Anda di halaman 1dari 4

BPH

(BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA)

Aisyah Nourma Andini NIM 192310101099


Rahmi Yuliastantri Nurcahyani NIM 192310101029

I. Pengkajian
Melakukan informai/data pasien dengan tujuan dapat mengidentifikai,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
pasien, baik secara fisik, mental, social, dan lingkungan.
a. Pengumpulan Data
1) Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat,tempat
tinggal, dan data-data lain yang dibutuhkan
2) Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien BPH keluhan-keluhan yang biasanya ditemukan
antara lain tidak tuntas ketika berkemih, retensi urin,
intermiten, nokturia, disuria, hesistensi.
3) Riwayat penyakit dahulu
Kaji riwayat penyakit sebelumnya apakah pasien sebelumnya
pernah mengalami infeksi saluran kemih (ISK), pernah
mengalami kanker dan pembedahan prostat.
4) Riwayat penyakit keluarga
Kaji riwayat penyakit anggota keluarga apakah pernah
mengalami penyakit yang serupa, atau memiliki riwayat
penyakit kronis lainnya
5) Riwayat lingkungan social
Kaji bagaimana hubungan sosial pasien terhadap lingkungan
sekitar baik sebelum, saat, dan sesudah sakit. Serta kaji
bagaimana pasien menghadapi masalah dan mekanisme koping
pasien
b. Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual
1) Pola nutrisi
Pola makan, minum, dan makanan/minuman yang dikonsumsi
sehari-hari
2) Pola Eliminasi
Rutinitas dan frekuensi bak dan bab
3) Pola Personal hygiene
Kebiasaan rutin dalam melakukan personal hygiene
4) Pola Istirahat dan tidur
Kebiasaan istirahat dan pola tidur pasine
5) Pola Aktivitas dan latihan
Kegiatan yang dilakukan dalam sehari-hari
6) Pola kognitif dan perceptual
Pemahaman pasien terhadap penyakit yang diderita da persepsi
pasien ketika sakit
7) Pola persepsi/konsep diri
Persepsi dan citra diri terhadap diri sendiri, keluarga dan
masyarakat sekitar
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Bagaimana reproduksi pasien sebelum, sesaat, dan sesudah
sakit apakah ada gangguan atau tidak, selain itu bagaimana
pengaruhnya terhadap seksualitas pasien
9) Pola peran dan hubungan
Hubungan pasien dengan keluarga, tetangga, dan masyrakat
sekitar
10) Pola manajemen koping-stress
Cara menghadapi masalah dan bagaimana mekanisme koping
pasien
11) Pola nilai kepercayaan
Bagaimana kepercayaan pasien terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan keyakinan agama yang dianut
c. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
Dilakukannya pemeriksaan kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher,
dada, abdomen, genitalia, ekstremitas atas dan bawah, kulit dan kuku.
Umumnya pasien yang menaglami BPH terdapat masalah di bagian
abdomen bawah, genitalia, tergantung kondisi klinis pasien.
Juga dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
d. Pengkajian nyeri
Dilakukan pengkajian nyeri dengan PQRST
e. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah, pemeriksaan USG, dan
pemeriksaan lainnya yang dapat menunjang diagnose pasien.
II. Diagnosa
Diagnosa yang umumnya muncul pada pasien BPH dengan menggunakan
SDKI, antara lain:
- Pre operasi : nyeri akut (D.0077), retensi urin (D.0050), gangguan
eliminasi urin (D.0040), ansietas (D.0080), gangguan pola tidur
(D.0055), deficit pengetahuan (D.0111)
- Post operasi : nyeri akut (D.0077), risiko infeksi (D.0142), risiko
pendarahan (D.0012)

Pada kasus yang dikaji oleh kelompok kami, terdapat 3 diagnosa yang
ditegakkan, antara lain :

- (D.0050) Retensi urin b.d peningkatan tekanan uretra d.d distensi


kandung kemih
- (D.0074) Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh
tidak nyaman dan tampak merintih
- (D.0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d klien mengeluh
nyeri dan tampak meringis
III. Perencanaan
Membuat perencanaan keperawatan berdasarkan SLKI, dimana
perencanaan dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang
diharapkan mampu meningkatkan beberapa kriteria yang sudah
direncanakan atau menurunkan kriteria tertentu. Diagnosa retensi urin,
dilakukan intervensi keperawatan yang diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan berkemih pasien. Diagnosa gangguan rasa nyaman, criteria
hasilnya adalah pasien kembali merasa nyaman dan tidak sering
mengeluh/merintih ketika BAK. Diagnosa nyeri akut, criteria hasil
dariintervensi yang dilakukan adalah mengurangi keluhan nyeri dan rasa
nyeri yang dirasakan oleh pasien.
IV. Intervensi
Intervensi keperawatan bertujuan untuk melakukan serangkaian tindakan
dan penilaian asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien berdasarkan
analisa pengkajian dengan harapan masalah kesehatan pasien teratasi dan
keperawatan pada pasien menjadi efektif.
Pada kasus kami, diagnosa retensi urin dilakukan pemasangan kateter,
diagnose gangguan rasa nyaman dilakukan teknik relaksasi kepada pasien,
dan diagnose nyeri akut dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk
memberikan analgetik
V. Evaluasi
Mengevaluasi hasil dan proses selama dilakukan asuhan keperawatan.
Evaluasi ini disusun dengan menggunakan SOAP. Terdapat 3 alternatif
dalam menafsirkan hasil evaluasi meliputi: masalah teratasi, masalah
sebagian teratasi, masalah belum teratasi

Anda mungkin juga menyukai