Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POST DATE)


A. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulai konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Saifudin, 2006).
Kehamilan merupakan proses yang diawali adanya pembuahan
(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya
sang bayi (Monika, 2009).
Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari
perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus
uteri serial ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi III.2008).
Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama
haid terakhir menurut Naegele dengan siklus rata rata 28 hari (Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan Post Matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama
dari 42 minggu dihitung berdasarkan rumus Naegle dengan siklus haid rata-rata
28 hari (Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri. 1998).
B. Etiologi
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab
terjadinya kehamilan post date belum jelas. Beberapa teori diajukan antara lain
sebagai berikut:
1. Pengaruh Progesteron
2. Teori Oksitosin
3. Teori Kortisol/ ACTH janin
4. Saraf Uterus
5. Heriditer
(Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2008)
6. Kurangnya air ketuban
7. Insufisiensi plasenta.
( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi III, 2008)
C. Patofisiologi

Fungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38 minggu dan


kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat dibuktikan
dengan penurunan estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta
berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali.
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup
memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 akibat tidak timbul his sehingga
pemasakan nutrisi dan O2 menurun menuju janin di samping adanya
spasme arteri spiralis menyebabkan janin resiko asfiksia sampai kematian
dalam rahim. Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat
mengakibatkan pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat disebut
dismatur, sebagian janin bertambah besar sehingga memerlukan tindakan
operasi persalinan, terjadi perubahan metabolisme janin, jumlah air ketuban
berkurang dan makin kental menyebabkan perubahan abnormal jantung janin,
(Wiknjosastro, H. 2009, Manuaba, G.B.I,2011 & Mochtar R, 2009).
D. Manifestasi Klinis
1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang
jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara
obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali per 30 menit.
2. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
a. Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi
sehingga kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
b. Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium
(kehijauan) di kulit.
c. Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada
kuku, kulit dan tali pusat.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. USG untuk menilai usia kehamilan, oligihidraminon, derajat maturitas
plasenta.
2. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin
3. Penilaian warna ait ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa
tekanantes tanpa tekanandinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes
tekanan oksitosin

4. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20 %


( Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I )
F. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring
janin sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
4. Bila riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim, terdapat
hipertensi, pre-eklampsia, kehamilan ini adalah anak pertama karena
infertilitas, pada kehamilan > 40-42 minggu. Maka ibu dirawat di rumah
sakit
5. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada :
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat
janin, atau
c. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklampsia, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan
kesalahan letak janin.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat,
status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik,
yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara
d. Data Riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau
penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien
operasi.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit
sekarang, Maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang
sama (Plasenta previa).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
4) Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada
juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.
e.

Keadaan klien meliputi :


1) Sirkulasi
Hipertensi

dan

pendarahan

vagina

yang

mungkin

terjadi.

Kemungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan kirakira 600-800 ml.


2) Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda
kegagalan dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita.
Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan,
menarik diri, atau kecemasan.
3) Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
4) Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal
epidural.
5) Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah,
distensi kandung kemih, efek - efek anesthesia, nyeri tekan uterus
mungkin ada.
6) Pernapasan
Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
7) Keamanan
8) Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.
9) Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d. Agen cedera fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).

b. Risiko infeksi dengan faktor risiko pertahanan tubuh primer tidak adekuat
(integritas kulit di perinium tidak utuh)
c. Ansietas b.d ancaman pada status kesehatan
d. Kurang pengetahuan: Perawatan post partum b.d. kurang terpapar informasi
3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (trauma jalan lahir, episiotomi)
Tujuan:
Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien dapat, NOC:
1) Pain level
2) Pain control
3) Comfort level
Kriteria hasil:
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
2) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda-tanda)
3) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi:
NIC: Pain Management
1) Monitor TTV
2) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
3) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
4) Ajarkan teknik non farmakologi
5) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
b. Risiko infeksi dengan faktor risiko pertahanan tubuh primer tidak adekuat
(integritas kulit di perinium tidak utuh)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan klien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil :
1) Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio
laesea)
2) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,5 0 C, frekuensi
nadi = 60 -100x/ menit)
Intervensi :

1) Tinjau ulang kondisi dasar / faktor risiko yang ada sebelumnya. Catat
waktu pecah ketuban.
2) Kaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesa)
3) Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
4) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat / rembesan. Lepaskan
balutan sesuai indikasi
5) Anjurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum / sesudah
menyentuh luka
6) Kolaborasi untuk pemeriksaan Hb dan Ht. Catat perkiraan kehilangan
darah selama prosedur pembedahan
7) Anjurkan intake nutrisi yang cukup
8) Kolaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi
c. Ansietas b.d ancaman pada status kesehatan
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien,
NOC:
- Anxiety self-control
- Anxiety level
Kriteria hasil :
1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
3) Vital sign dalam batas normal
Intervensi :
1) Kaji keadaan umum klien.
2) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
3) Berikan informasi tentang penyakit klien.
4) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat
d. Defisiensi pengetahuan: perawatan post partum b.d. kurang terpapar
informasi
Tujuan: Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien, NOC:
1) Knowledge: disease process
2) Knowledge: health behavior
Kriteria hasil:
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya

Intervensi:
NIC: Teaching: disease process
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
2) Berikan informasi mengenai perawatan post partum

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.Retna & Wulandari, Diah. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas .


Jogjakarta: Mitra Cendikia Press
Dongoes, M.E., 2001. Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Klien (terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Dongoes M. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Farrer, H., 2004. Perawatan Maternitas (terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Hamilton. M. 2005. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta:Penerbit Buku
kedokteran EGC
Manuaba, I.B.G., 2001, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nanda International. 2007. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Prawirohardjo, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai