Anda di halaman 1dari 11

KUMPULAN TUGAS PRAKTIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Disusun oleh

Siska Nurul Alfiani

64

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

POLTEKKES BANTEN

TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRSHAT

A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar


1. Definisi Aktivitas dan Istirahat
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak
dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri,
berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan
system persarafan dan musculokeletal.
Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia, tanpa jumlah tidur san istirahat yang
cukup, kemampuan konsentrasi dan beraktivitas akan menurun serta meningkatkan
iritabilitas. Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang – ulang dan masing –
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniyah yang berbeda (Tarwoto &
Wartonah, 2011).
Kata istirahat mempunyai arti sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam
menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang
membosankan, menyulitkan atau menjengkelkan.Istirahat mengacu pada kondisi
dimana badan mengalami relaksasi dan menjadikan nyaman.diantara mental dan fisik.
Secara umum, istirarahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, santai tanpa tekanan
emosional dan bebas dari perasaan gelisah (Rokhmah, et al., 2016).
2. Etiologi
- Rutinitas
Rutinitas/pekerjaan seseorang akan memengaruhi gerakannya/aktivitasnya dan
memengaruhi pola istirahatnya
- Kerusakan sistem saraf
Seseorang yang sistem saraf terganggu dapat memengaruhi ktivitas maupun
istirahatnya.
- Gangguan tidur
3. Pathway
Usia

Fisiologis

Gaya Hidup

Nutrisi

Pengetahuan
 Kelemahan lansia
- Kurangnya pengetahuan
- Salah persepsi
- Hipertensi
- Stroke
- gangguan neuromuskular
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi pada gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau
perlu bantuan alat/orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan juga berjalan.
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi
- Usia
Usia mempengaruhi tingkat perkembangan neuromorculer tubuh secara
proposional, tentang tubuh, postur pergerakan, dn reflek baik yang optimal
- Penyakit
Cacat tubuh, luka pembedahan, penyakit yang memengaruhi aktivitas.
- Gaya hidup
- Pengetahuan kesehatan tentang mobilisasi, masih banyak masyarakat yang
belum mengetahui dampak positif dan negatif dari pergerakan tubuh
- Nutrisi
- Psikososial
- Pekerjaan dan lingkungan
6. Penatalaksanaan
 Pencegahan primer
Suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan
imobiltas dan ketidakaktifan
- Hambatan terhadap latihan
- Pengembangan progam latihan
- Keamanan
 Pencegahan Sekunder
pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi
Penatalaksanaan Terapeutik

B. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi
pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini
mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis data,dan penentuan masalah
kesehatan serta keperawatan (Tarwoto & Wartonah, 2010).
1) Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,mental,sosial dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus
akurat dan mudah di analisis.
Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan
darah, serta warna kulit. Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi:
a. Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b. Pola koping sebelumnya dan sekarang
c. Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d. Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e. Resiko untuk masalah potensial
f. Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
Pengkajian kebutuhan aktivitas dan istirahat tidur

1. Dalam aktivitas sehari-hari apakah menggunakan alat bantu?


Sebelum MSR : Selama MRS :
Jenis alat bantu : Jenis alat bantu :
2. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara ?
Sebelum MSR : pasif/aktif
Selama MRS : pasif/aktif
3. Apakah ada kelainan sendi ?
Sebelum MRS : Selama MRS :
4. Berapa lama melakukan kegiatan sehari-hari?
Sebelum MRS : Selama MRS :
5. Apakah klien memiliki keterampilan kuhusus ?
6. Pola tidur
Sebelum MRS : Selama MRS :
Siang Siang
Pukul s/d ( jam) Pukul s/d ( jam)
Malam Malam
Pukul s/d ( jam) Pukul s/d ( jam)
7. Kegiatan yang biasa di lakukan untuk pengantar tidur?
Sebelum MRS : Selama MRS :
8. Kebiasaan meminum obat stimulan/penenang/lain-lain?
Sebelum MRS : Selama MRS :
9. Kondisi yang dapat menganggu tidur?
Sebelum MRS : Selama MRS :
10. Aktivitas yang dilakukan setelah bangun tidur?
Sebelum MRS : Selama MRS :
2) Analisa Data
Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan
keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan
perawat untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah
kesehatan tertentu. dengan kata lain pengkajian harus relevan. Perawat
mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat dan lengkap.
Data Subjektif :
1. Klien menyatakan ketidakpuasan tidur.
2. Klien menyatakan sering terjaga .
3. Klien menyatakan tidak cukup puas istirahat.
Data Objektif :
1. Klien tampak lelah.
2. Klien tampak gelisah.
3. Lesu.
4. Kehitaman di daerah sekitar mata.
5. Kelopak mata bengkak.
6. Konjungtiva merah, mata perih.
7. Sering menguap atau mengantuk
3) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pertimbangan klinis tentang individu,
keluarga, atau masyarakat menjawab permasalahan kesehatan nyata atau
potensial/proses hidup. Hasil diagnosa keperawatan menyediakan basis untuk
menyusun intervensi untuk mencapai hasil di mana perawat mempunyai
tanggung-jawab. perawat harus memastikan bahwa pasien mempunyai
gangguan pola tidur yang bisa menjadi petunjuk untuk memberikan asuhan
keperawatan atau mungkin pasien memerlukan ahli terapi tidur. Jika pasien
mengalami gangguan pola tidur (kondisi dimana seseorang tidak mampu
untuk memperoleh tidur yang nyenyak) atau sedang mengalami mimpi buruk
atau ancaman saat tidur, perawat boleh membuat diagnosa dan memulai
intervensi. Bagaimanapun, jika perawat mencurigai bahwa pasien
mempunyai sesuatu yang terkait dengan gangguan bernafas saat tidur,
narkolepsi, atau berjalan saat tidur, perawat perlu membuat suatu rujukan
kepada ahli terapi tidur.
Diagnosa Keperawatan yang terkait :
 Gangguan pola tidur
 Defisiensi pengetahuan

Jika perawat sedang memulai perawatan untuk suatu gangguan pola tidur,
hasil yang diharapkan dalam dua minggu yaitu pasien akan mengalami
penyembuhan tidur dan akan mengatakan dapat tertidur dengan mudah dan
merasa segar saat bangun. Jika perawat sedang memulai perawatan untuk
suatu kondisi seperti mimpi buruk, hasil yang diharapkan yaitu pasien akan
memahami gangguan dan menetapkan cara mengatasi gangguan tersebut di
dalam keluarganya.

Kriteria Hasil yang diharapkan dari Gangguan Pola Tidur setelah dilakukan
tindakan keperawatan :

 Jumlah jam tidur dalam batas normal.


 Pola tidur, kualitas dalam batas normal.
 Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat.
 Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur.

Kriteria Hasil yang diharapkan dari Kurang Pengetahuan setelah dilakukan


tindakan keperawatan :

 Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,


kondisi,
prognosis dan program pengobatan.
 Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar.
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat / tim kesehatan lainnya.
4) Perencanaan / Intervensi
Rencana asuhan keperawatan individual hanya dapat dibuat setelah perawat
memahami pola tidur pasien yang terakhir (berdasarkan objektif), persepsi
klien tantang pola tidur tersebut, dan faktor-faktor yang mengganggu tidur.
Perawat dan pasien bersama-sama membuat intervensi yang realistik untuk
meningkatkan istirahat dan tidur baik di rumah maupun di lingkungan
pelayanan kesehatan.
Keberhasilan terapi tidur tergantung dari pendekatan-pendekatan yang sesuai
dengan gaya hidup pasien dan sifat dari gangguan tidur.
Rencana Tindakan :
1. Lakukan identifikasi faktor yang memengaruhi masalah tidur.
2. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat
mengganggu tidur.
3. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
4. Coba untuk memicu tidur (induce sleep).
5. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika diperlukan.
C. Asuhan Keperawatan Kasus
I. Pengkajian :
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 tahun
Status Perwakinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Merdeka No. 42
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2021
Diagnosa Medis : Hipertensi
II. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tidak bisa tidur pada malam hari dan sering terbangun di malam
hari, susah untuk tidur juga pada siang hari. Juga mengalami sakit kepala dan sering
mengantuk pada pagi hari, dan jika terbangun pada malam hari tidak bisa tidur
kembali dan sudah dialami selama 3 hari.
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Hipertensi
IV. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pasien tampak gelisah, lesu, kehitaman di daerah sekitar mata, perhatian
terpeca-pecah.
b. Tanda – tanda vital
- Suhu tubuh : 37,0
- Tekanan darah : 180/100 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 24 x/menit
- Skala nyeri : 4
- TB : 150 cm
- BB : 67 kg
c. Pemeriksaan Head To Toe
- Kepala dan rambut
Bentuk : normal, simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan
Kulit kepala : bersih, tidak ada masalah
- Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : bagus, penyebaran merata,
keadaan normal
Bau : tidak berbau
Warna kulit : normal, bewarna hitam
- Wajah
Warna kulit : normal, sawo matang
Struktur wajah : normal, simetris, tidak ada kelainan
- Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : normal, mata lengkap dan Simetris
Palpebra : normal, tidak ada ptosis, tidak ada oedema, tidak ada
tanda-tanda radang
Konjungtiva dan sklera : konjungtiva anemis, sklera tidak Icterus
Pupil : isokor, kontraksi pupil (+/+), reflek cahaya (+)
Cornea dan iris : pengapuran katarak (-), oedema (-), tidak ada tanda-
tanda radang
Visus : klien dapat melihat lambaian tangan dalam jarak satu Meter
Tekanan bola mata : tekanan bola mata normal kiri dan kanan
- Hidung
Tulang hidung dan posisi septumnasi : normal, tulang hidung simetris,
posisi septumnasi simetris
Lubang hidung : normal, bersih, tidak ada sumbatan
Cuping hidung : normal, tidak ada pernapasan cuping hidung
- Leher
Posisi trachea : medial normal
Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Suara : terdengar dengan cukup jelas
Kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
Vena jugularis : tidak ada distensi vena jugularis
Denyut nadi karotis : teraba jelas dan regular
- Pemeriksaan integument
Kebersihan : kulit bersih dan berminyak
Kehangatan : kulit tarasa hangat ( dalam keadaan normal)
Warna : normal, warna kulit sawo matan
Turgor : normal, turgor kembali < 2 detik
Kelembaban : terasa lembab
- Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thorak : bentuk normal
Pernafasan : frekuensi 24 x/menit, irama teratur dan regular
- Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen normal, simetris, tidak tampak
massa/benjolan, bayangan pembuluh darah tidak tampak
Auskultasi : peristaltik 8 x/i, tidak ada suara tambahan
Palpasi : tanda nyeri tekan tidak ada, tidak teraba massa/benjolan,
tidak ada tanda ascites, tidak ada pembengkakan hepar
Perkusi : suara abdomen timpani, ascites (-)
V. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Lansia Gangguan pola
- Ny. S mengatakan ↓ tidur
susah tidur,tidak Penurunan fisiologis
nyenyak, sulit untuk tidur
memulai tidur, sulit ↓
untuk melanjutkan Penurunan elastisitas
tidur jika sudah pembuluh darah
terbangun dan sering ↓
ngantuk pada siang Hipertensi
hari, hanya dapat tidur ↓
selama 3 jam. Gangguan pola tidur
DO :
- Wajah Ny.S tampak
lelah.
- Sering Menguap
- Daerah sekitar mata
terlihat kehitaman.
- Pasien terlihat
menahan sakit kepala.
- Perhatian
terpecahpecah
2. DS : Tidak pernah ke Difisiensi
- Ny. S mengatakan pelayanan kesehatan pengetahuan
- kurang mengetahui ↓
informasi kesehatan. Disifiensi pengetahuan
- Ny. S mengatakan
tidak mengetahui
penyebab penyakitnya.
- Ny. S mengatakan
tidak pernah ke
pelayanan kesehatan.

VI. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor eksternal ditandai dengan
susah tidur, tidur tidak nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai
dengan tidak pernah ke pelayanan kesehatan, kurang pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai