A. PENGKAJIAN
Pengkajian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi dan
penkajian post operasi prostatektomi
Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini MRS sampai saat operasinya, yang
meliputi :
1. Identitas klien
b) Inter personal
c) Pola eliminasi
7. Pemeriksaan fisik
a) Status kesehatan umum
b) Kulit
c) Kepala
d) Muka
e) Mata
Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak. Pada
konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera
tampak ikterus atau tidak.
f) Telinga
Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana
bentuknya, apa ada gangguan pendengaran.
g) Hidung
j) Thoraks
k) Paru
l) Jantung
m) Abdomen
Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari jari tremor apa tidak.
Apakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada
tanda tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan.
Bentuk tulang belakang bagaimana.
8. Pemeriksaan diagnostik
b. Pengkajian post operasi prostatektomi
Keluhan pada klien berbeda beda antara klien yang satu dengan yang
lain. Kemungkinan keluhan yang bisa timbul pada klien post operasi
prostektomi adalah keluhan rasa tidak nyaman, nyeri karena spasme
kandung kemih atau karena adanya bekas insisi pada waktu
pembedahan. Hal ini ditunjukkan dari ekspresi klien dan ungkapan dari
klien sendiri.
2. Keadaan umum
3. Sistem respirasi
Bagaimana pernafasan klien, apa ada sumbatan pada jalan nafas atau
tidak. Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi nafas , irama nafas, suara
nafas. Ada wheezing dan ronchi atau tidak. Gerakan otot, gerakan dada
dan perut. Tanda tanda cyanosis ada atau tidak.
4. Sistem sirkulasi
5. Sistem gastrointestinal
6. Sistem neurology
Hal yang dikaji: keadaan atau kesan umum, GCS, adanya nyeri kepala.
7. Sistem muskuloskleletal
8. Sistem eliminasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rencana tindakan :
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
Kriteria hasil :
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
Rasional:
Kriteria hasil:
1) Klien tidak mengalami infeksi.
2) Dapat mencapai waktu penyembuhan.
3) Tanda tanda vital dalam batas normal dan tidak ada tanda tanda
shock.
Rencana tindakan:
Rasional:
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
Rasional :
Kriteria hasil:
Rencana tindakan :
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
Rasional:
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
Rasional:
Evaluasi adalah bagian akhir dari proses keperawatan . Semua tahap proses
keperawatan (diagnosis, tujuan, intervensi) harus dievaluasi. Tujuan evaluasi
adalah untuk apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan
untuk melakukan pengkajian ulang. Ada tiga alternatif yang dapat dipakai
perawat dalam memutuskan, sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu
tercapai, yaitu tujuan tercapai, tujuan tercapai sebagian dan tujuan tidak
tercapai. Untuk dapat menilai maka dilihat dari perilaku klien sebagai berikut:
1. Tujuan tercapai jika klien mampu menunjukkan perilaku pada waktu atau
tanggal yang telah ditentukan, sesuai dengan pernyataan tujuan.
2. Tujuan tercapai sebagian jika klien telah mampu menunjukkan perilaku,
tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah
ditentukan .
3. Tujuan tidak tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali
menunjukkan perilaku yang diharapkan, sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan.
F. DISCHARGE PLANNING
Menururt Brunner dan Suddarth (2001) ada beberapa hal penting yang harus
diinformasikan kepada klien untuk rencana pemulangan, yaitu:
1. Anjurkan klien agar tidak terlibat dalam segala bentuk aktivitas yang
menyebabkan efek valsava (mengejan saat defekasi, mengangkat benda
berat).
2. Anjurkan agar menghindari perjalanan dengan motor dalam jarak jauh dan
latihan berat, yang dapat meningkatkan kecenderungan perdarahan.
3. Klien diingatkan untuk minum cukup cairan untuk mencegah dehidrasi, yang
meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah dan menyumbat
aliran urine.
4. Anjurkan untuk menghindari makanan yang pedas, alkohol dan kopi yang
dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
DAFTAR PUSTAKA