Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESAREA

Nama Mahasiswa : Tri Supartini


NIM : I 4052191007
Tanggal Praktek : 11- 17 November 2019
Judul Kasus : Post Partum dengan Sectio Caesarea + KPD
Ruangan : Ruang Kebidanan RSUD dr. Abdul Azis Singkawang

1. Konsep dasar
a. Pengertian
Seksio sesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus. Seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui insisi pada
dinding abdomen dan dinding uterus (Prawirohardjo Sarwono, 2010).
Seksio sesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah
irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran
melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi, kendati cara ini semakin
umum sebagai pengganti kelahiran normal (Syaifudin, 2014).
Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membran ketuban sebelum persalinan
berlangsung (Manuaba, 2003). Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban
sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu
atau kurang waktu (Cunningham, McDonald, Gant, 2003). Ketuban pecah dinyatakan
dini jika terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Suatu proses infeksi dan
peradangan dimulai di ruangan yang berada diantara amnion korion (Constance
Sinclair, 2010).
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum proses
persalinan, bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Atau ketuban pecah dini dapat juga
didefinisikan pecahnya ketuban secara spontan pada saat belum inpartu, bila diikuti
satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal persalinan (Wiadnya, 2016).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seksio sesarea adalah pembedahan
untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. Indikasi
seksio sesarea dapat dilakukan pada pasien dengan ketuban pecah dini (KPD) adalah
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD
sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi
lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
b. Jenis Sectio Caesarea Berdasarkan Teknik Penyayatan
Menurut Mochtar (2013) sebagai berikut :
1) Seksio sesarea klasik atau corporal
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10
cm. Kelebihannya antara lain : mengeluarkan janin dengan cepat, tidak
mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik, dan sayatan bisa
diperpanjang proksimal dan distal. Sedangkan kekurangannya adalah infeksi
mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada peritonealis yang
baik, untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri spontan.
2) Seksio sesarea ismika atau profundal.
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah
rahim (low servikal transversal) kira-kira 10 cm. Kelebihan dari sectio caesarea
ismika, antara lain : penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan
reperitonealisasi yang baik, tumpang tindih dari peritoneal flop baik untuk
menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum, dan kemungkinan ruptur
uteri spontan berkurang atau lebih kecil. Sedangkan kekurangannya adalah
luka melebar sehingga menyebabkan uteri pecah dan menyebabkan perdarahan
banyak.
3) Seksio sesarea ekstra peritonealis
Yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dan tidak membuka cavum abdominal.

c. Klasifikasi
Menurut Mochtar (2013) sebagai berikut :
1) Seksio Sesarea Primer
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio
sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit.
2) Seksio Sesarea Sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa, bila tidak ada
kemajuan persalinan, baru dilakukan seksio sesarea.
3) Seksio Sesarea Ulang
Ibu pada kehamilan lalu mengalami seksio sesarea dan pada kehamilan
selanjutnya dilakukan seksio sesarea ulang.
4) Seksio Sesarea Postmortem
Seksio sesarea yang dilakukan segera pada ibu hamil cukup bulan yang
meninggal tiba-tiba sedangkan janin masih hidup.

d. Indikasi
Menurut Mochtar (2013) sebagai berikut :
1) Disproporsi chepalopelvik atau kelainan panggul.
2) Plasenta previa
3) Gawat janin
4) Pernah seksio sesarea sebelumnya
5) Kelainan letak janin
6) Hipertensi
7) Rupture uteri mengancam
8) Partus lama (prolonged labor)
9) Partus tak maju (obstructed labor)
10) Distosia serviks
11) Ketidakmampuan ibu mengejan
12) Malpresentasi janin
a) Letak lintang
- Bila ada kesempitan panggul maka secsio sesarea adalah cara yang
terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa.
- Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan secsio
sesarea walau tidak ada perkiraan panggul sempit.
- Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-
cara lain.
b) Letak bokong
Secsio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :
- Panggul sempit
- Primigravida
- Janin besar dan berharga
c) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain
tidak berhasil.
d) Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.
e) Gemelli, dianjurkan secsio sesarea bila
- Janin pertama letak lintang atau presentasi bahu
- Bila terjadi interlock
- Distosia oleh karena tumor
- Gawat janin
13) Ketuban Pecah Dini

e. Pemeriksaan penunjang
1) Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
2) Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi.
3) Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah.
4) Urinalisis / kultur urin.
5) Pemeriksaan elektrolit (Winkjosastro, dkk, 2011)
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan post operasi sectio caesarea, (Mochtar, 2013) sebagai berikut :
1) Periksa dan catat tanda - tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada 4 jamkemudian.
2) Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat.
3) Pemberian tranfusi darah, bila terjadi perdarahan post partum.
4) Pemberian antibiotika.
Walaupun pemberian antibiotika sesudah sesar efektif dapat dipersoalkan,
namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.
5) Mobilisasi.
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur
dengan dibantu, paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita sudah dapat
berjalan ke kamar mandi dengan bantuan.
6) Pemulangan
Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari kelima
setelah operasi.

g. Komplikasi
Menurut Mochtar (2013) sebagai berikut :
a) Infeksi puerpuralis (nifas)
 Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
 Sedang : Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi atau
perut sedikit kembung
 Berat : Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita jumpai
pada partus terlantar dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal
karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
b) Perdarahan, disebabkan karena :
 Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
 Atonia uteri
 Perdarahan pada placenta bed
c) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi.
d) Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.

2. Asuhan keperawatan
a) Pengkajian
1) Identitas
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, alamat rumah,
agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan
pekerjaan pasien dan suaminya.
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan post
operasi sectio caesarea hari 1-3 adalah adanya rasa nyeri.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang telah
dilakukan untuk mengatasi keadaan ini.
c. Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid
atau tidak.
 Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
 Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
 Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh klien apakah
menggunakan KB hormonal atau yang lainya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota
keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
3) Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus
dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat
kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk, harus di observasi dan
penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.
b. Sistem pernafasan
Respirasi bisa meningkat atau menurun. Pernafasan yang ribut dapat
terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang
atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat
secret pada saluran nafas. Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan
segera pada klien yang memakai anaestesi general.
c. Sistem perkemihan
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien yang
hidrasinya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah pembedahan.
Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi,
muntah akibat anestesi.
d. Sistem pencernaan
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah pembedahan,
tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan intestinal.
Ambulatori perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.
e. Integritas ego
 Dapat menunjukkan labilitas emosional, dari kegembiraan, sampai
ketakutan, marah atau menarik diri.
 Klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran
dalam pengalaman kelahiran, mungkin mengekspresikan
ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.
f. Eliminasi
 Kateter urinaris indweiling mungkin terpasang: urine jernih pucat.
 Bising usus tidak ada, samar atau jelas.
g. Nutrisi
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
h. Nyeri/ ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber. Misal: trauma
bedah/ insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek
anestesia, mulut mungkin kering.
i. Keamanan
 Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda kering dan utuh.
 Jalur parental bila digunakan paten can sisi bebas eritema, bengkok, nyeri
tekan.
j. Seksualitas
 Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
 Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak.
b) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek anestesi, efek hormonal,
distensi kandung kemih.
2) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktivitas dan nyeri.
3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
dalam pembedaran.
4) Ansietas berhubungan dengan perubahan peran atau transmisi
interpersonal.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh
terhadap bakteri sekunder pembedahan.
6) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan mengenai perubahan fisiologis,
periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan diri.
c) Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Hasil
1 Nyeri akut NOC NIC
Definisi: Pengalaman sensori dan  Pain level Pain Management
emosional yang tidak  Pain control - Lakukan pengkajian
menyenangkan yang muncul akibat  Comfort level nyeri secara
kerusakan jaringan yang aktual atau Kriteria Hasil: komprehensif
potensial atau digambarkan dalam  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
hal kerusakan sedemikian rupa nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
(International Association for the nyeri, mampu frekuensi, kualitas
Study of Pain): awitan yang tiba- menggunakan tehnik dan faktor presipitasi
tiba atau lambat dari intensitas nonfarmakologi untuk - Observasi reaksi
ringan hingga berat dengan akhir mengurangi nyeri, nonverbal dari
yang dapat diantisipasi atau mencari bantuan) ketidaknyamanan
diprediksi dan berlangsung <6  Melaporkan bahwa - Gunakan teknik
bulan nyeri berkurang komunikasi
Batasan karakteristik: dengan menggunakan terapeutik untuk
 Perubahan selera makan manajemen nyeri mengetahui
 Perubahan tekanan darah  Mampu mengenali pengalaman nyeri
 Perubahan frekuensi jantung’ nyeri (skala, pasien
 Perubahan frekuensi pernapasan intensitas, frekuensi - Kaji kultur yang
 Laporan isyarat dan tanda nyeri) mempengaruhi
 Diaphoresis  Menyatakan rasa respon nyeri
nyaman setelah nyeri - Evaluasi pengalaman
 Laporan distraksi (misal
berkurang nyeri masa lampau
berjalan mondar-mandir
- Evaluasi bersama
mencari orang lain, aktivitas
pasien dan tim
yang berulang)
kesehatan aln
 Mengekspresikan perilaku
tentang
(misal gelisah, merengek,
keridakefektifan
menangis)
kontrol nyeri masa
 Masker wajah (misal mata lampau
kurang bercahaya, tampak - Bantu pasien dan
kacau, gerakan mata berpencar keluarga untuk
atau tetap pada satu fokus mencari dan
meringis) menemukan
 Sikap melindungi area nyeri dukungan
 Fokus menyempit (misal - Kontrol lingkungan
gangguan persepsi nyeri, yang dapat
hambatan proses berpikir, mempengaruhi nyeri
penurunan berinteraksi dengan seperti suhu ruangan,
orang dan lingkungan) pencahayaan dan
 Indikasi nyeri yang dapat kebisingan
diamati - Kurangi faktor
 Perubahan posisi untuk presipitasi nyeri
menghindari nyeri - Pilih dan lakukan
 Sikap tubuh melindungi penanganan nyeri
 Dilatasi pupil (farmakologi,
 Melaporkan nyeri secara verbal nonfarmakologi dan
 Gangguan tidur interpersonal)
Faktor yang berhubungan: - Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
 Agen cedera fisik (misal
menentukan
biologis, zat kimia, fisik,
intervensi)
psikologis)
- Ajarkan tentang
teknik
nonfarmakologi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik
pilihan, rute,
pemberian dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik
pertama kali
- Berkan analgesik
waktu terutama saat
nyeri hebat
- Evaluasi fektifitas
analgesik, tanda dan
gejala
2 Kerusakan mobilitas fisik NOC : NIC :
Definisi : keterbatasan pada  Joint Exercise therapy :
pergerakan fisik tubuh aau ssatu Movement : ambulation
atau lebih ekstremitas secara Active - Monitoring vital
mandiri dan terarah  Mobility Level sign
Batasan karakteristik :  Self care : ADLs sebelm/sesudah
- Penurunan waktu reaksi  Transfer latihan dan lihat
- Kesulitan membolak- performance respon pasien saat
balikkan posisi Setelah dilakukan latihan
- Melakukan aktivitas lain tindakan - Konsultasikan
sebagai pengganti keperawatan dengan terapi
pergerakan (mis. selama….gangguan fisik tentang
Meningkatkan perhatian mobilitas fisik rencana ambulasi
pada aktivitas orang lain, teratasi dengan sesuai dengan
mengendalikan perilaku, kriteria hasil: kebutuhan
focus pada ketunadayaan/  Klien meningkat - Bantu klien
aktivitas sebelum sakit) dalam aktivitas fisik untuk
- Dyspnea setelah beraktivitas  Mengerti tujuan menggunakan
- Perubahancara berjalan dari tongkat saat
- Gerakan bergetar berjalan dan
- Keterbatasan iemampuan peningkatan cegah terhadap
melakukan keterampilan mobilitas cedera
motoric halus  Memverbalisasikan - Ajarkan pasien atau
- Keterbatasan kemampuan perasaan tenaga kesehatanlain
melakukan keterampilan dalam tentang teknik
motoric kasar meningkatka ambulasi
- Keterbatasan rentang gerak n kekuatan - Kaji
sendi dan kemampuan
- Tremor akibat pergerakan kemampuan pasien
- Ketidakstabilan postur berpindah dalam
- Pergerakan lambat  Memperagakan mobilisasi
- Pergerakan tidak penggunaan alat Bantu - Latih pasien
terkoordinasi untuk mobilisasi dalam pemenuhan
Factor yang berhubungan: (walker) kebutuhan ADLs
- Intoleransi aktivitas secara mandiri
- Perubahan metabolism sesuai kemampuan
selular - Dampingi dan
- Ansietas Bantu pasien saat
- Indeks masa tubuh diatas mobilisasi dan
perentil ke-75 sesuai usia bant
- Gangguan koknitif u
- Konstraktur pen
- Kepercayaan budaya uhi kebutuhan
tentang aktivitas sesuai usia ADLs ps.
- Fisik tidak bugar - Berikan alat
- Penurunan ketahanan tubuh Bantu jika
- Penurunan kendali otot klien memerlukan.
- Penurunan masa otot - Ajarkan pasien
- Malnutrisi bagaimana
- Gangguan musculoskeletal merubah posisi
- Gangguan neuromuscular, dan berikan
nyeri bantuan jika
- Agens obat diperlukan
- Penurunan kekuatan otot
- Kurang pengetahuan
tentang aktivitas disik
keadaan mood depresif
- Keterlambatan
perkembangan
- Ketidaknyamanan
- Disuse kaku sendi
- Kurang dukungan
lingkungan (mis fisik atau
social)
- Keterbatasan ketahanan
kardiovaskular
- Kerusakan integritas
struktur tulang
- Program pembatasan gerak
- Gangguan sensori
perseptual
3 Resiko kekurangan volume cairan NOC NIC
Definisi: beresiko mengalami - Fluid balance Fluid Management
dehidrasi, vascular, selular, atau - Hydration - Timbang
intraselular - Nutritional status: popok/pembalut jika
Faktor resiko: food and fluid diperlukan
 Kehilangan volume cairan - Intake - Pertahankan catatan
aktif Kriteria Hasil: intake dan output
 Kurang pengetahuan - Mempertahankan yang akurat
 Penyimpangan yang urin output sesuai - Monitor status
mempengaruhi absorbs dengan usia dan BB, hidrasi (kelembaban
cairan BJ urin normal, HT membrane mukosa,
 Penyimpangan yang normal nadi adekuat,
mempengaruhi asks cairan - Tekanan darah, tekanan darah
 Penyimpangan yang nadi, suhu tubuh ortostatik), jika
mempengaruhi asupan dalam batas normal diperlukan
cairan - Tdak ada tanda- - Monitor vital sign
 Kehilangan berleboihan tanda dehidrasi - Monitor masukan
melalui rute normal (misal - Elastisitas turgor makanan/cairan dan
diare) kulit baik, hitung intake kalori
 Usia lanjut membrane mukosa harian
lembab, tidak ada - Kolaborasi
 Berat badan ekstrim
rasa haus yang pemberian cairan IV
 Faktor yang mempengaruhi
berlebihan - Monitor status
kebutuhan cairan (misal
nutrisi
status hipermetabolik)
- Berikan cairan IV
 Kegagalan fungsi regulator pada suhu ruangan
 Kehilangan cairan melalui - Dorong masukan
rute abnormal (misal slang oral
menetap) - Berikan penggantian
 Agen farmaseutikal (misal nasogastric sesuai
diuretik) output
- Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
- Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
- Kolaborasi dengan
dokter
- Atur kemungkinan
transfuse
- Persiapan untuk
transfuse
Hypovolemia
Management
- Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
- Pelihara IV line
- Monitor tingkat hb
dan hematocrit
- Monitor tanda vital
- Monitor respon
pasien terhadap
penambahan cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk
menambah intake
oral
- Pemberian cairan IV
- Monitor adanya
tanda dan gejala
keleniham volume
cairan
- Monitor adanya
tanda gagal ginjal

4 Ansietas NOC: NIC


Definisi: Perasaaan tidak nyaman Amxiety Reduction
1. Anxiety self control
atau kekhawatiran yang samar (penurunan
2. anxiety level
disertai respon autonom (sumber kecemasan)
3. Coping
seringkali tidak spesifik atau tidak - Gunakan pendekatan
Kriteria Hasil:
diketahui oleh individu) perasaan yang menenangkan
1. - Klien mampu
takut yang disebabkan oleh - Nyatakan dengan
mengidentifikasi dan
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini jelas harapan
mengungkapkan gejala
merupakan isyarat kewaspadaan terhadap pelaku
cemas
yang memperingtkan individu akan pasien
2. - Mengidentifikasi,
adanya bahaya dan kemampuan - Jelaskan semua
mengungkapkan dan
individu untuk bertindak prosedur dan apa
menunjukkan teknik
mengahdapi ancaman. yang dirasakan
untuk mengontrol cemas
selama prosedur
3. - Vital sign dalam batas
Batasan Karakteristik - Pahami perspektif
normal
- Perilaku : pasien terhadap
- Postur tubuh,
- penurunan produktivitas situasi stress
ekspresi wajah,
- gerakan yang ireleven - Temani pasien untuk
bahasa tubuuh dan
- gelisah memberikan
tingkat aktivitas
- melihat sepintas
menunjukkan
- insomnia berkurangnya keamanan dan
- kontak mata yang buruk kecemasan mengurangi takut
- mengekspresikan kekhawatiran - Dorong keluarga
- agitasi menemani anal
- mengintai - Lakukan back/neck
- Tampak waspada rub
Afektif - Dengarkan dengan
- gelisah, distres penuh perhatian
- kesedihan yang mendalam - Identifikasi tingkat
- ketakutan kecemasan
- perasaan yang tidak adekuat - Bantu pasien
- berfokus pada diri sendiri mengenali situasi
- peningkatan kewaspadaan yang menimbulkan
- iritabilitas kecemasan
- gugup senang berlebihan - Dorong pasien
- rasa nyeri yang meningkatkan mengungkapkan
ketidakberdayaan perasaan, ketakutan,
- peningkatan rasa persepsi
ketidakberdayaan - Instruksikam pasien
- bingung, menyesal menggunakan teknik
- rasa tidak percaya diri relaksasi
- . khawatir - Berikan obat untuk
fisiologis mengurangi
- wajah tegang, tremor tangan kecemasan
- peningkatan keringat
- peningkatan ketegangan
- gemetar, tremor
- suara bergetar
simpatik
- anoreksia
- eksitasi kardiovaskular
- diare, mulut kering
- wajah marah
- jantung berdebar-debar
- peningkatan tekanan darah
- peningkatan denyut nadi
- peningkatan reflek
- peningkatan frekuensi pernafasan
- pupil melebar
- kesulitan bernafas
- vasokontriksi superfisial
- lemah, kedutan pada otot
parasimpatik
- nyeri abdomen
- penurunan tekanan darah
- penurunan denyut nadi
- diare, mual, vertigo
- letih, gangguan tidur
- kesemutan pada ekstremitas
- sering berkemih
- anyang-anyangan
- dorongan segera berkemih
kognitif
- menyadari gejala fisiologis
- bloking fikiran konfusi
- penurunan lahan persepsi
- kesulitan berkonsentrasi
- penurunan kemampuan belajar
- penurunan kemampuan untuk
memecahkan masalah
- ketakutan terhadap konsekuensi
yang tidak spesifik\
- lupa, gangguan perhatian
- khawatir melamun
- cenderung menyalahkan orang
lain
Faktor yang berhubungan
- perubahan dalam (status ekonomi,
lingkungan, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, status peran)
- pemajanan toksis
- terkait keluarga
- herediter
- infeksi/kontaminan interpersonal
- penularan penyakit interpersonal
- krisis maturasi, krisis fungsional
- stress, ancaman kematian
- penyalahgunaan zat
- ancaman pada (status ekonomi,
lingkungan, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, status peran
- konflik tidak disadari mengenai
pentingnya tujuan hidup
- konflik tidak disadari mengenai
nilai yang penting
- kebutuhan yang tidak terpenuhi

5 Resiko Infeksi NOC NIC


Definisi: Mengalami peningkatan - Immune status Infection Control
resiko terserang organisme - Knowledge: (Kontrol infeksi)
patogenik Infection control
Faktor-faktor resiko: - Risk control
 Penyakit kronis Kriteria Hasil: - Bersihkan
- Diabetes mellitus - Klien bebas dari lingkungan setelah
- Obesitas tanda dan gejala dipakai pasien lain
 Pengetahuan yang tidak infeksi - Pertahankan teknik
cukup untuk menghindari - Mendeskripsikan isolasi
pemajanan pathogen proses penularan - Batasi pengunjung
 Pertahanan tubuh primer penyakit, faktor bila perlu
yang tidak adekuat yang - Instruksikan pada
- Gangguan peristalsis mempengaruhi pengunjung untuk
- Kerusakan integritas penularan serta mencuci tangan saat
kulit (pemasangan penatalaksanaann berkunjung
kateter intravena, ya meninggalkan pasien
prosedur invasive) - Menunjukkan - Gunakan sabun
- Perubahan sekresi kemampuan untuk antimikroba untuk
pH mencegah cuci tangan
- Penurunan kerja timbulnya infeksi - Cuci tangan sertiap
sillaris - Jumlah leukosit sebelum dan sesudah
- Pecah ketruban dini dalam batas tindakan
- Pecah ketuban lama normal keperawatan
- Merokok stasis - Menunjukkan - Gunakan baju,
cairan tubuh perilaku hidup sarung tangan
- Trauma jaringan sehat sebagai alat
(misal trauma pelindung
destruksi jaringan) - Pertahankan
 Ketidakadekutan pertahanan lingkungan aseptic
sekunder selama pemasangan
- Penurunan alat
hemoglobin - Ganti letak IV perifer
- Imunosupresi (misal dan line central dan
imunitas didapat dressing sesuai
tidak adekuat, agen dengan petunjuk
farmaseutikal umum
termasuk - Gunakan kateter
imunosupresan, intermitten untuk
steroid, antibody menurunkan infeksi
mononukleal, kandung kencing
imunomudulator) - Tingkatkan intake
 Vaksinasi tidak adekuat nutrisi
 Pemajanan terhadap - Berikan terapi
pathogen antibiotik bila perlu
- Proteksi terhadap
 Lingkungan meningkat
infeksi
- Wabah
- Monitor tanda dan
 Prosedur invasif
gejala infeksi
 Malnutrisi sistemik dan lokal
- Monitor hitung
granulosit, WBC
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Pertahankan teknik
asepsis pada pasien
yang beresiko
- Berikan perawatan
kulit pada area
epidema
- Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
- Dorong masukan
nutrisi yang cukup
- Dorong masukan
cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotic sesuai
resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
- Laporkan kultur
positif
6 Defisiensi pengetahuan NOC : NIC:
Definisi: ketiadaan atau defisiensi - Knowledge : Teaching : Desease
informasi kognitif yang berkaitan disease process process
dengan topic tertentu - Knowledge : - Berikan penilaian
Batasan karakteristik : health behavior tentang tingkat
- Perilaku hiperbola kriteria hasil : pengetahuan
- Ketidakakuratan mengikuti - Pasien dan pasien tentang
perintah keluarga proses penyakit
- Perilaku tidak tepat menyatakan yang spesifik
(gisteria,bermusuhan,agitasi pemahaman - Jelaskan
,apatis) tentang penyakit, pastofisiologi
- Pengungkapan masalah kondisi, program dan penyakit dan
faktor yang berhubungan : pengobatan bagaimana hal ini
- Keterbatasan kognitif - Pasien dan berhubungan
- Salah interpretasi informasi keluarga mampu dengan anatomi
- Kurang pajanan menjelaskan dan fisiologi
- Kurang minat dalam belajar kembali apa yang dengan cara tepat
- Kurang dapat mengingat dijelaskan - Gambarkan tanda
- Tidak familiar dengan perawat atau tim dan gejala yang
informasi kesehatan lainnya biasa muncul
- Pasien dan pada penyakit
keluarga mampu dengan cara yang
melaksanakan tepat
prosedur yang - Gambarkan
dijelaskan secara proses penyakit
benar dengan cara yang
tepat
- Identifikasi
kemungkinan
penyebab dengan
cara yang tepat
- Sediakan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
- Hindari jaminan
yang kosong
- Sedikan bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
- Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di
masa yang akan
dating dan atau
proses
pengontrolan
penyakit
- Diskusikan
pilihan terapi
penanganan
- Dukung pasien
untuk
mengekslorasi
atau
mendapatkan
secpnd opinion
dengan cara yang
tepay atau
diindikasikan
- Rujuk psien pada
grup atau agensi
di komunitas
local, dengan
cara yang tepat
- Instruksikan
psien mengnai
tanda dan gejala
untuk
melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan,
dengan cara yang
tepat
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, R. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. Jakarta: EGC. 2013.
Nurarif, A.H., Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapam
Diagnosa NANDA, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus: Edisi Revisi Jilid 2.
Yogyakarta: MediAction.
Prawirohardjo, S. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2010.
Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka :
Jakarta. 2014.
Winkjosastro, H. dkk. Ilmu kebidanan, Bina Pustaka : Jakarta. 2011.

Singkawang, November 2019


Mahasiswa Clinical Instructur

Tri Supartini Aprisipa, S.ST


NIM I4052191007 NIP. 19780421 200604 2018

Anda mungkin juga menyukai