1. Nyeri kepala hebat pad abagian depan atau belakang kepala yang dikuti
dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut
terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit
kepala lainnya.
2. Gangguan pengelihatan pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya,
pandnagan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara.
3. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa ditoleransi dengan suara berisik
atau gangguan lainnya.
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah.
5. Gangguan pernapasan sampai cyanosis.
6. Terjadi gangguan kesadaran.
Jika ditelaah berdasarkan klasifikasinya manifestasi klinis pada preeklamsi adalah
sebagai berikut:
a. Gejala klinis preeklamsi ringan meliputi:
1. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg (140 mmHg namun kurang 160
mmHg) atau lebih, diastole 15 mmHg (90 mmHg sampai kurang 110
mmHg) atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20
minggu.
2. Proteinuria : secara kuantitatif lebih dari 0.3 gr/liter dalam 24 jam atau
secara kualitatif positif 2 (+2)
3. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
4. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturutturut.
5. Timbul salah satu atau lebih tanda gejala preeklamsi berat.
b. Gejala Klinis preeklamsi berat meliputi:
1. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
3. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
4. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan adanya rasa nyeri pada
epigastrum.
5. Terdapat edema paru dan sianosis.
Jika dilihat dari klasifikasi eklamsi berdasarkan waktu terjadinya eklampsia, yaitu:
1.
2.
Eklampsia gravidarum
Kejadian 50% sampai 60 %
Serangan terjadi dalam keadaan hamil
Eklampsia parturientum
Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
Saat sedang inpartu
Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai
inpartu
3.
Eklampsia puerperium
Kejadian jarang 10 %
Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
3. Penyebab
Sampai saat ini penyebab pasti untuk preeklamsia maupun eklamsia belum
diketahui. Penyakit ini dianggap sebagai Maladaption syndrome akibat vasospasme
general dengan segala akibatnya. Ada beberapa teori yang dapat diterima untuk
menerangkan penyebab dari preeklamsia maupun eklamsia, yaitu:
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
hidramnion, dan molahidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuaensi dengan makin tuanya kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus.
4. Sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
serebral dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit
kepala, hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek).
Edema paru dihubungkan dengan edema umum yang berat, kompliksai ini biasanya
disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
5. Pathway
Tekanan darah
Meningkat
Normal
(TD >140-190)
Hamil > 20 minggu
Hipertensi kronik
Kejang (-)
Kejang (+)
Pre Eklamsia
Eklamsia
Kulit
Paru
HCL
Pembuluh darah Akral Dingin Jantung
Kongesti
vena
Konstipasi
Akumulasi gas
pulmonal Vasokontriksi
Keluar
Penumpukan
Kompresi saraf simpatis
Peristaltik
Perubahan
perfusi
Keringat
darah
meningkat,
gangguan
Menurun nutrisi
Ketidakseimbangan
berlebih
iramajaringan
jantung,perifer
aliran
Proses Perpindahan
cairan
Metabolisme
kurang dari kebutuhan
turbulensi emboli
karena perbedaan
turun tekanan
LAEDP
Timbul Oedema gangguan
fungsi aveoli
Ggn Rasa
Nyaman Gas
Gangguan
Pertukaran
6. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat
hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit
menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml
USG : untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
7. Kriteria Diagnosis
8. Tindakan Penanganan
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-tanda
sedini mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup
supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap
kemungkinan terjadinya pre eklampsia kalau ada faktor-faktor peredisposisi.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, dan
pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, karbohidrat, tinggi protein dan
menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
a. Untuk mencegah terjadinya PE dan E
b. Hendaknya janin lahir hidup
c. Trauma pada janin seminimal mungkin
Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan
penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi
pada saat yang optimal yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, tetapi sudah
cukup matur untuk hidup diluar uterus. Setelah persalinan berakhir jarang
terjadi eklampsia dan janin yang sudah cukup matur lebih baik hidup diluar
kandungan daripada dalam uterus. Waktu optimal tersebut tidak selalu dapat
dicapai pada penanganan preeklampsia, terutama bila janin masih sangat
prematur. Dalam hal ini diusahakan dengan tindakan medis untuk dapat
menunggu selama mungkin, agar janin lebih matur.
Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan: :
1.
2.
penanganan preeklampsia
Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya,
tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas
3.
4.
5.
6.
7.
hari
Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa
8.
setiap 1 minggu.
Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun
setelah rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu
9.
10.
11.
preeklampsia berat.
Jika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.
Pengakhiran kehamilan ditunggu sampai usia kehamilan 40
minggu, kecuali ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat
janin, solusio plasenta, eklampsia atau indikasi terminasi
12.
kehamilan lainnya.
Persalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan
atau dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II.
4. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin
atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
9. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
a. Pada ibu
Eklamsia
Solusio plasenta
Perdarahan subkapsula hepar
Kelainan pembekuan darah
HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet
count)
Ablasio retina
Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b. Pada janin
Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
Prematur
Asfiksia neonatorum
Kematian dalam uterus
Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35
tahun, Jenis kelamin.
a. Riwayat Kesehatan
1. keluhan Utama : biasanya
ii.
atau tidak.
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi
edema.
1. Leopold I : biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah
proc. Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler.
2. Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian
bagian kecil janin di sebelah kanan.
3. Leopold III : biasanya teraba masa keras, terfiksir.
iv.
fetal distress
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat
biasanya
pada
preeklamsia
terjadi
2.
janin
Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
Skala nyeri (2-4)
Biasanya ibu mengatakan kurang nafsu makan
Biasanya ibu sering mengeluh mual muntah
Biasanya ibu sering bertanya tentang penyakitnya
Biasanya ibu sering mengungkapkan kecemasan
Data Obyektif
Biasanya teraba panas
Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak kejang
Biasanya ibu tampak lemah, konjungtiva anemis
Biasanya penglihatan ibu kabur
Biasanya klien tampak cemas dan gelisah
Biasanya klien tampak kurus
Tonus otot perut tampa tegang
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya DJJ bayi cepat >160
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Aktivitas janin menurun
Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman ( Nyeri Akut ) b.d kompresi saraf simpatis
meningkat, gangguan irama jantung, aliran turbulensi emboli.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d akumulasi
gas meningkat.
3) Konstipasi b.d gerakan peristaltic menurun
4) Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi, hipoksia, sianosis.
5) Kelebihan volume cairan b.d kerusakan fungsi glumerulus sekunder
3.
Diagnosa
NOC
NIC
Gangguan
rasa Noc: pain level; Pain Nic: Pain management
1. Observasi
vital
nyaman ( Nyeri control; comfort Level
Kriteria Hasil:
sign pasien tiap 4
1. Pasien
saraf
mengontrol nyeri
2. Pasien
simpatis
meningkat,
gangguan
irama
jantung,
aliran
turbulensi emboli.
mampu
melaporkan nyeri
berkurang (skala
jam
2. Berikan
posisi
nyaman
pada
pasien
3. Bantu melakukan
teknik
0-10)
-
relaksasi
misalnya : nafas
dalam
perlahan
perilaku distraksi
4. Kolaborasi
Pemberian
2
Ketidakseimbangan
analgetik
Nic:
Nutrition
sedikit
tapi sering
3. Berikan makanan
yang terpilih sesuai
dengan
hasil
konsultasi dengan
ahli gizi
4. Kolaborasi dengan
ahli
gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi
yang
dibutuhan pasien
Konstipasi
b.d NOC:
Bowel NIC:
Constipation
tinggi
serat
4. Kolaborasi
4
Gangguan
NOC:
pemberian laksatif
respiratory NIC:
Airway
rentang
normal
2. Pasien bebas dari
tanda-tanda
distress
pernapasan
3. Tidak ada sianosis
dan dyspneu
pasien
3. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
4. Ajarkan
pasien
cara batuk efektif
5. Kolaborasi
tindakan fisioterapi
dada
dan
bronkodilator bila
elctrolit
perlu
and NIC:
Fluid
cairan
instruksi.
Pantau
kecepatan
IV
secara cermat.
4. Berikan perawatan
kulit . Ganti posisi
pasien setidaknya 2
jam dan tinggikan
ekstremitas
yang
mengalami edema.
5. Periksa kulit pasien
setiap hari untuk
mengetahui
memar
tanda
atau
perubahan warna.
C. Daftar Pustaka
Varney,Helen dkk.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Edisi 4. EGC: Jakarta
Duff, Patrick dkk.2005.Obstetrick & Gynecology.International Edition. Mc. Grow Hill
Medical: North America
DTM, Dr Faisal Yatim.2001.Haid Tidak Wajar dan Menopause.Pustaka Populer
Obor:Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC.EGC: Jakarta