Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sampah Organik Dan Anorganik

Dalam kehidupan sehari – hari kita sudah mengenal ada dua jenis sampah, yaitu
sampah organic dan anorganik. Kedua jenis sampah ini sangat berperan dalam proses
penyuburan tanah, terutama sampah organic yang dapat dijadikan pupuk organik.Pupuk
organik dapat pula diartikan sebagai bahan organis yang setelah diurai jasad reniknya
memberikan zat – zat yang mudah dihisap tanaman – tanaman.

Ciri – ciri pupuk organic adalah :

 Zat lemasnya harus tredapat dalam senyawa organic, sehingga harus mengalami
penguraian menjadi persenyawaan N yang mudah dihisap oleh tumbuh – tumbuhan.
 Tidak meninggalkan sisa asam anorganik dalam tanah.
 Mempunyai kadar persenyawaan C organic yang tinggi.

Selain mempunyai ciri ciri, pupuk onorganik mempunyai sifat – sifat pokok diantaranya :

 Sampah 1 -2 hari belum menimbulkan bau menyengat.


 Sampah berbau sesuai bahan aslinya, seperti sampah kulit jeruk barbau jeruk.
 Sampah dalam keadaan aerob akan berproses menjadi kompos dan tidak
menimbulkan bau.
 Apabila mendapatkan oksigen cukup sampah tidak berbau busuk karena bakteri aktif
mendegradasi sampah tersebut adalah bakteri aerob menghasilkan gas Co2, air dan
energi. Tetapi dalam keadaan tertutup rapat tidak ada/kurang oksigen maka bakteri
yang aktif adalah anaerob yang disamping menghasilkan air dan CO2 juga
menghasilkan H2S dan gas amoniak yang berbau busuk.

Sampah anorganik sifatnya sangat sulit terurai dan tidak dapat membusuk secara alamiah.
Sampah anorganik tidak bias ditimbun lama – lama ataupun dalam keadaan tertutup karena
akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Disamping iu sampah anorganik yang ditimbun
dapat mencemari tanah zat – zat kimia seperti yang terdapat pada plastik dapat menghambat
kesuburan tanah. Tanah yang tercemar oleh zat – zat kimia beracun dapat memusnahkan
semua mikroflora tanah dan hewan tanah. Dengan demikian kegiatan – kegiatan yang
dilakukan oleh mikroflora dan hewan – hewan tanah akan terhenti. Keadaan tersebut dapat
merusak fungsi tanah sebagai media bagi berbagai tanaman – tanaman.

2.2. Sejauh mana penanganan sampah di SMP I Negara

Kebersihan merupakan masalah yang selalu menjadi topic utama di lingkungan SMP I
Negara.Betapa tidak?Sebagai Sekolah Standar Nasional serta juara Perindangan Sekolah
yang sering mendapat kunjungan dari Diknas mengharuskan SMP 1 Negara selalu bersih dan
terawat.Tak mengherankan bila masalah sampah tak luput dari perhatian pihak sekolah.

Beberapa cara telah upayakan pihak sekolah untuk menangani masalah yang satu ini.
Pihak sekolah pernah menganjurkan setiap kelas agar memiliki dua buah tempat sampah
masing – masing untuk sampah organic dan anorganik.Namum, yang terlihat saat ini
bukannya sampah organic terpisah dengan sampah anorganik tetapi, tercampur jadi satu
seolah – olah perintah itu tidak pernah ada. Bahkan ada beberapa kelas yang hanya memiliki
satu buah tempat sampah, yang tidak punya sama sekali pun ada.

SMP 1 Negara juga telah memiliki tempat pembuangan akhir untuk sampah organic
dan anorganik yang terpisah dan sebuah tungku pembakaran.Namun, seperti yang sudah
dapat kita bayangkan pemisahan tempat pembuangan akhir ini juga tidak menunjukkan hasil
yang digharapkan.Tungku pembakaran sampah sudah tidak digunakan lagi.Sebagai
alternative lain pihak sekolah telah menggali lubang sebagai tempat pembuanagan akhir.Dan
SMP 1 Negara juga mendapat sebuah container dari pemerintah.

2.3. Faktor yang menyebabkan sehingga penanganan sampah di SMP 1 Negara cukup
sulit

Kurang efektifnya penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak sekolah sehingga
hasil yang didapat tidak seperti yang diharapkan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

 Kurangnya disiplin siswa pada aturan yang ditetapkan pihak sekolah


 Kurangnya pengawasan di tempat pembuangan sampah
 Pembakaran sampah yang tidak teratur
 Pembersihan di tempat pembuangan akhir yang hanya dilakukan pada saat – saat
tertentu tidak dilakukan secara berkala.

Factor – factor di atas seharusnya tidak terjadi di sekolah, karena menjaga kebersihan sudah
menjadi tanggung jawab siswa. Kerja sama antar warga sekolah dapat menekan meluasnya
factor-faktor yang mempersulit penanganan sampah. Untuk mencapai tujuan masalah
penanganan sampah diperlukan pengakuan setiap warga sekolah.Pendidikan lingkungan
hidup bagi generasi muda memungkinkan perluasan dasar pengertian dan tingkah laku yang
bertanggung jawab dalam memperbaiki lingkungan.

2.4. Dampak yang akan ditimbulkan dari kurangnya penanganan bagi lingkungan

Lingkungan merupakan factor utama dari kebersihan, lingkungan yang tidak bersih
dapat memicu berbagai penyakit. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain sebagai
berikut:

 Muntaber, diare,kolera, dan tipus


 Demam berdarah dan malaria
 Berbagai penyakit paru – paru, termasuk asma dan alergi
 Penyakit kulit dan mata

Selain itu penanganan sampah yang kurang baik dapat mengotori atau merusak keadaan
lingkungan hidup, dapat merusak struktur tanah dan tatanan lingkungan sekolah.

Misalnya saja sampah yang tertimbun di TPA SMP 1 Negara dapat mengundang bakteri
jika tidak segera dibakar. Jika ada salah seorang siswa yang terluka berada di TPA untuk
membuang sampah misalnya, maka ada kemungkinan luka tersebut akan mengalami infeksi.

Maka dari itu Mariah kita membantu menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan
sekolah agar tidak menimbulkan dampak yang negative terhada lingkungan dan diri masing –
masing.

2.5 Dampak sampah yang baik bagi lingkungan

Banyak sekali jenis sampah yang merusak lingkungan tetapi apabila ditangani dengan
baik sampah dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satu cara penanganan sampah
adalah dengan mendaur ulang sampah, baik sampah organic maupun anorganik.
Sampah organic dapat terurai dan membusuk secara alamiah, contohnya daun –
daunan.Sampah organic dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk
menyuburkan tanaman serta menyuburkan kembali tanah yang tidak produktif.Pupuk ini juga
dapat menyuburkan tanaman hias atau tanaman obat dalam pot untuk menambah kesejukan
udara di lingkungan sekolah. Namun di lain pihak, pemupukan mempengaruhi daya tahan
tanman – tanaman yang lebih tua terhadap penyakit – penyakit tertentu.

Pembuatan pupuk kompos dapat dengan mudah dilakukan di sekolah karena caranya
yang sangat praktis dan tidak memerlukan waktu lama.Pembuatan pupuk kompos dapat
dilakukan secara tradisional yaitu dengan menimbun segala bahan yang tidak dipergunakan
lagi di atas tanah setinggi kurang lebih 30 cm, dan meletakkan di atasnya selapis pupuk atau
kotoran hewan.Kotoran ayam, babi, kerbau, kuda dan kambing, semuanya merupakan pupuk
yang sangat baik.Pada bagian atas kotoran hewan tadi kita tabor sedikit abu dan kapur.

Sampah anorganik memerlukan waktu yang sangat lama sekali untuk terurai, contoh
anorganik adalah botol – botol minuman, kertas dan lain – lain. Upaya daur ulang sampah
anorganik yaitu dengan pemilihan sampah dan membuat penampungan, agar truk sampah
yang mengangkut tidak kesulitan memilah – milah dan mempermudah daur ulang.Atau
sampah – sampah itu dijual ke pemulung untuk diberikan kepada perusahaan daur
ulang.Dengan ini kita telah berperan serta mengurangi sampah sebesar 35%.

2.6 Peran serta warga sekolah dalam penanganan sampah

Penanganan sampah di SMP 1 Negara tidak lepas dari peran serta warga sekolahnya.
Kedua hal ini sangat berhubungan, karena tanpa peran serta warganya, masalah ini tidak akan
terselesaikan.

Sampai saat ini peran serta warga SMP 1 Negara terutama siswa – siswi dapat
dikatakan masih kurang.Kita dapat melihat betapa acuhnya tanggapan siswa terhadap
himbauan pihak sekolah.Misalnya saja, himbauan membuang sampah pada tempatnya, sebah
himbauan yang sbenarnya sangat sederhana dan tidak sulit dilakukan. Namun, apa yang
terlihat?sampah masih saja berada tidak pada tempatnya, bahkan di sela – sela tanaman pun
kita dapat menemukannya.

Selain siswa, peran serta guru juga diperlukan dalam mengatasi masalah ini.Terutama
dalam mengawasi tingkah laku siswa serta memberi nasehat kepada siswa – siswanya.Selain
itu, pihak guru juga harus mematuhi peraturan yang dibat oleh pihak sekolah, karena guru
juga ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

Maka dari itu kesadaran sangat diperlukan sebagai sikap dasar dalam menjaga
kebersihan sekolah kita agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi warga sekolah. Dengan
kesadaran itu akan mengembangkan pengetahuan, sikap, motivasi, keterampilan dan
kesungguhan siswa baik secara pribadi maupun bersama – sama akan lingkungan hidup
dengan masalah – masalahnya. Selain itu partisipasi siswa dapat dilakukan dengan
mengembangkan perasaan tanggung jawab akan masalah – masalah lingkungan hidup demi
pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat dalam pemecahannya. Kesadaran dan
pengertian saja belum cukup akan tetapi masih harus ditambah dengan rasa terpanggil untuk
ikut serta secara aktif mengusahakan pemecahannya dan terampil melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai