Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN PALIATIF

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :


1. Angelia S. Tumiwa (711490121001)
2. Indriany A. Labungasa (711490121019)
3. Mohamad D. Adam (711490121028)
4. Monika S. Kaunang (711490121031)
5. Yolanda Maweikere (711490121056)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


Tahun 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..i

KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALIATIF

A. PENGERTIAN………………………………………………………………………....1
B. TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKAN………………………………………….…1
C. INDIKATOR TERCAPAINYA TUJUAN PERAWATAN PALIATIF………….……2
D. PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF (WHO)…………………………….….2
E. TIM PERAWATAN PALIATIF……………………………………………………….2
F. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN PALIATIF DIRUMAH :
1. PERAN……………………………………………………………………….……….3
2. FUNGSI……………………………………………………………………………….4
G. KRITERIA DAN KOMPETENSI PERAWAT PALIATIF
1. KRITERIA PERAWAT PALIATIF………………………………………………..5
2. KOMPETENSI PERAWAT PALIATIF……………………………………….…..6

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………7

i
KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALIATIF

A. PENGERTIAN
Kata paliatif berasal dari bahasa Latin pallium yang berarti mantel. Sedangkan dalam
bahasa Inggris to palliate berarti mengurangi penderitaan atau memberikan kenyamanan.
Perawatan Paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita
terutama yang tidak dapat disembuhkan. Tindakan aktif yang dimaksud ialah antara lain
menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta perbaikan dalam bidang psikologis, sosial dan
spiritual. Tidak saja diberikan kepada penderita yang tidak dapat disembuhkan tetapi juga
penderita yang mempunyai harapan untuk sembuh bersama-sama dengan tindakan kuratif.
(Depkes-Pedoman Kanker Terpadu Paripurna, 1997).
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual (KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007).

B. TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKAN


Tujuan umum kebijakan palliative sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan
paliatif di Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya adalah terlaksananya perawatan paliatif
yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia, tersusunnya pedoman-
pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif, tersedianya tenaga medis dan non medis
yang terlatih,tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif adalah seluruh pasien (dewasa dan anak) dan
anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien
berada di seluruh Indonesia. Untuk pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga
kesehatan lainnya dan tenaga terkait lainnya. Sedangkan Institusi-institusi terkait,
misalnya: Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota, Rumah Sakit
pemerintah dan swasta, Puskesmas, Rumah perawatan/hospis, Fasilitas kesehatan
pemerintah dan swasta lain. (KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007).

1
C. INDIKATOR TERCAPAINYA TUJUAN PERAWATAN PALIATIF:
1. Aspek fisik : keluhan fisik berkurang.
2. Aspek psikologi: keamanan psikologis, kebahagiaan meningkat dan
pasien dapat menerima penyakitnya.
3. Aspek sosial : Hubungan interpersonal tetap terjaga dan masalah sosial
lain dapat diatasi.
4. Aspek spiritual : Tercapainya arti kehidupan yang bernilai bagi pasien
dan keluarga dalam menjalankan kehidupan rohani yang positif serta
dapat menjalankan ibadah sampai akhir hayatnya.

D. PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF (WHO)


Prinsip dasar perawatan paliatif adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah
proses yang wajar.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri serta keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan aspek psiko sosio dan spiritual.
5. Mengusahakan agar pasien tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa dukacita.

E. TIM PERAWATAN PALIATIF


Pelaksanaan perawatan paliatif di lapangan dilakukan dengan pendekatan tim yang
terdiri dari berbagai disiplin profesi. Anggota tim perawatan palitif terdiri dari profesi
kedokteran dengan berbagai macam spesialis, dokter umum, profesi keperawatan,
fisioterapis, okupasi terapis, pekerja social medis, ahli gizi, psikolog, ahli agama, relawan
dan pelaku rawat (care giver) dari anggota keluarga. Masing-masing profesi mempunyai
peran dan tanggungjawab yang berbeda satu sama lain, sesuai dengan dasar keilmuan dari
masing-masing anggota tim dan kebutuhan yang bersifat holistik dari setiap pasien.

2
F. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN PALIATIF DIRUMAH :
I. PERAN
1. Pendidik kesehatan : Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga agar dapat melakukan program asuhan secara mandiri dan
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator : Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar
pelayanan yang komprehensif dapat tercapai dan koordinasi sangat diperlukan
dalam asuhan keperawatan paliatif.
3. Pelaksana : Perawat didalam memberikan asuhan keperawatan pasien di rumah,
juga melaksanakan tindakan keperawatan secara langsung kepada pasien dan
keluarga.
4. Konsultan : Perawat sebagai nara sumber bagi pasien dan keluarga didalam
mengatasi masalah kesehatan. Dalam hal ini perawat harus dapat
menjaga hubungan baik dan bersikap terbuka serta dapat dipercaya
5. Kolaborator : Dalam asuhan kerawatan paliatif, perawat harus dapat bekerja
sama dengan anggota tim perawatan paliatif lainnya
6. Fasilitator : Perawat harus dapat memfasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar
pasien dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien
7. Manajer kasus : Perawat dapat bertindak sebagai manajer kasus dengan
melakukan pengkajian kebutuhan pelayanan pasien, merencanakan pelayanan,
melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan dengan tim paliatif lain serta
melakukan pemantauan pelayanan pada pasien
8. Advokasi : Perawat harus melindungi/membela hak-hak pasien dan keluarga
didalam menjalani asuhan keperawatan dan mendapatkan pelayanan dari berbagai
disiplin ilmu yang terkait.
9. Modifikasi lingkungan : Perawat paliatif harus dapat memodifikasi lingkungan
( menggunakan alat yang tersedia seoptimal mungkin) dalam memberikan asuhan
kepertawatan .
10. Peneliti : Perawat paliatif harus dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang
dapat diteliti ( mengumpulkan data sebagai bahan penelitian keperawatan).

