Anda di halaman 1dari 22

ASSALAMUALLAIKUM

Pengertian Istirahat dan Tidur

A. Istirahat
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan
emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi
juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.
B. Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton,
1986), atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan
diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa
kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki
kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis,
dan terjadi penurunan respons terhadap ransangan dari luar.
Menurut Narrow (1645 - 1967) terdapat enam kondisi
seseorang dapat beristirahat :
1. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi.
2. Merasa diterima.
3. Mengetahui apa yang sedang terjadi.
4. Bebas dari gangguan ketidak nyamanan.
5. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas
yang mempunyai tujuan.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur
oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara
bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat
otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivita
tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang
merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan
kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan
kewaspadaan dan tidur.
Jenis – Jenis Tidur
1.Tidur Gelombang Lambat
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam,
istirahat penuh, atau juga dikenal dengan tidur
nyenyak.

2. Tidur Paradoks
Tidur jenis ini dapat berlansung pada tidur malam
yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul
90 menit.
Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan
tetapi diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk
menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan,
mengurangi stres pada paru, kardiovaskuler, endokrin, dan
lain-lain.
Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur
0 – 1 bulan Masa neonatus 14 – 18 jam/hari
1 – 18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 – 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3 – 6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6 – 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12 – 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18 – 40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari
40 – 60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari
60 tahun k atas Masa dewasa tua 6 jam/hari
Masalah Kebutuhan Tidur
1. Insomnia 5. Apnea Tidur dan Mendengkur
2. Hipersomnia 6. Narkolepsi
3. Parasomnia 7. Mengigau
4. Enuresa

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tidur

1. Penyakit
4. Obat
2. Latihan dan Kelelahan 5. Nutrisi
3. Stres Psikologis 6. Lingkungan
7. Motivasi
Gangguan Pola Tidur Secara Umum

Menurut Carpenito, LJ, 1995;


Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu
keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai
risiko perubahan dalam sejumlah dan kualitas pola
istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau
mengganggu gaya hidup yang diinginkan.

Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain


kerusakan transpor oksigen, gangguan metabolisme,
kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri
pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang
mengganggu, dan lain-lain
Manfaat Tidur
1. Hidup lebih sehat dan awet muda
2. Memperindah wajah dan tubuh
3. Menjauhi stress
4. Mencerdaskan otak
5. Tubuh menjadi ideal
Asuhan Keperawatan Pada Istirahat
Tidur
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ini antara lain:
Riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan dari tidur
1. Riwayat Tidur
Tanyakan kuantitas (lama tidur), kualitas tidurya, ada kesulitan tidur tidak, ada
perubaha tidur tidak,dll.
2. Gejala Klinis
Gejala klinis ditandai dengan peraaan lelah, geliah, emosi, apatis, adanya khitaman di
daerah sekitar mata,dll.
3. Penyimpangan Tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya
kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual,dll.
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan pada masalah istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
• Kerusakan transpor oksigen.
• Gangguan Metabolisme
• Kerusakan Eliminasi.
• Pengaruh Obat
• Immobilitas
• Nyeri pada kaki.
• Takut Operasi
• Lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafa saat tidur(sleep apnea),
dan ketidakmampuan mengawasi perilaku
3. Koping individu tidak tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomia.
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk
mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batar
normal.
Rencana Tindakan:
• Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah
tidur.
• Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang
dapat mengganggu tidur.
• Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
• Coba untuk memicu tidur(induce sleep)
• Kurangi potensial cedera selama tidur.
• Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika
diperlukan.
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan pada Orang Dewasa
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
Faktor yang menyebabkan gangguan tidur bermacam-macam.
Biasanya, pasien dapat mengidentifikasi penyebab masalah-
masalah gangguan tidur, seperi nyeri, takut, kecemasan, dan lain-
lain. Perawat dan pasien dapat mengidentifikasi penyebab atau
mengkaji riwayat tidur pasien.
a. Apabila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidak
dihubungkan dengan lingkungan rumah sakit dan penyakitnya,
maka tindakan yang dapat diberikan adalah :
• Libatkan pasien dalam membuat jadwal aktivitas.
• Berikan obat analgesik sesuai dengan program terapi.
• Berikan lingkungan yang suportif.
• Jelaskan dan berikan dukungan kepada pasien agar tidak takut
dan cemas.
b. Apabila faktor insomnia, maka hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya adalah :
• Anjurkan pasien untuk makan makanan berprotein
tinggi sebelum tidur, seperti keju dan susu.
• Anjurkan pasien untuk tidur pada waktu yang sama
dan hindari tidur di siang atau sore hari.
• Anjurkan pasien untuk tidur hanya saat mengantuk dan
tidk pada waktu kesadaran masih penuh.
• Anjurkan pasien untuk menghindari kegiatan yang
membangkitkan minat sebelum tidur.
• Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik pelepasan
otot serta meditasi sebelum tidur.
c. Apabila terjadi somnambolisme, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya
adalah:
• Berikan keamanan pada diri pasien dengan melindunginya dari lingkungan yang
tidak aman, misalnya memasang kunci pintu yang baik.
• Lakukan kolaborasi dalam tindakan pengobatan dengan diazepam.
• Cegah timbulnya cedera.
d. Apabila terjadi enuresa, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah:
• Anjurkan pasien untuk mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
• Anjurkan pasien untuk melakukan pengosongan kandung kencing sebelum tidur.
• Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e. Apabila terjadi narkolepsi, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya
adalah:
• Berikan obat seperti kelompok amfetamin atau kelompok metilfenidat hidroklorida
(ritalin) yang digunakan untuk mengendalikan narkolepsi sebagai tindakan
kolaboratif.
2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang
mengganggu tidur.
Distraksi lingkungan adalah masalah utama untuk pasien
rawat inap. Cara mengurangi distraksi lingkungan antara lain :
• Tutup pintu kamar pasien.
• Pasang kelambu/gorden tempat tidur.
• Matikan pesawat telepon.
• Bunyikan musik yang lembut.
• Redupkan atau matikan lampu.
• Berikan lampu tidur(malam).
• Kurangi jumlah stimulus.
• Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari.
• Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong
pasien. Jadwal harus disesuaikan dengan
status kesehatan pasien atau sesuai dengan
kebutuhan istirahat dan tidur.
• Usahakan pasien tidak banyak tidur pada
siang hari karena jika banyak tidur pada siang
hari, malamnya tidak bisa tidur.
4. Membuat pasien untuk memicu tidur.
• Anjurkan pasien untuk mandi sebelum tidur.
• Anjurkan pasien untuk minum susu hangat.
• Anjurkan pasien untuk membaca buku.
• Anjurkan pasien untuk menonton televisi.
• Anjurkan pasien untuk menggosok gigi sebelum tidur.
• Anjurkan pasien untuk membersihkan muka sebelum
tidur.
• Anjurkan pasien untuk membersihkan tempat tidurnya
terlebih dahulu sebelum tidur.
5. Mengurangi potensial cedera selama tidur, takut untuk
jalan ke kamar mandi, atau tersandung furnitur.
• Cara penanganan yang spesifik mengenai masalah ini:
• Gunakan cahaya lampu malam.
• Posisikan tempat tidur yang rendah.
• Letakkan bel dekat pasien.
• Anjurkan pasien bagaimana cara meminta bantuan.
• Jika pasien menggunakan selang drainase, gantungkan
ditempat tidur dan ajarkan bagaimana cara
memindahkannya.
6. Memberikaan pendidikan kesehatan dan rujukan.
• Ajarkan rutinitas jadwal tidur dirumah dengan cara mengatur
jadwal bekerja, istirahat, tidur, dan bangun pada waktunya.
• Ajarkan pentingnya latihan regular kurang lebih setengah jam tiap
tiga kali seminggu untuk menurunkan stres dan meningkatnya tidur.
• Jelaskan bahwa obat hipnotik tidak bolh digunakan untuk jangka
waktu yang lama karena beresiko terhadap terjadinya toleransi
obat.
• Apabila gangguan tidur kronis, lakukan rujukan segera.
• Untuk wanita hamil, ajarkan untuk tidak berdiri jika mampu duduk,
tinggikan kaki ketika duduk, jangan duduk jika bia tidur, sesuaikan
jadwal untuk bisa tidur siang, dan lain-lain.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam memenuhi:
1. Jumlah tidur, apakah sesuai dengan kebutuhan.
2. Faktor-faktor yang mencegah gangguan tidur.
3. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi
gangguan tidur.
4. Mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan
tidur sesuai dengan status kesehatan pasien.
5. Hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan
pada pasien, seperti timbulnya perasaan segar, tidak gelisah,
lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata,
mulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak
adanya konjungtiva merah dan mata perih, pasien sudah
dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak ditemukan
gangguan proses berpikir, bicara, dan lain-lain.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai