PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
BAB 1
KONSEP SECTIO CAESARIA
BAB 2
MASA NIFAS
1. Masa Nifas
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran. Periode ini tidak pasti, sebaguan
besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang
relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan
fisiologis. Beberapa dari perubahan tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang serius
(Cummingham Gary, 2012)
Masa nifas / puerpenium adalah masa setelah dan berakhir kira kira 6-8 minggu. Akan tetapi
seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3
bulan. (Sitti saleha, 2009)
Masa nifas dibagi dalam 3 periode :
a. Puerpenium dini : Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan
jalan
b. Puerpenium intermedial : Kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu
c. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan. Mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu, bulanan, atau tahunan.
b. Sistem Endokrin
Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan seperti
human plasenta laktogen (hPL), human corionik gonadotropin (hCG). Estrogen
dan terendah pada minggu pertama postpartum.
Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Hormon prolaktin meningkat secara progresif selama kehamilan dan setelah
melahirkan akan tetap meningkat pada ibu menyusui. Kadar prolaktin akan
ditentukan oleh lama dan frekuensi menyusui, status nutrisi ibu, serta kekuatan
bayi dalam menghisap. Penurunan kadar hormon prolaktin meningkat. Pada ibu
tidak menyusui kadar prolaktin akan berkurang dan mencapai kadar seperti
sebelum kehamilan pada minggu ke 4-6 postpartum.
Ovulasi pada ibu tidak menyusui terjadi pada hari ke 27 setelah persalinan,
dengan rata rata waktu 70-75 hari. Pada ibu menyusui, menstruasi terjadi pada
minggu ke 17 pospartum. Ovulasi mungkin terjadi sebelum menstruasi pertama,
sehingga berencana yang tepat.
c. Abdomen
Abdomen pada ibu postpartum akan kembali normal hampir seperti kondisi sebelum
hamil setelah minggu ke 6 postpartum. Striae mungkin masih ada. Pengembalian tonus
otot dipengaruhi oleh tonus itu sendiri, latihan yang tepat, dan jumlah dari sel lemak.
Diaktasis rektus abdominis tetap ada.
d. Steroid yang tinggi selama kehamilan menyebabkan fungsi ginjal menjadi meningkat.
Setelah persalinan, kadar steroid berkurang dan fungsi ginjal juga menurun. Ginjal akan
kembali normal seperti sebelum hamil setelah 1 bulan persalinan.
Komponen Urin
BUN meningkat akibat autolisis pada proses involusi. Proteinuria + 1 normal
karena pemecahan sel otot uterus selama 1 dan 2 postpartum. Ketonuria terjadi
pada ibu dengan persalinan lama yang diserat dehidrasi.
Diuresis Postpartum
Selama 12 jam postpartum, ibu mulai kehilangan cairan yang yang bertumpuk di
ekstrasel selama kehamilan akibat dari penurunan kadar estrogen. Pengeluaran
cairan dapat mengurangi berat badan ibu postpartum sebanyak 2.25 kg.
Utetra dan Bladder
Penekanan kepala bayi pada bladder saat persalinan dapat menyebabkan
penurunan sensitivitas syaraf destrusor terhadap volume urin yang ada di bladder.
Ditambah adanya laserasi di perineum dan episiotomi menyebabkan keinginan
untuk berkemih menjadi menurun. Hal ini menyebabkan timbulnya distensi
bladder yang dapat menghambat turunnya uterus dan memudahkan timbulnya
infeksi. Syaraf dan otot dinding bladder akan kembali normal setelah 5-7 hari
postpartum
e. Sistem Gastrointestinal
Nafsu makan
Ibu pospartum akan merasa kelaparan setelah melahirkan karena energi yang
dikeluarkan saat peralinan
Buang air besar
BAB spontan mungkin terjadi pada hari 2-3 postpartum. Keterlambatann ini
disebabkan oleh penurunan tonus otot kolon selama persalinan dan postpartum,
diare, kekurangan makanan, atau dehidrasi. Trauma karena persalinan pada
sistem gastrointestinal, seperti : laserasi perineum grade 3 dan 4 juga dapat
menghambat BAB secara normal
f. Payudara
Ibu Menyusui
Saat mulai menyusui, massa berupa kantong ASI dapat teraba di payudara, hanya
berbeda dengan massa pada tumir atau karsinoma, massa pada payudara itbu
menyusui berpindah pindah dan tidak menetap. Sebelum proses menyusui
dimulai, pengeluaran payudara berupada cairan kekuningan yang disebut
kolostrum. Payudar tegang dapat terjadi setelah 48 jam menyusui dan ganguuan
putting dapat terjadi, seperti pecah pecah, kemerahan dan melepuh
g. Sistem Kardiovaskuler
Volume darah
Perubahan volume darah dipengaruhi oleh kehilangan darah saat kehamilan.
Volume darah yang bertambah (1000-1500 ml) selama kehamilan akan berkurang
sampai 2 minggu postpartum dan kembali ke kondisi sebelum kehamilan pada
bulan ke 6 postpartum
Cardiac Output (CO)
CO akan meningkat dibanding saat kehamilan pada 30-60 menit setelah
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya pemutusan sirkulasi uterplasenta.
Ini akan menurun cepat pada minggu ke 2 post partum dan kembali pada kondisi
sebelum kehamilan pada 24 minggu postpartum
Komponen Darah
1) Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht)
Selama 72 jam setelah persalinan, terdapat kehilangan plasma dalam jumlah
besar sehingga menyebabkan Hb dan Ht meningkat hingga 7 hari setelah
persalinan. Tidak terdapat destruksi sel darah merah selama periode
postpartum dan kadar sel darah merah akan kembali normal setelah minggu 8
postpartum
2) Sel Darah Putih
Leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm pada ibu postpartum,
kadar leukosit bisa mencapai 20.000 – 25.000/mm dan ini normal.
3) Faktor Pembekuan
Faktor pembekuan dan fibrinogen akan meningkat selama kehamilan dan
masa postpartum.Jika ditambah dengan kerusakan pembuluh darah dan
immobilisasi maka hal ini akan beresiko terjadinya tromboembolisme
Varicosites
Varicosites di ekstremitas dan anus, kadang kadang di vulva akan berkurang
segera setelah persalinan
h. Sistem Persyarafan
Sakit kepala (Headaches) saat postpartum dapat disebabkan oleh beberapa hal,
seperti : preeklammasi (PIH), stress, kehilangan cairan serebrospinal saat
dilakukan spinal anesthesi. Tergantung pada penyebab dan tindakan, sakit kepala
akan berkurang pada hari ke 1-3 postpartum sampai beberapa minggu
i. Sistem Muskuloskeletal
Relaksasi sendi terutama pada sendi panggul yang terjadi selama persalinan
kembali mendekat dan stabil pada minggu ke 6-8 postpartum
j. Sistem Integumen
Kleasma gravidarum biasanya menghilang pada akhir kehamilan.
Hiperpigmentasi pada areola dan linea nigra mungkin masih ada sampai setelah
persalinan. Striae di payudara, abdomen dan tungkai mungkin berkurang tetapi
tidak hilang.
Proses adaptasi menjadi orang tua mencakup :
a. Tanggung jawab terhadap peran baru
b. Sikap terhadap adanya peran baru
c. Penyesuaian hubungan dengan anggota keluarga yang lain
4. Adaptasi Psikologis
Banyak wanita merasa tertekan pada saat setelah melahirkan, sebenarnya hal tersebut adalah
wajar. Perubahan peran seorang ibu memerlukan apatasi yang harus dijalani. Tanggung jawab
menjadi seorang ibu semakin besar dengan lahirnya bayi. Dalam menjalani adaptasi setelah
melahirkan ibu mengalami fase fase sebagai berikut :
Fase Taking In
Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsungan pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus perhatian pada diri sendiri.
Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fse ini
1. Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang di inginkan tentang
bayinya.
2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik. Misalnya rasa mulas,
payudara bengkak dll.
3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
4. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan
cenderung melihat saja tanpa membantu.
Fase Taking Hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir atas ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif
sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.
Tugas sebagai tenaga kesehatan adalah misalnya dengan cara mengajarkan cara
merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, mengajarkan
senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu.
Fase Letting Go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya serta kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pendidikan
yang kita berikan pada fase sebelumnya akan bermanfaat bagi ibu. Ibu lebih mandiri
dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.
Dukungan dari suami dan keluarga masih sangat diperlukan ibu. Suami dan keluarga
dapat membantu dalam merawat bayi, menerjakan urusan rumah tangga sehingga
tidak terlalu terbebani.
5. Pathway
Sectio Caesarea
Trauma jaringan
Jaringan Jaringan
terputus terbuka
Histamin dan
prostaglandin Proteksi kurang
keluar
Merangsang
area sensorik Invasi bakteri
Tekanan darah,
nadi, respirasi,
Setiap 4 jam:
suhu.
Tekanan darah,
Jam pertama: per
nadi, respirasi,
15 menit
suhu
Jam kedua: per 30
Monitor
menit
kemungkinan
Jam ke 3-8: per 4 Setiap 8 jam:
hipotensi dan
Tanda Vital jam monitor Kelanjutan
takikardia
hipotensi dan pemeriksaan
Peningkatan laju
takikardia
jantung mungkin
Ingat: setelah
pertanda nyeri,
evaluasi suhu awal,
infeksi,
kecualikan
kehilangan darah,
temperatur dari
atau sakit jantung
penilaian tanda
vital.
Periksa warna
kulit, bantalan
kuku, dan rongga Setiap 4 jam:
mulut jika terdapat Periksa warna
abnormalitas. kulit, bantalan Setiap 8 jam:
Warna kulit Jam pertama: per kuku, dan rongga Kelanjutan
15 menit mulut seandainya pemeriksaan
Jam kedua: per 30 terdapat
menit abnormalitas.
Jam ke 3-8: per 4
jam
Cek likasi dan
kekuatan. Pastikan
kandung kemih
kosong. Jika
Setiap 4 jam:
fundus lunak atau
Cek
lembut, lakukan
lokasi dan
pemijatan fundus.
kekuatan. Setiap 8 jam:
Periksa lochia
Periksa kandung Lanjutkan
Penilaian dengan setiap
kemih kosong. penilaian dan
fundus pijatan. Jangan
Jika fundus lunak, intervensi
pijat fundus jika ia
lakukan pemijatan keperawatan
keras.
fundal. Periksa
Jam pertama: per
lochia dengan
15 menit
setiap pijatan.
Jam kedua: per 30
menit
Jam ke 3-8: per 4
jam
Periksa warna,
jumlah, bau, dan
gumpalan, di
Setiap 4 jam:
bantalan perineal.
Periksa jumlah Setiap 8 jam,
Jam pertama: per
Lochia keluaran, lanjutkan
15 menit
frekuensi, dan pemeriksaan
Jam kedua: per 30
ketidaknyamanan
menit
Jam ke 3-8: per 4
jam
Periksa jumlah
keluaran,
frekuensi, dan
Kandung Setiap 4 jam:
ketidaknyamanan Jam
kemih Periksa jumlah Setiap 8 jam:
pertama: 30
dan keluaran, Lanjutkan
menit
keluaran frekuensi, dan pemeriksaan
Jam kedua: per 1
urin ketidaknyamanan
jam
Jam ke 3-8: per 4
jam
Perineum Periksa Setiap 8 jam: Setiap 8 jam:
kemerahan, dan Periksa jumlah lanjutkan
keluaran. keluaran, pemeriksaan
Jika terdapat frekuensi, dan
episiotomy, ketidaknyamanan.
periksa garis Jika terdapat
sayatan. episiotomy,
Jam pertama: per periksa garis
30 menit sayatan.
Penilaian nyeri
mencakup 5 tanda
vital.
Jam pertama: per
Nyeri 15 menit
Jam kedua: per 30 Setiap 4 jam dan Setiap 4 jam dan
menit interval memadai interval tertentu
Jam ke 3-8: per 4 setelah pemberian setelah di berikan
jam analgetik analgetik
Selalu periksa
nyeri dengan
interval tertentu
setelah di berikan
analgetik.
Periksalah setiap
pergantian: ukuran
Payudara simetri, bentuk,
kelembutan, dan
munculnya puting
7. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
b) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di lakukan
intervensi.
c) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
d) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau masyarakat
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e) Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
1. SDKI, 2017
Nyeri akut bd agen pencedera fisik, luka episiotomi post partum spontan
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
Kode : D.0077
2. SDKI, 2017
Risiko infeksi bd efek prosedur invasif
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Kode : D.0142
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
keperawatan
Manajemen Nyeri (I.08238)
Identifikasi
Setelah dilakukan tindakan
PQRST
keperawatan selama 2x24
Monitor tanda – tanda
jam, diharapkan Tingkat
Nyeri (L.08066) menurun vital pasien
dengan kriteria hasil : Berikan lingkungan yang
Nyeri akut bd agen pencedera
Keluhan nyeri menurun nyaman serta terhindar
fisik, luka episiotomi post
dari faktor pemicu nyeri
partum spontan (D.0077) Ekspresi meringis
Ajarkan dan berikan
menurun
teknik non farmakologi
Pasien mampu
untuk mengatasi nyeri
menuntaskan aktivitas
Kolaborasi dengan
secara mandiri
dokter untuk pemberian
obat analgetik
Pencegahan Infeksi (I.
14539)
Monitor tanda dan
Setelah dilakukan tindakan
gejala infeksi lokal
keperawatan selama 2x24
dan sistemik
jam, diharapkan tingkat
Pertahankan teknik
infeksi (L.14137) menurun
aseptik
dengan kriteria hasil :
Risiko infeksi bd efek prosedur Jelaskan tanda dan
invasif (D.0142) gejala infeksi
Nyeri menurun
Anjurkan cara
Kebersihan tangan
mencuci tangan
meningkat
dengan benar
Tidak terjadi demam
Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan dan
nutrisi
9. Daftar Pustaka
Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. 2015 Akademi Kebidanan
Mamba’ul ‘Ulum. Surakarta.
Budiono, dkk. (2015) Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta. Bumi Medika. Dessy, T., dkk.
(2009) Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi
Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:Salemba Medika.
Doenges, Marilynn, E., dkk. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk
Perencanaan Keperawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta:EGC.
Nurniati, Ermawati, Lisma. (2014). Pengaruh Senam Nifas terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri pada Ibu Post Partum di RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 3(3)
World Health Organization (WHO). (2014). WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank.
Trends in maternal mortality: 1990 to 2013. Geneva: World Health Organization
Aprina dan Anita. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persalinan Sectio
Caesarea . Jurnal Kesehatan, 8 (1), 90-99
Rasjidi, Imam. (2009). Manual Seksio Sesarea & Laparatomi Kelainan Adneksa. Jakarta :
C.V Sugeng Seto
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D3) FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172 Telp (0293)
326945 web: https://fikes.unimma.ac.id/
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama inisial klien : Ny. U
2. Umur : 31
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Bongkol RT 7 RW 1 Candisari, Bansari, Temanggung
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Karyawan Swasta
7. Agama : Islam
8. Tanggal masuk RS : 23 September, Jam : 03.14
9. Nomor Rekam Medis : 0312092
10. Diagnosa Medis : Post Sectio Caesaria
2. NUTRITION
a. Antropometri
1.) BB biasanya : 69 kg BB sekarang : 77 kg
2.) Tinggi badan : 147 cm
3.) IMT : 31,9 (overweight)
b. Biochemical
-
c. Clinical
Rambut tampak bersih, berwarna hitam tidak ada bekas luka
d. Diet
Pasien diberikan diet nasi di rumah sakit
e. Energy
Pasien belum mampu ke kamar mandi sendiri dan dibantu oleh keluarga
f. Factor
Tidak ada
g. Penilaian status gizi
IMT : 31,9
h. Pola asupan cairan
Pasien mengatakan sudah meminum 1 botol 600 ml
i. Cairan masuk
Air putih : 600 cc
j. Cairan keluar
Urine : -
IWL : -
k. Penilaian status cairan
l. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : -
Auskultasi : -
Palpasi : -
Perkusi : -
3. ELIMINATION
a. Sistem urinari
1.) Pola pembuangan urin
Pasien mengatakan kencing 3x sehari dan tidak ada gangguan
2.) Riwayat kelainan kandung
kemih Tidak ada
3.) Pola urine
Warna kuning, tidak kental, bau khas
4.) Distensi kandung kemih/retensi
urine Tidak ada
b. Sistem gastrointestinal
1.) Pola eliminasi
Pasien bab 1x sehari selama di rumah sakit
2.) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Tidak konstipasi
c. Sistem Integument
1.) Kulit (itnegritas kulit/hidrasi/ turgor/ warna/ suhu)
Kulit lembab, bersih, turgor baik, warna coklat, akral hangat
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1.) Jam tidur : 5 – 7 jam
2.) Insomnia : Tidak ada
3.) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada
b. Aktivitas
1.) Pekerjaan : Karyawan Swasta
2.) Kebiasaan olahraga : Tidak pernah
3.) ADL
Makan : Dibantu keluarga
Toileting : Dibantu keluarga
Kebersihan : Dibantu keluarga
Berpakaian : Dibantu keluarga
4.) Bantuan ADL : Sebagian mandiri
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1.) Tingkat pendidikan : SMP
2.) Kurang pengetahuan : Cukup
3.) Pengetahuan tentang penyakit : Cukup
4.) Orientasi : Sesuai
b. Sensasi Persepsi
1.) Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
2.) Sakit kepala : Tidak ada
3.) Penggunaan alat bantu : Tidak ada
4.) Pengindraan : Normal
c. Communication
1.) Bahasa yang digunakan : Bahasa Jawa
2.) Kesulitan berkomunikasi : Tidak ada
6. SELF PERCEPTION
Self-concept / self-esteem
1.) Perasaan cemas/takut : Tidak ada
2.) Perasaan putus asa/kehilangan : Tidak ada
3.) Keinginan untuk menciderai : Tidak ada
4.) Adanya luka/cacat : Luka jahitan pasca sc
7. ROLE RELATIONSHIP
Peranan hubungan
1.) Status hubungan : Istri
2.) Orang terdekat : Suami
3.) Perubahan konflik/peran : Tidak ada
4.) Perubahan gaya hidup : Pasien sedikit bergerak
5.) Interaksi dengan orang lain : Sesuai
8. SEXUALITY
Identitas sosial
1.) Masalah/disgungsi seksual : Tidak ada
2.) Periode menstruasi : ± 7 Hari
3.) Metode KB yang digunakan : Implan
9. COPING/STRESS TOLERANCE
1.) Rasa sedih/takut/cemas : Tidak ada
2.) Kemampuan untuk mengatasi : Nafas dalam dan mengonsumsi analgetik
3.) Perilaku yang menampakkan cemas : Tidak ada
11. SAFETY/PROTECTION
1.) Alergi : Tidak ada
2.) Penyakit autoimune : Tidak ada
3.) Tanda infeksi : Tidak ada
4.) Gangguan thermoregulasi : Tidak ada
5.) Gangguan/resiko : Resiko infeksi luka jahitan pasca sc
12. COMFORT
a. Kenyamanan/nyeri (PQRST)
1.) Provokes : Luka pasca SC
2.) Quality : Seperti tersayat
3.) Regio : Sekitar perut
4.) Scala : Tinggi (7-10)
5.) Time : Hilang timbul
b. Rasa tidak nyaman lainnya : Tidak ada
c. Gejala yang menyertai : Nyeri
13. GROWTH/DEVELOPMENT
1.) Perumbuhan dan perkembangan : -
2.) DDST : -
3.) Terapi bermain : -
b. Pulmonal
Inspeksi
Retraksi (normalnya tidak ada) : Tidak
Simetris kanan dan kiri : Ya
Ekspansi dada kanan dan kiri sama : Ya
Palpasi
Krepitasi (suara retakan tulang) : Tidak
Vocal fremitus kanan kiri sama : Ya
Perkusi
Sonor (normal) : Ya
Auskultasi
Wheezing/mengi : Tidak
Ronchi : Tidak
Vesikuler (normal) : Ya
c. Mamae
Inspeksi
Kemerahan di areola/badan mamae: -
Pembengkakan payudara: -
Simetris kanan dan kiri: -
Kondisi puting: -
Kebersihan payudara: -
Palpasi
Nyeri :-
Hasil perabaaan :-
ASI keluar :-
Benjolan dalam mamae : -
6. Abdomen
a. Inspeksi :
Datar/cembung : Ya/tidak
Bekas operasi Sectio Caesaria: Tidak
Stretch mark (guratan pada abdomen wanita hamil) : Ada
Linea nigra (garis memanjang dari pusar sampai simfisis pubis):
Ada
b. Auskultasi
Peristaltik.......................x/menit
c. Palpasi:
Massa : Ada
Turgor kulit : Elastis
Nyeri tekan di lapang abdomen: Tidak
TFU (tinggi fundus uteri): -
Kontraksi uterus: -
Posisi rahim: -
Kandung kemih: -
DRA (diastatis recti abdominis): -
d. Perkusi:
Timpani : Ada
7. Ekstrimitas
a. Superior (atas):
Edema : Tidak
Infus:
Terpasang : Di lengan sinistra
Jenis infus : Ringer lactat infus 500 ml
Faktor tetesan 20 tetes/menit
Nyeri di area tusukan infus : Ada
Nadi radialis (pergelangan 90x/menit
Palmar (telapak tangan) : Pucat
Kekuatan otot: Kuat/lemah, skor : 4
CRT (capilarry refill time) < 3 detik : Ya
Refleks fisiologis biseps/triseps : (+/+)
Refleks patologis : (+/+)
Deformitas (kelainan bentuk) : Tidak
Fraktur : Tidak
b. Inferior (bawah):
Edema : Tidak
Akral (bagian kaki paling bawah) : Hangat
Kekuatan otot : Lemah
Refleks patela : (+/+)
Refleks patologis : (+/+)
Tanda Homan (Homan’s sign)
ANALISA DATA
Nama Inisial Klien : Ny. U Diagnosa Medis : Post SC
No Rekam Medis : 03120920236971 Bangsal : Shofa 1
TANGGAL DAT
NO DAN JAM A ETIOLOGI PROBLEM
PENGKAJI DATA DATA
AN SUBYEKTI OBYEKTIF
F (GEJALA) (TANDA)
1. Jumat, 23 DS : DO : Nyeri akut bd Nyeri Akut
September Pasien Wajah pasien agen
2022 pukul mengatakan terlihat pencedera
09.00 WIB nyeri pada meringis saat fisik, luka
luka jalan nyeri timbul post SC
lahir atau (D.0077)
kontraksi
uterus
P : luka post
SC
Q : Seperti
tersayat
R : Area
perut bagian
bawah
S:7
T : hilang
timbul
FORMAT RENCANA
KEPERAWATAN
Nama Inisial Klien : Ny. U Diagnosa Medis : Post SC
No Rekam Medis : 0312092 Bangsal : Shofa 1
Kebersihan
tangan meningkat Mengetahui
Jelaskan tanda dan
tanda dan
gejala infeksi
Tidak terjadi gejala infeksi
demam
Ajarkan cara
Mengetahui
mencuci tangan
cara mencuci
dengan benar
tangan yang
benar
Anjurkan
Mencegah
meningkatkan
terjadinya
asupan cairan dan
kekurangan
nutrisi
nutrisi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D3) FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172 Telp (0293) 326945
web: https://fikes.unimma.ac.id/
FORMAT IMPLEMENTASI
DO :
Pasien berekspresi meringis
Pasien cenderung tidak ingin
bergerak banyak
09.35 WIB
Memonitor DS : -
tanda vital DO :
TD : 100/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,4 °C
SPO 2 : 98%
09.35 WIB
Memberikan
lingkungan DS :
yang nyaman Pasien bersedia
serta terhindar DO : -
dari faktor
pemicu nyeri
09.40 WIB
Mengajarkan
DS :
dan berikan
teknik non Pasien bersedia
farmakologi DO :
untuk Pasien melakukan relaksasi
mengatasi nafas dalam saat nyeri timbul
nyeri : terapi
relaksasi nafas
dalam
09.50 WIB DS :
Memberikan
Pasien bersedia
obat analgetik
DO :
sesuai advice
Ranitidine 50 mg
dokter :
Cefadroxil 500 mg
- Ranitidine 50
mg Prenamia
- Cefadroxil Tidak ada tanda tanda alergi
500 mg
- Prenamia
DS :
10.10 WIB Menjelaskan
Pasien mengatakan
tanda dan
mengerti apa yang
gejala infeksi
dijelaskan
DO :
Pasien dapat menyebutkan
kembali tanda dan gejala
infeksi
Mengajarkan
10.15 WIB cara mencuci DS :
tangan dengan Pasien mengatakan
benar mengerti cara mencuci
tangan dengan benar
DO :
Setelah diajarkan pasien
mampu mengulang gerakan
mencuci tangan dengan benar
Menganjurkan
10.20 WIB pasien untuk
meningkatkan DS :
asupan cairan Pasien mengatakan
dan nutrisi mengerti manfaat
meningkatkan asupan
cairan dan nutrisi
DO :
Setelah dianjurkan pasien
mampu meningkatkan asupan
cairan dan nutrisi
2. Sabtu, 24 Nyeri akut bd Mengidentifik DS :
September agen pencedera asi PQRST Pasien mengatakan :
2022 pukul fisik, luka post P : Luka post SC
08.00 WIB SC Q : Seperti tersayat
(D.0077) R : Area perut bagian bawah
S:3
T : Hilang timbul
DO :
Pasien sudah tidak meringis
Pasien sudah bisa ke kamar
mandi mandiri
08.30 WIB DS :
Menjelaskan
tanda dan Pasien mengatakan
gejala infeksi mengerti apa yang
dijelaskan
DO :
Pasien dapat menyebutkan
kembali tanda dan gejala
infeksi
08.35 WIB DS :
Mengajarkan
cara mencuci Pasien mengatakan
tangan dengan mengerti cara mencuci
benar tangan dengan benar
DO :
Setelah diajarkan pasien
mampu mengulang gerakan
mencuci tangan dengan benar
08.40 WIB
Menganjurkan DS :
pasien untuk Pasien mengatakan
meningkatkan mengerti manfaat
asupan cairan meningkatkan asupan
dan nutrisi cairan dan nutrisi
DO :
Setelah dianjurkan pasien
mampu meningkatkan
asupan cairan dan nutrisi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D3) FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172 Telp (0293)
326945 web: https://fikes.unimma.ac.id/
FORMAT EVALUASI
O:
Pasien masih sering meringis saat
bergerak
TD : 100/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,4 °C
SPO 2 : 98%
A:
Nyeri akut bd agen pencedera fisik,
luka post SC
P : Lanjutkan intervensi
Mengidentifikasi PQRST
Mengobservasi reaksi verbal dan
nonverbal
Memonitor tanda tanda vital
Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
Mengkolaborasi pemberian analgetik
dengan tepat
Jumat, 23 Risiko infeksi S :
September 2022 b.d efek Pasien mengatakan ada luka post SC
pukul 10.30 prosedur pada area perut bagian bawah
WIB invasif O:
(D.0142) Terdapat balutan kassa sepanjang ±
10 cm, kondisi bersih dan kering
A:
Masalah risiko infeksi belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
dan sistemik
Pertahankan teknik aseptik
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
Anjurkan meningkatkan asupan
cairan dan nutrisi
2.Sabtu, 24 Nyeri akut S:
September 2022 bd agen Pasien mengatakan :
pukul 08.40 pencedera P : Pasien mengatakan nyeri pada luka
WIB fisik, luka post SC
post SC Q : Seperti tersayat
(D.0077) R : Area perut bagian bawah
S:3
T : Hilang timbul
O:
Pasien sudah tidak meringis
Pasien bisa ke kamar mandi mandiri
TD : 100/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,4 °C
SPO 2 : 98%
A:
Nyeri akut bd agen pencedera fisik,
luka post SC sudah teratasi
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan, pasien pulang