3
II. FUNGSI
Fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif di rumah
sebagai berikut:
1. Pengelola : Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan
lainnya di rumah,Mengkoordinasikan aktifitas tim kesehatan interdisiplin dalam
memberikan pelayanan di rumah,Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan
pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan. Dan Mengelola pelayanan
keperawatan yang komprehensif untuk individu dan keluarganya.
2. Pelaksana / pemberi pelayanan
a. Melakukan pengkajian fisik, psikososial dan spiritual serta fungsi keluarga.
b. Menetapkan masalah dan diagnosa keperawatan.
c. Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan fisik,
psikososial dan spiritual pasien dan keluarga.
d. Melakukan tindakan keperawatan : perawatan luka, kolostomi, dll.
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan

3. Pendidikan

a. Mengidentifikasi kebutuhan individu (pasien) dan keluarga akan pendidikan


kesehatan.
b. Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan materi pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien atau keluarga.
c. Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan pasien.
e. Mengajarkan anggota keluarga tentang ketrampilan dan strategi yang
dibutuhkan dalam mengasuh anggota keluarga yang sakit.
f. Menganjurkan keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan seperti perilaku hidup sehat : Nutrisi, Latihan fisik, Manajemen
stress.
g. Melakukan evaluasi pendidikan kesehatan yang telah dilakukan
h. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.

4
4. Kolaborator
a. Melakukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menyelesaikan
masalah kesehatan pasien.
b. Melakukan kerjasama dengan sumber-sumber / fasilitas pelayanan yang ada di
masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
5. Advocate/Pembela
a. Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien
b. Menyeleksi tindakan dan prosedur pelayanan pasien.
c. Menghormati hak pasien.
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
e. Melaksanakan fungsi pendampingan ( memberikan support fisik, mental dan
spiritual pada pasien dan keluarga selama pasien dalam perawatan ).
f. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan sumber-
sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan.
g. Memfasilitasi pasien untuk dapat memanfaatkan sumbersumber yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
6. Konselor
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien dan keluarga.
b. Membantu anggota keluarga mempertimbangkan berbagai solusi dalam rangka
menetapkan cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Mensupport keluarga untuk melakukan komunikasi yang efektif untuk
menunjang penyelesaian masalah.
d. Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab memilih alternatif
penyelesaian masalah.

G. KRITERIA DAN KOMPETENSI PERAWAT PALIATIF


1. Kriteria Perawat Paliatif
a. Pendidikan minimal D3 Keperawatan.
b. Memiliki pengalaman klinik minimal 3 tahun.
c. Telah mengikuti pelatihan perawatan paliatif terakreditasi.

5
2. Kompetensi Perawat Paliatif
Perawat Paliatif harus mampu :
a. Mengidentifikasi faktor multidimensi yang mempengaruhi nyeri dan
gejala lain :
1. Memahami patofisiologi nyeri dan gejala lain.
2. Mengenali keunikan pengalaman nyeri dan gejala lain.
3. Membantu mengatasi nyeri dan gejala lain dengan tepat.
b. Mengkaji gangguan yang sering ditemukan pada sistem tubuh :
1. Sistem kardiopulmonal: sesak, batuk, hemaptoe, cegukan, palpitasi.
2. Sistem pencernaan: stomatitis, mual, muntah, anoreksia, gangguan menelan,
konstipasi, diare, asites, kembung.
3. Sistem Perkemihan: inkontinensia, hematuria, anuria, poliuria.
4. Sistem reproduksi: perdarahan per-vaginam, cairan pervaginam, gangguan fungsi
seksual.
5. Sistem neurology: kelemahan, kelumpuhan, kejang.
6. Keluhan umum: kakheksia, lemah, gangguan tidur, anemia, dehidrasi, demam.
7. Sistem integument: luka dan gangguan kulit lain
c. Mengkaji aspek psiko, sosio, spiritual : cemas, takut, marah, depresi, kehilangan,
peran dan fungsi dalam keluarga, masalah keuangan, kemampuan melakukan ibadah.
d. kemampuan melakukan ibadah.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Aranda Sanchia and Margaret O Connor. (1999) Palliative Care Nursing: A Guide to
Practice. Melbourne , Ausmed Publications.
2. Departemen Kesehatan RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta ; Depkes.
3. Departemen Kesehatan RI.(2007). Pedoman Perawatan Kesehatan di Rumah. Jakarta ;
Depkes.
4. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Dan Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik.
Panduan Asuhan Keperawatan Paliative Di Rumah Departemen RI 2006

Anda mungkin juga menyukai