FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2023
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengertian
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amru
Sofian, 2012 dalam NANDA, 2015).
Sectio Caesarea adalah cara melahirkan anak dengan cara
melakukan pembedahan / operasi lewat dinding perut dan dinding uterus
untuk melahirkan anak yang tidak bisa dilakukan pervaginam atau oleh
karena keadaan lain yang mengancam ibu atau bayi yang mengharuskan
kelahiran dengan cara segera sedangkan persyaratan pervaginam tidak
memungkinkan.
2. Etiologi
Adapun etiologi dari Sectio Caesarea yaitu (Nanda, 2015):
a. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelaian letak, primipara tua
disertai kelainan letak ada, disproporsi sevalo pelvik (disproporsi
janin/ panggul) yaitu ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan
ukuran lingkar kepala janin yang menyebabkan ibu tidak bisa
melahirkan normal, ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
terdapat kesempitan panggul, adanya plasenta previa terutama pada
primigravida, solutsio plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan
yaitu pre eklampsia-eklampsia, atas permintaan dari pasien dan
keluarga, kehamilan yang disertai penyakit (jantung , DM), gangguan
perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya),
adanya ketuban pecah dini (KPD) yaitu pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi
inpartus.
b. Etiologi yang berasal dari janin
Adanya fetal distress atau gawat janin, mal presentasi dan mal
posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,
kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi.
3. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan
yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan,
misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit,
disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus
tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin.
Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan
yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah
defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan,
dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada
pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan
tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya
inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah
insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin
yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka
post operasi, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan
masalah resiko infeksi.
4. Manifestasi Klinis
Dalam NANDA (2015) manifestasi klinis pada pasien dengan section
caesarea yaitu :
a. Plasenta prevaria sentralis dan lateralis (posterior).
b. Panggul sempit.
c. Disporsi sepalovelvik yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala
dan ukuran panggul.
d. Adanya rupture uteri yang mengancam.
e. Partus lama (prolonged labor).
f. Partus tak maju (obstructed labor).
g. Distosia serviks.
h. Pre-eklampsia dan hipertensi.
i. Malpresentasi janin :
1) Letak lintang
2) Letak bokong
3) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)
4) Presentasi rangkap jika resposisi tidak berhasil
5) Gemeli (anak kembar)
4. Kolaborasi
-
5. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat
melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan
sebelumnya. Berdasarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas
melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus
yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
6. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP
yaitu S (Subjektif) dimana perawat menemui keluhan pasien yang masih
dirasakan setelahdiakukan tindakan keperawatan, O (Objektif) adalah data
yang berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara
langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah tindakan
keperawatan, A (Assesment) yaitu interpretasi makna data subjektif dan
objektif untuk menilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dalam
rencana keperawatan tercapai. Dapat dikatakan tujuan tercapai apabila
pasien mampu menunjukkan perilaku sesuai kondisi yang ditetapkan pada
tujuan, sebagian tercapai apabila perilaku pasien tidak seluruhnya tercapai
sesuai dengan tujuan, sedangkan tidak tercapai apabila pasien tidak
mampu menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan, dan
yang terakhir adalah planning (P) merupakan rencana tindakan
berdasarkan analisis. Jika tujuan telah dicapai, maka perawat akan
menghentikan rencana dan apabila belum tercapai, perawat akan
melakukan modifikasi rencana untuk melanjutkan rencana keperawatan
pasien. Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses (Dinarti, Aryani,
Nurhaeni, Chairani, & Utiany., 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Suip. 2014. Laporan Pendahuluan Post Partum Dengan Sectio Caesarea. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta.
https://www.academia.edu/12913746/LAPORAN_PENDAHULUAN_P
OST_PARTUM_DENGAN_SECTIO_CAESARIA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
WOC
LMR
SC
Post Op SC
Penurunan saraf
ekstremitas bawah
Jaringan terputus Jaringan terbuka Laktasi Psikologis
Kelemahan Merangsang area sensorik Proteksi kurang Progesteron dan estrogen menurun Taking in, takin
letting go
Gangguan Gangguan rasa nyaman Invasi bakteri Prolaktin meningkat
mobilisasi Perubahan psik
Nyeri Akut Risiko Infeksi Pertumbuhan kelenjar
Defisit susu terangsang Penambahan ang
Perawatan
diri
Ejeksi ASI tidak adekuat Isapan bayi yang menyebabkan oksitosin Kebutuhan me
meningkat
ASI tidak keluar
Pembuluh Penampilan peran
Vagina dan
darah tidak efektif
perineum
rusak
Menyusui tidak
efektif
Pengeluaran Risiko
darahan Perdarahan