Anda di halaman 1dari 69

ROPIQOH, S. Kep., M.

Kep
081285711647
ropiqohnaz@yahoo.co.id

INSTALASI PREVENSI REHABILITASI DAN


PALIATIF KARDIOVASKULER
Gangguan
Pembentukan Impuls
Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini Peserta Mampu :

MENGINTERPRETASIKAN
EKG PEMBENTUKAN
IMPULS
Indikator Hasil Belajar
Setelah Mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu :

MENGINTERPRETASIKAN GAMBARAN EKG


1 GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS DI SA NODE

Menginterpretasikan gambaran EKG


2 gangguan pembentukan di atrial

3 Menginterpretasikan gambaran EKG di AV


node
Menginterpretasikan gambaran EKG di
4 ventrikel
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
ARITMIA/ DISRITMIA

Adalah gangguan denyut jantung yang


meliputi frequensi, irama, asal impuls dan
konduksi yang dapat ditimbulkan oleh karena
gangguan pengeluaran / pembentukan
impuls maupun gangguan sistem hantaran /
konduksi atau keduanya.
ARITMIA

GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS GANGGUAN PENGHANTARAN IMPULS

1. NODUS SA : ST, SB, ARITMIA SINUS, SINUS


ARREST. 1. NODUS SA : SA BLOK
2. ATRIUM : AES, MAT, Afl, AF 2. NODUS AV : AV BLOK DERAJAT 1, AV BLOCK
3. NODUS AV : JR, JES. JT DERAJAT 2 (TIPE 1, TIPE 2), AV BLOK DERAJAT
4. SUPRAVENTRIKULER : SVT 3.
5. VENTRIKEL : IVR, VES, VT, VF 3. INTERVENTRIKULER : RBBB. LBBB.
HAL PENTING

❑ Frekuensi jantung yang normal : 60 – 100 x/menit


❑ Lebih dari 100 x/menit : Takikardi
❑ Kurang dari 60 x/menit : Bradikardi
❑ 150 – 250 x/menit : Takikardi abnormal
❑ 250 – 350 x/menit : Flutter
❑ >350 x/menit : Fibrilasi
EKG NORMAL
Disebut Irama Sinus (SR) atau Irama teratur.
o Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit.
o Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T.
o Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ).
o Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ).
o Semua gel sama.
o Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia atau
aritmia.
SINUS RHYTME ( SR )
 Irama : Teratur
 Heart Rate : 60 – 100X/ menit
 Gelombang P : normal, Gel P selalu diikuti QRS, PP interval
sama,morpologi sama.
 P – R Interval : normal (0,12-0,20) detik
 QRS Komplek : normal (0,06-0,12) detik
GANGGUAN PEMBENTUKAN
IMPULS SA
Node
A. SA NODE
1. SINUS TAKIKARDIA (ST)
 Irama : Teratur
 Heart Rate : lebih dari100X/ menit
 Gelombang P : normal, P selalu di ikuti QRS,PP interval sama,
morpologi sama
 P – R Interval : normal (0,12-0,20) detik
 QRS Komplek : normal (0,06-0,12) detik
2. SINUS BRADIKARDI (SB)
 Irama : Teratur
 Heart Rate : kurang dari 60 X/ menit
 Gelombang P : normal, P selalu di ikuti QRS,PP interval sama,
morpologi sama
 P – R Interval : normal (0,12-0,20) detik
 QRS Komplek : normal (0,06-0,20) detik
3. SINUS ARITMIA
 Irama : Teratur
 Heart Rate : kurang dari 60 X/ menit
 Gelombang P : normal, P selalu di ikuti QRS,PP interval tidak
sama, morpologi sama
 P – R Interval : normal (0,12-0,20) detik
 QRS Komplek : normal (0,06-0,20) detik
4. SINUS ARREST
 Irama : Teratur, kecuali pada siklus yang hilang
 Heart Rate : kurang dari 60 X/ menit
 Gelombang P : normal, P selalu di ikuti QRS,PP interval sama,
morpologi sama
 P – R Interval : normal (0,12-0,20) detik
 QRS Komplek : normal (0,06-0,12) detik, RR interval tidak sama pada
siklus yang hilang
 Hilangnya gel P, QRS, T bukan merupakan 2 kelipatan
DISRITMIA LANJ…

IMPULS BERASAL DARI ATRIUM

ATRIUM
KANAN/KIRI :
ATRIAL

P : KERITING →ATRIAL FIBRILASI.


P : GIGI GERGAJI → ATRIAL FLUTTER
B. ATRIAL
 Karakteristik irama atrial
 Sumber impuls bukan dari SA node , tapi dari atrium
 Terdapat gelombang P , tapi bentuk gelombang P , berbeda
dengan gelombang P sinus
 Bentuk Gel P Upright , kecil , ujung tajam, bergerigi, halus,
bentuk berubah ubah tergantung letak sumber impuls
1. ATRIAL EKSTRA SISTOLE (AES )
 Irama : Teratur, kecuali pada ekstra sistol
 Heart Rate : 60-100 X/ menit
 Gelombang P : normal, P selalu di ikuti QRS,PP interval tidak
sama, morpologi tidak sama
 P – R Interval : normal (0,12-0,20) detik
 QRS Komplek : normal (0,06-0,12) detik, RR interval tidak sama
pada ektra sistol
AES (ATRIAL EKSTRA SISTOL)

MULTIFOKAL ATRIAL TAKHIKARDI (MAT)


2. ATRIAL FLUTER ( Afl )
 Irama : Teratur atau tidak teratur
 Heart Rate : frekunsi ventrikel 60-100 X/ menit, frekuensi
atrium 350-450x/menit
 Gelombang P : seperti gergaji
 P – R Interval : tidak bisa di hitung
 QRS Komplek : normal (0,06-0,12) detik,
3. ATRIAL FIBRILASI (AF)
AF NVR

Irama : Tidak teratur.


Frekwensi HR : Bervariasi ( bisa normal,
AF RVR
lambat / cepat )
Gel. P : Tidak dapat diidentifikasi,
sering terlihat keriting pada
garis base line.
Interval PR : Tidak dapat dihitung AF SVR
Gel. QRS : Normal ( 0.06 – 0.12 )
DISRITMIA LANJ…

IMPULS BERASAL DARI AV NODE (IRAMA JUNCTIONAL)

P TERBALIK DI DEPAN /
P DIBELAKANG QRS /
P (-)

AV
Node
Junctional Ritme (JR ) : HR 40 – 60 x/mnt
Acceleratted JR : HR 60 – 100 x/mnt
Junctional Takikardi : HR > 100 x/mnt
C. AV NODE
 1. JUNGTIONAL RHYTME (JR )
 Irama : teratur
 Hate rate: 40 – 60 x /menit
 Gelombang P : inverted (terbalik), retrograde, tdk terlihat
 PR interval memendek atau tidak dapat dihitung
 QRS kompleks: normal ( 0,06 – 0,12 ) detik
2. Accelerated junctional rhytme
➢ Irama : teratur
➢ Hate rate: 60– 100 x/menit
 Gelombang P: inverted (terbalik), retrograde, tdk terlihat
 PR interval memendek atau tidak dapat dihitung
 kompleks QRS normal ( 0,06 – 0,12 ) detik
3. Junctional takikardia (JT)
 Irama : teratur
 Hate rate: lebih dari 100 x/menit
 gelombang P, inverted (terbalik), retrograde, tdk terlihat
 PR interval memendek atau tidak dapat dihitung
 QRS kompleks normal ( 0,06 – 0,12 ) detik
4. Juntional ekstra sistol (JES)
➢ Irama teratur pada irama dasar, kecuali pada irama prematur
 frekwensi tergantung dari irama dasar
 gelombang P normal pada irama dasar , sedangkan pada
irama prematur gelombang P tidak ada, terbalik, retrograde,
Interval PR tidak dapat dihitung, memendek,
 QRS Komplek Normal ( 0,06 – 0,12 ) detik
DISRITMIA LANJ…

IMPULS BERASAL DARI SUPRAVENTRIKEL

SUPRA
VENTRIKEL

P (-) SVT HR > 150 x/mnt


Supraventrikular takikardia(SVT)
 Irama : Teratur
 Frekwensi : 150 sampai 250x/menit
 Gelombang P : gel P tdk ada /kecil ..sulit
diidentifikasi
 Interval P R : Tidak dapat diukur
 QRS Komplek : Normal ( 0,06 – 0,12 ) detik
DISRITMIA LANJ…

IMPULS BERASAL DARI VENTRIKEL

VENTRIKE
L

P : (-)
QRS LEBAR ( > 0,12 dtk)
SP

SP HR 24-40 x/mnt : IVR


HR 40-100 x/mnt : AIVR
HR > 100 x/mnt : VT
HR > 350 x/mnt : IRREGULER : VF
d. Ventrikel
1. Idioventrikule rhytme (IDR)
 Irama : teratur,
 frekwensi : 20 - 40 x/menit,
 gelombang P : tidak ada,
 Interval PR : tidak bisa dihitung,
 QRS Komplek : lebih dari 0,12 detik (lebar)
2. Accelerated idioventrikel
 Iramat : teratur,
 frekwensi : 40 - 100 x/menit,
 gelombang P : tidak ada,
 Interval PR : tidak bisa dihitung,
 QRS Komplek : lebih dari0,12 detik ( lebar)
3. Ventrikel ekstra sistol (VES)
• Irama teratur dan tidak teratur tergantung irama dasar.
Seperti Sinus Rythme disertai VES
• Frekwensi : tergantung dari irama dasar
• Gelombang P : pada PVCs tidak ada.
• Interval PR : Tidak bisa dihitung
• QRS Komplek : Pada PVCs lebar lebih dari 0,12 detik
VES unifocal

VES multifocal

VES Konsekutif 2
VES Bigemini dan VES Trigemini

VES bigemini

VES trigemini
3. Ventrikel takikardi (VT) monomorpik
 Irama teratur,
 frekwensi 100 - 250x/menit,
 Gelombang P tidak ada
 Interval PR tidak ada,
 QRS Komplek lebih dari 0,12 detik dengan bentuk
yang sama
4. Ventrikel takikardi polimorfik
 Irama teratur dan tak teratur,
 frekwensi 100 - 250 x/menit,
 gelombang P tidak ada,
 Interval PR tidak ada,
 QRS Komplek lebih dari 0,12 detik bentuk
berubah ubah
5. Torsade de pointes
.
 Irama tidak teratur,
 frekwensi 200 - 250 x/menit,
 gelombang P tidak ada
 Interval PR tidak ada,
 QRS Komplek bizzar/ kacau, cepat berubah
menjadi irama lainnya
6. Fibrilasi Ventrikel (VF)
Irama : Tidak teratur
Frekwensi HR : > 350x/menit
shg tdk dpt
dihitung
Gel. P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada VF kasar (Coarse VF)
Gel. QRS : Lebar dan
tidak teratur

VF halus (Fine VF)


LATIHAN INTERPRETASI
Gangguan Pembentukan Impuls
INTERPRETASI EKG
 Untuk menganalisa gambaran EKG tentukan:
 Rhythm
 Rate
 P wave
 PR Interval
 QRS duration
 ST- Segment
 Axis
 Hipertropi
 Kesimpulan
IRAMA/RHYTEM
 TERATUR /REGULAR : BILA JARAK KOMPLEK QRS SATU DENGAN
YANG LAINNYA TERATUR
 IRREGULAR/TIDAK TERATUR : BILA JARAK KOMPLEK QRS SATU
DENGAN YANG LAINYA TIDAK TERATUR
 CARANYA:
= GUNAKAN KERTAS ATAU ALAT BANTU YANG DILETAKAN DIATAS
HASIL EKG.
= CORET KERTAS TERSEBUT PADA PUNCAK QRS SATU DAN
BERIKUTNYA
= PINDAHKAN KERTAS ALAT BANTU DENGAN MELETAKAN PADA
QRS YANG LAIN
= BILA IRAMA TERATUR MAKA TANDA CORETAN AKAN JATUH
TEPAT PADA SETIAP EKG BERIKUTNYA
PADA IRAMA TERATUR
1500
Jumlah kotak kecil antara R – R’

300
Jumlah kotak besar antara R − R'
MENGHITUNG HR
 Untuk irama yang teratur
 Tentukan interval RR, QRS satu ke QRS berikutnya, hitung
jumlah kotak besarnya, maka 300 dibagi jumlah kotak besar
dari R satu ke R berikutnya contoh 300: 8 = 37,5 x/menit
 Tentukan interval RR, , QRS satu ke QRS berikutnya, hitung
jumlah kotak kecilnya, maka 1500, di bagi jumlah kotak kecil
dari R satu ke R berikutnya , contoh 1500:40 = 37,5 x/menit
INTERPRETASI EKG
 Untuk irama yang tidak teratur
 Buat lead sepanjang 6 detik 30 kotak besar. Setelah itu hitung
komplek QRS atau gelombang R, kemudian kalikan dengan
10, atau ambil rekaman EKG sepanjang 12 detik, hitung
jumlah QRS kalikan 5.
 contoh : jumlah kompleks QRS/ gelombang R yang kita lihat 5,
maka frekuensi jantung adalah 5x10 = 50 x / menit
interpretasi
 1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang
lainnya sama (40 kotak kecil/40 kotak kecil), menandakan
Irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan
bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS
dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker
berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500: 40 kotak kecil = 37,5 x/menit
3. Gel P,Q,R,S,T normal, komplek QRS normal PR interval
normal, ST segmen normal, QT interval memanjang 0,45 detik.
4. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA
Interpretasi gambar
 1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu
dengan beat yang lainnya sama (22 kotak kecil/22
KK), menandakan irama regular/teratur, adanya
defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama
menandakan pacemaker berasal dari SA node
2. Frekfensi jantung 1500:22 kotak kecil = 68 x/menit
3. Gel P tinggi dan lebar normal, bentuknya sama, P
selalu di ikuti QRST, kompleks QRS normal, PR interval
normal, ST segment normal
4. Kesimpulan : NORMAL SINUS RHYTM
Interpretasi gambar
 1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu beat dengan yang
lain sama (12 kotak kecil/ 12 kk menandakan irama teratur,
adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan
diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama
pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500:12 kotak kecil = 125 x/menit
3. Gel P tinggi dan lebar normal, bentuk gel P sama ,P selalu
diikuti QRST ,kompleks QRS normal, QT interval memendek,
ST segmen normal
4. Kesimpulan: SINUS TAKIKARDI
Interpretasi gambar
 1. Jarak RR/PP interval antara beat 1 & 2, 2 & 3, 3 & 4, 4 & 5, adalah sama. Tapi di
beat ke 6, tidak di mulai dengan gel P dan bentuknya melebar. Di beat ke 7 kembali
adanya gel P yang sama dengan gel P di beat 1,2,3,4,5 yang diikuti oleh bentuk
komplek QRS yang sama pula.
Pada kasus ini kita tidak bisa mengatakan irama regular atau teratur, karena pada
saat pengecekan frekfensi jantung baik menggunakan stetoskop maupun palpasi
radial arteri yang kita dapatkan tidak teratur. Akan tetapi pada kasus ini pacemaker
masih dominan berasal dari SA node dan pada beat ke 6 kita tetap namakan
komplek QRS biarpun bentuknya tidak normal.
2. Karena iramanya tidak teratur, maka frekfensi jantung dihitung dengan
mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat
8 normal komplek QRS, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit.
3. Gel PQRS normal, PR& QT interval normal. Adanya ST segmen depresi dan
abnormal beat yang tidak diawali dengan gel P yang komplek QRS nya
abnormal/melebar yang mana ini berasal dari otot ventrikel.
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan 1 VES (Ventrikel Ekstra Sistole)
Interpretasi gambar
 1. Jarak RR/PP interval di beat 1&2, 2&3 adalah sama, akan tetapi beat
berikutnya yaitu beat ke 4 baru muncul setelah adanya gap atau jeda
yang jaraknya melibihi 2 kali jarak RR/PP interval sebelum dan
sesudahnya. Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS
yang menandakan pacemaker berasal dari SA node, akan tetapi SA
node gagal untuk mengeluarkan impuls sebagaimana waktunya
sehingga terjadi gap atau jedah yang melebih 2x jarak yang seharusnya.
2. Frekfensi jantung kita hitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS
dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 5 komplek QRS dalam
6 detik. Jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 = 50 x/menit.
3. Konfigurasi gelombang semuanya normal
4. Kesimpulan : SINUS ARREST ATAU SINUS PAUSE ( Pada kasus yang sama
dengan gap atau jedah persis sama 2 kali dengan jarak RR/PP interval
dinamakan Sinus Block)
Interpretasi gambar
 1. Jarak RR/PP interval antara beat 1&2 dan beat 3&4
berbeda, menandakan irama tidak teratur. Adanya
defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS dengan
bentuk yang sama, menandakan pacemaker berasal
dari SA node.
2. Karena irama tidak teratur/irregular, maka
penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan
jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik dengan 10.
Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7.
Maka frekfensi jantungnya 7 x 10= 70x/menit.
3. Semua konfigursi gelombang normal, kecuali
tampak adanya ST segmen depresi (pada ekg strip
boleh kita abaikan).
Kesimpulan : SINUS ARRHYTMIA
Interpretasi gambar
 1. Pada kasus ini kita tidak bisa mengidentifikasi PP interval
karena gel P tidak beraturan, untuk RR interval tampak
sekali tidak sama antara beat yang satu dengan yang
lainnya. Jadi pada kasus ini iramanya tidak teratur atau
irregular. Karena adanya gelombang P yang tidak
beraturan, maka pacemaker berasal dari otot atrium.
2. Karena irama tidak beraturan maka frekfensi
jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS
dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek
QRS adalah 6, jadi frekfensi jantungnya adalah 6 x 10 = 60
x/menit.
3. Cuma komplek QRS yang tampak jelas walaupun
bentuk dan tingginnya disetiap beat tidak sama. Adanya
gel P yang bentuknya tidak beraturan.
4. Kesimpulan : ATRIAL FIBRILASI Dengan Normal Ventrikel
Respon
Interpretasi gambar
 1.Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan yang
lain berbeda, menandakan irama irregular atau tidak teratur.
ada 2 gelombang P yang berbeda menandakan pacemaker
berasal dari 2 tempat yang berbeda. Karena disetiap beat
memiliki komplek QRS yang normal maka sudah pasti kalau
kedua pacemaker itu berasal dari atas ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya kita hitung dengan mengalikan jumlah
normal komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini
jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 5, jadi frekfensi
jantungnya 5 x 10 = 50x/menit
3. Semua konfigurasi gel adalah normal kecuali ada 2 macam
bentuk gel P yang beda. Dan muncul premature pada beat 2
dan4 .Dua (2) defleksi positip dengan bentuk yang normal
dimana berasal dari pacemaker SA node dan 2 defleksi
positip gel P berbentuk runcing yang berasal dari otot atrium.
 4. Kesimpulan : Sinus Bradicardia dgn 2 AES
Interpretasi gambar
 1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama(7 kotak
kecil atau 7 mm), tidak terlihat gel P. Kalau RR interval
sama menandakan irama teratur. Tidak adanya gel P
bukan berarti pacemaker berasal dari ventrikel,
sebenarnya gel P ada tapi terkubur di gel T. Kalau anda
beranggapan pacemaker berasal dari ventrikel, itu salah
besar karena komplek QRS masih dalam batas normal
(tidak lebar). Jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari
atas ventrikel atau supra ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya 1500:7 kotak kecil = 214x/menit
3. Tidak terlihat gel P, gel QRS dan komplek QRS normal
dengan bentuk yang sama disetiap beat, PR interval tidak
bisa diukur, sudah pasti QT interval memendek. Adanya ST
segmen depresi.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDIA (SVT)
dengan ST SEGMEN DEPRESI
Interpretasi gambar
 1. Pada beat 2,3,4 dan 7,8 tampak ada gelombang P
dengan defleksi negatif. Lihat juga di beat 5 & 6 tidak
ditemukan adanya gelombang P.
Kalau anda menemukan kasus seperti ini, dengan gel P
berdefleksi negatif, tidak ada gel P, atau gel P defleksi
negatif setelah komplek QRS...gel P ini berasal dari
pacemaker AV node atau daerah junction dengan
catatan adanya normal komplek QRS
2. Frekfensi jantungnya jumlah komplek QRS dalam 6 deti
adalah 8, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit
3. Semua konfigurasi gelombang normal kecuali gel P
yang menjadi perhatian disini (baca point 1).
4. Kesimpulan : ACCELERATED JUNCTIONAL karena frekfensi
jantungnya melebihi impuls normal di AV node atau
daerah junction (40 - 60 x/mnt) tapi kurang dari
100x/menit.
Pada EKG strip ini terjadi perubahan terjadi dari Sinus
Bradikardi ke SVT.

Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular


Takikardi)yaitu perubahan mendadak dari irama Sinus
Bradikardi menjadi Supra Ventrikular Takikardi.
INTERPRETASI GAMBAR
 1. Jarak RR interval antara beat yang satu dengan
yang lain sama(34 kotak kecil , menandakan iramanya
teratur/regular. Tidak ada ditemukannya gel P dengan
adanya komplek QRS yang melebar, menandakan
pacemaker berasal dari furkinje.
2. Frekfensi jantungnya adalah 1500:34 kotak kecil = 44
x/menit
3. Tidak ada gel P,Q. Yang ada cuma gel R dan gel S
yang melebar bersama dengan gel T, komplek QRS
yang melebar.
4. Kesimpulan : ACCELERATED IDIOVENTRIKULAR ,
kenapa saya katakan accelerated? karena normal
pacemaker pada furkinje adalah 20 - 40 x/menit, jadi
kalau frekfensi jantungnya lenih dari 40 x/mnt atau
antara 40 - 100 mengalami accelerated.
Accelerated JR

Sinus Aritmia

Ideo ventrikuler ritme


VF halus

VF kasar
VT Monomorpix

VT Monomorpix

Sinus arrest
VT Polimorpix
VT

JR

AF NVR
SB

Accelerated JR

VT Polimorpix
AF SVR

SVT
AF NVR

Atrial Fluuter
AF RVR
VES bigemini

VES trigemini
JT
ST
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai