Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses
kehamilan. Oleh karena itu, banyak wanita hamil merasa khawatir, cemas dan gelisah menanti saat kelahiran tiba. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna,. Seperti yang telah diketahui, ada dua cara persalinan yaitu persalinan pervaginan yang telah dikenal dengan persalinan normal atau persalinan dengan operasi caesar dapat disebut juga dengan bedah sesar atau sectio caesarea (Kompas, 2012). Word Health Organization (WHO) mempertimbangkan rata-rata tindakan sectio caesarea berkisar 5% sampai 15% sebagai range maksimum yang ditargetkan pada intervensi penyelamatan nyawa dalam hal persalinan. Pada tahun 2004, di Amerika Serikat rata-rata sectio caesarea meningkat hingga 29,1%, di Inggris dan Wales juga telah mencapai 21,4%, meningkat 5 kali lipat sejak tahun 1971. Selain itu, tercatat pula pada tahun 2001 hingga 2003, angka kejadian sectio caesarea di Kanada adalah 22,5%. Data tersebut menunjukan bahwa secara global, khususnya dinegara-negara maju, bahwa angka tindakan persalinan melalui sectio caesarea terbilang tinggi. Pada tahun 70-an permintaan sectio caesarea adalah sebesar 5%, kini lebih dari 50% ibu hamil menginginkan operasi sectio caesarea. Lanjutan..... Ada beberapa indikasi dari Sectio Caesarea, salah satunya adalah Chepalo Pelvik Disproportion (CPD). Panggul sempit didefinisikan sebagai ukuran pinggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara normal. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui janin ketika akan lahir secara normal. Tujuan Tujuan umum Dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea. Tujuan khusus 1) Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada pasien post operasi sectio caesarea. 2) Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada pasien post operasi sectio caesarea. 3) Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan keparwatan pada pasien post operasi sectio caesarea. 4) Dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang telah tersusun pada pasien post operasi sectio caesarea. 5) Dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien post operasi sectio caesarea. 6) Dapat mendokumentasikan semua tindakan yang telah diberikan pada pasien post operasi sectio caesarea. Definisi Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2009). Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn&William, 2010). Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Amru Sofian, 2012). Etiologi Etiologi Yang Berasal Dari Ibu Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disetai kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya). Etiologi Yang Berasal Dari Janin Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi. Komplikasi 1. Infeksi puerperal Komplikasi yang bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari dalam masa nifas yang bersifat berat seperti peritonitis, sepsis. 2. Perdarahan Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri. 3. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, kurang kuatnya jaringan parut pada dinding uterus sehingga bisa terjadi pada kehamilan berikutnya. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan 3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindak invasif 4. Resiko perdarahan Intervensi 1. Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan kriteria hasil: > Mampu mengontrol nyeri tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) > Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri > Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) > Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang intervensi: > Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi > Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan > Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri lanjutan 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelelahan kriteria hasil: - Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari - Pola tidur, kualitas dalam batas normal - Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat - Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur Intervensi: - Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur - Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat - Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca) - Ciptakan lingkungan yang nyaman - Kolaborasi pemberian obat tidur 3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindak invasif kriteria hasil: - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya - Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi - Jumlah leukosit dalam batas normal Intervensi: - Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain - Pertahankan teknik isolasi - Batasi pengunjung bila perlu - Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien - Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan 4. Resiko perdarahan Kriteria hasil: - Tidak ada hematuria dan hematemesis - Kehilangan darah yang terlihat - Tekanan darah dalam batas normal sistol dan diastole - Tidak ada perdarahan pervagina Intervensi: - Monitor ketat tanda-tanda perdarahan - Monitor TTV ortostatik - Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan