Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua atau menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini

berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti

mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit

yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,

penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak

proporsional.

Seseorang bisa disebut lansia apabila mereka telah mencapai umur 60 tahun

keatas dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penuaan salah satunya adalah

karena sanitasi dan kemajuan tingkat pendidikan. Seperti Menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia adalah seseorang

yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Komposisi penduduk tua bertambah

dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan

oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta

peningkatan angka harapan hidup (life expectancy) yang mengubah struktur

penduduk secara keseluruhan. Proses terjadinya penuaan penduduk dipengaruhi

oleh beberapa faktor, misalnya peningkatan gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan,

kemajuan tingkat pendidikan dan sosial.


Masalah utama pada orang tua adalah resiko jatuh. Mereka dianggap sebagai

salah satu “Geriatric Giants”. Jatuhnya yang berulang merupakan penyebab penting

dari morbiditas dan mortilitas pada lansia dan merupakan penanda status fisik serta

kognitif yang buruk. Paling sering penyebab jatuh adalah karena multifaktorial.

Menurut WHO tentang pencegahan jatuh di usia yang lebih tua, faktor resiko jatuh

melibatkan faktor biologis, lingkungan, perilaku dan sosial ekonomi. (Jurnal

kekaisaran penelitian interdisipliner [IJIR] vol-2. Edisi 6, 2016 ISSN : 2454-

1362, http://www.onlinejournal.in , didownload tanggal 2 des 2018)

Bahaya lanjut usia bisa terjadi karena kehilangan kekuatan otot pada

ekstremitas bagian atas dan bagian bawah, khususnya lutut yang berfungsi untuk

mendukung kekuatan otot yang mengalami penurunan, sehingga menyebabkan

tubuh menjadi tidak seimbang dan dapat berakibat pada langkah kaki yang

berkurang serta kecepatan berjalan juga ikut menurun. Oleh karena itu, orang tua

harus meningkatkan otot dan menjaga keseimbangan tubuhnya dengan cara

berolahraga, salah satunya yaitu dengan latihan otago exercise programme.

Populasi lanjut usia di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat bahkan

pertambahan lanjut usia menjadi semakin mendominasi apalagi dibandingkan

dengan pertambahan populasi penduduk pada kelompok usia lain. Pada tahun 2050,

satu dari lima orang di dunia akan berusia 60 tahun dan lebih tua, pada tahun 2015

dan 2030 jumlah orang lanjut usia di seluruh dunia meningkat menjadi 56 persen,

dari 901 juta menjadi lebih dari 1,4 miliar. Pada tahun 2030, jumlah orang berusia

60 ke atas akan melebihi usia muda yang berusia 15 sampai 24 tahun (Unidop,

2017).
Berdasarkan data proyeksi penduduk, di perkirakan tahun 2017 terdapat 23,66

juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Di prediksi tahun 2025 (33,69 juta),

tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). (Kementrian Kesehatan RI,

2017).

Hasil proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-2035, jumlah penduduk lansia

di Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak 4,16 juta jiwa atau sekitar 8,67% dari kota

penduduk Jawa Barat, yang terdiri dari sebanyak 2,02 juta jiwa (8,31%) lansia laki-

laki dan sebanyak 2,14 juta jiwa (9,03%) lansia perempuan. Publikasi lain

menjanjikan profil lansia di Jawa Barat meliputi rasio ketergantungan, penduduk,

kesehatan, ketenagakerjaan dan kondisi sosial ekonomi. (Badan Pusat Statistika

Provinsi Jawa Barat, 2017)

Menurut Taylor & Stretton, The Otago Exercise Programme (OEP) adalah

sebuah latihan yang di desain bagi lansia untuk mencegah resiko jatuh, yang

dilakukan oleh penguatan otot dan latihan keseimbangan. (jurnal keterapian fisik

tentang pengaruh otago exercise programme terhadap rentang gerak sendi

pada lanjut usia, erna ariyanti kurnianingsih, vol-2, no 2, november 2017)

Otago exercise programme merupakan serangkaian latihan yang terdiri dari

pengaruh otot dan pelatihan keseimbangan kaki. Otago exercise programme sendiri

bertujuan untuk mencegah terjadinya jatuh pada lansia.

Otago exercise programme dirancang secara individual, rumahan,

keseimbangan dan untuk mencegah jatuh. Latihan ini dikembangkan pertama kali

oleh Profesor John Campbell, MD, FRACP dan Clara Robertson, PhD, penelitian

di University Of Otago di Dunedin, Selandia Baru.


Berdasarkan penelitian dari Dr Deepti Wadhwa dan Dr Deepali Hande tentang

efektivitas program latihan otago untuk mengurangi resiko jatuh pada lansia tahun

2016, hasil penelitian menunjukan bahwa sesi 8 minggu latihan otago exercise

programme berguna dalam pengobatan resiko jatuh. Meskipun penekanan dan

literatur pencegahan jatuh pada pentingnya pelatihan keseimbangan untuk

mencegah jatuh ada kemungkinan bahwa kekuatan pelatihan juga penting karena

kekuatan menurun terus setelah usia 65 tahun dan gangguan kekuatan otot

ekstremitas bawah telah di identifikasi sebagai faktor resiko jatuh, latihan yang

berfokus pada membangun kekuatan. (Jurnal kekaisaran penelitian

interdisipliner [IJIR] vol-2. Edisi 6, 2016 ISSN : 2454-1362,

http://www.onlinejournal.in , didownload tanggal 2 des 2018)

Menurut penelitian sebelumnya oleh Erna Ariyanti Kurnianingsih (2017).

Kesimpulan dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Otago Exercise

Programme tidak berpengaruh terhadap rentang gerak sendi refleksi lutut dan

keseimbangan.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul Pengaruh Otago

Exercise Programme Terhadap Rentang Gerak Sendi Pada Lanjut Usia Di Panti

Wreda Wilayah Cirebon Tahun 2019 untuk membuktikan apakah ada pengaruh

atau tidak jika Otago Exercise Programme diteliti pada tempat dan orang yang

berbeda.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meneliti masalah ”Apakah

pemberian Otago Exercise Programme dapat berpengaruh terhadap rentang gerak

sendi pada lansia di Panti Wreda Wilayah Cirebon Tahun 2019”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Otago

Exercise Programme dalam rentang gerak sendi pada lansia di Panti Wreda

Wilayah Cirebon Tahun 2019

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui rentang gerak sendi pada lansia sebelum diberikan terapi

Otago Exercise Programme

2. Mengetahui rentang gerak sendi pada lansia setelah diberikan terapi

Otago Exercise Programme

3. Mengetahui perbedaan rentang gerak sendi pada lansia yang sudah

dilakukan terapi dengan yang belum diberikan terapi Otago Exercise

Programme

3.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Panti Wreda Wilayah Cirebon dari Desember

sampai januari 2019. Penelitian ini dilaksanakan karena ingin mengetahui


pengaruh pemberian Otago Exercise Programme dalam rentang gerak sendi pada

lansia di Panti Wreda. Populasi penelitian ini adalah lanjut usia yang berada di

Panti Wreda Wilayah Cirebon. Metode yang digunakan adalah quasi experiment,

dengan pendekatan one group pretest posttest dan teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan purposive sampling.

3.5 Manfaat Penelitian

3.5.1 Manfaat Teoritis

1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para

pembaca (mahasiswa) tentang pengaruh Otago Exercise Programme

terhadap rentang gerak sendi pada lansia

2. Digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi peneliti selanjutnya

yang akan membahas tentang hal ini

3. Menambah khasanah ilmu dalam pendidikan pada umumnya dan

keperawatan pada khususnya

3.5.2 Manfaat Praktisi

1. Dapat diajukan sebagai salah satu pilihan tindakan keperawatan terhadap

pengaruh rentang gerak sendi pada lansia

2. Dapat dijadikan salah satu pilihan latihan sebagai langkah preventif dalam

menangani resiko jatuh

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen4 halaman
    Kelompok 3
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • LP Ich
    LP Ich
    Dokumen15 halaman
    LP Ich
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen4 halaman
    Kelompok 3
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • Kti
    Kti
    Dokumen13 halaman
    Kti
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • Colostomy
    Colostomy
    Dokumen8 halaman
    Colostomy
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Manajemen Dan Gadar FIX
    Jadwal Manajemen Dan Gadar FIX
    Dokumen5 halaman
    Jadwal Manajemen Dan Gadar FIX
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • Data 20-09-2018 125445 Pengumuman Hasil MCU
    Data 20-09-2018 125445 Pengumuman Hasil MCU
    Dokumen10 halaman
    Data 20-09-2018 125445 Pengumuman Hasil MCU
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • Leaflet CKD
    Leaflet CKD
    Dokumen2 halaman
    Leaflet CKD
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat
  • 2602 7269 1 PB
    2602 7269 1 PB
    Dokumen8 halaman
    2602 7269 1 PB
    Angga Setia Wiguna
    Belum ada peringkat