TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Sectio Caesarea
Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dind ing perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk
melahirkan janin dari dalam rahim. (Porwoastuti, 2015)
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. (Wiknjosastro, 2005 dikutip dalam
Jitowiyono & Kristiyanasari, 2010)
6
7
Penyebab persalinan dengan bedah caesar ini bisa dikarenakan masalah dipihak
ibu maupun bayi. Terdapat dua keputusan bedah caesar. Pertama, keputusan bedah
caesar yang sudah didiagnosa sebelumnya. Penyebabnya antara lain,
ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu (panggul sempit, anak besar,
letak dahi, letak muka, dsb), keracunan kehamilan yang parah, preeklampsia, berat
atau eklampsia, kelainan letak bayi (sungsang, lintang), sebagian kasus mulut rahim
tertutup plasenta (plasenta previa), bayi kembar, kehamilan pada ibu berusia lanjut,
sejarah bedah caesar pada kehamilan sebelumnya, ibu menderita penyakit tertentu
dan infeksi saluran persalinan.
Kedua adalah keputusan yang diambil tiba-tiba karena tuntutan kondisi darurat.
Meski sejak awal tidak ada masalah apapun dan diprediksi persalinan bisa dilakukan
dengan normal, ada kalanya karena satu dan lain hal timbul selama proses
persalinan. Contoh penyebab kasus ini antara lain, plasenta keluar dini, persalinan
berkepanjangan, bayi belum lahir lebih dari 24 jam sejak ketuban pecah, kontraksi
terlalu lemah, dsb (M.T. Indriyati, 2012 dalam Aprina & Anita Puri, 2016).
(2) SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah
rahim)
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pda segmen
bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
Penjahitan luka lebih mudah
Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
Tumpang tindih dari peritoneal flap baiksekali untuk menahan
penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum
Perdarahan tidak begitu banyak
Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil
9
Kekurangan:
Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat
menyebabkan uteri uterine pecah sehingga mengakibatkan
perdarahan banyak
Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi
(3) SC ektra peritonealis adalah tanpa membuka peritoneum parietalis
dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.
4. Komplikasi
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain:
a. Infeksi Puerperal (Nifas)
1) Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
2) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut
sedikit kembung
3) Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
b. Perdarahan
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2) Perdarahan pada plasenta bed
3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
peritonealisasi terlalu tinggi
10
6. Penatalaksanaan Medis
a. Perawatan Pre Operasi Sectio Caesarea
1) Persiapan Kamar Operasi
2) Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai
3) Peralatan dan obat-obatantelah siap semua termasuk kain operasi
b. Persiapan Pasien
1) Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi
2) Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien
3) Perawat memberi support kepada pasien
4) Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan
sekitar abdomen telah dibersihkan dengan antiseptik)
5) Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit
yang pernah di derita oleh pasien
11
5) Ambulasi
Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan
dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari
kedua pasien dapat berjalan dengan pertolongan.
6) Perawatan Luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternative
ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan
kulit dapat diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat
hari ketiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.
7) Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut
harus segera di cek kembali bila terdapat kehilangandarah yang tidak biasa
atau keadaan lain yang menunjukkan hipovolemia.
8) Perawatan Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan
payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi nyeri.
9) Memulangkan Pasien Dari Rumah Sakit
Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bia diperbolehkan
pulang dari rumah sakit pada hari keempat dan ke lima post operasi, aktivitas
ibu seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan
bantuan orang lain.
(Jatowiyono, S & Kristiyanasari, 2010)
d. Penjelasan singkat tentang prosedur yang akan dilakukan perawat dan dokter
selama pasien masih sadar.
e. Pemasangan kateter IV dengan jarum berdiameter besar.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien diruang sementara adalah sebagai berikut.
a. TTV dalam batas normal.
b. Respon nyeri tidak meningkat dan perdarahan dapat terkontrol.
c. Tingkat kecemasan pasien menurun.
d. Pasien mendapatkan dukungan psikologis dan secara singkat dapat
menjelaskan perihal prosedur pembedahan.
e. Pasien sudah terpasang kateter IV.
Diagnosis keperawatan intraoperatif bedah plastik yang lazim adalah sebagai berikut.
a. Risiko cedera berhubungan dengan pengaruh posisi bedah dan trauma prosedur
pembedahan
b. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port entree luka pembedahan dan
penurunan imunitas sekunder efek anestesi.
Rencana intervensi
Tujuan utama keperawatan pada jenispembedahan bedah plastik adalah menurunkan
isiko cedera, mencegah kontaminasi intraoperatif, dan optimalisasi hasil pembedahan.
Kriteria yang diharapkan, misalnya: pada saat masuk ruang pemulihan kondisi TTV
dalam batas normal, tidak terdapat adanya cedera tekan sekunder dari pengaturan
posisi bedah, dan luka pascabedah tertutup kasa.
Rencana yang disusun dan akan dilaksanakan baik pada risiko cedera maupun risiko
infeksi adalah sebai berikut.
a. Kaji ulang identitas pasien
b. Siapkan sarana pendukung pembedahan
c. Siapkan sara scrub
d. Siapkan instrumen bedah sectio sesarea
e. Siapkan alat hemostatasis dan alat cadangan dalam kondisi siap pakai
f. Siapkan obat-obat pemberian anastesi spinal
g. Siapkan obat dan peralatan emergensi
h. Siapkan sarana monitoring dan kondisi power listrik
i. Lakukan pengaturan posisi telentang, pasang sabuk pengaman pada paha atau
bawah lutut, lakukan pengaturan lengan yang optimal
j. Kaji kondisi organ pada area yang rentan mengalami cedera posisi bedah sebelm
dilakukan pengaturan posisi bedah
k. Lakukan manajemen asepsis prabedah
l. Lakukan manajemen intraoperasi
m. Bantu ahli bedah untuk memasang gaun
16
n. Letakkan alat klem arteri, alat hemostasis, dan alat pengisap pada sisi bawah area
bedah
o. Lakukan peran perawat sirkuler dalam mendukung pembedahan
p. Bantu ahli bedah pada saat dimulainya insisi
q. Bantu ahli bedah membuka jaringan kulit, lemak, otot abdomen, peritoneum, dan
otot rahim
r. Bantu ahli bedah pada saat mengeluarkan janin secara manual
s. Bantu ahli bedah pada saat mengeluarkan plasenta secara manual
t. Lakukan perawatan bayi
u. Lakukan penghitungan jumlah kasa dan instrumen yang telah digunakan
v. Bantu ahli bedahn dalam penutupan jaringan
w. Lakukan penutupan luka bedah