“NOP (NEOPLASMA)”
Oleh :
2. Etiologi
Berdasarkan (Najmih 2019) Penyebab dari kista belum diketahui secara
pasti, kemungkinan terbentuknya kista akibat gangguan pembentukan hormon
dihipotalamus, hipofisis atau di indung telur sendiri (ketidakseimbangan
hormon). Faktor resiko terjadinya kista ovarium :
1. Riwayat kista ovarium sebelumnya
2. Siklus menstruasi yang tidak teratur
3. Menstruasi dini
4. Tingkat kesuburan
5. ketidakseimbangan hormon estrogen maupun progesteron
3. Patofiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung pada sejumlah hormon, dan
kegagalan salah satu pembentukan hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium
tersebut. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Pada ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter
lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan
menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm
dengan kista ditengahtengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan (Karim 2020).
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis
Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukkan adanya gejala
sampai periode waktu tertentu. Pada umumnya kista jenis ini tak mempunyai
ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum.
Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berbagala karena kista
ovariumpun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu.
Warna kista putih keabu-abuan.
7. Komplikasi
1. Torsi
Faktor yang menyebabkan torsi bermacam–macam, yaitu penting adalah
faktor faktor dari tumor sendiri, gerakan yang sekonyan – konyang dan
gerakan peristaltik dari usus.
2. Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma.
Pada kedua – duanya disertai gejala sakit, mual dan muntah.
3. Superasi dari kista
Kista Dermoid lebih sering dikenal radang, mungkin karena isinya yang
merangsang atau mungkin pula berat tumornya yang dapat mengganggu
peredaran darah, gejala – gejalanya seperti pada peradangan biasanya, yaitu
: sakit, nyeri tekanan, perut tegang, demam dan leukositosis, kalau
dibiarkan bisa terjadi peritonitis.
4. Perubahan Keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan lebih kecil
dibandingkan dengan jenis serosum. Biasanya bila terjadi keganasan,
berupa Ca. Epidermoid, kadang – kadang berbentuk sarcoma.
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Laparaskopi
Diagnostik Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-
sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah
tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor
kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga
perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam
tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan pemasukan
bubur barium dalam colon disebut di atas.
4. Pap smear
untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya kanker
atau kista.
5. Pemeriksaan darah
CS – 125 (menilai tinggi rendahnya kadar protein pada darah).
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor D. 0078
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
D. 0019
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan efek samping
terapi radiasi D. 0129
3. Intervensi keperawatan
No Diagnose Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tindakan medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan. Pada
tahap ini perawat juga akan berkolaborasi dengan tenaga ahli medis lainnya
untuk memenuhi kebutuhan pasien (Ida, 2016)
5. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan kriteria hasil yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
yang berkesinambungan dengan melibatkan tenaga medis yang lain agar
mencapai tujuan kriteria hasil yang ditetapkan (Ida, 2016).
Referensi
Astrid Savitri, D. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Perss.
Aspiani, R. Y. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: TIM.
Budiono, dkk. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
Brunner, and S. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta: EGC.
Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika.
Endang Purwoastuti, and E. S. M. (2015). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Bagi
Kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS.
M.F.Rozi. (2013). Kiat Mudah Mengatasi Kanker Serviks. Yogyakarta: Aulia
Publishing.
Morita, D. (2016). Kajian Pengobatan Pasien Kanker Serviks di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences (Vol. 4, pp. 330-334).
Kemenkes. (2015). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Situasi Penyakit
Kanker.
Reeder, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga,
Edisi 18 Volume 1. Jakarta: EGC.
Wijaya, D. (2010). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar
Kejora.
Wuriningsih. (2016). Potret Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Klien Dengan
Kanker Serviks Melalui Pendekatan Konservasi Dan Efikasi Diri. Nurscope.
Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 2(2), 49-6
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.