalami batuk pilik lima hari yang lalu nyeri dibagian
kedua kaki dan rencana untuk kemotrapi lanjut yang ke 18 kali pada
tanggal 24 april 2019 saat di lakukan pengkajian ibu klien mengatakan
klien sering mengeluh nyeri dibagian kaki P nyeri saat kaki di gerakan Q.
seperti di timpa benda berat , R nyeri dirasakan dibagian kedua kaki , S 4,
T hilang timbul, mengeluh susah berjalan sering memegang kedua kaki
nya dan mengatakan sakit, susah menjaga keseimbangan tubuh nya saat
berdiri. kekuatan otat 5/5/3/3, ibu klien mengatakan anak nya sulit tidur
dimalam hari, jarang tidur siang , klien terlihat mengantuk dipagi hari , pola
tidur malam hanya 4-5 jam terlihat lingkaran hitam dibawah mata
• Riwayat kesehatan dahulu : Klien pernah
dirawat di rumah sakit 2 bulan yang lalu
dengan riwayat penyakit leukemia limfositik
akut klien tidak ada riwayat alergi,
penggunaan obat, dan operasi
• Riwayat kehamilan dan kelahiran: Ibu
mengatakan hamil Anak C selama 39
Minggu dan Anak C merupakan anak ke 2
• Riwayat kesehatan keluarga: Pasien
mengatakan dari keluarga ada yang
mempunyai penyakit seperti sang anak
Leukemia Limfositik akut
Data Senjang
• Nutrisi : Nafsu makan menurun/berkurang, makan hanya 4
sendok
• Tidur : tidur malam hanya 5 jam, tidak pernah tidur siang,
anak sering terbangun malam hari karena nyeri
• Kenyamanan : Nyeri sendi qrst
• Muskuloskeletal : 5 5 3 3 , kulit kemerahan ada kelainan
ekstremitas bawah
• Lab : 18/4/2019 Leukosit 2,2 10 UL, Eritrosit 3,38 10 UL,
Neutrofil 1,3 (tanda gagalnya bone morrow)
• Terapi : santagesik (IV) 3x250mg, Ceftriaxone (IV) 2x
500mg, D5 (IVFD) 15 tpm
• Tumbang : BB 33 TB 119cm LK 49cm LD 75cm LILA 23cm
1. Kapan disebut asuhan paliatif?
Pada saat terjadi gagalnya bone morrow
(depresi sumsum tulang, disfungsi sumsum
tulang) dan infiltrasi organ (pembesaran hati,
limfe, nyeri sendi)
Pada saat dilakukan pemeriksaan bone
morrow pungsi (BMP) dengan hasil blast lebih
dari 5%
2. Alat ukur yang digunakan
untuk menentukan paliatif?
Dan alasanya?
• Pemeriksaan BMP dengan hasil lebih dari
5% pada saat setelah dilakukan kemoterapi
atau radioterapi
3. Tujuan?
• Untuk mengurangi gejala nyeri
• untuk menghambat terjadinya kegagalan
bone morrow dan infiltrasi organ
• untuk memperbaiki asupan nutrisi
• meningkatkan kualitas tidur
• pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
bermain pada anak
5. Siapa yang terlibat
No Masalah Subjek Peran

1 Nyeri 1. Perawat 1. Koordinator (mengkoordinasi tim dalam


sendi 2. Fisioterapis penangan nyeri), melakukan teknik ditraksi
3. Dokter dan relaksasi
4. Apoteker 2. Melakukan exercise terapi
3. Pemberian analgesic
4. Menyiapkan obat
2 Nutrisi 1. Perawat 1. Koordinator (mengkoordinasi tim dalam
2. Nutrisionis penangan nutrisi), edukasi manajemen
nutrisi pada keluarga
2. Mengukur kebutuhan nutrisi pasien,
menyiapkan diit pasien
3 Tidur 1. Perawat 1. Koordinator (mengkoordinasi tim dalam
2. Fisioterapis penangan tidur), pemberian kenyaman
lingkungan, mencatat kebutuhan tidur
2. Melakukan exercise untuk relaksasi
4 Kebutuha 1. Perawat 1. Koordinator (mengkoordinasi tim dalam
n aktivitas 2. Fisioterapis penangan mobilisasi fisik)
dan 3. Social 2. Melakukan pelatihan berjalan ke
mobilisasi worker toilet/tempat bermain
fisik 3. Merencenakan bantuan pemenuhan
aktivitas pasien
6. Apakah tim berjalan efektif?
Dan hambatan?
• Secara umum keefektifitasan tim paliatif
masih kurang dari 65% dikarenakan
kurangnya tenaga atau multifungsi tenaga
kesehatan yang khusus tentang perawatan
paliatif
7. Aspek apa yang perlu
diperbaiki dan penjelasanya?
• Kunci keefektifan tim adalah bagaimana individu-individu dalam
tim terhubung saling melengkapi, saling mendukung dan
menjaga moral dari tim. Pendeknya yaitu bagaiman mereka
berkomunikasi satu sama lain (Maddocks, 2006, 140)
• Bagaimana para pemimpin dan pengikut dalam sebuah tim
berhubungan satu sama lain penting dalam kehidupan tim jik
atujuan ingin dicapai. Kepemimpinan sebagai “proses social
yang dilalui oleh satu orang misalnya pemimpin tim,
memanfaatkan pengethauan, keterampilan dan motivasi
anggota tim lainya untuk mencapai tugas yang disepakati”
(Speck, 2006, 65)
• Menurut Speck, calon anggota tim bisa jadi: pasien dan keluarga,staf
perawat, staf medis, pekerja sosial, pendeta / penyedia perawatan
spiritual,fisioterapis, terapis okupasi, apoteker, ahli diet,
pelengkapterapis, psikolog, dan relawan. (2006, 15-16) Sebuah
interdisiplinertim menyediakan perawatan interdimensi ”yang
difokuskan pada pengalaman merekadilayani dan disiplin inti yang
paling dapat mendukung pengalaman itu. " (Connor,et.al, 2002, 346)
• Jadi yang perlu diperbaiki adalah peran serta dari setiap profesi yg ada
perlu ditingkatkan krn tidak ada yg benar - benar bisa menggantikan
tugas satu dgn yg lainnya kecuali yg ahli dibidangnya .. Selain itu
pembagian tugas,peran, dan fungsi masing masing anggota tim harus
jelas sehingga dpt terbangun tim paliatif yg kokoh. Komunikasi dlm hal
ini juga penting untuk mengkoordinasikan tujuan yg ingin dicapai
Daftar referensi
• NICE.(2017). End of Life care for infants, children and young people.
https://www.nice.org.uk/guidance/qs160
• Weaver, M. S., Rosenberg, A. R., Tager, J., Wichman, C. S., & Wiener, L. (2018). A
Summary of Pediatric Palliative Care Team Structure and Services as Reported by
Centers Caring for Children with Cancer. Journal of palliative medicine, 21(4), 452–
462. https://doi.org/10.1089/jpm.2017.0405
• Muckaden, M., Dighe, M., Balaji, P., Dhiliwal, S., Tilve, P., Jadhav, S., & Goswami,
S. (2011). Paediatric palliative care: theory to practice. Indian journal of palliative
care, 17(Suppl), S52–S60. https://doi.org/10.4103/0973-1075.76244
• DITP2PTM.(2015).Pedoman Nasional Program Paliatif
Kanker.Jakarta:KEMENKES

Anda mungkin juga menyukai