Anda di halaman 1dari 14

INDUKSI TIDUR

Nama kelompok :
Ahlam Salsabil Al Habsyi
Ati Kurniati
Ayu Dewi Suryantini
Fegiyarto
I Gusti Ayu Putu Candra Wulandari
Kamilia Hastuti
Kuratul Uyun
Miftahul Zanna Rama Dani
Septiani Dewi Santika
Solehudin Fathul Gani
 
Definisi Tidur

 Tidur merupakan proses fisiologis yang


bersiklus bergantian dengan periode yang lebih
lama dari keterjagaan. Tidur merupakan kondisi
tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan
oleh stimulasi atau sensori yang sesuai (Guyton
dalam Aziz Alimul H).
Lanjutan…
A) Fungsi Tidur
- Tubuh lebih sehat
- Pertumbuhan badan
- Menjaga berat badan
- Tetap aktif siang hari
- Menghindari dari kecelakaan atau cedera
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh

B) Kebutuhan tidur
- Neonatus
- Masa Bayi
- Masa toodler
- Masa Prasekolah
- Masa sekolah
- Masa Remaja
- Masa dewasa muda
- Masa dewasa tua
 
Faktor Yang Mempengaruhi Tidur.

1) Penyakit
2) Lingkungan
3) Kelelahan
4) Gaya hidup
5) Strees emosi
6) Stimulasi dan alkohol
7) Diet
8) Merokok
9) Medikasi
10) Motivasi
Gangguan Tidur dan Cara Penanganan.

1. Gangguan Tidur
Gangguan merupakan kondiri ketika seseorang
mengalami kelainan pada tidurnya dan dapat
mempengaruhi kualitas tidurnya.
a) Insomnia
b) Parasomnis
c) Hypersomnia
d) Apnea tidur
e) Narkolepsi
f) Tidur berjalan (sleepwalking).
Lanjutan..

2.  Cara Menangani Masalah Tidur.


 Induksi tidur
 Meningkatkan rutinitas menjelang
 Kontrol lingkungan
 Meningkatkan kenyamanan
 Pengendalian gangguan fisiologis
Induksi Tidur.
A) Definisi.
Induksi tidur adalah upaya yang disengaja untuk membuat seseorang tertidur dengan
berbagai teknik atau cara pengobatan, dilakukan untuk memperpanjang periode tidur,
meningkatkan efektivitas tidur dan mengurangi atau mencegah insomnia.
B) Tujuan.
1. Memberikan klien perasaan segar setelah tidur.
2. Mendapatkan pola tidur sehat.
3. Menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru,
kardiovaskuler, endokrin, dan lainnya.
4. Memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf.
5. Memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi
penurunan.
C) Indikasi.
1. Pasien dengan masalah tidur.
2. Pasien yang membutuhkan istirahat tidur.
D) Persiapan Alat dan Bahan.
1. Selimut.
2. Medikasi (jika perlu).
3. Bantal tambahan (jika diperlukan).
4. Pakaian tambahan (kaos kaki, topi jika perlu).
E) Tahap Pre Interaksi.
1. Periksa program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat, dosis dan waktu
pemberian.
2. Merujuk pada catatan medis.
3. Siapkan alat dan bahan.
4. Cuci tangan.
 
F) Tahap Orientasi.
1. Memberi salam, periksa identifikasi klien dengan membaca gelang
identifikasi dan menanyakan nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga.
4. Menanyakan kesiapan dan persetujuan pasien sebelum tindakan.
5. Menjelaskan tentang kerahasiaan.
G) Tahap Kerja.
1. Memposisikan pasien senyaman mungkin.
2. Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan klien, dapat dengan menutup pintu atau
mematikan TV dan radio dalam ruangan.
3. Gunakan musik yang lembut jika perlu untuk menyamarkan kebisingan.
4. Pastikan bahwa ruangan memiliki penenrangan dan ventilasi yang baik. Perawat dapat mematikan
lampu menggunakan lampu tidur, sesuai dengan keinginan klien.
5. Tanyakan tentang pola dan kebiasaan yang biasa di lakukan klien sebelum tidur.
6. Gunakan teknik relaksasi untuk meningkatkan tidur.
7. Tingkatkan kenyamanan klien, dengan :
a) Lakukan tindakan higiene bagi klien yang tirah baring.
b) Anjurkan klien memakai pakaian dalam yang longgar.
c) Posisikan dan topang bagian tubuh yang menggantung untuk membantu relaksasi otot.
d) Berikan topi dan kaos kaki pada klien yang cenderung kedinginan.
e) Anjurkan klien berkemih sebelum tidur.
f) Berikan masase.
8) Jika klien belum dapat tidur, anjurkan klien untuk meningkatkan rutinitas sebelum tidur, misalnya dengan
membaca novel ringan, menonton televisi yang merilekskan, atau mendengar musik pada orang dewasaa,
atau dengan membacakan cerita untuk todler dan prasekolah.
9) Kendalikan gangguan fisiologis, bantu klien dengan posisi semi fowler atau tempatkan dua bantal pada
dibelakang kepala untuk membantu pernafasan.
10) Lakukan pengurangan stres. Apabila klien mengalami kekacauan emosional, anjurkan klien untuk tidak
memaksakan tidur, dan melakukan aktivitas yang dapat merilekskan.
11) Luangkan waktu untuk berbicara pada klien yang tidak dapat tidur untuk membantu perawat menentukan
faktor-faktor yang menyebabkan klien terjaga.
12) Anjurkan klien untuk mecoba mengkonsumsi kudapan (susu atau coklat hangat) dan menghindari
mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein (kopi, teh) dan alcohol.
13) Berikan medikasi jika perlu pada pasien yang tidak dapat tidur, sebagai tindakan paling akhir.
14) Bila klien dapat tidur, pastikan dan tetap kontrol lingkungan tidur klien.
H) Tahap Terminasi.
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan.
2. Melakukan kontrak waktu selanjutnya.
3. Berikan reinforcement sesuai kemampuan klien.
4. Berpamitan dengan klien.
I) Tahap Dokumentasi.
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan, tentang
jumlah dan waktu tidur klien, medikasi yang diberikan (nama, dosis, cara
pemberian), dan respon klien terhadap tindakan yang dilakukan.
Kesimpulan

Tidur merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh makhluk


hidup yaitu hewan dan manusia, tidur yang cukup sesuai tingkatan usia
mampu memberikan dampak yang baik bagi psikologis dan kesehatan
seseorang. Gangguan-gangguan tidur diantaranya insomnia,
parasomnia, hypersomnia, apnea, dll. Untuk menangani masalah
gangguan tidur dapat dilakukan dengan menghindari konsumsi
makanan atau minuman yang mengandung kafein, menghindari
kebisingan dan perawat dapat membantu mengatasi gangguan tidur
pada pasien dengan melakukan induksi tidur. Induksi tidur adalah suatu
tindakan atau proses untuk mennyebabkan seseorang tidur.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai