Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEBIJAKAN NASIONAL
Disusun guna memenuhi tugas Paliatif

Disusun Oleh :

1. MUHAMMAD DIMAS WAHYU PRASETYA (19216107)


2. NENENG RINA DAMAYANTI (19216116)
3. PADILAH (19216127)
4. OKASOLEHATUL MUFROKAH (19216126)
5. RIA SARTIKA (19216149)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI

Jl. Arya Santika No. 40 A, Bugel, Margasari, Karawaci Kota Tangerang

Telp : (021) 5572655 / 55725974 Fax : (021) 22252518

Email : stikesyatsi@yahoo.com

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Makalah Komunitas.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung, membantu, memberi masukan dan memfasilitasi penyusunan Makalah ini sehingga
berjalan dengan lancar, maka dari itu penyusun ucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ida Faridah, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua STIKes Yatsi Tangerang.

2. Ibu Lastri Mei Winarni, S.ST., M.Keb selaku Waket I STIKes Yatsi Tangerang.

3. Ibu Ela Nurlela, S.E., M.M selaku Waket II STIKes Yatsi Tangerang.

4. Ibu Ningsih, S.E., M.M selaku Waket III STIKes Yatsi Tangerang.

5. Bapak Ikhsan Kamil, S.E., M.M selaku Waket IV STIKes Yatsi Tangerang.

6. Ibu Ns. Imas Sartika, S.Kep selaku Penanggung Jawab Akademik.

7. Ibu Ns. Siti Robeatul Adawiyah., M.Kep selaku Dosen komunitas STIKes Yatsi
Tangerang.

8. Seluruh Staff dan Jajaran STIKes Yatsi Tangerang.

Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Penyusun mengharapkan saran, kritik dan masukan sebagai penyempurnaan agar Makalah ini
menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan
bagi pembaca.

Tangerang,04 Juni 2021

penyusun

2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………...…………i

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………..…………ii

1.3 TUJUAN…………………………………………………………………...……….iii

BAB II TINJAUN PUSAKA

2.1 Pembahasan…………………………….…….……………iv

BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………...……vi

Saran…………………………………………………………………………………….vii

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan
pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Meski pada akhirnya pasien meninggal dunia,
yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual,serta tidak
setres menghadapi penyakit yang di deritanya. Prinsip perawatan paliatif : Menghargai
setiap kehidupan, Mengganggap kematian sebagai proses yang normal, Tidak mempercepat
atau menunda kematian, Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan,
Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, Mengintegrasikan aspek
psikologis , social, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga, Menghindari
tindakan medis yang sia sia, Memberikan dukungan yang di perlukan agar pasien tetep aktif
sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat, Memberikan dukungan kepada keluarga dalam
masa duka cita. Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam
kondisi terminal yang akan segera meninggal.

Namun konsep baru perawatan paliatif menekankan pentingnya integrasi perawatan


paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik.
Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan
melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan
perawatan terbaik sampai akhir hayatnya. Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di
Indonesia masih belum merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan yang bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukan kebijakan perawatan
paliatif di Indonesia yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah Kebijakan nasional terhadap keperawatan paliatif?
b. Apa tujuan kebijakan paliatif
3. TUJUAN

4
a. Mengetahui apa Kebijakan nasional terhadap keperawatan paliatif
b. Mengetahui tujuan kebijakan paliatif

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan nasional terkait perawatan paliatif
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual
Kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap
keadaan pasien sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan
hidup. harapan, dan niatnya. Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch,
Deborah Dudgecon dan Harvey Schipper, adalah :
1) Gejala fisik
2) Kemampuan fungsional (aktivitas)
3) Kesejahteraan keluarga
4) Spiritual
5) Fungsi sosial
6) Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)
7) Orientasi masa depan
8) Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri
9) Fungsi dalam bekerja
Palliative home care adalah pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah
pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas bimbingan atau pengawasan tenaga
paliatif
Hospis adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak
dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah
sakit Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi dapat memberikan
pelayaan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada, dengan keadaan seperti di rumah
pasien sendiri.
Sarana (fasilitas) kesehatan adalah tempat yang menyediakan layanan kesehatan,
secara medis bagi masyarakat.Kompeten adalah keadaan kesehatan mental pasien

6
sedemikian rupa sehingga mampu menerima dan memahami informasi yang diperlukan
dan mampu membuat keputusan secara rasional berdasarkan informasi tersebut.

B. Tujuan dan Sarana kebijakan Perawatan Paliatif


1. Tujuan
Tujuan umum:
a) Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di Indonesia
Tujuan khusus:
a) Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku dit
seluruh Indonesia
b) Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif.
c) Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih.
d) Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.

2. Sasaran kebijakan pelayanan paliatif


a) Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga, lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
b) Pelaksana perawatan paliatif dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya.
c) Institusi-institusi terkait, misalnya:
- Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
- Rumah sakit pemerintah dan swasta
- Rumah perawatan
C. Lingkup Kegiatan Perawatan Paliatif
1. Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi:
- Penatalaksanaan nyeri.
- Penatalaksanaan keluhan fisik lain.
- Asuhan keperawatan
- Dukungan psikologis
- Dukungan sosial
- Dukungan kultural dan spiritual

7
- Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).
- Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap. rawat jalan, dan kunjungan
rawat rumah.

D. Aspek Medikolegal Perawatan Paliatif


1. Persetujuan tindakan medis informed consent untuk pasien paliatif
a. Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif
melalui komunikasi yang intensif dan berkesinambungan anta tim perawat
paliatif dengan pasien dan keluarganya.
b. Pelaksanaan informed consentatau persetujuan tindakan kedokteran pada
dasarnya dilakukan sebagaimana telah di atur dalam peraturan perundang
undangan.
c. Meskipun pada umumnya hanya tindakan kedokteran (medis) yang
membutuhkan informed consent, tetapi pada perawatan paliatif sebaiknya
setiap tindakan yang berisiko dilakukan informed consent.
d. Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan, diutamakan pasien
sendiri apabila ia masih kompeten, dengan saksi anggota keluarga
terdekatnya. Jika pasien tidak berkompeten maka anggota keluarga terdekat
yang sudah di percaya oleh pasien yang akan melakukannya atas nama pasien.
e. Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh pesan
atau pernyataan pasien pada saat ia sedang berkompeten tentang apa yang
harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya apabila
kompetensinya kemudian menurun (advanced directive). Pesan dapat memuat
secara eksplisit tindakan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, atau dapat
pula hanya menunjuk seseorang yang nantinya akan mewakilinya dalam
membuat keputusan pada sant ia tidak berkompeten. Pernyataan tersebut di
buat tertulis dan akan di jadikan panduan utama bagi tim perawatan paliatif.
f. Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, tim perawatan
paliatif dapat melakukan tindakan kedokteran yang di perlukan, dan informasi
dapat diberikan pada kesempatan pertama.

8
2. Resusitasi/tidak resusitasi pada pasien paliatif
a. Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya tindakan resusitasi dapat dibuat
oleh pasien yang kompeten atau oleh tim perawat paliatif
b. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah di informasikan pada saat pasien
memasuki atau memulai perawatan paliatif.
c. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi.
sepanjang informasi adekuat yang di butuhkannya untuk membuat keputusan
telah dipahaminya. Keputusan tersebut dapat di berikan dalam bentuk pesan
(advanced directivejatau dalam informed consentmenjelang ia kehilangan
kompetensinya.
d. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak beleh membuat keputusan tidak
resusitasi, kecuali telah di pesankan dalam advanced directivetertulis. Namun
demikian, dalam keadaan tertentu dan atas petimbangan tertentu yang layak
dan petut, permintaan tertulis oleh seluruh anggota keluarga dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya.
e. Tim perawat paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak melakukan
resusitasi sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini, yaitu apabila pasien
berada dalam tahap terminal dan tindakan resusitasi diketahui tidak akan
menyembuhkan atau memperbaiki kuaitas hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
pada saat tersebut.
3. Perawatan pasien peliatif di ICU
- Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan-
ketentuan umum yang berlaku sebaimana di uraikan di atas.
- Dalam menghadapi tahap terminal, tim perawatan paliatif harus mengikuti
pedoman penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life
supporting.
4. Masalah medikolegal lainya pada perawatan pasien paliatif
- Tim perawatan paliatif bekerja berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
pimpinan rumah sakit, termasuk pada saat melakukan perawatan di rumah
sakit.

9
- Pada dasarnya tindakan yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga
medis, tetapi dengan pertimbangan yang memperhatikan keselamatan pasien
tindakan-tindakan tertentu dapat di delegasikan kepada tenaga kesehatan non
medis yang terlatih. Komunikasi antara pelaksana dengan pembuat kebijkan
harus dipelihara.
E. Sumber Daya Manusia
a. Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan, pekerja sosial, rohanjawan.
keluarga, relawan.
b. Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti pendidikan pelatihan
perawatan paliatif dan telah mendapat sertifikat.
c. Pelatihan
1. Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama antara
para pakar perawatan paliatif dengan Departement Kesehatan (Badan Pembinaan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik). Modul-modul tersebut terdiri dari modul untuk dokter, modul
untuk perawat, modul untuk tenaga kesehatan lainnya, modal untuk tenaga non
medis.
2. Pelatih : Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran. c.
Sertifikasi dari Departemen Kesehatan
3. Pusat Pelatihan dan Pendidikan Badan PPSDM. Pada tahap pertama dilakukan
sertifikasi pemutihan untuk pelaksana perawatan paliatif di 5 (lima) propinsi
yaitu: Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makasar. Pada tahap selanjutnya
sertifikasi diberikan setelah mengikuti pelatihan.

d. Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif, ilmu


keperawatan paliatif).

F. Tempat Dan Organisasi Perawatan Paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a. Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus.
b. Puskesmas: Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.

10
c. Rumah singgah/panti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan
ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah
karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
d. Rumah pasien: Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak mungkin
dilakukan oleh keluarga. Organisasi perawatan paliatif, menurut tempat
pelayanan/sarana kesehatannya adalah :
a. Kelompok Perawatan Paliatif dibentuk di tingkat puskesinas.
b. Unit Perawatan Paliatif dibentuk di rumah sakit kelus D, kelas C dan
kelas B non pendidikan.
c. Instalasi Perawatan Paliatif dibentuk di Rumah sakit kelas B
Pendidikan dan kelas A. 4) Tata kerja organisasi perawatan paliatif
bersifat koordinatif dan melibatkan semua unsur terkait.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan


kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan. dukungan
spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan
terhadap keluarga yang kehilangan/berduka. Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa sakit
dan gejala tidak nyaman lainnya, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan pengaruh positif
selama sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat meninggalnya, menjawab
kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk dukungan disaat-saat sedih dan kehilangan, dan
membantu keluarga agar tabah selama pasien sakit serta disaat sedih

B. SARAN

Bagi pembaca makalah ini penulis menyarankan supaya kita semua selalu menerapkan pola gaya
hidup yang baik dan menyehatkan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Cindy nova,2018, Diambil dalam situs
(https://www.scribd.com/document/388777208/Kelompok 2-tik-dan-kebijakan-nasional-
perawatan-paliatif-docs diakses tanggal 17 Sept 2018
Keputusan Mentri Kesehatan RI nomoc: $12/Menkes/SK/VII/2007 dalam lampiran 1. di akses
tanggal 19 juli 2007
Menkes RL12007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
812/Menkes/Sk/Vii 2007 Tentang Kebijakan Perawatan Paliatif Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.http://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2013.

13

Anda mungkin juga menyukai