Anda di halaman 1dari 60

Kelainan pada Jantung

POLTEKKES KEMENKES MALANG


D-IV KEPERAWATAN MALANG
 Atrial Fibrilasi adalah takikardi dari supraventrikular dengan karakterisitik
aktivitas kontraksi atrium serta aktivitas listrik atrium yang tidak teratur
atau tidak terkoordinasi.

 Kriteria :
Rate : Atrial: ≥ 350 x/mnt
Ventrikel : respon lambat /slow ventricular response (respon
ventrikel < 60x/mnt), normal / normal
vantricular response(respon ventrikel 60-
100x/mnt) atau cepat / rapid ventricular
response (respon ventrikel >100x/mnt) cara
menentukannya, contoh pada gambar diatas
panjangnya 6 kotak besar (6 detik)
dimana terdapat 10 gelombang QRS maka dalam 1
menitnya 100 x/mnt]
Rhythm : tidak teratur
P Waves : gelombang f (fibrilasi): gelombang-gelombang P
yang tak teratur
PR Interval : Tidak ada
QRS : Normal (0,06-0,10 detik)
Bacaan EKG diatas: Atrial Fibrillation Normal Ventricular Response HR
100 Bpm
 Atrial flutter merupakan bentuk aritmia berupa denyut atrium yang terlalu
cepat akibat aktivitas listrik atrium yang berlebihan ditandai dengan denyut
atrial rata-rata 250 hingga 350 kali per menit dan membentuk gambaran
seperti mata gergaji atau dikenal dengan "Saw Tooth Appereance".

 Kriteria :
Irama: Biasanya teratur, bisa juga tidak
Frekwensi (HR): Bervariasi (Bisa normal, lambat atau cepat)
Gelombang P: Tidak normal, seperti gigi gergaji, teratur dan dapat dihitung
Interval PR: Tidak dapat dihitung
Gelombang QRS: Normal, tetapi tidak semua gel QRS mengikuti gel P.
 Premature Atrial Contraction atau Atrial Ekstrasistol merupakan suatu beat
prematur yang fokusnya berasal dari atrium.

 Kriteria:
Irama : Irreguler
Frekuensi : tergantung irama yang mendasarinya.
Gelombang P : premature dan abnormal hidden, gelombang P muncul sebelum
waktunya. Gelombang P normal berasal dari SA node, gel
P yang berasal dari otot atrium tidak sama dengan gel P yang
berasal dari SA node.
Interval PR : 0,12-0,20 s
Gelombang QRS : <0,012 s
- Supraventrikular : atrium atau nodus AV
- Ekstrasistol / premature beat :
suatu gelombang abnormal yang terbentuk karena suatu fokus ektopik melepas
implus lebih cepat sehingga mengaktifkan miokard
- Supraventrikular ekstrasistol :
Suatu gelombang abnormal yang terbentuk karna fokus ektopik di atrium atau
nodus AV yang melepas implus lebih cepat.
 Asal fokus ektopik : atrium
 Gelombang P abnormal & timbul premature
 Masa kompensasi tidak penuh
 Konduksi di AV node bisa normal atau dengan blok
 Konduksi intraventrikular bisa normal atau dengan aberan
 Menurut letak fokus Goldman membagi ekstrasistol atrial
menjadi :
Pembacaan
Irama : irregular
Frekuensi : 90x/menit (pada lead II panjang, terdapat 9R x 10 =
90x/menit)
Gelombang P : Gelombang abnormal (gelombang P melebihi 3 kotak
kecil atau lebih dari 0.12 detik
Gelombang QRS : Normal (Q tidak lebih dari 1/3 R)
Interval PR : abnormal ( lebih dari 0,20 detik / lebih dari 5 kotak)
 SVT atau Supraventrikular takikardi ditandai oleh frekuensi jantung
yang cepat ( 150-280/menit) dan teratur, yang berasal dari suatu rangkaian
3 atau lebih kontraksi prematur fokus supraventrikular. SVT mungkin
ditemukan pada jantung yang secara anatomi NORMAL atau dapat
disertai dengan saluran pintas pada salah satu sindrom pre-eksitasi (Wolf
Parkinson White).

 SVT melibatkan komponen sistem konduksi dengan atau tanpa berkas His
dan dapat dibagi menjadi 3 kategori besar, yaitu :
◦ re-entrant tachycardias using an accessory pathway
◦ re-entrant tachycardias without an accessory pathway
◦ Ectopic or automatic tachycardias
Pembacaan :

Irama: Teratur
Frekwensi (HR): 150 – 250 x/menit
Gelombang P: Tidak ada atau kecil
Interval PR: Tidak ada atau memendek
Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik)
 Atrial Tachycardia merupakan bentuk dari atrial rhythm yang heart ratenya
> 100 x / menit.
 Rhytme : Reguler , takikardi sinus (jarak R – R sama, jarak R – R dekat)
 Rate = 1500/ 12= 125x/detik (Normal rate : 60 – 100x/detik)
 Gelombang P : 3 kotak kecil x 0,04 = 0,12 s
 Dan diikuti gelombang QRS
Normal P Wafe : 0,08 – 0,10 s
Dikuti gel. QRS
 Interval P – R : 7 kotak kecil x 0,04 = 0,28 s
Normal P – R Interval : 0,12 – 0,20 s

 Iskhemia / Infark : tak terlihat gelombang ST depresi.


 Terlihat gelombang ST elevasi pada V2, V3, dan V4 menandakan injury.
 Hyperthropi : pada Lead I dan II tidak ada P lancip (P-pulmonal) namun
pada lead I dan II jelas terdapat gelombang P lebar dan berlekuk (P-
mitral).
◦ Multifocal Atrial Rhythm atau biasa dikenal dengan Wandering Atrial
Pacemaker merupakan salah satu bentuk dari Atrial rhythm yang irreguler
dan mempunyai fokus yang multiple di jaringan atrium berbeda
dengan Ectopic Atrial Rhythm yang hanya mempunyai 1 fokus dan
reguler.
◦ Multifocal Atrial Rhythm dapat berupa paroksismal maupun persisten,
biasa ditemukan pada pasien dengan PPOK yang berat atau CHF yang
sangat severe. Merupakan irama transisi dari frequent PAC dan atrial
fibrilasi dan terkadang sulit dibedakan dengan atrial fibrilasi .Mulltifocal
Atrial Rhythm dengan heart rate > 100x / menit disebut dengan Multifocal
Atrial Takikardi
 Penyebab:

 Pulmonary Disease ( PPOK, Hipertensi Pulmonal, COR pulmonale )


 Keadaan Hipersimpatis ( Peningkatan Katekolamine - Sepsis, Shock )
 Metabolik ( Hipokalemia, Hipomagnesemia )
 Drugs ( Teophyline, Intoksikasi Digitalis )
 Irama : Ireguler yang tidak mempunyai pola
 Frekuensi (HR) : > 100 x/ menit
 Gelombang P : Terdapat Minimal 3 bentuk Gelombang P yang
berbeda dan jelas setiap sebelum gelombang QRS
 Interval PR : Interval P-P, dan Interval R-R sangat bervariasi
 Gelombang QRS : normal (0,06-0,10 detik)
 Parovsimal superventrikel tachicardia adalah jatung teratur,
cepat (150-220denyut per menit) yang mulai dan berahkir
tiba – tiba dan berasal dari jaringan jantung lainya di
bandingkan di dalam bilik jantung.

 Kriteria:
 Rytem : Regular
 Rate : >100 / 150-250/menit
 Gelombang P : sering bersembunyi di depan Gelombang
T agar sulit di liat atau di baca (before each QRS identical)
 Interval PR : 12 – 20
 Interval QRS : normal (0.6-0,10 sec)
 Irama: reguler
 Frekuensi: umumnya normal antara 60 – 100
X/menit
 Gelombang P: normal
 Interval P-R: memanjang, > 0,20 detik
 Gelombang QRS: normal (0,06 - 0,12 detik)
 Irama: tidak teratur
 Frekuensi: Normal atau kurang dari 60x/menit
 Gelombang P: Normal, tetapi ada satu gelombang P yang tidak
diikuti gelombang QRS
 Interval PR: Makin lama makin panjang sampai ada gelombang
Pyang tidak diikuti gelombang QRS, kemudian siklus makin panjang
diulang.
 Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik)
 Irama: umumnya tidak teratur, kadang bisa teratur
 Frekuensi (HR): umumnya lambat kurang dari 60 x/menit
 Gelombang P: Normal tetapi ada satu atau lebih
gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS
 Interval PR: Normal/memanjang secara konstan
 Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik)
 Irama: teratur
 Frekuensi (HR): kurang dari 60x/menit
 Gelombang P: Normal, tetapi gelombang P dan gelombang QRS
berdiri sendiri-sendiri sehingga gelombang P kadang diikuti
gelombang QRS kadang tidak
 Interval PR: berubah-ubah
 Gelombang QRS: Normal atau memanjang lebih dari 0,12 detik
 Adanya gelombang R' sekunder pada lead prekordial kanan
(V1-2 )
2. Adanya gelombang S yang lebar dan dalam pada lead lateral
( V5-6, I, aVL )
Apabila durasi gelombang QRS > 120 ms atau 3 kotak kecil
dikatakan Complete RBBB, sebaliknya dikatakan Incomplete RBBB
3. Abnormalitas sekunder ST/T ( ST depresi atau T inversi ) pada lead
prekordial sebelah kanan
4. Axis jantung normal
KRITERIA :
- Irama : Tidak Teratur (Ireguler)
- Frekuensi :
- Gelombang P : Tidak Jelas
- Gelombang S : Lebar dan Dalam di lead V1-V3
- Interval PR : Tidak Ada
- Gelombang QRS : > 120 ms
- ST Depresi : V5-V6
- ST Elevasi : V1- V3
- Adanya hambatan pada aktivasi ventrikel kiri
menyebabkan adanya gelombang R sekunder (R') di lead
prekordial sebelah kiri dan gelombang S yang lebar dan
dalam di lead prekordial kanan.
- Terhambatnya aktivasi ventrikel kiri juga menyebabkan
gangguan repolarisasi sekunder pada lead prekordial
sebelah kiri seperti ST depresi dan Inversi gelombang T.
Pembesaran atrium kanan atau dalam bahasa
inggrisnya Right Atrial Enlargement ( RAE )
singkatnya merupakan pembesaran ukuran
dari rongga atrium kanan jantung akibat
adanya tekanan atau volume yang
berlebihan pada atrium kanan.
Pada elektrokardiografi gelombang P
merupakan gelombang yang kecil yang
muncul ketika atrium mengalami
depolarisasi. Oleh karena massa otot atrium
kecil maka amplitude gelombang P
normalnyatidak melebihi 2.5 mm dan
lebarnya tidak melebihi 0.11 sec. Adanya
pembesaran dari atrium baik kiri maupun
kanan akan memberikan gambaran
gelombang P yang abnormal
Beberapa Penyebab RAE :
◦ Penyakit Paru Kronik
◦ Hipertensi Pulmonal
◦ Stenosis Trikuspid
◦ Penyakit Jantung Kongenital
 Irama : Reguler
Frekuensi : 75x/menit (normal)
Voltase gelombang P pada lead II atau aVF melebihi 2.5 mm atau 0.25
mV (P-Pulmonale)
Voltase gelombang P pada lead V1 atau V2 melebihi 1.5 mm atau 0.15
mV
Durasi gelombang P < 0,12 sec kecuali terdapat juga pembesaran atrium
kiri
Biasanya juga ditemukan gambaran RVH
Perhatikan gelombang P di lead II dan V1
Voltase gelombang P di lead II lebih dari 2.5 mm ( P-Pulmonale )
Terdapat gelombang R yang tinggi di lead prekordial kiri sugestif RVH
Pembesaran atrium kiri
atau dalam bahasa
inggrisnya Left Atrial
Enlargement
(LAE) singkatnya
merupakan pembesaran
ukuran dari rongga atrium
kiri jantung akibat adanya
tekanan atau volume yang
berlebihan pada atrium kiri.
Penyebab LAE pada
umumnya yaitu:
1. Hipertensi yang berat
2. Severe Aorta
3. Stenosis
Irama : Reguler
Frekuensi : 75x/menit (normal)
Gelombang P :
◦ Durasi gelombang P pada standar lead melebihi 0.11 sec ato
kurang lebih 2,5 mm
◦ Terdapat notch pada gelombang P, umumnya terlihat pada lead II.
Biasa disebut dengan P-Mitrale
◦ Durasi komponen negatif dari gelombang P di lead V1 melebih 0.04
sec atau kurang lebih 1mm
• Durasi gelombang P di lead II mencapai 0,12 sec disertai notch ( P-
Mitrale )
• Komponen defleksi negatif gelombang P di lead V1 mencapai 1mm
dalam amplitudo dan 0.04 sec dalam durasi
 Interval PR : 0,12-0,20 sec (normal)
 Gelombang QRS : 0,06-0,12 sec (normal)
 Hipertrofi ventrikel kanan atau dalam bahasa
inggrisnya Right Ventricular Hyperthropy
(LVH)singkatnya merupakan penebalan atau
penambahan massa otot atau miokardium dari
ventrikel kanan sebuah jantung
 Beberapa Penyebab RVH :
- Hipertensi Pulmonal
- Mitral Stenosis
- Penyakit Paru – Paru yang kronik
- Penyakit Jantung Bawaan (Tetralogy of
Fallot,ASD,dll)
- Stenosis Pulmonal
- Arrythmogenic Right
Hipertrofi ventrikel Ventricular
kanan Dysplasia
atau dalam bahasa inggrisnya Right
Ventricular Hyperthropy (LVH)singkatnya merupakan penebalan atau
penambahan massa otot atau miokardium dari ventrikel kanan sebuah
jantung
 Beberapa Penyebab RVH : Hipertensi Pulmonal, Mitral Stenosis ,
Penyakit Paru – Paru yang kronik , Penyakit Jantung Bawaan (Tetralogy
of Fallot,ASD,dll), Stenosis Pulmonal Arrythmogenic Right Ventricular
Dysplasia
◦ Perhatikan rasio gelombang R/S di lead V1
◦ - Bila dibagi antara gelombang R = 9 mm dan gelombang S = 0.5
mm maka 9/0.5 = 18 > 1 maka ratio R/S di V1 > 1
◦ - Terdapat Right Axis Deviation
◦ - Terdapat juga ST depresi dan Inversi T di Lead V1-3, II, III, aVF
yang dinamakan Strain Pattern pada RVH
◦ - Terdapat gambaran rSR’ di V1 dan V2 dan S dalam di I, aVL yang
merupakan gambaran Right Bundle Branch Block yang inkomplit
◦ - Terdapat gelombang P yang tinggi di lead II > 2,5 mV yang
merupakan gambaran Right Atrial Enlargement
 - Karena Berbagai Temuan yang sangat mengindikasikan ekg ini
ke - RVH maka kesimpulannya pada ekg ini didapatkan RVH
merupakan
penebalan atau
penambahan massa
otot atau
miokardium dari
ventrikel kiri sebuah
jantung.

 Adanya penambahan massa otot ventrikel kanan akan terjadi


penambahan kekuatan voltase arus listrik jantung pada bagian ventrikel
sebelah kanan sehingga terjadipeninggian amplitudo dari gelombang R
pada lead dada sebelah kanan ( V1 dan V2 )dan peninggian kedalaman
dari gelombang S pada lead dada sebelah Kiri ( V5 dan V6).
 Penebalan otot ventrikel kanan juga menyebabkan meningkatnya waktu
depolarisasi ventrikel dibandingkan dengan otot yang tidak menebal
( Pelebaran pada kompleks QRS ), terganggunnya fase repolarisasi
( Abnormalitas dari gelombang ST-T ) dan aksis arus listrik akan
dominant ke arah ventrikel kanan atau dikenal dengan istilah Right Axis
• Terjadi peninggian amplitudo dari gelombang R pada lead
dada sebelah kiri ( I, aVL, V5, V6* ) karena penambahan massa
otot berarti penambahan kekuatan voltase arus listrik
• Disertai peninggian kedalaman dari gelombang S pada lead
dada sebelah kanan ( III, aVR, V1, V2* )
• Pelebaran pada kompleks QRS (karena peningkatan waktu
depolarisasi ventrikel dibandingkan dengan otot yang tidak
menebal)
• Abnormalitas gelombang ST (depresi) dan T (inversi) karena
fase repolarisasi terganggu (strain pattern)
• Deviasi axis kiri
- Perhatikan Gelombang R di V5 dan V6 serta S di V1 dan V2.
- Bila dijumlahkan Gelombang S di V2 dan R di V5 maka
hasilnya didapatkan sebesar 35 kotak kecil atau setara dengan
35 mV.
- Sesuai kriteria Sokollow Lyon maka pada ekg ini didapatkan
LVH.
- Terdapat juga ST depresi dan Inversi T di Lead V5,V6,I dan aVL
yang dinamakan Strain Pattern pada LVH
 Aritmia adalah suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung
atau irama jantung. Hal ini bisa dirasakan ketika misalnya, jantung
berdetak lebih cepat dari normal yang selanjutnya disebut takikardia
atau ketika jantung berdetak lebih lambat dari normal, yang disebut
sebagai bradikardia.
Kondisi dimana jantung penderita berdetak lebih lambat dari kondisi normal.
Kriteria :
- Irama : Teratur
- Frekuensi ( HR ) : < 60 X/menit
- Gelombang P : diikuti kompleks QRS
- Interval PR : konstan
- Gelombang QRS : Normal
Adalah Bentuk Takikardi Supraventikular ditandai dengan keterlibatan nodus
AV
Kriteria :
- Irama : Teratur
- Frekuensi ( HR ) : > 100 X/menit
- Gelombang P : Terbalik didepan, belakang atau menghilang
- Interval PR : < 0,12 detik atau tidak ada
- Gelombang QRS : Normal
Merupakan hantaran yang berasal dari AV junction kemudian impuls diantar
kearah atrium atau ventrikel, masa kompensasi tidak penuh.
Kriteria :
- Irama : Tdk teratur, krn ada gel. yg timbul lebih dini
- Frekuensi ( HR ) : Tergantung irama dasarnya
- Gelombang P : Tdk normal, sesuai dgn letak asal impuls. Gelombang P
terletak di dpn, didalam, / dibelakang kompleks QRS.
- Interval PR : Memendek atau tidak ada
- Gelombang QRS : Prematur
Merupakan irama yang terjadi ketika AV junction melebihi nodus sinus
Kriteria :
- Irama : Teratur
- Frekuensi ( HR ) : antara 60-100 x/menit
- Gelombang P : inverted sebelum QRS
- Interval PR : memendek
- Gelombang QRS : sempit
 Irama : Tidak Teratur karena ada irama yang timbul
teratur
 Frewensi : Bervariasi, tergantung irama dasar
 Gelombang P : Tidak Ada
 Interval PR : tidak ada
 Interval QRS : Lebar > 0,12 detik
 Tiap beet berikutnya merupakan PVC
 Irama : irreguler
 Gelombang P tidak terlihat
 Frekuensi: tergantung irama awal
 Gelombang QRS: menyempit <0,12 s
 Gelombang ST rendah diikuti dengan T inversi
VES Quadrigemini merupakan VES Repetitif
Tiap 3 gelombang normal akan diikuti satu VES (denyut ke-
empat)

Irama : Irreguler
Frekwensi : < 90 x / menit
Gelombang P : tidak terlihat
Gelombang QRS : Melebar, > 0,14 detik
Interval Gelombang P : 2x Interval PP
 VES Multifokal adalah Ventrikel Ekstra Sistol yang
memiliki bentuk beragam dalam lead yang sama.
VES Multifokal menunjukan ada beberapa sumber
impuls yang berbeda di Ventrikel.
 Berurutan atau bertalian
 Irama : irreguler
 Gel. P: tidak terlihat
 VES yang muncul persis di gelombang T.
 Gelombang R on T akan muncul jika ada
ekstra sistole yang muncul, dimana R dari
ekstra sistole tersebut berada di gelombang T
sebelumnya
Percepata irama jantung yang merupakan irama jantung
dimana pacemaker berasal dari jaringan otot ventrikel (normal
pacemaker berasal dari SA)
Kriteria :
- Irama : Teratur
- Frekuensi ( HR ) : 20 – 40 X/menit
- Gelombang P : Tidak terlihat
- Interval PR : Tidak ada
- Gelombang QRS : > 0,12 detik
Kriteria :
- Irama : Teratur
- Frekuensi ( HR ) : > 100 X/menit
- Gelombang P : Tidak terlihat
- Interval PR : Tidak ada
- Gelombang QRS : > 0,12 detik
VT yang memiliki kompleks QRS yang sama pada
setiap denyutan dan mendadakan depolarisasi
yang berulang dari tempat yang sama.
Irama : Irreguler
Frekuensi : 100-250 x/menit
Gel P : tidak ada
Kompleks QRS : lebar atau lebih dari normal
VT yang memiliki kompleks QRS yang bervariasi dan
menunjukkan adanya urutan depolarisasi yang
berubah dari beberapa tempat, biasanya
disebabkan MI
Irama : Irreguler
Frekuensi : 100-250 x/menit
Gel P : tidak ada
Kompleks QRS : lebar atau lebih dari normal
Kriteria :
- Irama : Tidak teratur
- Frekuensi ( HR ) : Tidak dapat dihitung
- Gelombang P : Tidak ada
- Interval PR : Tidak ada
- Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung,
bergelombang & tidak teratur
Fibrilasi Ventrikel halus (“Fine”)
Adalah suatu keadaan dimana tidak terdapat aktivitas listrik dan
aktivitas mekanik dari jantung (tidkak terdapat frekuensi
ventrikel atau iramanya, tidak ada denyut, dan tidak ada curah
jantung).
Irama : Tidak terlihat adanya aktiivitas ventrikel atau < 6
kompleks/menit
Gelombang P : terkadang terlihat
Gel R : tidak dapat ditetapkan
Gel QRS : tidak terlihat adanya defleksi yang konsisten dengan
suatu kompleks
Interval PR : Tidak ada
Merupakan salah satu bentuk dari polimorfik VT yang
dihubungkan dengan adanya interval QT yang memanjang
sebelumnya dan biasanya di inisiasi oleh gelombang prematur.
Irama : Tidak teratur
Gel. QRS : Morfologi durasi dan axis berubah-berubah
Interval Q-T : pemanjangan dari sebelumnya
Selama periode VT, terdapat twist atau periode seperti isoelektris
lain.
Frekuensi : biasanya antara 150 – 220x/menit
Irama : Irreguler
Gelombang P : Tidak jelas jika muncul
Kriteria :
- Ada aktivitas listrik jantung tapi tidak
terdeteksi pada saat persamaan arteri (nadi
tidak teraba)

Anda mungkin juga menyukai