Anda di halaman 1dari 12

C.

Konsep Dasar Teori Asuhan Keperawatan Post Operasi Sectio Casarea

1. Pengkajian Data Fokus

Pengkajian data fokus ( Yuli, Renny,2017 )

a. Pengkajian

1) Identitas

Ambarwati dan Wulandari ( 2010) mengatakan, biodata adalah hal– hal

yang mencakup identitas pasien meliputi:

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar

tidak keliru dalam memberikan penanganan.

b) Umur

Umur ibu yang sangat muda kurang 20 tahun dan tua lebih dari 35

tahun merupakan umur resiko tinggi. (Nuroktavia, 2015 )

c) Agama

Mengetahui keyakinan klien untuk membimbing atau mengarahkan

pasien dalam berdoa.


d) Pendidikan

Hal ini berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.

Pendidikan yang kurang berhubungan dengan status sosial ekonomi

(Nuroktavia, 2015 ).

e) Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena

mempengaruhi untuk gizi pasien tersebut.

f) Alamat

Untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.

2) Keluhan Utama

Pada pasien dengan post operasi keluhan utamanya yaitu klien mengeluh

nyeri pada luka bekas oprasi, badannya lemah, tidak berani bergerak dan rasa

haus yang berlebih.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Pada pasien dengan post section caesarea pasien mengeluh nyeri, nyeri

diakibatkan oleh insisi bedah, nyeri dirasakan pada saat beraktivitas dan nyeri

berkurang ketika beristirahat, kualitas nyeri seperti ditusuk – tusuk jarum, nyeri

dirasakan sekitar abdomen, skala nyeri 7 ( 0 -10 ), nyeri dirasakan setelah post

section caesarea ( Asmadi, 2008 dan Sausa, et,el, 2009 ).

4) Riwayat Penyakit Dahulu

pasien memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi, atau Diabetes Melitus

(DM).

5) Riwayat Penyakit Keluarga


Peran keluarga atau keturunan merupakan faktor penyebab penting yang

perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah di derita salah satunya anggota

keluarga yang ada hubungannya dengan operasi misalnya : DM dan hipertensi.

6) Riwayat Obstetri

Untuk mengetahui riwayat obstetri yang perlu diketahui adalah :

a. Riwayat Menstruasi, mengkaji menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid,

dismenorrhae, keluhan haid (Manurung et al, 2011), hari pertama haid terakhir

(HPHT) guna menentukan taksiran persalinan (TP) (Rahmawati, 2017).

b. Perkawinan

Berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami yang sekarang.

c. Kehamilan Sekarang

Riwayat kehamilan pada klien dengan solusi plasenta atau plasenta

previa.

d. Riwayat Kehamilan dan persalinan yang lalu

Kelangsungan dari kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu,

bagimana keadaan bayi yang dilahirkan, apakah bayi pernah ada riwayat

gawat janin, apakah cukup bulan atau tidak, kelahirannya normal atau tidak,

siapa yang menolong persalinan dan dimana melahirkannya sehingga

mendapatkan gambaran yang jelas tentang riwayat kehamilan persalinan yang

lalu ( Aspirasi Reny, 2017 ).

e. Riwayat nifas, masa nifas yang terdahulu tidak ada penyakit seperti perdarahan

post partum dan infeksi nifas. Maka diharapkan masa nifas saat ini juga tanpa

penyakit. Terdapat pengeluaran lochea yang normal. Ibu dengan riwayat


pengeluaran lochea, infeksi uterus, rasa nyeri berlebihan memerlukan pengawasan

khusus. (Manuaba, 2010).

f. Riwayat Keluarga Berencana (KB), penggunaan KB yang lalu, beberapa

kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan

kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak

diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ janin (Rahmawati,

2017).

4. Pola Kebiasaan Sehari - hari

a) Respirasi

Pada kasus post sectio caesarea penyulit yang sering ditemukan adalah

obstruksi jalan nafas, respirasi yang tidak adekuat dan respirasi arrest.

b) Nutrisi

Kebutuhan gizi pada masa nifas meningkat 25 % dari kebutuhan biasanya.

Klien setelah selesai operasi pemenuhan nutrisinya selama puasa melalui infus

dan setelah 6 iam baru diberikan minum secara bertahap dan setelah 8 jam baru

diberikan makanan yang lunak, tapi bila klien dengan lumbal fungsi langsung

diberi makan, minum seperti biasanya, bahkan dianjurkan banyak minum.

c) Eliminasi

Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau dan klien dengan post

sectio caesarea, untuk BAK melalui cateter yang

sebelumnya telah terpasang. Warna urin kemerahan.

b. Istirahat/tidur
Pada klien dengan post sectio caesarea mengalami gangguan istirahat

tidur karena adanya rasa nyeri pada daerah operasi dan adanya rasa yang tidak

enak pada uretra akibat terpasangnya cateter.

e) Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi

Pada klien dengan post operasi sectio caesarea mengalami gangguan

dalam hal temperatur tubuh, suhu tubuh >37,5 C.

F)Personal hygiene

Klien dengan post sectio caesarea belum mampu dalam perawatan diri,

karena bedrest dan sakit pada luka post sectio caesarea. Pada hari pertama dan

kedua sebelum cateter dibuka klien membutuhkan orang lain untuk membersikan

diri dalam hal ini klien harus dimandikan dan setelah cateter dibuka dibantu

perawatan vulva hygiene.

g. Aktivitas

Pola aktivitas dapat terganggu dengan adanya rasa nyeri pada daerah

operasi sehingga klien membatasi gerak.

h. Gerakan dan keseimbangan

Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena nyeri dan

ketidaknyamanan.

i) Kebutuhan berpakaian

Klien dengan post sectio caesarea mengalami gangguan dalam memenuhi

kebutuhan berpakaian tersebut.

5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Pada klien dengan post SC sering ditemukan pemeriksaan

keadaan umum baik atau lemah.

b) kesadaran : composmentis GCS 15 (Eye 4, Motoric 6, Verbal 5).


c) Tanda – tanda vital

Tekanan darah : Normal atau menurun <120/ 90 mmHg.

Nadi : Nadi meningkat > 80x/ menit

Suhu : Suhu meningkat > 37,50C.

Respirasi : Respirasi meningkat.

d) Pemeriksaan Fisik Head To Toe, Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada

klien post partum menurut (Aspiani, 2017) meliputi :

a) Kepala

Perlu dikaji bentuk kepala, kulit kepala apakah kotor atau berketombe.

Bagaimana kondisi rambut, pertumbuhan rambut apakah merata atau tidak.

b) Wajah

Pasien biasanya tampak meringis dan gelisah. Yang perlu diperhatikan

mengenai warna kulit dan ekspresi wajah klien,adanya edema. Adanya

cloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah.

c) Mata

Bentuk mata simetris, bentuk bola mata bulat, konjungtiva

anemis, tidak ada lesi, sklera tidak ikterik, ada reflek pupil, tidak ada

benjolan, dan aada tidaknya nyeri tekan.

d) Telinga

Telinga kiri dan kanan simetris atau tidak , adanya lesi atau tidak,

kebersihan telinga, pendengaran menggunakan tes bisik pasien mampu

mendengar.

e) Mulut, bibir, faring dan gigi


Mengenai bagaimana bentuk apakah simetris, kelembaban,

kebersihan mulut, ada tidaknya pembesrana tonsil dan ada tidaknya

kelainan berbicara, jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi, ada

tidaknya peradangan gusi atau caries gigi dan penggunaan protesa

(penggunaan gigi palsu atau tidak).

f) Hidung

Bentuk hidung simetris, kebersihan hidungnya, ada tidak nya

cupping hidung, terdapat lesi atau tidak, bisa nyemebutkan aroma atau

tidaknya.

g) Leher

Perlu dikaji jika terdapat benjolan pada leher, pembesaran vena

jugu laris dan adanya pembesaran kelenjar tiroid

h) Dada dan punggung

Perlu dikaji kesimetrisan dada, retraksi intercostae, pernapasan

tertinggal, suara wheezing, ronchi, adakah nyeri tekan.

i) Payudara / mammae

Pada klien post sc ditemukan payudara membesar, putting

menonjol, areola menghitam dan membesar sekitar 5-6 cm, permukaan

pembuluh darah menjadi terlihat, pada hari kedua atau ketiga payudara

keras ditandai dengan sekresi air susu sehingga terjadi proses laktasi.

j) Abdomen
Perlu diperhatikan ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan

bising usus, nyeri tekan dan bagaimana frekuensi berkemih. Pemeriksaan

abdomen dilakukan dengan:

 Inspeksi

Periksa keadaan perut, perut apakah terlihat buncit ataupun besar tidak

seperti saat hamil, Lihat di daerah abdomen adakah striae dan terdapat linea

nigra. lihat keadaan luka dengan cara lihat di bagian verban pada POD I

adakah rembesan darah di verban dan lihat adakah pengeluaran darah di

verban. POD Il saat pembukaan verban oleh dokter lihat keadaan luka kering

basah, liat tanda dan gejala infeksi, adakah nyeri dan pus disekitar luka insisi,

adakah kemerahan dan bengkak disekeliling luka insisi, adakah peningkatan

suhu tubuh, pada luka insisi adakah pengeluaran darah atau nanah dan apakah

tercium bau pada daerah luka.

 Auskultasi

Bising usus normal 8-12x/menit.

 Palpasi

Palpasi uterus untuk mengetahui:

(1) Fundus uteri (TFU). Tinggi fundus akan turun satu hingga dua cm setiap hari

sampai hari kesembilan atau ke-10. Pada hari hari kesembilan atau ke-10 ,

fundus uteri sudah tidak teraba lagi. Hari keenam, TFU berada di

pertengahanan antara pusat dan simfisis pubis. Risiko terjadinya gangguan

pada penurunan tinggi fundus uteri (TFU) atau involusio uteri yaitu

dikarenakan adanya penurunan kadar progesteron dan estrogen.


(2) Uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka saat palpasi tidak akan

nampak peningkatan aliran pengeluaran lochea. Bila sebelumnya kontraksi

uterus tidak baik dan konsistensinya lunak itu dikarenakan pada saat nifas

kadar estrogen dan progesterone menurun sehingga menyebabkan involusio

uteri melambat. Jika terjadi hal demikian palpasi dapat dilakukan karena

akan menyebabkan kontraksi yang akan mengeluarkan bekuan darah yang

terakumulasi, aliran ini pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus

menjadi keras.

 Palpasi posisi uterus, pada saat melahirkan pemeriksaan ini posisi kaki

litotomi meliputi posisi uterus, apakah di tengah, mengarah ke kiri atau

mengarah ke kanan

 Perkusi

Pada saat siperkusi dari bawah ke atas terdapat suara dullness kemudian

timpani, biasanya pada ibu post partum kembung.

k) Pemeriksaan kandung kemih

Lakukan palpasi di atas simfisis pubis, kandung kemih tidak teraba. Bila

teraba, tanyakan apakah sakit atau ibu mempunyai dorongan untuk berkemih.

l) Genetalia

Adakah pengeluaran lochea, bagaimana warnya, banyaknya, bau serta adakah

oedema vulva, bagaimana posisi cateter terpasang dengan baik atau tidak,

apakah lancar dan bagaimana kebersihan klien pada post operasi yang

biasanya akan tampak kotor karena banyak usia darah yang belum

dibersihkan.
m) Rectum

Kaji apakah terdapat hemoroid atau tidak.

n) Ekstremitas atas

Terdapat edema pada tangan serta jari-jari. Kaji refleks bisep dan trisep. Kaji

kekuatan otot (Bobak, 2005).

o) Ekstremitas bawah

Terdapat edema pada kaki serta jari-jari dan terdapat tromboflebitis. Kaji

refleks patella dengan kaki ibu menggantung bebas dari atas meja periksa. Kaji

refleks achilles dan babinski. Biasanya klien dengan PEB refleksnya akan

hiperfleksia +3 atau lebih dan adanya klonus dipergelangan kaki. Kaji

kekuatan otot Adanya tanda homan, caranya dengan meletakkan 1 tangan pada

lutut ibu dan di lakukan tekanan ringan agar lututu tetap lurus. Bila ibu

merasakn nyeri pada betis dengan tindakan tersebut, tanda homan (+) (Bobak,

2005).

6. Data Psikologis

Periode taking in adalah periode ketergantungan. Periode ini terjadi 1-2

hari sesudah melahirkan. Fase taking hold berlangsung mulai hari ke-3 sampai

hari ke-10 pasca melahirkan. Pada fase ini ibu akan merasa ketidakmampuannya

dan tanggungjawabnya dalam merawat bayinya dan perasaan ibu sangat sensitif.

Fase ini adalah fase dimana seorang wanita sudah mau dan mampu menerima

tanggungjawab dan peran barunya sebagai seorang ibu (Hesty, 2012).


7. Data Sosial

Bagaimana keadaan rumah tangganya harmonis/tidak, hubungan ibu,

suami dan keluarga serta orang lain baik/tidak, ada/ tidak ada mitos-mitos

selama masa nifas yang dipercaya, ada/tidak budaya pantang makan makanan

tertentu.

8. Data Spiritual

Mengkaji kebiasaan ibadah klien, dan mengetahui apakah adanya adat

istiadat dari suatu daerah yang dianut oleh ibu nifas dan keluarga mengenai

perawatan masa nifas yang berpengaruh negative/buruk pada kesehatan ibu dan

bayi (Pitriani & Andriyani, 2014).

9. Data Perawatan Mandiri


Pada klien post partum dengan preeklampsia berat akan terganggu

melakukan personal hygne klien dimulai dari perawatan rambut, telinga, oral

hygne, perawatan payudara, vulva hygne, perawatan kuku karena adanya

kelemahan setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai