Pembimbing :
Disusun Oleh :
NASRUDIN
NIM : 213127086
TANGERANG 2022
LAPORAN PENADHULUAN
1 Pengertian
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui
sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus).Seksio sesaria adalah suatu
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bera janin diatas 500gram.
( Wiknjosastro,2005).Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat
badan diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. (siaksoft.net).
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
2 Etiologi
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada,
disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul) ada, sejarah kehamilan dan persalinan yang
buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio
plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan,
kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium,
mioma uteri dan sebagainya ).
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali
pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
3 Patofisiologi
Terjadi kelainan Pada Ibu dan Kelainan Pada Janin menyebabkan Persalinan Normal Tidak
Memungkinkan akhirnya harus dilakukan SC.
4 Manifestasi
Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara lain:hipertensi antara
140/90 atau kenaikan systole dan diastole 30 mmHg/15 mmHg.oedema kaki tangan atau muka
atau kenaikan berat badan I kg/mgg.proteinuria 0.3 gr/24 jamatau plus 1-0,oliguria.
Preeklamsia berat
preeklamsia berat ditandai dengan gejala klinis;hipertensi 160/110 mmHg, proteinuria
5gr/24 jam atau plus 4-5 oliguria 400cc/24 jam.oedema paru dapat disertai sianosis.serta
disertai keluhan subjektif:nyeri kepala frontal,gangguan penglihatan,nyeri epigastrium.
Eklampsia
5 Komplikasi
1.Infeksipuerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam
masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2.Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut
terbuka, atau karena atonia uteri.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus,
sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini
lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
Anjuran Operasi
· Dianjurkan jangan hamil lebih kurang satu tahun dengan munggunakan alat kontrasepsi.
· Yang dianut adalah “Once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada panggul sempit
atau disporposi segala pelvik.
6 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan hemoglobin
7 Penatalaksanaan
b. Persiapan Pasien
· Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan sekitar abdomen
telah dibersihkan dengan antiseptic).
· Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit yang pernah di
derita oleh pasien.
· Pemeriksaan USG.
a. Analgesia
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra muskuler)
setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan
cara serupa 10 mg morfin.
· Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg.
· Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg Meperidin.
b. Tanda-tanda Vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah
urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.
Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup selama
pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian, jika output urine
jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada hari
kedua.
e. Ambulasi
Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat
bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat
berjalan dengan pertolongan.
f. Perawatan Luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan
tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat
setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien
dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.
g. Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut harus
segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang
menunjukkan hipovolemia.
h. Perawatan Payudara.
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak
menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak
menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.
Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan
pulang dari rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu
seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain.
8 Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Seksualitas : Tumor / neo plasma yang dihambat jalan lahir kehamilan multiple atau gestari,
disproposi sopalo pelvis, riwayat sc sebelumnya
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan,
ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk,
keadaan umum tanda vital.
b. Data Riwayat Kesehatan
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini
dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, Maksudnya
apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta previa).
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga mempunyai
riwayat persalinan plasenta previa.
Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, akan tetapi kemungkinan dapat lebih sering
terjadi pada penderita malnutrisi dengan sosial ekonomi rendah.
d. Data Psikologis
2. DIAGNOSA
Risiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringan / kulit rusak (Doengoes,2001).
Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi / kontak interpersonal,
kebutuhan tidak terpenuhi (Doengoes,2001).
3. INTERVENSI
- Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam gangguan rasa nyaman nyeri
tersebut dapat berkurang atau hilang.
- Kriteria hasil :
-Intervensi :
a) Tentukan lokasi dan karakteristik ketidaknyamanan perhatikan isyarat verbal dan non verbal
seperti meringis.
Rasional : pasien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan secara
langsung. Membedakan karakteristik khusus dari nyeri membantu membedakan nyeri paska
operasi dari terjadinya komplikasi.
b) Beri informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab ketidaknyamanan dan intervensi
yang tepat.
Rasional : pada banyak pasien, nyeri dapat menyebabkan gelisah, serta tekanan darah dan nadi
meningkat. Analgesia dapat menurunkan tekanan darah.
Rasional : selama 12 jam pertama paska partum, kontraksi uterus kuat dan teratur dan ini
berlanjut 2 – 3 hari berikutnya, meskipun frekuensi dan intensitasnya dikurangi faktor-faktor yang
memperberat nyeri penyerta meliputi multipara, overdistersi uterus.
e) Ubah posisi pasien, kurangi rangsangan berbahaya dan berikan gosokan punggung dan
gunakan teknik pernafasan dan relaksasi dan distraksi.
Rasional : merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri. Meningkatkan
kenyamanan dan menurunkan distraksi tidak menyenangkan, meningkatkan rasa sejahtera.
f) Lakukan nafas dalam dengan menggunakan prosedur- prosedur pembebasan dengan tepat 30
menit setelah pemberian analgesik.
Rasional : nafas dalam meningkatkan upaya pernapasan. Pembebasan menurunkan regangan dan
tegangan area insisi dan mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan otot
abdomen.
g) Anjurkan ambulasi dini. Anjurkan menghindari makanan atau cairan berbentuk gas; misal :
kacang-kacangan, kol, minuman karbonat.
i) Infeksi hemoroid pada perineum. Anjurkan penggunaan es secara 20 menit setiap 24 jam,
penggunaan bantal untuk peninggian pelvis sesuai kebutuhan.
Rasional : membantu regresi hemoroid dan varises vulva dengan meningkatkan vasokontriksi,
menurunkan ketidak nyamanan dan gatal, dan meningkatkan fungsi usus normal.
j) Palpasi kandung kemih, perhatikan adanya rasa penuh. Memudahkan berkemih periodik
setelah pengangkatan kateter indwelling.
Rasional : kembali fungsi kandung kemih normal memerlukan 4-7 hari dan overdistensi kandung
kemih menciptakan perasaan dan ketidaknyamanan.
- Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam infeksi pada kulit tidak terjadi.
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
a) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan pembuangan pengalas
kotoran, pembalut perineal dan linen terkontaminasi dengan tepat.
Rasional : anemia, diabetes dan persalinan yang lama sebelum kelahiran sesarea meningkatkan
resiko infeksi dan memperlambat penyembahan.
c) Kaji status nutrisi pasien. Perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit dan sebagainya
Perhatikan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan prenatal.
Rasional : pasien yang berat badan 20% dibawah berat badan normal atau yang anemia atau yang
malnutrisi, lebih rentan terhadap infeksi pascapartum dan dapat memerlukan diet khusus.
d) Dorong masukkan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin C dan besi.
Rasional : mencegah dehidrasi ; memaksimalkan volume, sirkulasi dan aliran urin, protein dan
vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen, besi diperlukan untuk sintesi hemoglobin.
e) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan. Lepasnya balutan sesuai indikasi.
Rasional : balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran sesarea membantu
melindungi luka dari cedera atau kontaminasi. Rembesan dapat menandakan hematoma.
f) Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan udem, nyeri, eksudat
atau gangguan penyatuan.
Rasional : tanda-tanda ini menandakan infeksi luka biasanya disebabkan oleh steptococus.
h) Dorong pasien untuk mandi shower dengan menggunakan air hangat setiap hari.
Rasional :Mandi shower biasanya diizinkan setelah hari kedua setelah kelahiran sesarea,
meningkatkan hiegenis dan dapat merangsang sirkulasi atau penyembuhan luka.
Rasional : Demam paska operasi hari ketiga, leucositosis dan tachicardia menunjukkan infeksi.
Peningkatan suhu sampai 38,3 C dalam 24 jam pertama sangat mengindentifikasikan infeksi.
j) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus ; perhatikan perubahan involusi atau adanya nyeri tekan
uterus yang ekstrem.
Rasional : Setelah kelahiran sesarea fundus tetap pada ketinggian umbilikus selama sampai 5 hari,
bila involusi mulai disertai dengan peningkatan aliran lokhea, perlambatan involusi meningkatkan
resiko endometritis. Perkembangan nyeri tekan ekstrem menandakan kemungkinan jaringan
plasenta tertahan atau infeksi.
3. Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi / kontak interpersonal, kebutuhan
tidak terpenuhi.
- Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam ansietas atau kecemasan dapat
hilang.
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
Rasional : Mendorong pasien atau pasangan untuk mengungkapkan keluhan atau harapan yang
tidak terpenuhi dalam proses ikatan/menjadi orangtua.
c) Bantu pasien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping baru yang lazim dan
perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan.
Rasional : membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru, mengurangi
perasaan ansietas.
Rasional : khayalan yang disebabkan informasi atau kesalahpahaman dapat meningkatkan tingkat
ansietas.
e) Mulai kontak antara pasien/pasangan dengan baik sesegera mungkin.
Rasional : mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penanganan bayi, takut
terhadap sesuatu yang tidak diketahui, atau menganggap hal yang buruk berkenaan dengan
keadaan bayi.
FORMAT PENGKAJIAN
PADA KLIEN POSTPARTUM (NORMAL/TINDAKAN)
I. Identitas Klien
• Nama : Ny S
• Umur : 32 Tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Buruh
• Suku bangsa : Jawa
• Pendidikan : SMA
• Alamat : pejaten pasar minggu
• Diagnosa medis : Section Caesarea (SC)
• Keluhan Utama Saat Pengkajian : pasien mengatakan nyeri pada luka post sc dan
takut untuk bergerak karena takut sakit pada lukanya .
• Masalah prenatal : pasien biasanya periksa dibidan daerah rumahnya
• Riwayat persalinan sekarang : Pasien mengatakan memilih melahirkan dengan
cara sc atas anjuran dokter kandungan karena setelah diperiksa, tekanan darah pasien
tinggi dan letak janin pasien melintang.
• Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Pasien mengatakan sehari-hari tidak pernah
menderita sakit apapun seperti hipertensi, DM, tetapi setiap kali akan sc tekanan darah
pasien selalu tinggi karena takut akan dioperasi
.
• Riwayat Kesehatan Keluarga : dari keterangan klien dari keluarga bisanya
melahirkan di tolong sana bidan desa atau bidan
didaerah sekitar rumah
• Riwayat KB : dari keterangan klien biasanya menggunkana KB
Suntik yang 3 bulan sekali
• Rencana KB : kemungkinan menggunakan KB suntik lagi.
4. Ambulansi
Untuk ambulasi tidak ada Terganggu kareana sakit
masalah. post sc
-
5. Kebersihan diri
Klien cukup bersih dengan Masih cukup bersih
nandi 3x sehari , gosok gigi .
-
V. Pemeriksan Fisik Post Natal
VI.
• Keadaan umum : klien sakit ringan post lahiran hari ke lima tidak ada klinis yang
mencolok, posisi pasien duduk / fowler.
• Tanda vital : TD : 120/ 80 mmHg , Nadi 80 x /menit, RR 20 X / Menit, S: 36,4 C
• Kepala : kulit kepala bersih rambut hitam merat didah mudah patah dan tidak
bercabang2,
• Muka : wajah tidak pucat, mata skera putih ,konjungtiva tidak pucat,palpebra tidak
udema,replek cahaya + , pupil isokor. Hidung bersih pernapsan tidak menggunakan
cuping hidung. Rongga mulut bersih, bibir berwatrna merah muda, tidak pecah pecah,
gigi tidak ada karier, lidah merah mudah, mukosa lembab.
• Leher : bentuk simetris didak ada masa tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
• Dada (jantung, paru, payudara) : dari keterangan klien Tidak ada keluhan sesak, bentuk
dada simetris, payudara simetris, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi
areola, tidak ada pembesaran pembuluh limfe, Asi keluar. irama nafas teratur, usaha
nafas spontan., tidak ada nyeri tekan. Auskultasi : suara nafas vesikuler ,tidak ada suara
nafas tambahan, bunyi jantung jantung murmur
• Abdomen tidak di ukur
- Diastasis rectus abdominis (ukuran):
- Uterus (tinggi, posisi, kontraksi)
• Perineum dari keterangan klien tidak ada masalah dan untuk kebersihan klien
mengatakan bersih
- Utuh, episiotomi, rupture: - REEDA sign:
- kebersihan
Genitalia Jumlah Warna Konsistensi Nyeri Bau
• Perdarahan pervagina - - -
• Fluor albus - - - - -
• Lochea 80 cc cair - Khas
darah
• Luka episiotomi -
• Pemasanagn
kateterisasi -
DO :
1erdapat luka
post sc hari ke +
0 pada abdomen
kuadran bawah
pasien
Pasien meringis
menahan sakit
saat bergerak
2 DS : Luka post operasi Hambatan mobilitas
Pasien mengatakan fisik
sulituntuk bergerak
karena takut luka
operasinya akan
terasa lebih nyeri
DO :
1. Pasien terlihat
sangat pelan dan
berhati-hati saat
melakukan
gerakan
2. Pasien terpantau
jarang
melakukan
gerakan hanya
tidur diatas bed
saja
No RM : Nama Mahasiswa :