B. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
Kebutuhan rasa nyaman dibutuhkan manusia dalam menikmati dan menjalani hidup. Setiap
manusia membutuhan rasa nyaman, baik secara fisiologis dan psikologis. Rasa nyaman
secara fisiologis dapat terpenuhi jika semua kebutuhan paling dasar manusia terpenuhi.
Kebutuhan fisiologis tersebut meliputi kebutuhan oksigen yang bersih dan terhindar dari
polusi udara, cairan (minuman) sehat sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia, nutrisi
(makanan) yang memenuhi gizi seimbang dan dimasak dengan benar, tempat tinggal dan
lingkungan yang bersih sesuai dengan standar kesehatan, istirahat dan tidur yang cukup,
olahraga yang teratur, dan lain-lain. Sama halnya dengan kebutuhan fisologis, kebutuhan
psikologi juga merupakan kebutuhan mendasar yang dibutuhkan seseorang dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman. Lingkungan keluarga yang memenuhi peran dan fungsi
asah, asih, dan asuh dalam merawat keluarga. Selain itu, mendapatkan kasih sayang
keluarga, memiliki sahabat bebas dari kekerasan, baik verbal dan fisik, diterima dilingkungan
sosial, baik kelompok maupun masyarakat dan sebagainya. Diharapkan seseorang yang
memiliki rasa nyaman secara fisiologis dan psikologis dapat mencapai kesehatan serta
mempertahankan kesehatan fisik dan mentalnya secara optimal.
Selain memerlukan istirahat yang cukup, Anda juga memerlukan tidur untuk
mempertahankan status kesehatannya. Menurut Alimul (2012) tidur merupakan keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas
yang minimal, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan proses fisiologis,
dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan luar. Guyton (1997) juga
mendefinisikan tidur sebagai suatu keadaan bawah sadar, dalam hal ini orang tersebut
dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau rangsangan lainnya.
Tidur telah dianggap sebagai keadaan kesadaran dengan persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan berkurang. Tidur ditandai oleh aktivitas fisik yang minimal, tingkat
kesadaran yang bervariasi, perubahan dalam proses fisiologis tubuh, dan penurunan
respons terhadap rangsangan eksternal.
Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi deaktivasi sistem saraf pusat
sebab pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif dalam sinkronisasi
terhadap neuron-neuron substansia retikulasi dari batang otak. Hal ini dapat diketahui
melalui pemeriksaan neuron-neuron substansia retikularis dari batang otak dan
pemeriksaan electroenchepalogram (EEG). Alat tersebut dapat memperlihatkan fluktuasi
energi (gelombang otak) pada kertas grafik. Saat tidur seseorang juga dapat memilih
secara selektif rangsangan yang dapat membangunkannya, misalnya seseorang akan
segera terbangun jika mendengar suara alarm kebakaran dan akan tetap tertidur
meskipun mendengar suara bising. Seseorang yang kebutuhan istirahat dan tidurnya
tidak terpenuhi dengan baik akan menyebabkan mudah tersinggung, tertekan, lelah, dan
mungkin memiliki kontrol yang buruk terhadap emosi.
e. Obat
Beberapa obat-obatan dapat memengaruhi proses dan kualitas tidur seseorang.
Contoh obat-obatan yang dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur seseorang
antara lain jenis obat dieretik menyebabkan insomnia atau beta-blockers juga dapat
menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Amphetamin dan antidepresan dapat
mengurangi tidur REM yang abnormal. Meperidin hydrochloride (domerol) dan
morpine dapat menekan tidur REM yang menyebabkansering terbangun dan tidak
mengantuk.
f. Diet
Asam amino L-tryptophan yang ditemukan pada makan berprotein dapat membantu
Anda lebih cepat tertidur. Makanan yang mengandung asam amino L-tryptophan
antara lain telur, ikan salmon, produk susu, kacang kenari, kentang, gandum, pisang,
dan daging merah. Di dalam tubuh triptofan akan diubah menjadi molekul yang
disebut 5-HTP (5-hydroxtryptophan) yang digunakan untuk membuat hormon
serotonin dan melatonin dalam otak. Serotonin merupakan hormon yang dapat
memberikan perasaan nyaman, senang, dan mengurangi stres. Melantonin adalah
hormon yang mengatur siklus alami tubuh untuk bangun dan tidur. Hormon ini
membuat Anda tidur lebih nyenyak dan bangun lebih segar. Sebaliknya, minuman
seperti teh, kopi, dan soda dapat menyebabkan Anda kesulitan untuk cepat tertidur.
Alkohol dapat mempercepat Anda teridur, tetapi beberapa jam kemudian akan
terbangun dan tidak dapat tidur kembali.
g. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi kelelahan seseorang.
Misalnya, seorang siswa belajar hingga larut malam dalam rangka persiapan
menghadapi ujian sekolah.
h. Merokok
Merokok mengandung nikotin yang membuat seseorang sulit untuk tidur
dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Selain itu, perokok lebih sering
mengalami apnea tidur karena asap rokok dapat mengiritasi jaringan hidung dan
tenggorokan. Merokok juga dapat menyebabkan sering terbangun dan mengganggu
siklus tidur bangun alamiah (ritme sirkardian terganggu).
i. Penyakit
Penyakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang
menyebabkan seseorang membutuhkan kebutuhan tidur yang lebih besar, misalnya
klien yang menderita infeksi limpa akan membutuhkan lebih banyak waktu istirahat
dan tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak pula keadaan sakit yang menjadikan
klien kurang tidur bahkan tidak dapat tidur, seperti penderita diabetes melitus yang
sering terbangun karena sering buang air kecil atau penderita ISPA yang sering
terbangun karena batuk dan sesak serta hal lainnya.
Terminal insomnia
Terminal insomnia merupakan ketidakmampuan seseorang untuk tidur kembali
setelah bangun tidur pada malam hari.
b. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan dengan total
jam tidur lebih dari sembilan jam pada malam hari. Masalah tidur ini kemungkinan
disebabkan masalah psikologi, depresi, kecemasan, dan dapat pula disebabkan
kondisi kesehatan, seperti kerusakan sistem saraf pusat atau gangguan metabolisme
(diabetik acidosis dan hipotiroid). Pada berbagai situasi kadang-kadang hipersomnia
dijadikan mekanisme koping sesorang untuk menghindari masalah yang harus
dihadapinya.
c. Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak disegaja pada waktu tidur atau
disebut dengan istilah mengompol. Enuresis dibagi menjadi dua jenis, yaitu enuresa
nokturnal (mengompol di saat tidur) dan enuresa diurnal (mengompol pada saat
bangun tidur). Enuresa nokturnal umumnya gangguan pada tidur NREM.
d. Apnea Tidur
Apnea tidur merupakan episode berulang henti napas yang dapat menyebabkan
terjadinya hipoksia dan terbangun berkali-kali. Keadaan ini dapat terjadi akibat
gangguan ventilasi ketika tidur, gangguan mental lain, dan dapat pula akibat
langsung pengaruh fisiologik atau zat (termasuk medikasi).
Penderita sering mengeluh mengantuk berlebihan di siang hari sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa kantuk yang berlebihan disebabkan
seringnya terbangun di malam hari karena penderita berusaha bernapas dengan
normal. Apnea tidur paling sering terjadi pada laki-laki terutama saat tidur terlentang.
Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat
mengakibatkan henti napas. Apabila kondisi ini berlangsung lama dapat
menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak
teratur. Ada tiga tipe apnea tidur, yaitu obstruktif apnea (obstructive apnea), sentral
apnea (central apnea), dan apnea campuran (mix apnea).
Obstruktif apnea merupakan apnea tidur yang paling sering ditemukan. Hal ini terjadi
ketika struktur faring atau oral cavity menghalangi aliran udara. Biasanya terjadi pada
penderita yang sangat gemuk dan penderita mendengkur dengan keras. Napas
pendek bergantian dengan diam yang berlangsung 20–30 detik. Dengkuran yang
keras terjadi karena penderita bernapas melalui aliran udara yang tersumbat
sebagian. Adanya periode diam atau berhenti bernapas disebabkan obstruksi
sempurna jalan napas. Berhentinya napas kadang-kadang terjadi 60–90 detik
sehingga terjadi sianosis. Sebagian besar penderita tidak menyadari gangguan ini.
e. Narcolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, misalnya
tertidur dalam keadaan berdiri mengemudikan kendaraan atau di saat sedang
membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan gangguan neurologis yang sampai saat ini
masih belum diketahui penyebabnya. Untuk sementara narcolepsi dipercaya sebagai
gangguan genetik akibat gangguan sistem saraf pusat sehingga tidak mampu
mengontrol tidur REM. Saat serangan narcolepsi, seseorang langsung memasuki
tahapan tidur REM.
f. Mengigau
Mengingau dikategorikan dalam gangguan tidur apabila terlalu sering dan di luar
kebiasaan. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan bahwa hampir semua orang
pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.
g. Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat menganggu pola
tidur. Di beberapa literatur juga memasukan nokturnal enuresis, mengigau
(sleeptalking), dan bruxism.
Rangkuman
Kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan yang dibutuhkan manusia dalam menikmati dan
menjalani hidup. Setiap manusia membutuhan rasa nyaman, baik secara fisiologis dan psikologis.
Rasa nyaman secara fisiologis dapat terpenuhi jika semua kebutuhan paling dasar manusia
terpenuhi. Kebutuhan untuk istirahat bervariasi di antara individu. Istirahat menyiratkan
ketenangan, relaksasi tanpa tekanan emosional, dan kebebasan dari kecemasan. Tidur
merupakan keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan
tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri-ciri adanya
aktivitas yang minimal, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan proses fisiologis,
dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan luar. Dalam prosesnya, tidur dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu tidur gelombang lambat (Slow Wave Sleep) atau disebut juga tidur Non
Rapid Eye Movement (NREM) dan tidur paradoks atau tidur Rapid Eye Movement (REM). Ada dua
efek fisiologis dari tidur, yaitu efek pada sistem saraf dan efek struktur tubuh. Efek pada sistem
saraf dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf.
Pada efek struktur tubuh, tidur dapat memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh karena
selama tidur tejadi penurunan kerja semua organ tubuh. Masalah atau gangguan tidur dapat
dikategorikan menjadi gangguan tidur primer, gangguan tidur sekunder, dan parasomnia.
Gangguan tidur primer merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh individu itu sendiri.
Gangguan tidur tersebut termasuk insomnia, hipersomnia, narcolepsi, apnea tidur, dan
parasomnia. Gangguan tidur sekunder merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh
gangguan klinis lainnya, seperti gangguan fungsi tyroid, depresi, alkohol atau zat lainnya.
Latihan
1. Tn. A (45 Tahun) bekerja di percetakan. Selama satu minggu ini sering terlambat ke kantor. Tn.
A tampak lesu dan tidak bersemangat. Tn. A mengatakan cemas dengan kondisi kesehatan
putranya yang baru saja operasi di RS. Tn. A sering menguap ketika bekerja, kurang fokus,
dan sklera matanya berwarnah merah. Berdasarkan kasus di atas Tn. A mengalami ....
a. gangguan istirahat
b. gangguan tidur
c. gangguan rasa nyaman
d. gangguan istirahat dan tidur
e. Anxietas
2. Seorang ibu mengeluh anaknya yang paling kecil sering kali megompol di malam hari. Semalam
anaknya mengompol sebanyak dua kali. Anak tersebut mengalami gangguan tidur berupa ....
a. enuresis diurnal
b. enuresis nokturnal
c. Insomnia
d. Narkolepsi
e. apne tidur
3. Seorang ibu mengeluh anaknya yang paling kecil sering kali megompol di malam hari.
Semalam anaknya mengompol sebanyak dua kali. Gangguan tidur yang dialami anak tersebut
terjadi pada siklus tidur tahap ....
a. tahap II dan III tidur NREM
b. tahap I dan II tidur NREM
c. tahap IV tidur NREM
d. tahap I tidur NREM
e. tahap tidur REM
4. Seorang ibu mengeluh anaknya yang paling kecil sering kali mengompol di malam hari.
Semalam anaknya dapat mengompol sebanyak dua kali. Berdasarkan kasus di atas, kategori
gangguan tidur anak tersebut adalah ....
a. Primer
b. Sekunder
c. Parasomnia
d. Disomnia
e. Insomnia
5. Tn. P (79 Tahun) seorang kakek yang memiliki satu cucu berusia 6 tahun. Jumlah tidur Tn. P
lebih sedikit dibandingkan dengan cucunya. Hal ini disebabkan ....
a. gelombang lambat (NREM) relatif lambat dan kontinuitas
b. gelombang lambat (NREM) relatif stabil dan kontinuitas
c. gelombang lambat (NREM) relatif stabil dan bertahap
d. gelombang paradoks (REM) relatif stabil dan kontinuitas
e. gelombang paradoks (REM) relatif lambat dan kontinuitas
6. perhatikan tabel dibawah ini.
No Ciri-ciri tidur
1. Mimpi aktif dan mimpi diingat
2. Mimpi berkurang